Anda di halaman 1dari 104

PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk

DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


TANGGAL 31 DESEMBER 2019
SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
TANGGAL 31 DESEMBER 2019 SERTA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

DAFTAR ISI

Halaman

Surat Pernyataan Direksi

Laporan Auditor Independen

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian.............…….……………….……………....…………….......... 1-2

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian…………..….………………... 3

Laporan Perubahan Ekuitas - Neto Konsolidasian………….….…………………………………………. 4

Laporan Arus Kas Konsolidasian..............………………………………………...................................... 5

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian..............……………………………….......................... 6 - 49


PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2019* 2018

ASET

ASET LANCAR
Kas dan bank 2e,2f,4,26 6.446.147.948 7.024.446.536
Piutang usaha - setelah dikurangi
akumulasi penyisihan penurunan
nilai piutang sebesar
Rp1.749.012.735 pada tahun 2019
dan Rp1.710.593.888 pada
tahun 2018 2e,5,21,26 12.798.330.552 9.723.314.660
Piutang lain-lain 2e,26 5.000.000 -
Persediaan 112.055.100 108.201.159
Uang muka dan beban dibayar di muka 2g,2k,6,7b,24 28.286.628.169 26.672.319.444

Jumlah Aset Lancar 47.648.161.769 43.528.281.799

ASET TIDAK LANCAR


Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp8.820.739.817 pada tahun
2019 dan Rp8.113.777.770 2h,2j,2k,7c,
pada tahun 2018 8,13,19,21 1.411.402.468 2.061.593.452
Aset takberwujud - setelah dikurangi
akumulasi amortisasi sebesar
Rp94.103.125 pada tahun
2019 dan Rp36.562.500
pada tahun 2018 2i,2j 188.346.875 98.437.500
Aset pajak tangguhan 2n,12d 1.322.069.121 1.167.312.377
Aset lain-lain 9 420.892.160 22.500.000

Jumlah Aset Tidak Lancar 3.342.710.624 3.349.843.329

JUMLAH ASET 50.990.872.393 46.878.125.128

* Termasuk laporan posisi keuangan PT GED Lintas Indonesia, karena PT Trimuda Nuansa Citra Tbk memperoleh
pengendalian pada tanggal 10 Oktober 2019 (Catatan 1b).

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

1
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2019* 2018

LIABILITAS DAN EKUITAS - NETO

LIABILITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK


Utang usaha 2e,10,26
Pihak ketiga 2.313.189.375 1.972.568.215
Pihak berelasi 2k,7c 499.583.130 469.309.484
Utang lain-lain 2e,26 23.414.271 153.777.693
Beban masih harus dibayar 2e,11,26 689.336.550 305.754.980
Utang pajak 2n,12a 418.458.586 753.910.359
Utang pembiayaan jangka panjang
yang akan jatuh tempo dalam
waktu satu tahun 2e,8,13,26 120.918.951 160.695.373

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 4.064.900.863 3.816.016.104

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Utang pembiayaan jangka panjang -
setelah dikurangi bagian yang
akan jatuh tempo dalam
waktu satu tahun 2e,8,13,26 27.804.420 148.723.371
Utang pihak berelasi 2e,2k,7d,26 1.154.089.400 -
Liabilitas imbalan kerja karyawan 2l,14,21 3.539.263.753 2.958.655.624

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 4.721.157.573 3.107.378.995

JUMLAH LIABILITAS 8.786.058.436 6.923.395.099

EKUITAS - NETO
Modal saham - nilai nominal
Rp100 per saham
Modal dasar - 880.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor
penuh - 421.640.000 saham 15 42.164.000.000 42.164.000.000
Tambahan modal disetor 16 6.940.515.304 6.905.515.304
Defisit (6.899.170.087) (9.114.785.275)

Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan


Kepada Pemilik Entitas Induk 42.205.345.217 39.954.730.029

KEPENTINGAN NONPENGENDALI 2d,17 531.260 -

JUMLAH EKUITAS - NETO 42.204.813.957 39.954.730.029

JUMLAH LIABILITAS DAN


EKUITAS - NETO 50.990.872.393 46.878.125.128

* Termasuk laporan posisi keuangan PT GED Lintas Indonesia, karena PT Trimuda Nuansa Citra Tbk memperoleh
pengendalian pada tanggal 10 Oktober 2019 (Catatan 1b).

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

2
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN LABA RUGI
DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2019
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2019* 2018

PENJUALAN 2m,18 75.622.705.756 63.362.413.566

BEBAN POKOK PENJUALAN 2m,8,19 58.725.830.067 44.508.397.972

LABA KOTOR 16.896.875.689 18.854.015.594

Beban penjualan 2m,20 2.744.883.048 2.743.277.231


2k,2m,5,
Beban umum dan administrasi 7e,8,14,21 10.918.037.870 12.556.582.796

LABA OPERASI 3.233.954.771 3.554.155.567

Laba penjualan aset tetap 2h,8 41.000.000 22.500.000


Lain-lain - bersih 202.255.365 (41.519.615)

LABA SEBELUM MANFAAT


(BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 3.477.210.136 3.535.135.952

MANFAAT (BEBAN) PAJAK


PENGHASILAN 2n,12b
Kini 12c (1.284.407.337) (1.285.725.000)
Tangguhan 12d 125.500.831 388.651.486

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 2.318.303.630 2.638.062.438

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN


Pos yang tidak akan direklasifikasi ke
laba rugi pada periode berikutnya:
Pengukuran kembali
liabilitas imbalan kerja 2l,14 (132.143.200) 750.353.967
Manfaat (beban) pajak
penghasilan terkait 29.255.913 (187.588.492)

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 2.215.416.343 3.200.827.913

JUMLAH LABA BERSIH YANG DAPAT


DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik Entitas Induk 2.318.502.475 2.638.062.438
Kepentingan Nonpengendali (198.845) -

JUMLAH 2.318.303.630 2.638.062.438

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF YANG


DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik Entitas Induk 2.215.615.188 3.200.827.913
Kepentingan Nonpengendali (198.845) -

JUMLAH 2.215.416.343 3.200.827.913

LABA BERSIH PER SAHAM YANG


DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA
PEMILIK ENTITAS INDUK 2p,22 5,50 7,10

* Termasuk laporan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain PT GED Lintas Indonesia, karena
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

3
PT Trimuda Nuansa Citra Tbk memperoleh pengendalian pada tanggal 10 Oktober 2019 (Catatan 1b).

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

4
`

PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA


LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS - NETO KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2019
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Modal Saham Ekuitas Yang Dapat


Ditempatkan dan Tambahan Modal Diatribusikan Kepada Kepentingan
Disetor Penuh Disetor Defisit Pemilik Entitas Induk Nonpengendali Jumlah Ekuitas - Neto

Saldo 31 Desember 2017 22.164.000.000 40.570.804 (12.315.613.188) 9.888.957.616 - 9.888.957.616

Penawaran umum dan


perdana 20.000.000.000 - - 20.000.000.000 - 20.000.000.000
Agio saham penawaran
Perdana saham - 6.864.944.500 - 6.864.944.500 - 6.864.944.500

Laba komprehensif tahun


berjalan - - 3.200.827.913 3.200.827.913 - 3.200.827.913

Saldo 31 Desember 2018 42.164.000.000 6.905.515.304 (9.114.785.275) 39.954.730.029 - 39.954.730.029

Akuisisi Entitas Anak - - - - (332.415) (332.415)

Pengampunan pajak Entitas


Anak - 35.000.000 - 35.000.000 - 35.000.000

Laba komprehensif tahun


berjalan - - 2.215.615.188 2.215.615.188 (198.845) 2.215.416.343

Saldo 31 Desember 2019 42.164.000.000 6.940.515.304 (6.899.170.087) 42.205.345.217 (531.260) 42.204.813.957

*Termasuk laporan posisi keuangan PT GED Lintas Indonesia, karena PT Trimuda Nuansa Citra Tbk memperoleh pengendalian pada tanggal 10 Oktober 2019 (Catatan 1b).

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

4
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2019
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2019* 2018

ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS


OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 72.509.271.017 61.769.935.489
Pembayaran kepada:
Pemasok (41.679.613.507 ) (30.287.975.024)
Karyawan (25.537.748.227 ) (23.307.644.690)
Kegiatan operasional lainnya (5.083.541.160 ) (10.382.588.588)
Kas Neto Diperoleh Dari
(Digunakan Untuk)
Aktivitas Operasi 208.368.123 (2.208.272.813)

ARUS KAS UNTUK AKTIVITASI


INVESTASI
Investasi penyertaan saham (299.000.000 ) -
Perolehan aset tetap 8 (277.756.557 ) (732.314.462)
Perolehan aset takberwujud (147.450.000 ) -
Penjualan aset tetap 41.000.000 22.500.000
Uang muka pembelian tanah 6 - (18.823.333.333)
Kas Neto yang Digunakan Untuk
Aktivitas Investasi (683.206.557) (19.533.147.795)

ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS


PENDANAAN
Pembayaran utang pembiayaan (160.695.373 ) (178.130.357 )
Setoran modal Entitas Anak oleh
Kepentingan Nonpengendali 16.000.000 20.000.000.000
Tambahan modal disetor 15 - 6.864.944.500
Kas Neto Diperoleh Dari (Digunakan
Untuk) Aktivitas Pendanaan (144.695.373) 26.686.814.143
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO
KAS DAN BANK (619.533.807) 4.945.393.535

KAS DAN BANK ENTITAS ANAK


PADA SAAT AKUISISI 41.235.219 -

KAS DAN BANK AWAL TAHUN 7.024.446.536 2.079.053.001


KAS DAN BANK AKHIR TAHUN 6.446.147.948 7.024.446.536

* Termasuk laporan arus kas PT GED Lintas Indonesia, karena PT Trimuda Nuansa Citra Tbk memperoleh
pengendalian pada tanggal 10 Oktober 2019 (Catatan 1b).

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

5
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (Entitas Induk) didirikan di Indonesia sesuai Akta Notaris Elliza
Asmawel, S.H., No. 21 tanggal 4 Mei 1995, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah ditegaskan
kembali berdasarkan Akta Notaris Samsul Hadi S.H. No 25, tanggal 15 Agustus 1997, notaris di
Jakarta. Akta penegasan kembali atas akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-12.478.HT.01.01 TH.97
tanggal 2 Desember 1997, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 24,
Tambahan No. 1732 tanggal 13 Februari 1998. Anggaran Dasar Entitas Induk telah mengalami
beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Yulia, S.H., No. 110 tanggal 14 November
2018, notaris di Jakarta mengenai perubahan modal dasar, ditempatkan dan disetor, serta susunan
pemegang saham Entitas Induk. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
No. AHU-AH.01.03-0264730 tanggal 15 November 2018 serta diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 78, Tambahan No. 3774/L tahun 2018.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Entitas Induk, ruang lingkup kegiatan Entitas Induk bergerak
dalam bidang perdagangan pembangunan, industri, pertanian, angkutan, pertambangan, percetakan
dan jasa.
Entitas Induk berkedudukan di Jakarta dengan lokasi kantor pusat di Jalan Prof. Dr. Soepomo SH
No. 58, Jakarta Selatan. Entitas induk mulai melakukan kegiatan usaha secara komersial pada tahun
1995.
Saat ini Entitas induk mengoperasikan jasa penyelenggaraan pos yang mencakup jasa kurir dan
logistik dengan merek dagang “Garuda Express Delivery”.

Entitas Induk langsung Perusahaan adalah PT Akulaku Silvrr Indonesia, sedangkan Entitas Induk
utama Perusahaan adalah Rockcore Information Technology Ltd, yang didirikan dan berdomisili di
Hongkong.
b. Struktur Grup

Persentase
Mulai Kepemilikan Aset Pendapatan
Entitas anak Domisili Komersial Aktivitas Bisnis 2019 2019 2019

Kepemilikan langsung melalui Entitas Induk

PT GED Lintas Belum Pengangkutan dan


Indonesia (GLI) Jakarta beroperasi pergudangan 99,67% 78.661.917 -

Sesuai Akta No. 35 tanggal 10 Oktober 2019, oleh Notaris Rini Yulianti, S.H., Entitas Induk
mengakuisisi 99,67% kepemilikan saham PT Gavia Ekspres dari Taufik, pihak ketiga, dengan harga
pengalihan sebesar Rp299.000.000. PT Gavia Ekspres melakukan perubahan nama menjadi
PT GED Lintas Indonesia sesuai dengan akta No. 68 tanggal 20 November 2019.

GLI adalah entitas yang bergerak dalam bidang penyelenggaran pos yang mencakup aktivitas kurir
dan agen pos. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2019, GLI belum memulai kegiatan operasi
komersialnya.

6
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, dan Karyawan

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Entitas Induk pada tanggal 31 Desember 2019 adalah sebagai
berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris Utama dan Independen : Achmad Sutijipto
Komisaris Independen : Pamitra Wineka
Komisaris : Andy Raharja
Komisaris : Chen Yuanyuan

Direksi
Direksi Utama : Arifin Seman
Direktur : Marius Obbert Mulia
Direktur : Ari Widatmoko
Direktur : Hari Setianto
Direktur : Ji Ruitian

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Entitas Induk pada tanggal 31 Desember 2018 adalah sebagai
berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris Utama dan Independen : Achmad Sutijipto
Komisaris : Andy Raharja

Direksi
Direksi Utama : Arifin Seman
Direktur : Marius Obbert Mulia
Direktur Independen : Maulana Iskandar
Susunan komite audit Entitas Induk pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah sebagai berikut:

Ketua : Achmad Sutjipto


Anggota : Femmy Osito
Dadang Suhendra
Gaji dan tunjangan yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, secara keseluruhan masing-masing berjumlah
sebesar Rp1.549.000.000 dan Rp901.666.600.

Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Grup memiliki masing-masing 51 dan 53 orang karyawan
tetap (tidak diaudit).

d. Penawaran Umum Efek


Pada tanggal 8 Juni 2018, Entitas Induk telah memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif atas
Pernyataan Pendaftaran Emisi Saham dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.S-73/D.04/2018 untuk
melaksanakan penawaran umum saham kepada masyarakat sebanyak 200.000.000 saham dengan
nilai nominal Rp100 per saham, dengan harga penawaran sebesar Rp150 per saham. Entitas Induk
telah mencatatkan seluruh sahamnya pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juni 2018.
Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, seluruh saham Entitas Induk sejumlah 421.640.000
saham telah dicatatkan pada BEI.

7
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

e. Penyelesaian Laporan Keuangan


Manajemen Entitas Induk bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini,
yang telah diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan oleh manajemen Entitas Induk pada tanggal
15 April 2020.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN


a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan konsolidasian PT Trimuda Nuansa Citra Tbk dan Entitas Anak disusun
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK) serta peraturan regulator
pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan PSAK 1, “Penyajian Laporan Keuangan”.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah
selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan
konsolidasian Grup untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, kecuali bagi
penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait atas
laporan keuangan konsolidasian, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan,
diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2019.

Laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, disusun berdasarkan
dasar akrual dengan menggunakan konsep harga perolehan, kecuali beberapa akun tertentu disusun
berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun
tersebut.

Grup menerapkan PSAK 2, “Laporan Arus Kas”.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah
Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Grup.

Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik atas kinerja keuangan Grup, karena sifat dan
jumlahnya yang signifikan, beberapa item pendapatan dan beban telah disajikan secara terpisah.

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di


Indonesia mengharuskan penggunaan estimasi dan asumsi. Hal tersebut juga mengharuskan
manajemen untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup. Area
yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area dimana asumsi dan
estimasi dapat berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian diungkapkan di
Catatan 3.

8
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

b. Standar Akuntansi Baru

Standar dan amendemen standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2020, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu:

- PSAK 71 “Instrumen Keuangan”;

Seluruh aset keuangan yang diakui dalam ruang lingkup PSAK 71 disyaratkan untuk diukur
selanjutnya pada biaya perolehan diamortisasi atau nilai wajar. Khususnya, investasi utang yang
dikelola dalam model bisnis yang bertujuan untuk mendapatkan arus kas kontraktual, dan yang
mempunyai arus kas kontraktual yang semata dari pembayaran pokok dan bunga dari jumlah
pokok terutang yang umumnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi pada akhir periode
akuntansi berikutnya. Instrumen utang yang dikelola dalam model bisnis yang bertujuan untuk
mendapatkan arus kas kontraktual dan menjual aset keuangan, dan yang mempunyai
persyaratan kontraktual dengan tanggal tertentu atas arus kas yang semata dari pembayaran
pokok dan bunga dari jumlah pokok terutang, umumnya diukur pada nilai wajar melalui
penghasilan komprehensif lain. Seluruh investasi utang dan investasi ekuitas diukur pada nilai
wajar pada periode akuntansi berikutnya. Selanjutnya, sesuai dengan PSAK 71, entitas dapat
menetapkan pilihan yang tak terbatalkan untuk menyajikan perubahan selanjutnya dalam nilai
wajar investasi ekuitas (yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan ataupun imbalan kontinjensi
yang diakui oleh pengambil alih dalam kombinasi bisnis ketika PSAK 22 diterapkan) dalam
penghasilan komprehensif lain, dengan hanya penghasilan dividen yang umumnya diakui dalam
laba rugi.

Berkenaan dengan pengukuran liabilitas keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laba
rugi, PSAK 71 mensyaratkan jumlah perubahan nilai wajar dari liabilitas keuangan yang
diatribusikan oleh perubahan risiko kredit dari liabilitas tersebut disajikan dalam penghasilan
komprehensif lain, kecuali jika pengakuan dari perubahan risiko kredit liabilitas tersebut dalam
penghasilan komprehensif lain akan menimbulkan atau memperbesar inkonsistensi pengakuan
(accounting mismatch) dalam laba rugi. Perubahan nilai wajar yang dapat diatribusikan oleh
perubahan risiko kredit dari liabilitas keuangan selanjutnya tidak direklasifikasi ke laba rugi.
Sesuai dengan PSAK 55, seluruh perubahan nilai wajar dari liabilitas keuangan yang ditetapkan
sebagai nilai wajar melalui laba rugi disajikan dalam laba rugi.

Sehubungan dengan penurunan nilai aset keuangan, PSAK 71 mensyaratkan model kerugian
kredit ekspektasian, yang berbeda dengan model kerugian kredit sesuai dengan PSAK 55.
Model kerugian kredit ekspektasian mensyaratkan suatu entitas untuk menghitung kerugian
kredit ekspektasian dan perubahan dalam kerugian kredit ekspektasian pada setiap tanggal
pelaporan untuk mencerminkan perubahan risiko kredit sejak awal pengakuan. Dengan kata
lain, terjadinya peristiwa kredit tidak diperlukan sebelum kerugian kredit diakui.

Persyaratan umum akuntansi lindung nilai yang baru mempertahankan tiga jenis mekanisme
akuntansi lindung nilai yang saat ini tersedia berdasarkan PSAK 55. PSAK 71 memperkenalkan
fleksibilitas yang lebih besar pada jenis transaksi memenuhi syarat akuntansi lindung nilai,
secara khusus memperluas jenis instrumen yang memenuhi kualifikasi untuk instrumen lindung
nilai dan jenis komponen risiko instrumen non-keuangan memenuhi syarat akuntansi lindung
nilai. Selain itu, uji efektivitas telah direvisi dan diganti dengan prinsip 'hubungan ekonomi'.
Penilaian retrospektif terhadap efektivitas lindung nilai juga tidak diperlukan lagi. Persyaratan
pengungkapan yang lebih luas atas aktivitas manajemen risiko entitas juga telah diperkenalkan.

9
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

b. Standar Akuntansi Baru (lanjutan)

- Amandemen PSAK 71 - “Instrumen Keuangan: Fitur Percepatan Pelunasan dengan


Kompensasi Negatif”

Amendemen PSAK 71 mengamendemen paragraf PP4.1.11(b) dan PP4.1.12(b), dan


menambahkan paragraf PP4.1.12A yang mengatur bahwa aset keuangan dengan fitur
percepatan pelunasan yang dapat menghasilkan kompensasi negatif memenuhi kualifikasi
sebagai arus kas kontraktual yang berasal semata dari pembayaran pokok dan bunga dari
jumlah pokok terutang.
- PSAK 72 “Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan”;
PSAK 72 menetapkan satu model komprehensif untuk digunakan entitas dalam akuntansi untuk
pendapatan yang timbul dari kontrak dengan pelanggan. Pada saat berlaku efektif, PSAK 72
akan menggantikan panduan pengakuan pendapatan saat ini termasuk PSAK 23 Pendapatan,
PSAK 34 Kontrak Konstruksi dan interpretasi terkait.
Prinsip utama PSAK 72 adalah bahwa entitas harus mengakui pendapatan untuk
menggambarkan pengalihan barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan dalam jumlah
yang mencerminkan imbalan yang diperkirakan menjadi hak entitas dalam pertukaran dengan
barang atau jasa tersebut. Secara khusus, Standar memperkenalkan pendekatan 5 langkah
untuk pengakuan pendapatan:

• Langkah 1: Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan


• Langkah 2: Mengidentifikasi kewajiban pelaksanaan dalam kontrak
• Langkah 3: Menentukan harga transaksi
• Langkah 4:Mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban pelaksanaan dalam kontrak
• Langkah 5: Mengakui pendapatan ketika (atau selama) entitas telah memenuhi kewajiban
pelaksanaan

Berdasarkan PSAK 72, entitas mengakui pendapatan ketika (atau pada saat) kewajiban
pelaksanaan terpenuhi, yaitu ketika pengendalian barang atau jasa yang mendasari kewajiban
pelaksanaan tertentu dialihkan ke pelanggan.

Panduan preskriptif lebih jauh telah ditambahkan pada PSAK 72 untuk menangani skenario
tertentu. Selanjutnya, pengungkapan yang luas disyaratkan oleh PSAK 72.

Standar menginjinkan untuk menerapkan dengan pendekatan restrospektif penuh atau dengan
restropektif modifikasian untuk penerapannya.

- PSAK 73 “Sewa”

PSAK 73 memperkenalkan model komprehensif untuk mengidentifikasi pengaturan sewa dan


perlakuan akuntansi baik untuk pesewa (lessor) dan penyewa (lessee). Pada saat berlaku
efektif, PSAK 73 akan menggantikan pedoman sewa saat ini yaitu PSAK 30: Sewa dan
interpretasi terkait.

PSAK 73 membedakan kontrak sewa dan jasa berdasarkan apakah asset identifikasian
dikendalikan oleh pelanggan. Perbedaan sewa operasi (off balance sheet) dan sewa
pembiayaan (on balance sheet) dihapus untuk akuntansi penyewa, dan digantikan oleh model
dimana aset hak-guna dan liabilitas terkait harus diakui untuk semua sewa oleh lessee (yaitu
semua pada on balance sheet) kecuali untuk sewa jangka pendek dan sewa aset bernilai
rendah.

10
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

b. Standar Akuntansi Baru (lanjutan)

- PSAK 73 “Sewa” (lanjutan)

Aset hak-guna awalnya diukur pada biaya perolehan dan kemudian diukur pada biaya perolehan
(tunduk pada pengecualian tertentu) dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai, disesuaikan untuk setiap pengukuran kembali liabilitas sewa. Liabilitas sewa
awalnya diukur pada nilai kini dari pembayaran sewa yang belum dibayarkan pada tanggal
tersebut. Selanjutnya, liabilitas sewa disesuaikan antara lain dengan pembayaran bunga dan
sewa, serta dampak modifikasi sewa. Lebih lanjut, klasifikasi arus kas juga akan terpengaruh.
Berdasarkan PSAK 30, pembayaran sewa operasi disajikan sebagai arus kas operasi;
sedangkan berdasarkan model PSAK 73, pembayaran sewa akan dibagi menjadi bagian pokok
dan bagian bunga yang akan disajikan masing-masing sebagai arus kas pendanaan dan
operasi.

Berbeda dengan akuntansi penyewa, PSAK 73 secara substansial meneruskan persyaratan


akuntansi pesewa dalam PSAK 30, dan tetap mensyaratkan pesewa untuk mengklasifikasikan
sewa baik sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan.

- Amandemen PSAK 15 - “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama: Kepentingan
Jangka Panjang pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”;

Amendemen ini menambahkan paragraf 14A untuk mengatur bahwa entitas juga menerapkan
PSAK 71 atas instrumen keuangan pada entitas asosiasi atau ventura bersama dimana metode
ekuitas tidak diterapkan. Hal ini termasuk kepentingan jangka panjang yang secara substansi
membentuk bagian investasi neto entitas pada entitas asosiasi atau ventura bersama
sebagaimana dimaksud dalam PSAK 15 paragraf 38.

- Amandemen PSAK 62 - “Kontrak Asuransi - Menerapkan PSAK 71: Instrumen Keuangan


dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi”;

Amendemen ini merupakan amendemen lanjutan dikarenakan oleh penerbitan PSAK 71.
Standar yang diamendemen memberikan petunjuk bagi entitas yang mengeluarkan kontrak
asuransi, terutama perusahaan asuransi, tentang bagaimana menerapkan PSAK 71.

Entitas yang memilih untuk menerapkan pendekatan berlapis secara retrospektif ke aset
keuangan yang memenuhi syarat ketika pertama kali menerapkan PSAK 71.

- Amandemen PSAK 1 - “Penyajian Laporan Keuangan: Definisi Material” dan Amandemen PSAK
25 - “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan: Definisi Material”;

Definisi yang baru menyatakan bahwa “Informasi adalah material jika menghilangkan, salah saji
atau mengaburkannya yang diyakini dapat diharapkan untuk mempengaruhi keputusan yang
dibuat oleh pengguna utama laporan keuangan tujuan umum yang dibuat berdasarkan laporan
keuangan tersebut, yang menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelaporan tertentu".

Amandemen tersebut mengklarifikasi bahwa materialitas akan tergantung pada sifat atau
besarnya informasi. Sebuah entitas perlu menilai apakah informasi tersebut, baik secara individu
atau kombinasi dengan informasi lain, adalah material dalam konteks laporan keuangan. Salah
saji informasi adalah material jika diyakini dapat diharapkan untuk mempengaruhi keputusan
yang dibuat oleh pengguna utama.

11
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

b. Standar Akuntansi Baru (lanjutan)

Grup sedang menganalisa dampak penerapan standar akuntansi dan interpretasi di atas terhadap
laporan keuangan konsolidasian Grup.

c. Klasifikasi Lancar dan Tidak Lancar

Grup menyajikan aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian berdasarkan
klasifikasi lancar/tak lancar. Suatu aset disajikan lancar bila:
i) akan direalisasi, dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi normal,
ii) untuk diperdagangkan,
iii) akan direalisasi dalam 12 bulan setelah tanggal pelaporan, atau kas atau setara kas kecuali
yang dibatasi penggunaannya atau akan digunakan untuk melunasi suatu liabilitas dalam paling
lambat 12 bulan setelah tanggal pelaporan.

Seluruh aset lain diklasifikasikan sebagai tidak lancar.

Suatu liabilitas disajikan lancar bila:


i) akan dilunasi dalam siklus operasi normal, untuk diperdagangkan,
ii) akan dilunasi dalam 12 bulan setelah tanggal pelaporan, atau
iii) tidak ada hak tanpa syarat untuk menangguhkan pelunasannya dalam paling tidak 12 bulan
setelah tanggal pelaporan.

Seluruh liabilitas lain diklasifikasikan sebagai tidak lancar.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diklasifikasikan sebagai aset dan liabilitas tidak lancar.

d. Prinsip-prinsip Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan konsolidasian Entitas Induk dan entitas
yang dikendalikan secara langsung oleh Entitas Induk (Catatan 1b).

Laporan keuangan Entitas Anak disusun dengan periode pelaporan yang sama dengan Entitas
Induk. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian telah
diterapkan secara konsisten oleh Grup, kecuali dinyatakan lain.

Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Entitas Induk
memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Entitas Induk kehilangan pengendalian.
Pengendalian dianggap ada ketika Entitas Induk memiliki secara langsung atau tidak langsung
melalui Entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.

Secara spesifik, Grup mengendalikan investee jika dan hanya jika Grup memiliki seluruh hal berikut
ini:

a. Kekuasaan atas investee (misal, hak yang ada memberikan kemampuan kini untuk
mengarahkan aktivitas relevan investee).
b. Eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee.
c. Kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah
imbal hasil investor.

12
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

d. Prinsip-prinsip Konsolidasian (lanjutan)

Ketika Grup memiliki kurang dari hak suara mayoritas, Grup dapat mempertimbangkan semua fakta
dan keadaan yang relevan dalam menilai apakah memiliki kekuasaan atas investee tersebut:

a. Pengaturan kontraktual dengan pemilik hak suara yang lain.


b. Hak yang timbul dari pengaturan kontraktual lain.
c. Hak suara dan hak suara potensial Grup.

Grup menilai kembali apakah investor mengendalikan investee jika fakta dan keadaan
mengindikasikan adanya perubahan terhadap satu atau lebih dari tiga elemen pengendalian.
Konsolidasi atas Entitas Anak dimulai ketika Grup memiliki pengendalian atas Entitas Anak dan
berhenti ketika Grup kehilangan pengendalian atas Entitas Anak. Aset, liabilitas, penghasilan dan
beban atas Entitas Anak yang diakuisisi atau dilepas selama periode termasuk dalam laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dari tanggal Grup memperoleh pengendalian
sampai dengan tanggal Grup menghentikan pengendalian atas Entitas Anak.

Laba atau rugi dan setiap komponen atas penghasilan komprehensif lain diatribusikan pada
pemegang saham Entitas Induk Grup dan pada Kepentingan Non Pengendali (“KNP”), walaupun
hasil di KNP mempunyai saldo defisit.

Transaksi antar perusahaan, saldo dan keuntungan serta kerugian yang belum direalisasi dari
transaksi antar Grup dieliminasi. Semua aset dan liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban dan arus
kas berkaitan dengan transaksi antar anggota Grup juga akan dieliminasi secara penuh dalam
proses konsolidasi. Bila diperlukan, penyesuaian dilakukan pada laporan keuangan Entitas Anak
agar kebijakan akuntansinya sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup.

Transaksi dengan KNP yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian merupakan transaksi
ekuitas. Selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar dan bagian yang diakuisisi atas nilai tercatat
aset neto Entitas Anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian pelepasan kepentingan non
pengendali juga dicatat pada ekuitas.

Perubahan kepemilikan pada Entitas Anak, tanpa kehilangan pengendalian, dihitung sebagai
transaksi ekuitas. Jika Grup kehilangan pengendalian atas Entitas Anak, maka Grup:

a. menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak;
b. menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
c. menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;
d. mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
e. mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
f. mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian sebagai laba
rugi; dan
g. mereklasifikasi ke laba rugi proporsi keuntungan dan kerugian yang telah diakui sebelumnya
dalam penghasilan komprehensif lain atau saldo laba, begitu pula menjadi persyaratan jika Grup
akan melepas secara langsung aset atau liabilitas yang terkait.

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset bersih dari Entitas Anak yang tidak dapat
diatribusikan, secara langsung maupun tidak langsung, pada Entitas Induk, yang masing-masing
disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan dalam
ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan
kepada pemilik Entitas Induk.

13
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

e. Instrumen Keuangan

Grup menerapkan PSAK 50, “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK 55, “Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

Klasifikasi

i. Aset keuangan
Aset keuangan dalam lingkup PSAK 55 diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh
tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Grup menentukan
klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat pengakuan awal dan jika diperbolehkan dan sesuai,
mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir tahun keuangan.

Aset keuangan Grup terdiri dari kas dan bank, piutang usaha dan piutang lain-lain yang
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

ii. Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK 55 dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai
yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada
saat pengakuan awal.
Liabilitas keuangan Grup terdiri dari utang usaha - pihak ketiga dan pihak berelasi, utang lain-
lain, beban masih harus dibayar, utang pihak berelasi dan utang pembiayaan yang
diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan
diamortisasi.

Pengakuan dan Pengukuran

i. Aset keuangan
Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang
tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun
waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian yang
lazim/reguler) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Grup berkomitmen untuk membeli
atau menjual aset.

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran
tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut
dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif.

Keuntungan dan kerugian diakui sebagai laba rugi pada saat pinjaman yang diberikan dan
piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses
amortisasi.

14
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

e. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan)

ii. Liabilitas keuangan


Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal liabilitas keuangan
yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, termasuk biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung.

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, selanjutnya setelah
pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif
kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan.

Saling Hapus dari Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan
posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling
hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat
maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan
liabilitasnya secara bersamaan.

Nilai Wajar dari Instrumen Keuangan


Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang
terorganisasi, jika ada, ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran atau permintaan
(bid or ask prices) pada penutupan perdagangan pada akhir periode pelaporan.
Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan
menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang
dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang berkeinginan dan memahami (recent arm’s length
market transactions); penggunaan nilai wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama;
analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain.

Bila nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif tidak dapat ditentukan
secara handal, aset keuangan tersebut diakui dan diukur pada nilai tercatatnya.

Biaya Perolehan Diamortisasi atas Instrumen Keuangan


Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi
dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih.
Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk
biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

15
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)


e. Instrumen Keuangan (lanjutan)
Penurunan Nilai Aset Keuangan
Setiap akhir periode pelaporan, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset
keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok
aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika,
terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih
peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa
yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau
kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
(i) Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Grup pertama kali
menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai adanya penurunan nilai secara individual
atas aset keuangan yang signifikan secara individual atau untuk aset keuangan yang tidak
signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif.

Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai adanya penurunan nilai atas aset
keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak,
maka Grup memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki
karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara
kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan
nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut
diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang
(tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus
kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut.
Jika pinjaman yang diberikan dan piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk
mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini. Nilai tercatat aset tersebut
berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laba rugi.

Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi
secara langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke akun cadangan penurunan nilai
jumlah tersebut dihapusbukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan tersebut.

Jika pada periode berikutnya jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan penurunan nilai
tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan, sepanjang nilai
tercatat aset tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dengan
menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.

Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode
berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan penurunan nilai, sedangkan jika
setelah akhir periode pelaporan dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya.

16
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)


e. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Penghentian Pengakuan

i. Aset Keuangan

Suatu aset keuangan, atau mana yang berlaku bagian dari aset keuangan atau bagian dari
kelompok aset keuangan sejenis, dihentikan pengakuannya pada saat:

a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau
b. Grup mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan
atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tanpa penundaan yang
signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan (i) secara
substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut,
atau (ii) secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat
atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah mentransfer pengendalian atas aset
keuangan tersebut.
Ketika Grup telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah
menandatangani kesepakatan pelepasan (pass through arrangement), dan secara substansial
tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, maupun
mentransfer pengendalian atas aset, aset tersebut diakui sejauh keterlibatan berkelanjutan Grup
terhadap aset keuangan tersebut.
Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur
sebesar jumlah terendah dari jumlah tercatat aset dan jumlah maksimal dari pembayaran yang
diterima Grup yang mungkin harus dibayar kembali.
Dalam hal ini, Grup juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer dan liabilitas terkait diukur
dengan dasar yang mencerminkan hak dan liabilitas yang masih dimiliki Grup.
Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara
nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk setiap aset baru yang
diperoleh dikurangi setiap liabilitas baru yang harus ditanggung; dan (ii) setiap keuntungan atau
kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

ii. Liabilitas keuangan


Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak
dihentikan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
Ketika liabilitas keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama
dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas
ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat
sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan
selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui sebagai laba rugi.

f. Kas dan Bank

Kas dan bank dalam laporan posisi keuangan konsolidasian terdiri atas kas di tangan dan kas di
bank dan tidak dijaminkan serta dibatasi penggunaannya.

g. Beban Dibayar di Muka


Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing beban dengan
menggunakan metode garis lurus.
17
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

h. Aset Tetap
Grup menerapkan PSAK 16 (2011), “Aset Tetap” dan Amandemen PSAK 16 (2015), “Aset Tetap
Tentang Klarifikasi Metode yang Diterapkan untuk Penyusutan dan Amortisasi”.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan
nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika
memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya
inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi
kriteria pengakuan. Semua biaya perbaikan dan pemeliharaan yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian pada saat
terjadinya.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus taksiran masa manfaat ekonomis aset
tetap dengan tarif sebagai berikut:
Tahun
Peralatan kantor 4
Kendaraan 8
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat
ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaannya. Saat aset dijual atau dihapuskan, harga
perolehan, akumulasi penyusutan, dan kerugian penurunan nilai dikeluarkan dari akun. Laba atau rugi
yang timbul dari penghentian pengakuan aset diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada tahun
aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Nilai residu, estimasi masa manfaat dan metode penyusutan ditelaah dan disesuaikan, setiap akhir
tahun, bila diperlukan.

i. Aset takberwujud

Aset takberwujud dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi
penurunan nilai, jika ada. Aset takberwujud dengan umur manfaat yang terbatas diamortisasi secara
garis lurus selama umur manfaat ekonomisnya dan dievaluasi apabila terdapat indikator adanya
penurunan nilai. Periode dan metode amortisasi untuk aset tak berwujud dengan umur manfaat yang
terbatas ditelaah setidaknya setiap akhir periode pelaporan.

Aset takberwujud yang dimiliki oleh Grup adalah software yang memiliki taksiran masa umur manfaat
ekonomis selama 4 tahun diamortisasi secara garis lurus selama umur manfaatnya.

Goodwill

Goodwill merupakan selisih lebih biaya perolehan atas kepemilikan Grup terhadap nilai wajar aset
bersih teridentifikasi dari entitas anak, entitas asosiasi atau pengendalian bersama entitas pada
tanggal akuisisi. Kepentingan nonpengendali diukur pada proporsi kepemilikan kepentingan
nonpengendali atas aset neto teridentifikasi pada tanggal akuisisi. Jika biaya perolehan lebih rendah
dari nilai wajar aset neto yang diperoleh, perbedaan tersebut diakui dalam laporan laba rugi
konsolidasian. Goodwill atas akuisisi entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas disajikan di
dalam investasi pada entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas. Goodwill dicatat sebesar
biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi kerugian penurunan nilai.

Goodwill atas akuisisi entitas anak diuji penurunan nilainya setiap tahun. Goodwill dialokasikan pada
setiap unit penghasil kas atau kelompok unit penghasil kas untuk tujuan uji penurunan nilai.

18
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)


j. Penurunan Nilai Aset Nonkeuangan (lanjutan)

Grup menerapkan PSAK 48 (2014), “Penurunan Nilai Aset”.

Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami
penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset
diperlukan, maka Grup membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai
wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya,
kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset
atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset
tersebut mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai
terpulihkannya.

Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan
menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar terkini atas nilai
waktu dari uang dan risiko spesifik dari aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi
tersebut, Grup menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset.
Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikasi nilai wajar yang tersedia.

Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah terdapat indikasi bahwa rugi
penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset mungkin tidak ada lagi atau
mungkin telah menurun.

Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill
dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah
terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui.

Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi
sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto
setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut
pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut
disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi
nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas penurunan nilai aset nonkeuangan pada
tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.

k. Transaksi dengan Pihak Berelasi


Grup menerapkan PSAK 7 (2015), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Grup:

a. Orang atau anggota keluarga dekatnya yang mempunyai relasi dengan Grup jika orang tersebut:
(i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Grup;
(ii) memiliki pengaruh signifikan atas Grup; atau
(iii) personil manajemen kunci Perusahaan atau entitas induk Grup

19
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

k. Transaksi dengan Pihak Berelasi (lanjutan)

b. Suatu entitas berelasi dengan Grup jika memenuhi salah satu hal berikut:
(i) entitas dan Grup adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,
entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).
(ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas
asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana
entitas lain tersebut adalah anggotanya).
(iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
(iv) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas
asosiasi dari entitas ketiga.
(v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu
entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan Grup.
(vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam
huruf a).
(vii) orang yang diidentifikasi dalam huruf a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau
merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
(viii)entitas atau anggota dari kelompok dimana entitas merupakan bagian dari kelompok tersebut,
menyediakan jasa personil manajemen kunci kepada Grup atau kepada entitas induk dari
Grup.

Transaksi signifikan yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan
persyaratan yang sama dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan
konsolidasian.

l. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan


Sebelum tanggal 1 Januari 2019, Grup menerapkan Amandemen PSAK 24 (2016), “Imbalan Kerja”.
Efektif tanggal 1 Januari 2019, Grup menerapkan Amandemen PSAK 24 (2019), “Imbalan Kerja
tentang Amendemen, Kurtailmen, atau Penyelesaian Program.”
Amendemen ini mewajibkan entitas untuk menggunakan asumsi yang telah diperbaharui untuk
menetapkan biaya jasa kini dan bunga neto selama sisa periode setelah adanya amendemen,
kurtailmen, atau penyelesaian program. Selain itu, suatu entitas juga diwajibkan untuk mengakui
pengurangan surplus ke dalam laba atau rugi sebagai bagian dari biaya jasa lalu, atau keuntungan
atau kerugian atas penyelesaian, bahkan jika surplus tersebut sebelumnya tidak diakui sebagai akibat
batas atas aset.

Paragraf yang berkaitan dengan pengukuran biaya jasa kini dan bunga neto atas liabilitas (aset)
manfaat pasti juga telah diamandemen. Grup sekarang disyaratkan untuk menggunakan asumsi yang
diperbarui dari pengukuran kembali tersebut untuk menentukan biaya jasa kini dan bunga neto untuk
sisa periode pelaporan setelah perubahan program.

Grup mengakui kewajiban imbalan kerja yang tidak didanai sesuai dengan Undang-undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003, tanggal 25 Maret 2003. Beban pensiun berdasarkan program dana
pensiun manfaat pasti Grup ditentukan melalui perhitungan aktuaria secara periodik dengan
menggunakan metode Projected Unit Credit dan menerapkan asumsi atas tingkat diskonto, tingkat
kenaikan gaji, tingkat mortalita, dan usia pensiun tahunan.

20
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

l. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan (lanjutan)

Seluruh pengukuran kembali, terdiri dari keuntungan dan kerugian aktuarial, perubahan dampak
batas atas aset (jika ada) dan imbal hasil atas aset program (tidak termasuk bunga bersih) diakui
langsung melalui penghasilan komprehensif lain dengan tujuan agar aset atau kewajiban pensiun
bersih diakui dalam laporan posisi keuangan untuk mencerminkan nilai penuh dari defisit dan
surplus program. Pengukuran kembali tidak direklasifikasi ke laba atau rugi pada periode berikutnya.

Seluruh biaya jasa lalu diakui pada saat yang lebih dulu antara ketika amandemen/kurtailmen terjadi
atau ketika biaya restrukturisasi atau pemutusan hubungan kerja diakui.

Bunga neto dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto terhadap liabilitas atau aset imbalan
pasti neto. Biaya imbalan pasti dikategorikan sebagai berikut:

• Biaya jasa (termasuk biaya jasa kini, biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian kurtailmen
dan penyelesaian)
• Beban atau pendapatan bunga neto
• Pengukuran kembali

m. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Perusahaan menerapkan PSAK 23 (2014), “Pendapatan”.

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Grup dan jumlahnya
dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima.

Pendapatan diakui pada saat jasa pengiriman diberikan kepada pelanggan, sedangkan beban diakui
pada saat terjadinya (dasar akrual).

n. Pajak Penghasilan

Efektif tanggal 1 Januari 2018, Grup menerapkan Amandemen PSAK No. 46 (2016), “Pajak
Penghasilan: Pengakuan Aset Pajak Tangguhan untuk Rugi yang belum Direalisasi”.

Perubahan ini, antara lain, menjelaskan persyaratan untuk mengakui aset pajak tangguhan pada rugi
yang tidak terealisasi. Amandemen ini menjelaskan perlakuan akuntansi untuk pajak tangguhan
dimana sebuah aset diukur pada nilai wajar dan nilai wajar tersebut di bawah basis pajak aset.
Perubahan tersebut juga menjelaskan aspek-asek akuntansi tertentu untuk aset pajak tangguhan.

Penerapan dari amandemen PSAK No. 46 (2016) tidak memiliki dampak signifikan terhadap laporan
keuangan konsolidasian.

Beban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Beban pajak diakui dalam laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain, kecuali untuk transaksi yang berhubungan dengan transaksi diakui langsung ke
ekuitas, dalam hal konsolidasian ini diakui sebagai penghasilan komprehensif lainnya konsolidasian.

Pajak kini

Beban pajak kini dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada tanggal pelaporan
keuangan, dan ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Manajemen secara
periodik mengevaluasi posisi yang dilaporkan di Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) sehubungan
dengan situasi dimana aturan pajak yang berlaku membutuhkan interpretasi. Jika perlu, manajemen
menentukan provisi berdasarkan jumlah yang diharapkan akan dibayar kepada otoritas pajak.

21
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

n. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Pajak kini (lanjutan)

Kekurangan atau kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan dicatat sebagai bagian dari beban
pajak kini dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima. Jika Grup
mengajukan keberatan, Grup mempertimbangkan apakah besar kemungkinan otoritas pajak akan
menerima keberatan tersebut dan merefleksikan dampaknya terhadap liabilitas perpajakan Grup.

Pajak tangguhan

Pajak tangguhan diukur dengan metode liabilitas atas beda waktu pada tanggal pelaporan antara
dasar pengenaan pajak untuk aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya untuk tujuan pelaporan
keuangan. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dengan
beberapa pengecualian. Aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh
dikurangkan apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba kena pajak pada masa
mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan, dan mengurangi
jumlah tercatat jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang
memadai untuk mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan
yang belum diakui dinilai kembali pada setiap akhir periode pelaporan dan diakui sepanjang
kemungkinan besar laba kena pajak mendatang akan memungkinkan aset pajak tangguhan tersedia
untuk dipulihkan.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif yang akan dikenakan pada periode saat
aset direalisasikan atau liabilitas tersebut diselesaikan, berdasarkan undang-undang pajak yang
berlaku atau berlaku secara substantif pada akhir periode laporan keuangan. Pengaruh pajak terkait
dengan penyisihan dan/atau pemulihan semua perbedaan temporer selama tahun berjalan, termasuk
pengaruh perubahan tarif pajak, dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode berjalan, kecuali
untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan secara saling hapus saat hak yang dapat dipaksakan
secara hukum ada untuk saling hapus aset pajak kini dan liabilitas pajak kini, atau aset pajak
tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan berkaitan dengan entitas kena pajak yang sama, atau Grup
bermaksud untuk menyelesaikan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.

o. Informasi Segmen

Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Grup yang
secara regular ditelaah oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan
sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

a. yang terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban
(termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas
yang sama);

b. yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk
membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai
kinerjanya; dan
22
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

o. Informasi Segmen (lanjutan)

c. dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya
dan penillaian kinerja mereka terfokus pada kategori geografis.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk hal-hal yang dapat diatribusikan secara
langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai
untuk segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar perusahaan dieliminasi
sebagai bagian dari proses konsolidasi.

p. Laba Per Saham

Jumlah laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan
kepada pemilik Entitas Induk dengan rata-rata tertimbang jumlah masing-masing saham yang beredar
pada tahun yang bersangkutan. Rata-rata tertimbang saham yang beredar untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 sebanyak 421.640.000 dan 371.640.000 lembar
saham.

3. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN SUMBER UTAMA KETIDAKPASTIAN ESTIMASI

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup mengharuskan manajemen untuk membuat


pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan dan
pengungkapan yang terkait, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan
estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat pada aset dan
liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.

Pertimbangan
Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup, manajemen telah membuat keputusan berikut, yang
memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:

Klasifikasi Instrumen Keuangan

Grup menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas
keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK 55 dipenuhi. Dengan
demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Grup seperti
diungkapkan pada Catatan 2e.

Penentuan Mata Uang Fungsional


Mata uang fungsional Grup adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana entitas
beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi penjualan dan beban pokok
penjualan yang diberikan. Berdasarkan penilaian manajemen Grup, mata uang fungsional Grup adalah
Rupiah.

Kelangsungan Usaha
Manajemen Grup telah melakukan penilaian terhadap kemampuan Grup untuk mempertahankan
kelangsungan usaha dan menilai keyakinan bahwa Grup memiliki sumber daya untuk melanjutkan bisnis
di masa mendatang. Selain itu, manajemen menilai tidak adanya ketidakpastian material yang dapat
menimbulkan keraguan signifikan terhadap kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan
usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasian dilanjutkan untuk disusun atas basis
kelangsungan usaha.
23
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN SUMBER UTAMA KETIDAKPASTIAN ESTIMASI


(lanjutan)

Estimasi dan Asumsi


Asumsi utama masa depan dan ketidakpastian sumber estimasi utama yang lain pada tanggal
pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset
dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Grup mendasarkan asumsi dan estimasi
pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi
mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar
kendali Grup. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha

Grup mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak
dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Grup mempertimbangkan, berdasarkan
fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan
pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor
pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi yang spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna
mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Grup. Provisi yang spesifik ini
dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah
cadangan penurunan nilai piutang.
Bila Grup memutuskan bahwa tidak terdapat bukti obyektif atas penurunan nilai pada evaluasi individual
atas piutang usaha, baik yang nilainya signifikan maupun tidak, Grup menyertakannya dalam kelompok
piutang usaha dengan risiko kredit yang serupa karakteristiknya, yaitu berdasarkan wilayah geografis
pelanggan, dan melakukan evaluasi kolektif atas penurunan nilai, berdasarkan umur piutang.
Karakteristik yang dipilih mempengaruhi estimasi arus kas masa depan atas kelompok piutang usaha
tersebut karena merupakan indikasi bagi kemampuan pelanggan untuk melunasi jumlah terutang.

Penilaian Instrumen Keuangan


Seperti dijelaskan dalam Catatan 26, Grup menggunakan teknik penilaian yang meliputi input yang
tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi untuk mengestimasi nilai wajar dari beberapa
jenis instrumen keuangan. Catatan 26 memberikan informasi yang rinci mengenai asumsi utama yang
digunakan dalam menentukan nilai wajar instrumen keuangan, serta analisis sensitivitas yang rinci
untuk asumsi tersebut.

Direksi berpendapat bahwa teknik penilaian yang dipilih dan asumsi yang digunakan adalah tepat
dalam menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan.

Penyusutan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran
masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap selama 4
tahun untuk peralatan kantor dan 8 tahun untuk kendaraan. Ini adalah umur yang secara umum
diharapkan dalam industri bisnis Grup. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi
dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya beban penyusutan
masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 2h dan 8.

24
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN SUMBER UTAMA KETIDAKPASTIAN ESTIMASI


(lanjutan)

Penurunan nilai Goodwill

Grup melakukan pengujian setiap tahun atas goodwill yang telah mengalami penurunan nilai, sesuai
dengan kebijakan akuntansi yang dinyatakan dalam Catatan 2i. penurunan nilai wajib dilakukan
sedikitnya setahun sekali tanpa memperhatikan apakah telah terjadi indikasi penurunan nilai.
Penentuan nilai pakai aset tak berwujud membutuhkan estimasi arus kas yang diharapkan akan
dihasilkan dari pemakaian berkelanjutan dan pelepasan akhir atas aset tersebut (UPK) serta tingkat
diskonto yang tepat untuk menghitung nilai kini.

Penurunan Nilai Aset Non-keuangan

Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) melebihi nilai
terpulihkannya, yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya.
Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan
yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat
diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset.
Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Data arus kas diambil dari
anggaran untuk lima tahun yang akan datang dan tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang belum
dilakukan oleh Grup atau investasi signifikan di masa datang yang akan memutakhirkan kinerja aset
dari UPK yang diuji. Nilai terpulihkan paling dipengaruhi oleh tingkat diskonto yang digunakan dalam
model arus kas yang didiskontokan, sebagaimana juga jumlah arus kas masuk di masa datang yang
diharapkan dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan ekstrapolasi.

Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat
transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti dalam kegiatan
usaha normal. Grup mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah
akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Imbalan Pasca Kerja dan Pensiun

Penentuan liabilitas dan biaya imbalan kerja Grup tergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan
oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara
lain tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji, usia pensiun normal dan tingkat mortalitas. Hasil aktual yang
berbeda dari asumsi yang ditetapkan Grup yang memiliki pengaruh terhadap liabilitas imbalan kerja
pasti diakui dalam penghasilan komprehensif lain. Sementara Grup berkeyakinan bahwa asumsi
tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan
dalam asumsi yang ditetapkan Grup dapat mempengaruhi secara material liabilitas imbalan kerja dan
beban imbalan kerja. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 2l dan 14.

Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh beda temporer sepanjang besar kemungkinannya bahwa
beda temporer kena pajak tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen diharuskan
dalam menentukan jumlah aset dan liabilitas pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat
penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan.

25
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4. KAS DAN BANK

Kas dan bank terdiri dari:


2019 2018
Kas 5.817.165.065 188.091.116
Bank
PT Bank Central Asia Tbk 563.119.696 4.679.894.567
PT Bank Commonwealth Tbk 16.834.516 38.215.796
PT Bank Sinarmas Tbk 16.185.080 230.892.229
PT Bank UOB Indonesia 11.262.466 256.122.488
PT Bank DBS Indonesia 5.423.000 9.445.000
PT Bank Pan Indonesia Tbk 4.523.258 5.558.087
PT Bank Pundi Indonesia Tbk 4.224.694 4.344.696
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 3.245.282 1.606.858.243
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2.143.154 2.630.577
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2.021.737 2.393.737

Jumlah Bank 628.982.883 6.836.355.420


Jumlah Kas dan Bank 6.446.147.948 7.024.446.536

Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, tidak terdapat kas dan bank Grup dalam mata uang asing,
dibatasi penggunaannya atau ditempatkan pada pihak berelasi.
Pada tanggal 31 Desember 2019, dan 2018, tingkat suku bunga bank yang dimiliki Grup berkisar antara
0,25%-1,90% per tahun.

5. PIUTANG USAHA
Akun ini merupakan piutang dari pihak ketiga atas jasa kurir dan logistik yang diberikan oleh Grup,
dengan rincian berdasarkan nama pelanggan adalah sebagai berikut:
2019 2018
Smartfren Group 1.647.588.544 721.758.226
PT DHL Supply Chain Indonesia 1.000.772.295 972.318.995
PT Suntory Garuda Beverage 881.257.282 255.701.045
PT Bank UOB Indonesia 738.383.854 869.522.779
PT Glaxo Smith Kline Indonesia 699.028.752 434.526.744
PT Pharpros 516.083.449 -
PT Merapi Utama Pharma 459.750.996 -
PT Altrak 78 370.673.070 -
Citibank. N.A. Indonesia 285.748.895 139.056.458
PT IDS Medical System Indonesia 245.923.883 125.779.486
PT Fujifilm Indonesia 217.966.160 164.714.667
PT Stanley Black and Decker 206.304.042 163.829.722
PT Anugrah Argon Medica 192.827.958 289.836.231
PT Sari Burger Indonesia 187.228.172 184.330.136
PT Biofarma Divisi Exim 152.420.050 413.682.549
Lain-lain 6.745.385.885 6.698.851.510

Jumlah 14.547.343.287 11.433.908.548


Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai (1.749.012.735) (1.710.593.888)

Neto 12.798.330.552 9.723.314.660

26
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5. PIUTANG USAHA (lanjutan)


Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut:
2019 2018
Belum jatuh tempo 4.408.938.183 2.228.843.784

Telah jatuh tempo


Sampai dengan 1 bulan 5.143.761.215 4.507.451.473
1 bulan - 3 bulan 2.351.433.698 1.662.253.130
3 bulan - 6 bulan 2.204.469.092 1.314.438.074
Lebih dari 6 bulan 438.741.099 1.720.922.087

Jumlah 14.547.343.287 11.433.908.548


Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai (1.749.012.735) (1.710.593.888)

Neto 12.798.330.552 9.723.314.660

Mutasi penyisihan penurunan nilai piutang adalah sebagai berikut:


2019 2018
Saldo awal 1.710.593.888 538.826.567
Penyisihan tahun berjalan (Catatan 21) 38.418.847 1.178.931.825
Pemulihan tahun berjalan - (7.164.504)

Jumlah 1.749.012.735 1.710.593.888

Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, semua piutang usaha Grup merupakan piutang usaha dari
pihak ketiga dan dalam mata uang Rupiah.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap adanya penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2019 dan
2018, manajemen Grup berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai cukup untuk menutup
kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha di kemudian hari.

6. UANG MUKA DAN BEBAN DIBAYAR DI MUKA


Akun ini terdiri dari:
2019 2018
Uang muka pembelian
Tanah (Catatan 7b) 25.688.500.000 25.688.500.000
Uang muka pengurusan surat tanah 134.833.333 134.833.333
Jumlah uang muka 25.823.333.333 25.823.333.333

Beban dibayar dimuka:


Deposit 700.000.000 700.000.000
Sewa kantor 470.542.163 148.986.111
Lain-lain 1.292.752.673 -
Jumlah beban dibayar dimuka 2.463.294.836 848.986.111
Jumlah 28.286.628.169 26.672.319.444

27
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

6. UANG MUKA DAN BEBAN DIBAYAR DI MUKA (lanjutan)

Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, uang muka pembelian tanah merupakan pembayaran
pembelian tanah seluas 16.060 m2 yang berlokasi di Karawang kepada Betty Krisdiana (Catatan 24),
pihak ketiga, sebesar Rp23.688.500.000 dan tanah seluas 1.896 m2 yang berlokasi di Karawang
kepada Kim Johanes Mulia, pemilik mayoritas saham Entitas Induk utama (Catatan 24), sebesar
Rp2.000.000.000 (Catatan 7b).
Uang muka pembelian tanah akan direklasifikasi menjadi aset tetap - tanah saat Surat Pengalihan Hak
dan Berita Acara Serah Terima telah terjadi. Saat ini, tanah tersebut masih dalam proses peningkatan
status menjadi Hak Guna Bangunan. Manajemen memperkirakan serah terima akan dilakukan pada
akhir April 2020.

7. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi, antara lain sebagai
berikut:

a. Sifat dan hubungan berelasi:

No. Pihak Berelasi Hubungan Sifat Saldo Akun/Transaksi

1. Kim Johanes Mulia Anggota dari kelompok Uang muka pembelian tanah
usaha yang sama
2. PT Asuransi Intra Asia Pemegang saham Utang usaha,
Asuransi kendaraan
3. PT Akulaku Silvrr Indonesia Pemegang saham Utang pihak berelasi
4. PT Carita Karya Graha Anggota dari kelompok Sewa gedung
usaha yang sama
5. PT Intra Asia Corpora Anggota dari kelompok Jasa manajemen
usaha yang sama

b. Uang muka pembelian tanah

Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, uang muka pembelian tanah sebesar
Rp2.000.000.000, merupakan uang muka untuk pembelian tanah seluas 1.896 m2 di Karawang
kepada Kim Johanes Mulia (Catatan 6 dan 24). Persentase terhadap jumlah aset sebesar 3,92%
dan 4,27%

c. Utang usaha dan asuransi kendaraan

Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 akun ini merupakan utang usaha atas asuransi jasa
pengiriman dari PT Asuransi Intra Asia sebesar Rp499.583.130 dan Rp469.309.484 (Catatan 10).
Persentase terhadap jumlah liabilitas masing-masing sebesar 5,68% dan 6,78%.

Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, Entitas Induk telah mengasuransikan semua
kendaraan dari resiko kerusakan, kehilangan, kebakaran, dan bencana alam hanya kepada
PT Asuransi Intra Asia (Catatan 8) dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar
Rp1.596.605.424 dan Rp1.748.054.831 dan dengan jumlah premi masing-masing sebesar
Rp23.195.922 dan Rp25.935.764.

d. Utang pihak berelasi

Pada tanggal 31 Desember 2019, akun ini merupakan utang Grup kepada PT Akulaku Silvrr
Indonesia terkait kebutuhan operasional Grup. Utang ini tidak dikenakan bunga, tanpa jatuh tempo
dan jaminan.

28
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

e. Sewa kantor dan jasa manajemen

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Entitas Induk memiliki perjanjian sewa gedung di
Jalan Prof. Dr. Soepomo SH No 58, Jakarta Selatan dengan PT Carita Karya Graha (Catatan 24).
Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, dan 2018, jumlah beban sewa
kantor kepada PT Carita Karya Graha masing-masing sebesar Rp1.065.240.000 dan
Rp774.720.000 Persentase terhadap jumlah beban umum dan administrasi masing-masing sebesar
9,75% dan 6,17%
Entitas Induk mengadakan perjanjian jasa manajemen dengan PT Intra Asia Corpora
(Catatan 24). Pada tanggal 31 Desember 2019, jumlah beban jasa manajemen kepada PT Intra
Asia Corpora sebesar Rp600.000.000. Persentase terhadap jumlah beban umum dan administrasi
sebesar 5,49%.

8. ASET TETAP

Rincian aset tetap Grup adalah sebagai berikut:

31 Desember 2019
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya perolehan
Peralatan kantor 3.701.986.370 - 220.985.494 3.481.000.876
Kendaraan 6.473.384.852 277.756.557 - 6.751.141.409
Jumlah biaya perolehan 10.175.371.222 277.756.557 220.985.494 10.232.142.285
Akumulasi penyusutan
Peralatan kantor 2.975.450.214 497.227.333 220.985.494 3.251.692.053
Kendaraan 5.138.327.556 430.720.208 - 5.569.047.764
Jumlah akumulasi penyusutan 8.113.777.770 927.947.541 220.985.494 8.820.739.817
Nilai Buku 2.061.593.452 1.411.402.468

`
31 Desember 2018
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya perolehan
Peralatan kantor 3.051.269.570 650.716.800 - 3.701.986.370
Kendaraan 6.185.214.852 373.570.000 85.400.000 6.473.384.852
Jumlah biaya perolehan 9.236.484.422 1.024.286.800 85.400.000 10.175.371.222
Akumulasi penyusutan
Peralatan kantor 2.691.483.635 283.966.579 - 2.975.450.214
Kendaraan 4.710.636.979 513.090.577 85.400.000 5.138.327.556
Jumlah akumulasi penyusutan 7.402.120.614 797.057.156 85.400.000 8.113.777.770
Nilai Buku 1.834.363.808 2.061.593.452

29
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8. ASET TETAP (lanjutan)

Perhitungan laba penjualan aset tetap sebagai berikut :

2019 2018
Aset Tetap:
Harga perolehan 220.985.494 85.400.000
Akumulasi penyusutan 220.985.494 85.400.000

Nilai buku - -
Hasil penjualan 41.000.000 22.500.000
Laba penjualan aset tetap 41.000.000 22.500.000

Pembebanan penyusutan terhadap operasi adalah sebagai berikut:

2019 2018
Beban pokok pendapatan (Catatan 19) 430.720.208 513.090.577
Beban umum dan administrasi (Catatan 21) 497.227.333 283.966.579
Jumlah penyusutan 927.947.541 797.057.156

Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, semua kendaraan Entitas Induk diasuransikan untuk
kerusakan, kehilangan kebakaran, dan bencana alam dengan nilai pertanggungan masing-masing
Rp1.596.605.424 dan Rp1.748.054.831 kepada PT Asuransi Intra Asia (Catatan 7c). Manajemen
berpendapat, nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari resiko-
resiko tersebut.

Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, beberapa kendaraan Entitas Induk digunakan sebagai
jaminan atas utang pembiayaan yang diperoleh Perusahaan (Catatan 13).

Berdasarkan hasil penelaahan, manajemen Grup berpendapat bahwa tidak ada kejadian-kejadian atau
perubahan-perubahan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset pada tanggal 31
Desember 2019 dan 2018.

9. ASET LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari :

2019 2018
Jaminan 22.500.000 22.500.000
Lain-lain 398.392.160 -
Jumlah 420.892.160 22.500.000

30
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10. UTANG USAHA


Akun ini merupakan utang terkait pembelian barang dan jasa untuk operasional Grup, dengan rincian
sebagai berikut:

2019 2018
Pihak ketiga
PT Lionel Jaya Logistik 566.293.213 -
PT Power Express Indonesia 466.052.929 230.786.746
Daya Kencana Nusantara 312.976.050 -
CV Trans Logistics Indonesia 234.517.375 -
PT Primanusa Mitra Indonesia 124.197.000 -
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk - 700.670.862
PT Kereta Api Logistik - 253.685.841
PT Prastama Mega Sarana - 130.502.500
Lain-lain 609.152.808 656.922.266
Jumlah pihak ketiga 2.313.189.375 1.972.568.215

Pihak berelasi (Catatan 7c)


PT Asuransi Intra Asia 499.583.130 469.309.484

Jumlah 2.812.772.505 2.441.877.699

Rincian utang usaha berdasarkan umur utang adalah sebagai berikut:

2019 2018
Belum jatuh tempo - -

Telah jatuh tempo


Sampai dengan 1 bulan 1.365.241.466 1.270.701.760
1 bulan - 3 bulan 455.080.489 358.635.019
3 bulan - 6 bulan 227.540.244 150.496.812
Lebih dari 6 bulan 764.910.306 662.044.108

Jumlah 2.812.772.505 2.441.877.699

Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, semua utang usaha Grup merupakan utang usaha dalam
mata uang Rupiah.

11. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR

Akun ini terdiri dari:


2019 2018
Sewa 415.109.970 -
Telepon, listrik, dan Air 73.052.328 34.985.971
Lain-lain 201.174.252 270.769.009

Jumlah 689.336.550 305.754.980

31
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. PERPAJAKAN

a. Utang pajak

Akun ini terdiri dari :

2019 2018
Pajak penghasilan :
Pasal 4 (2) - 6.456.000
Pasal 21 250.702.815 285.003.004
Pasal 23 2.611.628 2.946.519
Pasal 25 - 16.565.000
Pasal 29 59.689.940 357.645.307
Pajak Pertambahan Nilai 105.454.203 85.294.529
Jumlah 418.458.586 753.910.359

b. Beban (manfaat) pajak penghasilan

Beban (manfaat) pajak penghasilan terdiri dari:

2019 2018
Pajak kini 1.284.407.337 1.285.725.000
Pajak tangguhan (125.500.831) (388.651.486)
Jumlah 1.158.906.506 897.073.514

c. Pajak kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dengan penghasilan kena pajak
Entitas Induk untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 adalah
sebagai berikut:

2019 2018
Laba sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan
menurut laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain konsolidasian 3.477.210.136 3.535.135.952
Rugi sebelum beban pajak penghasilan
Entitas Anak 59.454.615 -
Laba sebelum beban pajak penghasilan
Entitas Induk 3.536.664.751 3.535.135.952
Beda temporer
Imbalan kerja karyawan 448.464.929 382.838.622
Penyisihan penurunan nilai piutang 38.418.847 1.178.931.825
Pemulihan penyisihan penurunan nilai piutang - (7.164.504)
Beda tetap
Lain-lain 1.114.080.823 53.158.219
Penghasilan kena pajak - Entitas Induk 5.137.629.350 5.142.900.114

32
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. PERPAJAKAN (lanjutan)

c. Pajak kini (lanjutan)

Perhitungan beban pajak dan utang pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut:

2019 2018
Penghasilan kena pajak dibulatkan 5.137.629.350 5.142.900.000
Pajak penghasilan
(25% x 5.137.629.350) 1.284.407.338 -
(25% x 5.142.900.000) - 1.285.725.000

Jumlah beban pajak penghasilan 1.284.407.338 1.285.725.000

Dikurangi pajak penghasilan dibayar di muka


Pajak penghasilan – pasal 23 966.395.973 795.559.693
Pajak penghasilan – pasal 25 258.321.425 132.520.000
Utang Pajak Penghasilan - Pasal 29 59.689.940 357.645.307

Entitas Induk akan melaporkan penghasilan kena pajak tahun 2019 seperti yang disebutkan di atas
dalam SPT yang dilaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

Entitas Induk telah melaporkan penghasilan kena pajak tahun 2018 seperti yang disebutkan di atas
dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Badan (SPT) yang dilaporkan ke KPP.
Namun demikian, pihak manajemen Entitas Induk menyadari masih mungkin terdapat koreksi dari
KPP.

Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang
berlaku dari laba sebelum beban pajak penghasilan seperti yang dilaporkan pada laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian adalah sebagai berikut:

2019 2018
Laba sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan 3.477.210.136 3.535.135.952

Pajak dihitung dengan menggunakan tarif tertentu 869.302.534 883.783.988


Pengaruh pajak atas beda tetap Entitas Induk 278.470.494 13.289.555
Jumlah beban pajak penghasilan 1.147.773.028 897.073.543

Perhitungan manfaat (beban) pajak tangguhan atas beda temporer antara pelaporan komersial dan
pajak dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018
adalah sebagai berikut:

33
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. PERPAJAKAN (lanjutan)

d. Pajak tangguhan
31 Desember 2019
Dikreditkan
pada
Penghasilan
Saldo Dikreditkan pada Komprehensif Saldo
Awal Laporan Laba Rugi Lain Akhir
Aset pajak tangguhan:
Imbalan kerja 739.663.906 115.896.119 29.255.913 884.815.938
Penyisihan penurunan nilai
piutang 427.648.471 9.604.712 - 437.253.183
Jumlah 1.167.312.377 125.500.831 29.255.913 1.322.089.121

31 Desember 2018
Dikreditkan
(Dibebankan)
pada
Penghasilan
Saldo Dikreditkan pada Komprehensif Saldo
Awal Laporan Laba Rugi Lain Akhir
Aset pajak tangguhan:
Imbalan kerja 831.542.742 95.709.656 (187.588.492) 739.663.906
Penyisihan penurunan nilai
piutang 134.706.642 292.941.829 - 427.648.471
Jumlah 966.249.384 388.651.485 (187.588.492) 1.167.312.377

13. UTANG PEMBIAYAAN

Entitas Induk memperoleh utang pembiayaan dari beberapa perusahaan jasa keuangan sehubungan
dengan pembelian kendaraan operasi. Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018, utang pembiayaan
kepada PT Toyota Astra Financial Services dan Astra Credit Companies Finance akan jatuh tempo
masing-masing pada tanggal 25 Desember 2020 dan 24 Februari 2019 dan dikenai bunga berkisar antara
9,81% - 17,47% per tahun.
2019 2018

PT Toyota Astra Financial Services 148.723.371 302.656.833


Astra Credit Companies Finance - 6.761.911
Jumlah 148.723.371 309.418.744

Dikurangi bagian yang jatuh tempo


dalam satu tahun
PT Toyota Astra Financial Services 120.918.951 153.933.462
Astra Credit Companies Finance - 6.761.911
Jumlah 120.918.951 160.695.373

Bagian jangka panjang


PT Toyota Astra Financial Services 27.804.420 148.723.371
Astra Credit Companies Finance - -
Jumlah 27.804.420 148.723.371

Beberapa kendaraan milik Entitas Induk dijadikan sebagai jaminan atas utang pembiayaan yang diperoleh
oleh Entitas Induk (Catatan 8).

34
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN

Entitas Induk mencatat liabilitas imbalan kerja karyawan untuk tahun-tahun yang berakhir pada
31 Desember 2019 dan 2018 berdasarkan hasil perhitungan aktuarial yang dilakukan oleh PT Sakura
Aktualita Indonesia, aktuaris independen, dalam laporannya tanggal 5 Maret 2020 untuk tanggal
31 Desember 2019 dan tanggal 13 Desember 2018 untuk tanggal 31 Desember 2018 sehubungan
dengan penerapan PSAK 24 (Revisi 2015), “Imbalan Kerja”, menggunakan metode “Projected Unit
Credit”.
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan jumlah liabilitas imbalan kerja karyawan adalah
sebagai berikut:

2019 2018
Tingkat diskonto 7,50% 7,30%
Tingkat kenaikan gaji tahunan 5,00% 8,00%
Tingkat pengunduran diri 5,00% 5,00%
Usia pensiun 55 Tahun 55 Tahun
Tingkat mortalitas 100%TMI-III 100%TMI-III
Metode penilaian Projected Unit Projected Unit
Credit Credit

Liabilitas imbalan kerja karyawan yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian terdiri
atas:

2019 2018
Nilai kini liabilitas imbalan kerja 3.539.263.753 2.958.655.624

Beban imbalan kerja karyawan yang diakui dalam laba-rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:

2019 2018
Beban jasa kini 210.567.778 171.418.158
Beban bunga 237.897.151 211.420.464
Jumlah Beban imbalan kerja (Catatan 21) 448.464.929 382.838.622

Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan yang diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian
adalah sebagai berikut:

2019 2018
Saldo awal tahun 2.958.655.624 3.326.170.969

Beban imbalan kerja tahun berjalan (Catatan 21) 448.464.929 382.838.622


Beban (penghasilan) komprehensif lain yang timbul
karena penyesuaian pengalaman 132.143.200 (750.353.967)
Jumlah 3.539.263.753 2.958.655.624

Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah liabilitas imbalan kerja cukup untuk memenuhi persyaratan
Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018.

35
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

Pada tanggal 31 Desember 2019, jika tingkat diskonto meningkat sebesar 1 persen dengan semua
variabel konstan, maka nilai kini liabilitas imbalan pasti lebih rendah sebesar Rp3.321.779.241,
sedangkan jika tingkat diskonto menurun 1 persen, maka nilai kini liabilitas imbalan pasti lebih tinggi
sebesar Rp3.780.831.822. Kemudian jika tingkat kenaikan gaji meningkat sebesar 1 persen dengan
semua variable konstan, maka nilai kini liabilitas imbalan pasti lebih tinggi sebesar Rp3.762.530719,
sedangkan jika tingkat kenaikan gaji menurun 1 persen, maka nilai kini liabilitas imbalan pasti lebih
rendah sebesar Rp3.333.665.396.
Analisis sensitivitas didasarkan pada perubahan atas satu asumsi aktuarial dimana asumsi lainnya
dianggap konstan. Dalam prakteknya, hal ini jarang terjadi dan perubahan beberapa asumsi mungkin
saling berkorelasi.
Pada tahun 31 Desember 2019, profil jatuh tempo imbalan kerja karyawan yang tidak terdiskonto
adalah sebagai berikut:

<1 tahun 120.216.483


1 tahun - 2 tahun 129.533.261
2 tahun - 5 tahun 452.005.810
>5 tahun 6.066.817.534
Jumlah 6.768.573.088

Rata-rata durasi kewajiban imbalan pasti pada 31 Desember 2019 dan 2018 masing-masing
10,46 tahun dan 12,5 tahun.
Pada tanggal 31 Desember 2019, GLI, Entitas Anak, belum menghitung liabilitas imbalan kerja
karyawan karena belum memiliki karyawan tetap.
15. MODAL SAHAM
Susunan pemegang saham dan presentase kepemilikannya pada tanggal 31 Desember 2019
dan 2018 berdasarkan catatan yang dikelola oleh PT Sharestar Indonesia, Biro Administrasi Efek,
adalah sebagai berikut:
2019

Jumlah Saham
Ditempatkan dan Persentase
Pemegang Saham Disetor penuh Kepemilikan Jumlah

PT Akulaku Silvrr Indonesia 133.333.400 31,62% 13.333.340.000


Asetku Commerce Limited 115.910.400 27,49% 11.591.040.000
PT Belanja Hitungan Detik 109.150.200 25,89% 10.915.020.000
PT Asuransi Intra Asia 21.082.000 5,00% 2.108.200.000
Masyarakat 42.164.000 10,00% 4.216.400.000

Jumlah 421.640.000 100,00% 42.164.000.000

2018

Jumlah Saham
Ditempatkan dan Persentase
Pemegang Saham Disetor penuh Kepemilikan Jumlah

PT Akulaku Silvrr Indonesia 133.333.400 31,62% 13.333.340.000


PT Biro Perjalanan Wisata Mila 91.640.000 21,73% 9.164.000.000
PT Carita Karya Graha 80.000.000 18,97% 8.000.000.000
PT Asuransi Intra Asia 50.000.000 11,86% 5.000.000.000
Masyarakat 66.666.600 15,82% 6.666.660.000

Jumlah 421.640.000 100,00% 42.164.000.000

36
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16. TAMBAHAN MODAL DISETOR

Akun ini terdiri dari:


2019 2018
Agio saham yang berasal dari penawaran
umum perdana saham pada
tahun 2018 - dikurangi dengan
beban emisi sebesar Rp3.135.055.500 6.864.944.500 6.864.944.500
Pengampunan pajak 40.570.804 40.570.804
Pengampunan pajak GLI 35.000.000 -
Jumlah 6.940.515.304 6.905.515.304

17. KEPENTINGAN NONPENGENDALI

Perhitungan kepentingan nonpengendali atas aset bersih Entitas Anak yang dikonsolidasi adalah sebagai
berikut:

2019 2018

Kepentingan nonpengendali awal saat akuisisi 332.415 -


Bagian kepentingan nonpengendali atas laba
bersih tahun berjalan 198.845 -

Saldo akhir tahun 531.260 -

18. PENJUALAN
Rincian pendapatan berdasarkan nama pelanggan adalah sebagai berikut:

2019 2018

PT Bank UOB Indonesia 6.249.610.379 4.684.271.773


PT DHL Supply Chain Indonesia 5.212.014.836 6.797.294.096
PT Asuransi Allianz Life Indonesia 4.844.096.356 3.778.733.549
PT Merapi Utama Pharma 4.795.720.176 9.071.500
PT IDS Medical System Indonesia 4.628.948.583 1.514.706.477
PT Distribusi Sentra Jaya 4.561.057.214 2.467.013.686
PT Smart Telecom 3.737.642.864 1.830.752.492
PT Anugerah Argon Medika 2.764.687.166 4.187.197.576
PT Biofarma divisi Exim 2.386.576.603 1.178.082.351
PT Fujifilm Indonesia 2.129.383.970 3.126.359.684
Citibank N.A 2.117.107.039 1.616.754.389
PT Suntory Garuda Beverage 2.102.329.546 1.275.959.027
PT Sari Burger Indonesia 1.969.765.569 1.362.071.534
PT Glaxo Smith Kline 1.690.426.510 1.693.136.694
PT CJ Logistik Nusantara 1.363.799.991 163.448.506
PT Oriflame Alam Ayu 1.216.585.243 3.954.189.146
PT Astra Graphia Tbk 849.854.977 637.187.568
PT Enseval Putera Megatrading 710.771.206 551.624.046
Lain-lain 22.292.327.528 22.534.559.472
Jumlah 75.622.705.756 63.362.413.566

37
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18. PENJUALAN (lanjutan)

Rincian pendapatan berdasarkan jenis jasa adalah sebagai berikut:

2019 2018
Kurir dan logistik 70.548.217.208 58.870.743.969
Trucking 5.074.488.548 4.491.669.597
Jumlah 75.622.705.756 63.362.413.566

Tidak ada pelanggan pihak ketiga dengan transaksi lebih dari 10% dari jumlah pendapatan.

19. BEBAN POKOK PENJUALAN


Akun ini terdiri dari:
2019 2018
Surat muatan udara 23.246.757.311 11.717.395.923
Gaji dan upah 17.164.831.985 15.547.253.358
Angkutan domestik 10.840.258.941 9.258.799.809
Transportasi 2.683.780.744 2.361.024.146
Pengepakan 1.387.076.800 1.444.612.470
Penumpukan 1.227.660.620 986.572.082
Handling 842.765.005 667.373.998
Penyusutan (Catatan 8) 430.720.208 513.090.577
Pemeliharaan 359.787.350 -
Bongkar muat 321.194.375 420.387.780
Asuransi dan klaim 173.337.392 772.427.152
Lain-lain 47.659.336 819.460.677
Jumlah 58.725.830.067 44.508.397.972

Tidak ada pemasok pihak ketiga dengan transaksi lebih dari 10% dari jumlah beban pokok pendapatan.

20. BEBAN PENJUALAN

Akun ini terdiri dari:

2019 2018
Gaji, upah dan kesejahteraan 2.332.747.435 2.003.578.218
Pos dan telekomunikasi 222.489.015 238.769.474
Alat tulis,cetakan dan perlengkapan kantor 65.241.000 236.221.521
Lain-lain 124.405.598 264.708.018
Jumlah 2.744.883.048 2.743.277.231

38
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

Akun ini terdiri dari:


2019 2018
Gaji, upah dan kesejahteraan 6.057.151.207 5.760.843.114
Sewa kantor 1.506.147.112 1.128.891.296
Jasa manajemen (Catatan 7e,24) 600.000.000 -
Penyusutan (Catatan 8) 497.227.333 283.966.579
Imbalan kerja (Catatan 14) 448.464.929 382.838.622
Iuran keanggotaan dan perijinan 247.413.031 1.270.185.992
Listrik dan air 237.100.243 246.500.264
Transportasi 123.198.592 276.004.780
Penyisihan penurunan nilai piutang (Catatan 5) 38.418.847 1.178.931.825
Lain-lain 1.162.916.576 2.028.420.324
Jumlah 10.918.037.870 12.556.582.796

22. LABA PER SAHAM


Laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik
Entitas Induk dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang ditempatkan penuh, yang beredar
pada tahun bersangkutan, sebagai berikut:

2019 2018
Laba tahun berjalan 2.318.104.785 2.638.062.438
Rata-rata tertimbang jumlah lembar
saham beredar 421.640.000 371.640.000
Jumlah 5,50 7,10

23. INFORMASI SEGMEN

Grup mengelompokkan dan mengevaluasi usahanya secara geografis, terutama terdiri dari:
 Jakarta
 Bandung
 Sidoarjo
 Balikpapan

Manajemen memantau hasil operasi dari setiap wilayah di atas secara terpisah untuk keperluan
pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya dan penilaian kinerja. Oleh karena itu,
penentuan segmen operasi Grup konsisten dengan klasifikasi di atas. Kinerja segmen dievaluasi
berdasarkan laba atau rugi operasi dan diukur secara konsisten dengan laba atau rugi operasi pada
laporan keuangan. Tabel berikut ini menyajikan informasi mengenai hasil operasi, aset dan liabilitas dari
segmen operasi Grup.

39
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)

31 Desember 2019

Jakarta Bandung Sidoarjo Balikpapan GLI Total

Pendapatan 67.560.161.357 6.077.610.495 1.171.149.366 813.784.538 - 75.622.705.756


Beban pokok pendapatan 51.825.248.071 3.978.763.472 1.840.039.243 1.081.779.281 - 58.725.830.067
Laba (rugi) kotor 15.734.913.286 2.098.847.023 (668.889.877) (267.994.743) 16.896.875.689
Beban penjualan 2.313.179.853 191.489.867 147.227.134 92.986.194 2.744.883.048
Beban umum dan administrasi 9.641.989.910 755.540.393 357.212.357 94.850.801 68.444.409 10.918.037.870
Laba (rugi) operasi 3.779.743.523 1.151.816.763 (1.173.329.368) (455.831.738) (68.444.409) 3.233.954.771
Laba penjualan aset tetap 41.000.000 - - - 41.000.000
Lain-lain – bersih 184.685.516 7.431.310 1.347.590 - 8.790.949 202.255.365
Laba (rugi) sebelum beban pajak
penghasilan – bersih 4.005.429.039 1.159.248.073 (1.171.981.778) (455.831.738) (59.653.460) 3.477.210.136
Beban pajak penghasilan - bersih (1.158.906.506)
Penghasilan komprehensif lain (102.887.287)
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan 2.215.416.343
Aset dan liabilitas
Aset segmen 48.509.419.327 1.299.678.923 564.025.196 539.087.030 78.661.917 50.990.872.393
Liabilitas segmen 8.448.947.066 79.670.093 51.697.718 2.703.607 203.039.952 8.786.058.436
Perolehan aset tetap 265.681.557 9.575.000 2.500.000 - - 277.756.557
Penyusutan 829.581.352 48.812.294 41.823.687 7.730.208 927.947.541

40
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)

31 Desember 2018

Jakarta Bandung Sidoarjo Balikpapan Total

Pendapatan 55.392.249.231 5.529.966.625 1.469.407.511 970.790.199 63.362.413.566


Beban pokok pendapatan 38.985.406.989 2.488.305.837 2.109.695.619 924.989.527 44.508.397.972
Laba (rugi) kotor 16.406.842.242 3.041.660.788 (640.288.108) 45.800.672 18.854.015.594
Beban penjualan 2.249.970.006 201.890.979 211.650.436 79.765.810 2.743.277.231
Beban umum dan administrasi 11.607.008.933 582.336.857 270.973.077 96.263.929 12.556.582.796
Laba (rugi) operasi 2.549.863.303 2.257.432.952 (1.122.911.621) (130.229.067) 3.554.155.567
Laba penjualan aset tetap 22.500.000 - - - 22.500.000
Lain-lain – bersih (35.819.408) (2.241.624) (3.458.583) - (41.519.615)
Laba (rugi) sebelum beban pajak penghasilan – bersih 2.536.543.895 2.255.191.328 (1.126.370.204) (130.229.067) 3.535.135.952
Beban pajak penghasilan - bersih (897.073.514)
Penghasilan komprehensif lain 562.765.475
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan 3.200.827.913
Aset dan liabilitas
Aset segmen
26.799.503.030 17.761.792.078 1.527.511.618 789.318.401 46.878.125.128
Liabilitas segmen 6.188.427.932 104.580.231 486.538.141 143.848.795 6.923.395.099
Perolehan aset tetap 1.015.764.800 - 8.522.000 - 1.024.286.800
Penyusutan 680.222.050 48.045.106 53.202.500 15.587.500 797.057.156

41
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24. IKATAN DAN PERJANJIAN PENTING


Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah antara Perusahaan dengan Betty Krisdiana (Catatan 6)

Berdasarkan perjanjian pengikatan jual beli tanah No. 217 antara Entitas Induk dengan Betty
Krisdiana, pihak ketiga, tanggal 15 Desember 2017, Entitas Induk sepakat untuk membeli 3 bidang
2
tanah dengan luas total 16.060 m yang berlokasi di Karawang, Kecamatan Telukjambe Barat,
Karangmulya dengan harga jual sebesar Rp23.688.500.000. Entitas Induk telah melakukan
pembayaran sebesar Rp23.688.500.000 dan telah diterima Ibu Betty Krisdiana pada tanggal
15 Desember 2017 dan dicatat sebagai bagian dari akun “Uang Muka Pembelian Tanah“ (Catatan 6).
Pada tanggal 28 Juni 2018, Entitas Induk telah melunasi semua uang pembelian tanah tersebut.

Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah antara Perusahaan dengan Kim Johanes Mulia (Catatan 6 dan
7b)

Berdasarkan perjanjian pengikatan jual beli tanah No. 124 antara Entitas Induk dengan Kim Johanes
Mulia, pihak berelasi, tanggal 13 Desember 2017, Entitas Induk sepakat untuk membeli sebidang
tanah dengan luas total 1.896 m2 yang berlokasi di Karawang, Kecamatan Telukjambe Barat,
Karangmulya dengan harga jual sebesar Rp2.000.000.000. Entitas Induk telah sepakat melakukan
pembayaran sebesar Rp2.000.000.000 pada tanggal 20 Desember 2017 dan dicatat sebagai bagian
dari akun “Uang Muka Pembelian Tanah“ (Catatan 6 dan 7b).

Perjanjian Sewa Gedung antara Perusahaan dengan PT Carita Karya Graha (Catatan 7e)

Pada tanggal 17 Desember 2018, Entitas Induk melakukan perjanjian sewa gedung dengan PT Carita
2
Karya Graha, pemegang saham, seluas 538m yang berlokasi di Jalan Menteng Dalam, Tebet,
Jakarta Selatan, dengan harga per meter persegi Rp90.000 serta tambahan service charge per meter
persegi sebesar Rp60.000. Perjanjian sewa ini dimulai pada tanggal 1 Januari 2019 dan berakhir
pada tanggal 1 Januari 2020. Perjanjian telah diperpanjang pada tanggal 2 Januari 2020 dan berakhir
pada tanggal 1 Januari 2021.

Ikatan dan Perjanjian Jasa Kurir dan Logistik

Smartfren Grup

Pada tanggal 16 Juli 2009 dan 4 November 2015, berdasarkan Perjanjian No. 272/C-
log/SMART/PKS-Trimuda/VII/09 dan No. 053/C-log/DISTRA/PKS-Trimuda/XI/15, Entitas Induk
berkomitmen untuk memberikan jasa logistik kepada PT Distribusi Sentra Jaya dan PT Smart
Telecom. Perjanjian ini berlaku untuk masa waktu 1 tahun dimulai dari tanggal 16 Juli 2009 dan akan
diperbaharui secara otomatis setiap akhir periode, sepanjang tidak diakhiri oleh salah satu pihak.

Pada tanggal 8 Januari 2018 dan 5 Februari 2018, berdasarkan surat permohonan perpanjangan
kerjasama No. 035/GED-SMA/LT/II/2018 dan No. 040/GED-SMA/LT/II/2018, Entitas Induk
berkomitmen untuk tetap memberikan jasa logistik kepada PT Distribusi Sentra Jaya dan PT Smart
Telecom.

PT DHL Supply Chain Indonesia

Pada tanggal 1 Januari 2017, berdasarkan Perjanjian No.133/JKT/01-12/2017, Entitas Induk


berkomitmen untuk memberikan jasa logistik kepada PT DHL Supply Chain IndonesIa (DHL).
Perjanjian ini berlaku mulai dari tanggal 1 Januari 2017 sampai dengan tanggal 31 Desember 2017.

Pada tanggal 1 Januari 2018, berdasarkan Surat Perintah Kerja Project SPL, Entitas Induk
mengajukan permohonan untuk memberikan jasa pengiriman barang antara Entitas Induk dengan
PT DHL Supply Chain Indonesia, dimana berlaku dari tanggal 1 Januari 2018 sampai dengan tanggal
31 Desember 2018.

42
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24. IKATAN DAN PERJANJIAN PENTING (lanjutan)

Ikatan dan Perjanjian Jasa Kurir dan Logistik (lanjutan)

PT DHL Supply Chain Indonesia (lanjutan)


Pada tanggal 18 September 2018, berdasarkan perjanjian No. 026/VRM/TPT/VII/2018, Entitas Induk
berkomitmen untuk memberkan jasa logistik kepada PT DHL Supply Chain Indonesia (DHL).
Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2020.

PT Bank UOB Indonesia


Pada tanggal 1 Desember 2019, berdasarkan perjanjian kerjasama layanan pengiriman paket dan
dokumen No. 18/04/CRS/0009-II, Entitas Induk berkomitmen untuk memberikan jasa logistik kepada
PT Bank UOB Indonesia. Perjanjian ini berlaku untuk masa waktu 80 hari dimulai dari tanggal
1 Desember 2019 sampai dengan tanggal 19 Februari 2020.

Pada tanggal 1 Desember 2017, berdasarkan perjanjian kerjasama layanan pengiriman paket dan
dokumen No. 18/04/CRS/0009, Entitas Induk berkomitmen untuk memberikan jasa logistik kepada
PT Bank UOB Indonesia Tbk. Perjanjian ini berlaku untuk masa waktu 2 tahun dimulai dari tanggal
1 Desember 2017 sampai dengan tanggal 30 November 2019.

Ikatan Penunjukan Kerjasama Keagenan Kargo

PT Lionel Jaya Logistik


Pada tanggal 28 Januari 2019, berdasarkan perjanjian kerjasama Entitas Induk berkomitmen untuk
melakukan kerjasama keagenan kargo di area domestik melalui pesawat udara dengan
menggunakan Surat Muatan Udara (SMU). Perjanjian ini berlaku dalam waktu 2 tahun terhitung sejak
tanggal 1 Februari 2019 sampai dengan tanggal 31 Januari 2020 dan dapat diperpanjang atas
kesepakatan Para Pihak.

Perjanjian Jasa Manajemen

Pada tanggal 2 Januari 2014, berdasarkan perjanjian No. 026/IAC-PJM/DIR/I/2014, Entitas Induk
melakukan perjanjian jasa manajemen dengan PT Intra Asia Corpora (Catatan 7e), dimana atas jasa
manajemen tersebut, Entitas Induk harus membayar Rp7.700.000 per bulan. Perjanjian dimulai
terhitung sejak tanggal 1 Januari 2014 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016. Perjanjian
tersebut diperbaharui dengan perjanjian No. 017/IAC-PJM/DIR/I/2017, dimana atas jasa manajemen
tersebut, Entitas Induk harus membayar Rp30.000.000 per bulan. Perjanjian dimulai terhitung sejak
tanggal 1 Januari 2017 sampai dengan tanggal 31 Desember 2017. Pada tanggal 1 Januari 2018,
Entitas Induk tidak memperpanjang perjanjian jasa manajemen dengan PT Intra Asia Corpora.

Pada tanggal 1 Januari 2019, perjanjian tersebut diperbaharui dengan perjanjian No. 023/IAC-
PJM/DIR/I/2019, dimana atas jasa manajemen tersebut, Entitas Induk harus membayar
Rp50.000.000 per bulan. Perjanjian dimulai terhitung sejak tanggal 1 Januari 2019 sampai
dengan tanggal 31 Desember 2019.

43
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN

Dalam aktivitas usahanya sehari-hari, Grup dihadapkan pada berbagai risiko. Risiko utama yang
dihadapi Grup yang timbul dari instrumen keuangan adalah risiko kredit, risiko pasar (yaitu tingkat
suku bunga), dan risiko likuiditas. Fungsi utama dari manajemen risiko Grup adalah untuk
mengidentifikasi seluruh risiko kunci, mengukur risiko-risiko ini dan mengelola posisi risiko sesuai
dengan kebijakan dan risk appetite Grup. Grup secara rutin menelaah kebijakan dan sistem
manajemen risiko untuk menyesuaikan dengan perubahan di pasar, produk dan praktek pasar
terbaik.

Grup menggunakan berbagai metode untuk mengukur risiko yang dihadapinya. Metode ini meliputi
analisis sensitivitas untuk risiko tingkat suku bunga, nilai tukar dan risiko harga lainnya dan analisis
umur piutang untuk risiko kredit.

Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko bahwa pihak ketiga tidak akan memenuhi liabilitasnya berdasarkan
instrumen keuangan atau kontrak pelanggan, yang menyebabkan kerugian keuangan. Grup
dihadapkan pada risiko kredit dari kegiatan operasi dan dari aktivitas pendanaan, termasuk deposito
pada bank, transaksi valuta asing dan instrumen keuangan lainnya.

Cadangan penurunan nilai yang diakui pada pelaporan keuangan hanyalah kerugian yang telah
terjadi pada tanggal laporan keuangan (berdasarkan bukti obyektif atas penurunan nilai).

Risiko kredit juga timbul dari simpanan-simpanan di bank dan institusi keuangan. Untuk memitigasi
risiko kredit, Grup menempatkan kas pada institusi keuangan yang terpercaya.

2019
Belum jatuh tempo atau Telah jatuh tempo tetapi Telah jatuh tempo
tidak mengalami belum mengalami dan mengalami
penurunan nilai penurunan nilai penurunan nilai Total
Bank 628.982.883 - - 628.982.883
Piutang usaha 4.408.938.183 8.389.392.369 1.749.012.735 14.547.343.287
Piutang lain-lain - 5.000.0000 - 5.000.0000
Total 5.037.921.066 8.394.392.369. 1.749.012.735 15.181.326.170

2018
Belum jatuh tempo atau Telah jatuh tempo tetapi Telah jatuh tempo
tidak mengalami belum mengalami dan mengalami
penurunan nilai penurunan nilai penurunan nilai Total
Bank 6.836.355.420 - - 6.836.355.420
Piutang usaha 2.228.843.784 7.494.470.876 1.710.593.888 11.433.908.548
Total 9.065.199.204 7.494.470.876 1.710.593.888 18.270.263.968

Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko dimana nilai wajar dari arus kas masa depan dari suatu instrumen
keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Grup dipengaruhi oleh risiko pasar,
terutama risiko tingkat suku bunga.

Risiko Tingkat Suku Bunga

Risiko terhadap tingkat suku bunga merupakan risiko nilai wajar atau arus kas masa datang dari
instrumen keuangan yang berfluktuasi akibat perubahan tingkat suku bunga pasar. Eksposur Grup
yang terpengaruh tingkat suku bunga terutama terkait pada utang pembiayaan.

44
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan)

Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan)

Grup memonitor secara ketat fluktuasi suku bunga pasar dan ekspektasi pasar sehingga dapat
mengambil langkah-langkah yang paling menguntungkan Grup secara tepat waktu. Manajemen tidak
menganggap perlunya melakukan swap suku bunga saat ini.

Tabel berikut adalah nilai tercatat berdasarkan jatuh temponya, atas liabilitas keuangan Grup yang
terkait risiko tingkat suku bunga pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018:

31 Desember 2019

Rata-rata Jatuh Tempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo
Suku Bunga dalam Satu Pada Tahun Pada Tahun Pada Tahun Pada atau Lebih
Efektif Tahun Kedua Ketiga Keempat dari Tahun Kelima Jumlah

Liabilitas
Utang pembiayaan 9.81% - 17.47% 120.918.951 27.804.420 - - - 148.723.371

31 Desember 2018

Rata-rata Jatuh Tempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo Jatuh Tempo
Suku Bunga dalam Satu Pada Tahun Pada Tahun Pada Tahun pada atau Lebih
Efektif Tahun Kedua Ketiga Keempat dari Tahun Kelima Jumlah

Liabilitas
Utang pembiayaan 9.81% - 17.47% 160.695.373 148.723.371 - - - 309.418.744

Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko ketika Grup tidak bisa memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo.
Manajemen melakukan evaluasi dan pengawasan yang ketat atas arus kas masuk (cash-in) dan kas
keluar (cash-out) untuk memastikan tersedianya dana untuk memenuhi kebutuhan pembayaran
liabilitas yang jatuh tempo. Secara umum, kebutuhan dana untuk pelunasan liabilitas jangka pendek
maupun jangka panjang yang jatuh tempo diperoleh dari penjualan kepada pelanggan.

Tabel di bawah merupakan profil jatuh tempo liabilitas keuangan Grup berdasarkan pembayaran
kontraktual yang tidak terdiskonto pada tanggal 31 Desember 2019, dan 2018:

31 Desember 2019

<1 bulan 1-3 bulan 3-12 bulan >12 bulan Total


Liabilitas:
Utang usaha
Pihak ketiga 1.365.241.466 455.080.489 492.867.420 - 2.313.189.375
Pihak berelasi - - 499.583.130 - 499.583.130
Utang lain-lain - - 23.414.271 - 23.414.271
Beban masih harus dibayar - 689.336.551 - - 689.336.551
Utang pembiayaan 13.559.542 41.385.654 65.973.755 27.804.420- 148.723.371
Utang pihak berelasi - - 1.154.089.400 - 1.154.089.400
Jumlah 1.378.801.008 1.185.802.694 2.235.927.976 27.804.420 4.828.336.098

45
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan)

Risiko Likuiditas (lanjutan)

31 Desember 2018

<1 bulan 1-3 bulan 3-12 bulan >12 bulan Total


Liabilitas:
Utang usaha
Pihak ketiga 1.270.701.760 358.635.019 343.231.436 - 1.972.568.215
Pihak berelasi - - 469.309.484 - 469.309.484
Utang lain-lain - - 153.777.693 - 153.777.693
Beban masih harus dibayar - 305.754.980 - - 305.754.980
Utang pembiayaan 15.586.155 40.731.800 104.377.418 148.723.371 309.418.744
Jumlah 1.286.287.915 705.121.799 1.070.696.031 148.723.371 3.210.829.116

PENGELOLAAN MODAL
Tujuan utama pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan pemeliharaan peringkat kredit yang
tinggi dan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi
pemegang saham.

Manajemen Grup mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan


perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Grup dapat
memilih menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham. Tidak ada perubahan yang
dibuat dalam tujuan, kebijakan, atau proses selama periode yang disajikan.

Kebijakan Grup adalah untuk menjaga rasio modal yang sehat dalam rangka untuk mengamankan
pembiayaan pada biaya yang wajar.

Tabel di bawah ini merangkum jumlah modal yang dipertimbangkan oleh Grup pada tanggal
31 Desember 2019 dan 2018:

2019 2018
Modal saham 42.164.000.000 42.164.000.000
Tambahan modal disetor 6.940.515.304 6.905.515.304
Defisit (6.899.170.087) (9.114.785.275)

Jumlah 42.205.345.217 39.954.730.029

Sebagaimana praktik yang berlaku umum, Grup mengevaluasi struktur permodalan melalui rasio
utang terhadap modal (gearing ratio) yang dihitung melalui pembagian antara utang bersih dengan
modal. Utang bersih adalah jumlah liabilitas sebagaimana disajikan di dalam laporan posisi keuangan
dikurangi dengan jumlah kas dan bank, sedangkan modal meliputi seluruh komponen ekuitas dalam
laporan posisi keuangan. Pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018. perhitungan rasio tersebut
adalah sebagai berikut:

2019 2018
Jumlah liabilitas 8.786.058.436 6.923.395.099
Dikurangi kas dan bank 6.446.147.948 7.024.446.536

Utang bersih 2.339.910.488 (101.051.437)


Jumlah ekuitas - neto 42.204.813.957 39.954.730.029
Rasio utang terhadap modal 0,06 0,00

46
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26. INSTRUMEN KEUANGAN

Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar instrumen keuangan
Perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan:

31 Desember 2019

Nilai Tercatat Nilai Wajar

ASET KEUANGAN
Pinjaman yang diberikan dan piutang:
Kas dan bank 6.446.147.948 6.446.147.948
Piutang usaha 12.798.330.552 12.798.330.552
Piutang lain-lain 5.000.000 5.000.000
Jumlah Aset Keuangan 19.249.478.500 19.249.478.500

LIABILITAS KEUANGAN
Liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan
biaya perolehan amortisasi:
Utang usaha
Pihak ketiga 2.313.189.375 2.313.189.375
Pihak berelasi 499.583.130 499.583.130
Utang lain-lain 23.414.271 23.414.271
Beban masih harus dibayar 689.336.551 689.336.551
Utang pembiayaan 148.723.371 148.723.371
Utang pihak berelasi 1.154.089.400 1.154.089.400
Jumlah Liabilitas Keuangan 4.828.336.098 4.828.336.098

31 Desember 2018

Nilai Tercatat Nilai Wajar

ASET KEUANGAN
Pinjaman yang diberikan dan piutang:
Kas dan bank 7.024.446.536 7.024.446.536
Piutang usaha 9.723.314.660 9.723.314.660
Jumlah Aset Keuangan 16.747.761.196 16.747.761.196

LIABILITAS KEUANGAN
Liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan
biaya perolehan amortisasi:
Utang usaha
Pihak ketiga 1.972.568.215 1.972.568.215
Pihak berelasi 469.309.484 469.309.484
Utang lain-lain 153.777.693 153.777.693
Beban masih harus dibayar 305.754.980 305.754.980
Utang pembiayaan 309.418.744 309.418.744
Jumlah Liabilitas Keuangan 3.210.829.116 3.210.829.116

Berikut ini adalah metode dan asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar masing-masing
kelompok dari instrumen keuangan Grup:

47
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26. INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)

1. Nilai wajar kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain, utang usaha - pihak ketiga dan pihak
berelasi, utang lain-lain dan beban masih harus dibayar, mendekati nilai tercatatnya karena
bersifat jangka pendek dan akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan.
2. Nilai wajar utang pembiayaan ditentukan menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat
suku bunga efektif.
3. Nilai wajar dari utang pihak berelasi dicatat sebesar biaya historis karena nilai wajarnya tidak
dapat diukur secara handal. Tidak praktis untuk mengestimasi nilai wajar dari liabilitas tersebut
karena tidak ada jangka waktu pembayaran yang pasti walaupun tidak diharapkan untuk
diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan.

27. TRANSAKSI YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS


Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, aktivitas investasi yang tidak
mempengaruhi arus kas adalah pembelian aset tetap melalui utang pembiayaan sebesar
Rp291.972.338.

28. INFORMASI TAMBAHAN UNTUK LAPORAN ARUS KAS


Rekonsiliasi utang pembiayaan konsumen neto:
Utang pembiayaan
jangka panjang

Utang pada 1 Januari 2019 309.418.744


Arus kas neto (160.695.373)
Utang neto pada 31 Desember 2019 148.723.371

29. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN

Ketidakpastian Kondisi Ekonomi

Pada tanggal 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (“WHO”) telah menetapkan penyebaran
wabah virus corona (“Covid-19”) sebagai pandemi global. Wabah Covid-19 telah menyebabkan
terjadinya perlambatan ekonomi global dan domestik, yang kemudian mempengaruhi operasi Grup
serta pelanggan dan pemasok Grup. Meskipun gangguan ini diperkirakan hanya bersifat sementara,
namun terdapat ketidakpastian yang cukup tinggi terkait luas dampaknya terhadap operasi dan kinerja
keuangan Grup. Luas dampak tersebut bergantung pada beberapa perkembangan tertentu di masa
depan yang tidak dapat diprediksi pada saat ini, termasuk durasi penyebaran wabah, kebijakan
ekonomi dan kebijakan lainnya yang diterapkan Pemerintah untuk menangani ancaman Covid-19,
serta dampak faktor-faktor tersebut terhadap pegawai, pelanggan dan pemasok Grup. Manajemen
terus memantau secara seksama operasi, likuiditas dan sumber daya yang dimiliki Grup, serta bekerja
secara aktif untuk mengurangi dampak saat ini dan dampak masa depan dari situasi ini yang belum
pernah dialami sebelumnya. Laporan keuangan konsolidasian ini tidak mencakup penyesuaian yang
mungkin timbul dari ketidakpastian yang diungkapkan di atas.

Perubahan Tarif Pajak Badan

Pada tanggal 31 Maret 2020, sebagai bagian dari stimulus ekonomi untuk perlindungan dampak
Covid-19, pemerintah Republik Indonesia mengumumkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang (“Perpu”) No. 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem
Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Dalam
Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas
Sistem Keuangan.

48
PT TRIMUDA NUANSA CITRA Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2019 Serta
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal Tersebut
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

29. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (lanjutan)

Perubahan Tarif Pajak Badan (lanjutan)

Perpu No.1 Tahun 2020 mengatur, antara lain, penurunan tarif pajak badan sebagai berikut:
• Untuk tahun pajak 2020 dan 2021: dari 25% menjadi 22%;
• Mulai tahun pajak 2022: dari 22% menjadi 20%;
• Perusahaan Terbuka dalam negeri yang memenuhi kriteria tambahan tertentu dapat memperoleh
tarif pajak sebesar 3% lebih rendah dari tarif pajak yang disebutkan di atas.

Penurunan tarif pajak tidak mempengaruhi jumlah pajak kini atau tangguhan yang diakui pada tanggal
31 Desember 2019. Namun, perubahan ini akan mengurangi beban pajak Grup di masa depan. Jika
tarif pajak baru ini diterapkan dalam menghitung pengenaan pajak atas beda waktu dan rugi fiskal
yang diakui pada tanggal 31 Desember 2019, efek aset pajak tangguhan neto tidak mengalami
perubahan yang signifikan terhadap Grup.

49
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk

LAPORAN KEUANGAN

UNTUK TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2018


DENGAN ANGKA PERBANDINGAN 31 DESEMBER 2017
DAN
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
DAFTAR ISI

Halaman

Surat Pernyatan Direksi

Neraca …………………………………………………………………………………. 1-2

Laporan Laba Rugi …………………………………………………………………… 3

Laporan Perubahan Ekuitas …………………………………………………………. 4

Laporan Arus Kas …………………...……………………………………………….. 5

Catatan Atas Laporan Keuangan.…………………………………………………… 6 - 46


PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 Juni 2018 31 Desember 2017


Catatan
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
ASET
ASET LANCAR
Kas dan bank 2b,4,28 10.034.251.251 2.079.053.001
Piutang usaha - setelah dikurangi
penyisihan penurunan nilai piutang
sebesar Rp.538.826.567 pada tanggal
30 Juni 2017, Rp.538.826.567 pada tanggal
31 Desember 2017 2b,5 11.873.131.651 8.130.836.583
Piutang lain-lain 26,28 15.972.725 9.792.358
Uang muka pajak 2l, 15a 319.513.950 -
Persediaan 6 142.427.894 164.988.725
Uang muka dan beban dibayar dimuka 2d,7,8b,26 27.510.227.167 8.204.918.158
JUMLAH ASET LANCAR 49.895.524.638 18.589.588.825

ASET TIDAK LANCAR


Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar Rp. 7.570.141.618,-
pada tanggal 30 Juni 2018 dan
Rp. 7.402.120.614,- pada tanggal 2e,2g,9,16
31 Desember 2017 21,24 2.559.788.399 1.834.363.808
Aset takterwujud - setelah dikurangi akumulasi
amortisasi sebesar Rp. 5.625.000,- pada
tanggal 30 Juni 2018 dan Rp.2.812.500,-
pada tanggal 31 Desember 2017 2f,2g,10 129.375.000 132.187.500
Aset pajak tangguhan 2l,15e 966.249.384 966.249.384
Aset lain-lain 11 48.791.227 48.791.227
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 3.655.412.783 2.981.591.919
JUMLAH ASET 53.550.937.421 21.571.180.744

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

1
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan)
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30 Juni 2018 31 Desember 2017


Catatan
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
LIABILITAS DAN EKUITAS
(DIFISIENSI EKUITAS) - NETTO
LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha 2b,12,28
Pihak ketiga 5.667.055.079 4.181.427.725
Utang lain-lain 2b,13,26,28
Pihak ketiga 1.500.000.000 1.000.000.000
Pihak berelasi 2h, 8d 2.400.000.000 2.400.000.000
Beban masih harus di bayar 2b,14,28 1.234.593.948 81.400.653
Hutang pajak 2l, 15b 626.995.343 497.647.019
Utang pembiayaan jangka panjang
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 2b,9,16,28 95.395.352 89.164.860
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK 11.524.039.722 8.249.640.257
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang pembiayaan jangka panjang setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam
satu tahun 2b,9,16,28 298.491.277 106.411.902
Liabilitas imbalan kerja karyawan 2i,16,23 3.547.695.197 3.326.170.969
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PANJANG 3.846.186.474 3.432.582.871
JUMLAH LIABILITAS 15.370.226.196 11.682.223.128

EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp.100 per saham
Rp.100 per saham pada tanggal 30 Juni 2018
dan 31 Desember 2017
Modal dasar - 880.000.000 saham
pada tanggal 30 Juni 2017 dan
31 Desember 2017
Modal ditempatkan dan disetor penuh
421.640.000 dan 221.640.000 saham pada
tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017 18 42.164.000.000 22.164.000.000
Tambahan Modal Disetor 2j, 15f 40.570.804 40.570.804
Agio saham 10.000.000.000 -
Emisi saham (3.135.055.500) -
Saldo rugi (10.888.804.079) (12.315.613.188)
JUMLAH EKUITAS (DEFISIENSI EKUITAS) NETTO 38.180.711.225 9.888.957.616
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
53.550.937.421 21.571.180.744
(DIFISIENSI EKUITAS) - NETTO
- -
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

2
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Untuk Periode 1 Januari 2018 Sampai Dengan 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan 1 Januari 2017 Sampai Dengan 30 Juni 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1 Januari 2018 1 Januari 2017


sampai dengan sampai dengan
Catatan
30 Juni 2018 30 Juni 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
PENDAPATAN 2k,20 29.624.842.141 26.515.966.154
BEBAN POKOK PENDAPATAN 2k,9,21 21.421.640.117 20.741.166.826
LABA KOTOR 8.203.202.024 5.774.799.328
Beban penjualan 2k,22 1.368.782.968 1.018.285.088
Beban umum dan administrasi 2k,9,17,23 4.921.231.834 3.445.184.197
LABA OPERASI 1.913.187.223 1.311.330.043
Laba penjualan aset tetap 22.500.000 -
Lain-lain - bersih (17.093.007) -
LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT (BEBAN)
1.918.594.216 1.311.330.043
PAJAK PENGHASILAN
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2l, 15c
Kini (491.685.107) (349.631.435)
Tangguhan - 56.484.157
LABA (RUGI) TAHUN / PERIODE BERJALAN 1.426.909.109 1.018.182.765
PENGHASILAN (BEBAN) KOMFREHENSIF LAIN
Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba-rugi
pada periode berikut nya :
Pengukuran kembali liabilitas imbalan kerja - 150.509.989
Manfaat (beban) pajak penghasilan terkait - (22.192.327)
Penghasilan(rugi) komfrehensif lain - setelah pajak - 128.317.662
JUMAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF 1.426.909.109 1.146.500.427
LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 2n,24 7,32 5,88

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

3
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (DIFIENSI EKUITAS) - NETTO
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal saham Jumlah Ekiuitas
Ditempatkan dan (Difisiensi Ekuitas)
Disetor penuh Deficit Netto
SALDO 31 Desember 2016 14.164.000.000 (14.518.201.656) (354.201.656)
Setoran modal 8.000.000.000 - 8.000.000.000
Tambahan modal 40.570.804 - 40.570.804
Laba (Rugi) tahun berjalan 2.202.488.468 2.202.488.468
SALDO 31 Desember 2017 22.204.570.804 (12.315.713.188) 9.888.857.616
Setoran modal 20.000.000.000 - 20.000.000.000
-
Tambahan modal - - -
-
Laba (Rugi) tahun berjalan - 1.426.909.109 1.426.909.109
SALDO PER 31 JUNI 2018 42.204.570.804 (10.888.804.079) 31.315.766.725

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

4
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Periode 1 Januari 2018 Sampai Dengan 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 Juni 2018 31 Desember 2017
Catatan
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 29.777.772.107 52.629.403.498


Pembiayaan kepada :
Pemasok (15.593.147.434) (31.070.885.339)
Karyawan (11.595.308.547) (17.050.478.064)
Kegiatan operasional lainnya (2.608.786.700) (4.650.471.038)
Kas Neto Diperoleh Dari (Digunakan Untuk)
(19.470.574) (142.430.943)
Aktivitas Operasi

ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS INVESTASI

Uang muka pembelian tanah 7 (18.688.500.000) (7.000.000.000)


Perolehan aset tetap 9,29 (195.156.000) (240.555.402)
Penjualan aset tetap 9 85.400.000 222.197.557
Kas Neto Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (18.798.256.000) (7.018.357.845)

ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS PENDANAAN

Setoran modal 20.000.000.000 8.000.000.000


Agio saham 10.000.000.000
Emisi saham (3.135.055.500)
Pembayaran utang pembiayaan (92.019.696) (89.560.167)
Kas Neto Diperoleh Dari (Digunakan Untuk)
26.772.924.804 7.910.439.833
Aktivitas Pendanaan

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN BANK 7.955.198.230 749.651.045


KAS DAN BANK AWAL TAHUN 2.079.053.021 1.329.401.976
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN 10.034.251.251 2.079.053.021

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan

5
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Trimuda Nuansa Citra (Perusahaan) didirikan di Indonesia sesuai Akta Notaris Elliza Asmawel, S.H., No. 21
tanggal 4 Mei 1995, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah ditegaskan kembali berdasarkan akta notaris
Samsul Hadi S.H. No 25, tanggal 15 Agustus 1997, notaris di Jakarta tentang perubahan susuan direksi dan
komisaris dan perubahan modal dasar Perusahaan. Akta penegasan kembali atas akta pendirian ini telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.
C2-12.478.HT.01.01 TH.97 tanggal 2 Desember 1997, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No.24, tambahan No.1732 tahun 1998. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa
kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Ardi Kristiar S.H.., No.158 tanggal 29 Nopember 2017, notaris
di Jakarta mengenai maksud dan tujuan Perusahaan, dan seluruh anggaran dasar Perusahaan sehubungan
dengan perubahan status Perusahaan menjadi Perseroan Terbatas Tertutup. Perubahan tersebut telah
mandapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat
Keputusan No.AHU-0025122.AH.01.02.TAHUN 2017, tanggal 29 November 2017.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan usaha utama yaitu menjalankan
usaha di bidang Jasa, termasuk Jasa Penyelenggaraan Pos adalah keseluruhan kegiatan pengelolaan dan
penatausahaan layanan pos yang mencakup layanan komunikasi tertulis dan/atau surat elektronik, layanan
paket, layanan logistik, layanan transaksi keuangan dan/atau layanan keagenan pos, jasa titipan barang
(courier service) dan giro termasuk jasa keuangan secara tunai maupun berbasis giro (account) serta jasa-
jasa lain yang menunjang penyelenggaraan usaha jasa pos dan giro sesuai dengan peraturan perundangan-
undangan yang berlaku, kecuali jasa dibidang hukum, pajak dan keamanan.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan lokasi kantor pusat di Jalan Prof. Dr. Soepomo SH No. 58,
Jakarta Selatan. Perusahaan mulai melakukan kegiatan usaha secara komersial pada tahun 1995.
Saat ini Perusahaan mengoperasikan jasa penyelenggaraan pos yang mencakup jasa kurir dan logistik
dengan merek dagang “Garuda Express Delivery”. Perusahaan memiliki 3 cabang untuk kegiatan
operasional, yaitu di Bandung, Sidoarjo dan Balikpapan.
Entitas Induk langsung Perusahaan adalah PT Biro Perjalanan Wisata Mila, sedangkan Entitas Induk utama
Perusahaan adalah PT Intra Asia Corpora yang didirikan dan berdomisili di Jakarta, dimana mayoritas
sahamnya dimiliki oleh Kim Johanes Mulia.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan


Pada tanggal 8 Juni 2018, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Dewan Kominioner Otorita Jasa
Keuangan (OJK) dalam Surat Keputusannya Nomor KEP-90/D.04/2018. Menetapkan Saham Perusahaan
sebagai Saham Syariah. Untuk melakukan Penawaran Umum Perdana kepada Masyarakat melalui pasar
modal sebanyak 200.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 100 per saham dengan harga
penawaran sebesar Rp.150 per saham

6
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

c. Dewan Komisaris, Direksi, Karyawan, dan Komite Audit


Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2018 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Achmad Sutjipto
Komisaris : Andy Raharja
Direksi
Direktur Utama : Arifin Seman
Direktur Independen : Maulana Iskandar
Direktur : Marius Obbert Mulia
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Achmad Sutjipto
Komisaris : Andy Raharja
Direksi
Direktur Utama : Bimo Kuntjoro
Direktur Independen : Maulana Iskandar
Direktur : Marius Obbert Mulia
Susunan Komite Audit sebagai berikut :
Ketua : Achmad Sutjipto
Anggota : Femmy Osito
Anggota : Dadang Suhendra
Manajemen kunci adalah direksi dan dewan komisaris Perusahaan. Ruang lingkup direktur utama mencakup
bidang hukum, pemasaran dan operasional dan ruang lingkup direktur mencakup bidang sumber daya
manusia, keuangan dan akuntansi.
Gaji dan tunjangan yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun-tahun yang berakhir
pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, secara keseluruhan masing-masing berjumlah sebesar Rp.
140.500.000,- dan sebesar Rp. 656.603.962.-
Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, Perusahaan memiliki masing- masing 99 orang karyawan
tetap (tidak diaudit).

d. Penyelesaian Laporan Keuangan


Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan ini yang telah diselesaikan
dan diotorisasi untuk diterbitkan oleh manajemen Perusahaan pada tanggal 27 Juli 2018.

7
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan


Laporan keuangan PT Trimuda Nuansa Citra disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
(SAK) yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK)
serta Peraturan Regulator Pasar Modal Perusahaan yang berada di bawah pengawasannya.
Efektif tanggal 1 Januari 2017, Perusahaan menerapkan Amandemen PSAK 1 (2015) - “Penyajian Laporan
Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan"
Amandemen ini, antara lain, memberikan klarifikasi terkait penerapan persyaratan materialitas, fleksibilitas
urutan sistematis catatan atas laporan keuangan dan pengidentifikasian kebijakan akuntansi signifikan.
Penerapan Amandemen PSAK 1 (2015) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.
Laporan keuangan disusun berdasarkan PSAK 1 (2015), “Penyajian Laporan Keuangan”.
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 30 Juni 2018 adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan
laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017, kecuali bagi
penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait atas
laporan keuangan, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif
Laporan keuangan, disusun berdasarkan dasar akrual dengan menggunakan konsep harga perolehan,
kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam
kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Perusahaan menerapkan PSAK 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran
kas dan bank yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah, yang
merupakan mata uang fungsional Perusahaan.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan
penggunaan estimasi dan asumsi. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk membuat
pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan. Area yang kompleks atau
memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area dimana asumsi dan estimasi dapat
berdampak signifikan terhadap laporan keuangan diungkapkan di Catatan 3.
b. Instrumen Keuangan
Perusahaan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK 55 (Revisi 2014)
“Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK 60 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan:
Pengungkapan”.

8
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan

b. Instrumen Keuangan (lanjutan)


Klasifikasi
i. Aset keuangan
Aset keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2014) diklasifikasikan sebagai (i) aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi dimiliki
hingga jatuh tempo, (iv) atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Perusahaan
menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat pengakuan awal dan jika diperbolehkan dan
sesuai, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir tahun keuangan.
Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan bank, piutang usaha dan piutang lain-lain yang
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
ii. Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2014) dapat dikategorikan sebagai (i) liabilitas
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, (ii) liabilitas keuangan yang diukur pada biaya
perolehan diamortisasi, atau (iii) derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam
lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan
pada saat pengakuan awal.
Liabilitas keuangan Perusahaan terdiri dari utang usaha - pihak ketiga dan pihak berelasi, utang lain-lain -
pihak ketiga dan pihak berelasi, beban masih harus dibayar, dan utang pembiayaan yang diklasifikasikan
sebagai liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.
Pengakuan dan Pengukuran
i. Aset keuangan
Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya.
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu yang
ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian yang lazim/reguler) diakui
pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap
atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat
sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Keuntungan dan kerugian diakui sebagai laba rugi pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang
dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

9
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

b. Instrumen Keuangan (lanjutan)


ii. Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal liabilitas keuangan yang
diukur pada biaya perolehan diamortisasi, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, selanjutnya setelah pengakuan awal
diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak
diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban
keuangan” dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika
liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.
Saling Hapus atas Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi
keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas
jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk
menyelesaikan dengan menggunakan dasar bersih, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan
liabilitasnya secara bersamaan.
Biaya Perolehan Diamortisasi atas Instrumen Keuangan
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan
penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan
tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan
biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
Setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset
keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset
keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti
yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi
setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut
berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang
dapat diestimasi secara handal.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan
apakah terdapat bukti obyektif mengenai adanya penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang
signifikan secara individual atau untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti
penurunan nilai secara kolektif.

10
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

b. Instrumen Keuangan (lanjutan)


Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai adanya penurunan nilai atas aset
keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka
Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko
kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan
nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak
termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur
sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk
ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang
didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan
dan piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai
adalah suku bunga efektif terkini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun
penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laba rugi.
Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi secara
langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke akun cadangan penurunan nilai jumlah tersebut
dihapusbukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan tersebut.
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan penurunan nilai tersebut
diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan, sepanjang nilai tercatat aset
tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dengan menyesuaikan akun cadangan.
Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.
Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode berjalan
dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan penurunan nilai, sedangkan jika setelah akhir
periode pelaporan dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya.
Penghentian Pengakuan
i. Aset Keuangan
Suatu aset keuangan, atau mana yang berlaku, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok
aset keuangan sejenis, dihentikan pengakuannya pada saat :
a. hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau
b. Perusahaan mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan
atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tanpa penundaan yang
signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan (i) secara substansial
mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (ii) secara
substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset
keuangan tersebut, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.

11
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

b. Instrumen Keuangan (lanjutan)


Ketika Perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah
menandatangani kesepakatan pelepasan (pass through arrangement ), dan secara substansial tidak
mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, maupun
mentransfer pengendalian atas aset, aset tersebut diakui sejauh keterlibatan berkelanjutan
Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur
sebesar jumlah terendah dari jumlah tercatat aset dan jumlah maksimal dari pembayaran yang
diterima yang mungkin harus dibayar kembali.
Penghentian Pengakuan (lanjutan)
i. Aset Keuangan
Dalam hal ini, Perusahaan juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer dan liabilitas terkait
diukur dengan dasar yang mencerminkan hak dan liabilitas yang masih dimiliki Perusahaan.
Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai
tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk setiap aset baru yang diperoleh
dikurangi setiap liabilitas baru yang harus ditanggung; dan (ii) setiap keuntungan atau kerugian
kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain.
ii. Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan
atau dibatalkan atau kadaluarsa.
Ketika liabilitas keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan
persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan
liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai
penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai
tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui sebagai laba rugi.
c. Pengukuran Nilai Wajar
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur di antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
Pengukuran nilai wajar didasarkan pada asumsi bahwa transaksi untuk menjual aset atau mengalihkan
liabilitas akan terjadi :
1. di pasar utama untuk aset atau liabilitas tersebut atau;
2. jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut.
Perusahaan harus memiliki akses ke pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan. Nilai wajar aset
atau liabilitas diukur menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar ketika menentukan harga aset
atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomi
Perusahaan menggunakan teknik penilaian yang sesuai dalam keadaan dan dimana data yang memadai
tersedia untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang
relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.

12
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

c. Pengukuran Nilai Wajar (lanjutan)


Seluruh aset dan liabilitas, baik yang diukur pada nilai wajar, atau dimana nilai wajar aset atau liabilitas
tersebut diungkapkan, dikategorikan dalam hirarki nilai wajar, berdasarkan level input terendah yang
signifikan terhadap keseluruhan pengukuran, sebagai berikut :
1. Level 1 - harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik;
2. Level 2 - teknik penilaian dimana level input terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar
dapat diobservasi, baik secara langsung maupun tidak langsung;
3. Level 3 - teknik penilaian dimana level input terendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar
tidak dapat diobservasi.
Untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang dalam laporan keuangan, maka
Perusahaan menentukan apakah telah terjadi transfer di antara level hirarki nilai wajar dengan cara menilai
kembali pengkategorian level nilai wajar (berdasarkan level input terendah yang signifikan terhadap
keseluruhan pengukuran) pada setiap akhir periode pelaporan.

d. Beban Dibayar di Muka


Beban dibayar di muka diamortisasi selama manfaat masing-masing beban dengan menggunakan metode
garis lurus dan dibebankan selama umur manfaatnya.

e. Aset tetap
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai.
Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi
kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke
dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua
biaya perbaikan dan pemeliharaan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi
pada saat terjadinya.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat
ekonomis aset tetap dengan tarif sebagai berikut:
Tahun
Peralatan kantor 4
Kendaraan 8
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat
ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset diakui dalam laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Nilai residu, estimasi masa manfaat dan metode penyusutan direview dan disesuaikan, setiap akhir tahun,
bila diperlukan.

13
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)


f. Aset Takberwujud
Aset takberwujud dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi
penurunan nilai, jika ada. Aset takberwujud dengan umur manfaat yang terbatas diamortisasi secara garis
lurus selama umur manfaat ekonominya dan dievaluasi apabila terdapat indikator adanya penurunan nilai.
Periode dan metode amortisasi untuk aset tak berwujud dengan umur manfaat yang terbatas ditelaah
setidaknya setiap akhir periode pelaporan.
Aset takberwujud yang dimiliki oleh Perusahaan adalah yang memiliki taksiran masa umur manfaat
ekonomis selama 4 tahun diamortisasi secara garis lurus selama umur manfaatnya.
g. Penurunan Nilai Aset Nonkeuangan
Perusahaan menerapkan PSAK 48 (Revisi 2014) “Penurunan Nilai Aset”.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami
penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan,
maka Perusahaan membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar
aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset
tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset
lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut mengalami
penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan
nilai dari operasi yang dilanjutkan diakui pada laba rugi sebagai rugi penurunan nilai.
Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan
menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar terkini atas nilai waktu
dari uang dan risiko spesifik dari aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan
menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini
dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikasi nilai wajar yang tersedia.
Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan tahunan apakah terdapat indikasi bahwa rugi
penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill mungkin tidak ada
lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah
terpulihkan aset tersebut.
Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik
hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset
tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset dinaikkan ke jumlah
terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset tidak melebihi jumlah
terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan
nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset
tersebut disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi,
dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
14
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

g. Penurunan Nilai Aset Nonkeuangan (lanjutan)


Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat indikasi atas penurunan nilai aset nonkeuangan pada
tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017.

h. Transaksi dengan Pihak Berelasi


Pihak berelasi merupakan seseorang atau entitas yang berhubungan dengan Perusahaan :
(a) Perorangan atau kerabat dekat yang dianggap pihak berelasi dengan Perusahaan jika :
(i) mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan
Perusahaan;
(ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh yang signifikan atas
Perusahaan; atau ,
(iii) adalah seorang anggota manajemen kunci di perusahaan atau induk dari perusahaan tersebut.
(b) Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika salah satu dari ketentuan berikut berlaku;
(i) Suatu entitas dan Perusahaan merupakan anggota dari perusahaan yang sama ( yang berarti induk
dan anak perusahaan berhubungan satu sama lain).
(ii) Satu entitas merupakan entitas asosiasi atau gabungan bersama dari entitas-entitas yang lain (atau
asosiasi gabungan adalah anggota dari Perusahaan dengan entitas lainnya sebagai anggota).
(iii) Semua entitas adalah pihak berelasi dengan pihak ketiga yang sama.
(iv) Satu entitas merupakan sebuah gabungan dari entitas ketiga dan entitas lainnya merupakan
gabungan dari entitas ketiga.
(v) Suatu pihak memiliki / terkait suatu program imbalan pasca kerja untk imbalan kerja dari
Perusahaan atau entitas lainnya yang terkait dengan Perusahaan. Jika perusahaan sendiri memiliki
perencanaan maka karyawan bersangkutan juga berhubungan dengan perusahaan.
(vi) Suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama oleh pihak yang berkaitan (a).
(vii Suatu antitas yang merupakan (a) (i) memiliki pengaruh yang cukup signifikan atau merupakan
anggota personil manajemen kunci perusahaan (atau induk dari entitas tersebut).
Semua transaksi dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan
kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam Laporan Keuangan.

i. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan


Perusahaan mengakui kewajiban imbalan kerja yang tidak didanai sesuai dengan Undang-undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003, tanggal 25 Maret 2003. Beban pensiun berdasarkan program dana pensiun
manfaat pasti Perusahaan ditentukan melalui perhitungan aktuaria secara periodik dengan
menggunakan metode Projected Unit Credit dan menerapkan asumsi atas tingkat diskonto, hasil yang
diharapkan atas aset dana pensiun dan tingkat kenaikan manfaat pasti dana pensiun tahunan.
Seluruh pengukuran kembali, terdiri atas keuntungan dan kerugian aktuarial dan hasil atas aset program
(tidak termasuk bunga bersih) diakui langsung melalui penghasilan komprehensif lain dengan tujuan agar
aset atau kewajiban pensiun neto diakui dalam laporan posisi keuangan untuk mencerminkan nilai penuh
dari defisit dan surplus dana pensiun. Pengukuran kembali tidak direklasifikasikan laba atau rugi pada
15
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)


i. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan (lanjutan)
Seluruh biaya jasa lalu diakui pada saat yang lebih dulu antara ketika amandemen/kurtailmen terjadi atau
ketika biaya restrukturisasi atau pemutusan hubungan kerja diakui.
Bunga neto dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto terhadap liabilitas atau aset imbalan pasti neto.
Biaya jasa terdiri dari biaya jasa kini dan biaya jasa lalu, keuntungan dan kerugian kurtailmen dan
penyelesaian tidak rutin, jika ada. Beban atau pendapatan bunga neto, dan biaya jasa diakui dalam laba atau

j. Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak


Perusahaan menerapkan PSAK 70 (2016), “Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak”.
PSAK ini mengatur perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 11 tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak (“UU Pengampunan Pajak”) yang berlaku efektif
tanggal 1 Juli 2016.
PSAK 70 memberikan pilihan kebijakan dalam pengakuan awal aset atau liabilitas yang timbul dari
pelaksanaan undang-undang pengampunan pajak, yaitu dengan mengikuti SAK yang relevan menurut
sifat aset atau liabilitas yang diakui (PSAK 70 Par. 06) atau mengikuti ketentuan yang diatur dalam paragraf
10 hingga 23 PSAK 70 (Pendekatan Opsional). Keputusan yang dibuat oleh Perusahaan harus konsisten
untuk semua aset dan liabilitas pengampunan pajak yang diakui.
Perusahaan mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak dalam laporan keuangannya sesuai dengan
SAK yang relevan untuk masing-masing aset atau liabilitas.
Aset pengampunan pajak diakui sebesar biaya perolehan berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan
Pajak (SKPP). Liabilitas pengampunan pajak diakui sebesar kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas
atau setara kas untuk menyelesaikan kewajiban yang berkaitan langsung dengan perolehan aset
Perusahaan mengakui selisih antara aset pengampunan pajak dan liabilitas pengampunan pajak sebagai
bagian dari tambahan modal disetor di ekuitas. Selisih tersebut tidak dapat diakui sebagai laba rugi
direalisasi maupun direklasifikasi ke saldo laba.

k. Pengakuan Pendapatan dan Beban


Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan dan
jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima.
Pendapatan diakui pada saat jasa pengiriman diberikan kepada pelanggan, sedangkan beban diakui pada
saat terjadinya (dasar akrual).

l. Pajak Penghasilan
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Beban pajak diakui dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain kecuali untuk transaksi yang berhubungan dengan transaksi diakui langsung
ke ekuitas, dalam hal ini diakui sebagai penghasilan komprehensif lainnya.

16
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)

l. Pajak Penghasilan (lanjutan)


Pajak kini
Beban pajak kini dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada tanggal pelaporan keuangan,
dan ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Manajemen secara periodik
mengevaluasi posisi yang dilaporkan di Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) sehubungan dengan situasi
dimana aturan pajak yang berlaku membutuhkan interpretasi. Jika perlu, manajemen menentukan provisi
berdasarkan jumlah yang diharapkan akan dibayar kepada otoritas pajak.
Pajak tangguhan
Pajak tangguhan diukur dengan metode liabilitas atas beda waktu pada tanggal pelaporan antara dasar
pengenaan pajak untuk aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan.
Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dengan beberapa
pengecualian. Aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi
fiskal apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba kena pajak pada masa mendatang akan
memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer dan rugi fiskal.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan, dan mengurangi jumlah
tercatat jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk
mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui
dinilai kembali pada setiap akhir periode pelaporan dan diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena
pajak mendatang akan memungkinkan aset pajak tangguhan tersedia untuk dipulihkan.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif yang akan dikenakan pada periode saat aset
direalisasikan atau liabilitas tersebut diselesaikan, berdasarkan undang-undang pajak yang berlaku atau
berlaku secara substantif pada akhir periode laporan keuangan. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan
dan/atau pemulihan semua perbedaan temporer selama tahun berjalan, termasuk pengaruh perubahan
tarif pajak, dikreditkan atau dibebankan pada periode operasi berjalan, untuk transaksi-transaksi yang
sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan secara saling hapus saat hak yang dapat dipaksakan secara
hukum ada untuk saling hapus aset pajak kini dan liabilitas pajak kini, atau aset pajak tangguhan dan
liabilitas pajak tangguhan berkaitan dengan entitas kena pajak yang sama, atau Perusahaan bermaksud
untuk menyelesaikan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.

m. Informasi Segmen
Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa
(segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen
geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lain.

17
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan)


m. Informasi Segmen (lanjutan)
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk hal-hal yang dapat diatribusikan secara
langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk
segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar perusahaan dieliminasi sebagai
bagian dari proses konsolidasi.

n. Laba (Rugi) Per Saham


Jumlah laba (rugi) per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diatribusikan
kepada pemilik Perusahaan dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang
bersangkutan. Rata-rata tertimbang saham yang beredar untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30
Juni 2018 sebanyak 208.306.667 lembar saham, Tangggal 31 Desember 2017 sebanyak 208.306.667 lembar

o. Peristiwa Setelah Tanggal Pelaporan


Perusahaan menerapkan PSAK 8 (Revisi 2010), “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”.
Peristiwa setelah akhir periode yang memerlukan penyesuaian dan menyediakan informasi Perusahaan
pada tanggal yang tercantum dalam laporan keuangan
Peristiwa setelah akhir periode yang tidak memerlukan penyesuaian diungkapkan dalam laporan keuangan
apabila material.

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI, DAN ASUMSI


Penyusunan laporan keuangan Perusahaan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan,
estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dan pengungkapan yang terkait, pada akhir
periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian
material terhadap nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.
Pertimbangan
Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, manajemen telah membuat keputusan berikut, yang
memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan :
Klasifikasi Instrumen keuangan
Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas
keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK 55 (Revisi 2014) dipenuhi. Dengan
demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti
diungkapkan pada Catatan 2b.
Penentuan Mata Uang Fungsional
Mata uang fungsional Perusahaan adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana entitas
beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban pokok
pendapatan yang diberikan. Berdasarkan penilaian manajemen Perusahaan, mata uang fungsional Perusahaan

18
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI, DAN ASUMSI (lanjutan)


Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha
Perusahaan mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak
dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan
fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan
pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang
telah diketahui, untuk mencatat provisi yang spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah
piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Provisi yang spesifik ini dievaluasi kembali dan
disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan penurunan nilai piutang.
Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 2b dan 5.
Estimasi dan Asumsi
Asumsi utama masa depan dan ketidakpastian sumber estimasi utama yang lain pada tanggal pelaporan yang
memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun
berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang
tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan
mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut
dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Penilaian Instrumen Keuangan
Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan
estimasi akuntansi. Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan
bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Perusahaan
menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut
dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan.

Penyusutan Aset Tetap


Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa
manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap selama 4 tahun untuk
peralatan kantor dan 8 tahun untuk kendaraan. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri
bisnis Perusahaan. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa
manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya beban penyusutan masa depan mungkin direvisi.
Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 2e dan 9.

19
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI, DAN ASUMSI (lanjutan)


Estimasi dan Asumsi (lanjutan)
Penurunan Nilai Aset Nonkeuangan
Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) melebihi nilai terpulihkannya,
yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam
transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang
dapat diatribusikan dengan pelepasan aset. Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang
didiskontokan. Data arus kas diambil dari anggaran untuk lima tahun yang akan datang dan tidak termasuk
aktivitas restrukturisasi yang belum dilakukan oleh Grup atau investasi signifikan di masa datang yang akan
memutakhirkan kinerja aset dari UPK yang diuji. Nilai terpulihkan paling dipengaruhi oleh tingkat diskonto yang
digunakan dalam model arus kas yang didiskontokan, sebagaimana juga jumlah arus kas masuk di masa datang
yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan ekstrapolasi.
Pajak Penghasilan
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi
dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti dalam kegiatan usaha normal.
Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat
tambahan pajak penghasilan badan.
Imbalan Pasca kerja
Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan tergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris
independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto,
tingkat kenaikan gaji, usia pensiun normal dan tingkat mortalitas. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang
ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh terhadap liabilitas imbalan kerja pasti diakui dalam penghasilan
komprehensif lain. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai,
perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan
dapat mempengaruhi secara material liabilitas imbalan kerja. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam
Catatan 2i dan 17.
Aset Pajak Tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh beda temporer sepanjang besar kemungkinannya bahwa beda
temporer kena pajak tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen diharuskan dalam
menentukan jumlah aset dan liabilitas pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan
tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan.

20
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4. KAS DAN SETARA KAS


Rincian kas dan setara kas adalah sebagai berikut :
30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Kas
Kas Rupiah 265.784.428 134.011.648
Jumlah kas 265.784.428 134.011.648
Bank
PT Bank Central Asia Tbk 9.746.681.697 1.803.332.781
PT Bank 2.921.248 48.411.085
PT Bank Panin Tbk 5.175.557 44.881.488
PT Bank Sinarmas Tbk 1.423.000 30.866.672
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.521.743 7.308.861
PT Bank Pundi Indonesia Tbk 4.404.695 4.464.695
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) 2.610.737 2.765.737
PT Bank Negara Indonesia 2.032.130 2.419.130
PT Bank UOB Indonesia Tbk 1.696.017 590.904
Jumlah bank 9.768.466.823 1.945.041.353
Jumlah kas dan bank 10.034.251.251 2.079.053.001

Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, tidak terdapat kas dan bank Perusahaan dalam mata uang
asing, dibatasi penggunaannya atau ditempatkan pada pihak berelasi.

5. PIUTANG USAHA 1.503.400.000,00


Akun ini merupakan piutang dari pihak ketiga atas jasa kurir dan logistik yang diberikan oleh
perusahaan, dengan rincian berdasarkan nama pelanggan adalah sebagai berikut :
30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
PT DHL Supply Chain Indonesia 2.162.568.704 494.098.281
PT Anugrah Argon Medika 1.101.116.460 -
UOB 1.088.681.933 -
PT Asuransi Allianz Life Indonesia 822.370.692 136.728.249
PT Fujifilm Indonesia 799.476.734 337.328.171
Distribusi Sentral Jaya 649.506.200 -
Oriflame 631.814.378 -
PT Sun Life Financial 609.056.757 137.261.296
Smartfren Group 495.070.870 387.663.288
PT Stanley Black and Decker 483.658.082 383.959.252
Isagenix Indonesia 363.411.760 -

21
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5. PIUTANG USAHA (lanjutan)


30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Sariburger Indonesia 363.704.546 -
PT Suntory Garuda Baverage 169.123.340 115.223.272
PT Astra Graphia Tbk 96.906.298 487.524.141
PT Citybank. NA 83.421.727 260.294.404
PT Glaxo Smith Kline Indonesia 79.478.484 239.692.915
CV Agus Jaya Abadi - 384.732.732
Sandy W - 365.927.881
Muthia Chrisye - 361.476.409
Elvira - 300.236.500
AG Collection - 276.869.464
Despina - 266.609.130
PT Birotika Semesta (DHL) - 187.599.420
Koperasi Karyawan Biofarma - 138.238.100
PT Orindo Alam Ayu - 110.843.605
Lain-lain 2.412.591.253 3.297.356.640
Jumlah 12.411.958.218 8.669.663.150
Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai (538.826.567) (538.826.567)
Netto 11.873.131.651 8.130.836.583

Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut :


Belum jatuh tempo 2.072.054.503 6.121.938.636
Telah jatuh tempo
Sampai dengan 1 bulan 2.277.435.253 127.785.991
1 bulan - 3 bulan 7.911.266.335 771.475.401
3 bulan - 6 bulan 151.202.127 427.912.291
Lebih dari 6 bulan - 1.220.550.831
Jumlah 10.339.903.715 2.547.724.514
Jumlah piutang usaha 12.411.958.218 8.669.663.150
Penyisihan penurunan nilai (538.826.567) (538.826.567)
Netto 11.873.131.651 8.130.836.583

Mutasi penyisihan penurunan nilai piutang adalah sebagai berikut :


Saldo awal 538.826.567 942.846.668
Penyisihan tahun berjalan - 538.826.567
Penghapusan - (942.846.668)
Saldo akhir 538.826.567 538.826.567

22
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

5. PIUTANG USAHA (lanjutan)

Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, semua piutang usaha Perusahaan merupakan piutang usaha
dari pihak ketiga dan dalam mata uang Rupiah.
Berrdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan piutang masing-masing pelanggan pada 30 Juni 2018 dan 31
Desember 2017, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai cukup untuk
menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha di kemudian hari.

6. PERSEDIAAN
Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, akun ini merupakan material untuk pengepakan barang dari
pelanggan yang akan dikirimkan sesuai dengan pesanan tujuan pelanggan.
142.427.894 164.988.725
7. UANG MUKA DAN BEBAN DIBAYAR DI MUKA
Akun ini terdiri dari
30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Uang Muka
Pembelian tanah (catatan 8b dan 26) 25.688.500.000 7.000.000.000

Beban dibayar di muka


Deposit sewa kantor 700.000.000 700.000.000
Sewa kantor 328.701.292 390.138.888
Asuransi 37.678.220 25.081.270
Lain-lain 755.347.655 89.698.000
Jumlah beban dibayar di muka 1.821.727.167 1.204.918.158
Jumlah 27.510.227.167 8.204.918.158

Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, Perusahaan melakukan pembayaran uang muka pembelian
tanah seluas 17.956 m2 yang berlokasi di Karawang kepada Betty Krisdiana, pihak ketiga, seluas 16.060 m2
dengan nilai uang muka sebesar Rp. 23.688.500.000 dan Kim Johanes Mulia, pemilik mayoritas saham Entitas
Induk Utama, seluas 1.896 m2 dengan nilai uang muka sebesar Rp. 2.000.000.000 (Catatan 8b).
Uang muka pembelian tanah akan direklasifikasi menjadi aset tetap - tanah saat Surat Pengalihan Hak dan
Berita Acara Serah Terima telah terjadi. Manajemen memperkirakan proses Serah Terima dan Pengalihan Hak
akan dilakukan pada bulan Desember 2018.

8. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI


Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi, antara lain sebagai
berikut:

23
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)

a. Sifat dan hubungan berelasi


No. Pihak Berelasi Hubungan Sifat Saldo Akun/Transaksi
1. Kim Johanes Mulia Pemilik mayoritas saham
Uang muka pembelian tanah
Entitas Induk utama
2. PT Gavia Ekspres Manajemen yang sama Utang usaha
3. PT Intra Asia Corpora Manajemen yang sama Pinjaman tanpa buna dan
Jasa Manajemen
4. PT Biro Perjalanan Wisata Mila Pemegang Saham Pinjaman tanpa bunga
5. PT Carita Karya Graha Pemegang Saham Sewa Gedung
6. PT Asuransi Intra Asia Pemegang Saham Asuransi Kendaraan

b. Uang muka pembelian tanah


Pada tanggal 13 Desember 2017, Perusahaan melakukan pembayaran uang muka untuk pembelian tanah
seluas 1.896 m2 di Karawang kepada Kim Johanes Mulia, sebesar Rp. 2.000.000.000 (Catatan 7 dan 24).
Persentase terhadap total aset sebesar 9,27%.
c. Utang usaha
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, akun ini merupakan utang usaha atas pembelian surat muatan
udara dari PT Gavia Ekspres masing-masing sebesar Rp492.679.136 dan Rp438.889.709 (Catatan 12).
Persentase terhadap total liabilitas masing-masing sebesar 3,35% dan 4,23%.
d. Utang lain-lain
Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, akun ini merupakan utang lain-lain kepada PT Intra Asia
Corpora sebesar Rp. 2.100.000.000 dan kepada PT Biro Perjalanan Wisata Mila sebesar Rp. 300.000.000.
Utang ini merupakan pinjaman tanpa bunga, jaminan dan pengembalian yang pasti yang digunakan untuk
kegiatan operasional (Catatan 13). Persentase terhadap total liabilitas masing-masing sebesar 13,6%
e. Sewa kantor
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Perusahaan memiliki perjanjian sewa gedung di Jalan Prof. Dr.
Soepomo SH no 58, Jakarta Selatan dengan PT Carita Karya Graha (Catatan 26). Pada tanggal 30 Juni 2018
tahun 2017, jumlah beban sewa kantor kepada PT Carita Karya Graha masing- masing sebesar Rp.
426.096.000,- dan Rp.727.342.223,- Presentase terhadap total beban umum dan administrasi masing-
masing sebesar 8,66% dan 9,88%.
f. Jasa Manajemen
Perusahaan mengadakan perjanjian jasa manajemen dengan PT Intra Asia Corpora (Catatan 26). Pada tahun
2017 jumlah beban jasa manajemen kepada PT Intra Asia Corpora masing- masing sebesar Rp360.000.000.
Presentase terhadap total beban umum dan administrasi masing-masing sebesar 4,89%.
g. Asuransi kendaraan
Pada tahun 2017, Perusahaan telah mengasuransikan semua kendaraan dari resiko kerusakan, kehilangan,
kebakaran, dan bencana alam hanya kepada PT Asuransi Intra Asia (Catatan 9) dengan jumlah premi
Rp25.935.764. Presentase terhadap total beban pokok pendapatan sebesar 0,07%

24
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9. ASET TETAP
Rincian aset tetap Perusahaan adalah sebagai berikut :
Per 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit)
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Rp. Rp. Rp. Rp.
Biaya perolehan
Peralatan kantor 3.051.269.570 650.716.800 - 3.701.986.370
Kendaraan 6.185.214.852 373.570.000 85.400.000 6.473.384.852
Jumlah biaya perolehan 9.236.484.422 1.024.286.800 85.400.000 10.175.371.222
Akumulasi penyusutan
Peralatan kantor 2.691.483.635 5.212.474 - 2.696.696.109
Kendaraan 4.710.636.979 293.649.735 85.400.000 4.918.886.714
Jumlah akumulasi penyusutan 7.402.120.614 298.862.209 85.400.000 7.615.582.823
Nilai Buku 1.834.363.808 2.559.788.399

Per 31 Desember 2017 (Di Audit)


Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Rp. Rp. Rp. Rp.
Biaya perolehan
Peralatan kantor 2.891.027.570 173.112.000 12.870.000 3.051.269.570
Kendaraan 6.471.274.852 237.300.000 523.360.000 6.185.214.852
Jumlah biaya perolehan 9.362.302.422 410.412.000 536.230.000 9.236.484.422
Akumulasi penyusutan
Peralatan kantor 2.558.406.038 145.947.597 12.870.000 2.691.483.635
Kendaraan 4.642.105.277 548.996.484 480.464.782 4.710.636.979
Jumlah Akumulasi Penyusutan 7.200.511.315 694.944.081 493.334.782 7.402.120.614
Nilai Buku 2.161.791.107 1.834.363.808

Perhitungan laba penjualan aset tetap sebagai berikut :


30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Aset tetap
Harga perolehan 85.400.000 536.230.000
Akumulasi penyusutan 85.400.000 493.334.782
Nilai buku - 42.895.218
Hasil penjualan 22.500.000 222.197.557
Laba penjualan aset tetap 22.500.000 179.302.339

25
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9. ASET TETAP
Pembebanan penyusutan terhadap operasi adalah sebagai berikut :
30 Juni 2018 31 Desember 2017
Beban pokok pendapatan (Catatan 21) 110.910.550 548.996.753
Beban umu dan administrasi (Catatan 23) 190.764.159 145.947.328
Jumlah 301.674.709 694.944.081

Tidak ada beban bunga yang dikapitalisasi ke dalam biaya perolehan aset tetap
Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, semua kendaraan Perusahaan diasuransikan untuk
kerusakan, kehilangan kebakaran, dan bencana alam dengan nilai pertanggungan Rp. 1.748.054.831
kepada PT Asuransi Intra Asia (Catatan 8g). Manajemen berpendapat, nilai pertanggungan tersebut cukup
untuk menutup kemungkinan kerugian dari resiko-resiko tersebut.
Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, beberapa kendaraan Perusahaan digunakan sebagai jaminan
atas utang pembiayaan yang diperoleh Perusahaan (Catatan 15).
Berdasarkan hasil penelaahan, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa tidak ada kejadian- kejadian atau
perubahan-perubahan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 30 Juni 2018 dan
31 Desember 2017.

10.ASET TAKBERWUJUD
Rincian aset takberwujud Perusahaan adalah sebagai berikut :
Per 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit)
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya perolehan
Software 135.000.000 - - 135.000.000
Jumlah biaya perolehan 135.000.000 - - 135.000.000
Akumulasi penyusutan
Software 2.812.500 2.812.500 - 5.625.000
Jumlah akumulasi penyusutan 2.812.500 2.812.500 - 5.625.000
Nilai Buku 132.187.500 129.375.000

Per 31 Desember 2017 (Diaudit)


Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya perolehan
Software - 135.000.000 - 135.000.000
Jumlah biaya perolehan - 135.000.000 - 135.000.000
Akumulasi penyusutan
Software - 2.812.500 - 2.812.500
Jumlah Akumulasi Penyusutan - 2.812.500 - 2.812.500
Nilai Buku - 132.187.500

26
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

10.ASET TAKBERWUJUD (lanjutan)


Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, tidak terdapat aset tidak berwujud yang dijadikan sebagai
jaminan atas liabilitas Perusahaan.
Berdasarkan hasil penelaahan, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa tidak ada kejadian- kejadian atau
perubahan-perubahan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset takberwujud pada tanggal 30 Juni
2018 dan 31 Desember 2017.

11.ASET LAIN-LAIN
Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, akun ini merupakan uang jaminan yang diberikan
Perusahaan kepada beberapa pemasok terkait pembelian jasa dari pemasok oleh Perusahaan dengan rincian
30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Pandawa Lintas 15.000.000 15.000.000
Afrigantus Ginting 12.500.000 12.500.000
Risky 11.291.227 11.291.227
Andrian 10.000.000 10.000.000
Jumlah 48.791.227 48.791.227

12.UTANG USAHA
Akun ini merupakan utang terkait pembelian barang dan jasa untuk operasional Perusahaan kepada, dengan
rincian sebagai berikut:
30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Pihak ketiga
Agen 453.951.773 -
Maulana 443.783.000 443.783.000
Sulis 431.850.000 431.850.000
Mansyur 350.000.000 350.000.000
Wahyu 330.525.000 330.525.000
Garuda Indonesia 315.286.783 -
PT Kalog 154.624.143 -
Lutfi Raisa 272.500.000 272.500.000
Iwan Setiawan 270.550.000 270.550.000
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 267.923.105 267.923.105
Fajar 247.252.500 247.252.500
Sakli 240.070.000 240.070.000
Benny Setiawan 235.000.000 235.000.000
Rusli 222.500.000 222.500.000
Lutfi 203.250.000 203.250.000

27
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12.UTANG USAHA (lanjutan)


William 158.062.000 158.062.000
Agen Denpasar 155.991.320 155.991.320
Fitri 130.587.000 130.587.000
PT Kereta Api Logistik 116.530.770 116.530.770
Lain-lain 666.817.685 105.053.030
Jumlah pihak ketiga 5.667.055.079 4.181.427.725
Pihak berelasi
PT Gavia Ekspres - -
Jumlah 5.667.055.079 4.181.427.725

Rincian utang usaha berdasarkan umur utang adalah sebagai berikut :


30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Belum jatuh tempo 86.019.403 1.222.103.183
Telah jatuh tempo
Sampai dengan 1 bulan 24.650.570 207.335.644
1 bulan - 3 bulan 3.118.917.289 365.728.491
3 bulan - 6 bulan 2.424.813.071 406.855.740
Lebih dari 6 bulan 12.654.746 1.979.404.667
Jumlah 5.581.035.676 2.959.324.542
Jumlah 5.667.055.079 4.181.427.725

Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, semua utang usaha Perusahaan merupakan utang usaha
dalam mata uang Rupiah.

13.UTANG LAIN-LAIN
Utang lain-lain merupakan utang perusahaan kepada :
30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Pihak ketiga
PT Transpacific Finance (Catatan 26) - 1.000.000.000
Lain-lain 1.500.000.000 -
Jumlah pihak ketiga 1.500.000.000 1.000.000.000
Pihak berelasi (Catatan 8d dan 26)
PT Intra Asia Corpora 2.100.000.000 2.100.000.000
PT Biro Perjalanan Wisata Mila 300.000.000 300.000.000
Jumlah pihak berelasi 2.400.000.000 2.400.000.000
Jumlah 3.900.000.000 3.400.000.000

Pinjaman-pinjaman ini digunakan Perusahaan untuk kegiatan operasional Perusahaan.

28
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14.BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR


Akun ini terdiri dari :
30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Telpon 8.561.900 13.718.638
Listrik dan air 1.916.169 3.056.247
Jamsostek (BPJS) 118.559.488 38.690.005
Lain-lain 1.105.556.391 25.935.764
Jumlah 1.234.593.948 81.400.654

15.PERPAJAKAN
a. Uang Muka Pajak
Akun ini terdiri dari :
30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Pajak penghasilan
Pajak Pasal 23 319.513.950 -
Jumlah 319.513.950 -

b. Utang Pajak
Akun ini terdiri dari :
30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Pajak penghasilan
Pasal 4 (1) 6.456.000 26.834.444
Pajak Pasal 21 30.000.000 14.095.681
Pajak Pasal 23 3.039.633 4.068.076
Pajak Pasal 29 491.685.107 334.369.806
Pajak Pertambahan Nilai 95.814.603 118.279.012
Jumlah 626.995.343 497.647.019
c. Beban (manfaat Pajak Penghasilan
Beban (manfaat) pajak terdiri dari :
30 Juni 2018 30 Juni 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Pajak kini 491.685.107 349.531.435
Pajak tangguhan - (56.484.157)
Jumlah 491.685.107 293.047.278

29
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15.PERPAJAKAN (lanjutan)

d. Pajak Kini (lanjutan)


Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum taksiran pajak penghasilan menurut Laporan Laba Rugi Komprehensif
Konsolidasian Komersil dengan rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal - tanggal 31 Maret 2014
dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut :
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dengan laba kena pajak (rugi fiskal) untuk tahun-tahun
yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut :

30 Juni 2018 30 Juni 2017


(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Laba (Rugi) sebelum manfaat (beban)
pajak penghasilan 1.918.594.216 1.311.330.043
Beda temporer
Penyisihan penurunan nilai piutang
Imbalan kerja karyawan 221.524.228 225.936.627
Beda tetap
Lainnya - -
Laba kena pajak (Rugi fiskal) 2.140.118.444 1.537.266.670

Perhitungan beban pajak dan utang pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut :
30 Juni 2018 30 Juni 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Penghasilan kena pajak dibulatkan 2.140.118.000 1.537.266.000
Pajak penghasilan
( 25% x 50% x 346.755.144 ) 43.344.393 -
( 25% x 1.793.362.856 ) 448.340.714 -
( 25% x 50% x 278.280.518 ) - 34.785.065
( 25% x 1.258.985.482 ) - 314.746.370
Jumlah beban pajak penghasilan 491.685.107 349.531.435
Dikurangi pajak penghasilan dibayar dimuka
Pajak Penghasilan - pasal 23 - -
Utang Pajak Penghasilan - Pasal 29 491.685.107 349.531.435

30
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15.PERPAJAKAN (lanjutan)
e. Pajak tangguhan
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2018 dan 2017, rincian manfaat pajak
tangguhan berdasarkan unsur beda temporer sebagai berikut :
30 Juni 2018 30 Juni 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Imbalan kerja - 56.484.157
Penyisihan penurunan nilai piutang - -
- 56.484.157

Rincian aset pajak tangguhan pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut :
Per 30 Juni 2018
Dikreditkan
Dikreditkan (dibebankan)
(dibebankan) pada Laporan
Saldo pada Laporan Komfrehensif Saldo
Awal Laba Rugi Lain Akhir
Aset pajak tangguhan :
Penyisihan imbalan kerja 831.542.742 - - 831.542.742
Penyisihan penurunan nilai
piutang 134.706.642 - - 134.706.642
Jumlah 966.249.384 - - 966.249.384

Per 31 Desember 2017


Dikreditkan
Dikreditkan (dibebankan)
(dibebankan) pada Laporan
Saldo pada Laporan Komfrehensif Saldo
Awal Laba Rugi Lain Akhir
Aset pajak tangguhan :
Penyisihan imbalan kerja 683.153.131 110.762.114 37.627.497 831.542.742
Penyisihan penurunan nilai
piutang 235.711.667 (101.005.025) - 134.706.642
Jumlah 918.864.798 9.757.089 37.627.497 966.249.384

Aset pajak tangguhan pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017 telah memperhitungkan tarif pajak
yang berlaku untuk setiap periode yang terkait.

31
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15.PERPAJAKAN (lanjutan)

f. Pengampunan pajak
Pada tanggal 8 Desember 2016, Perusahaan berpartisipasi dalam Program Pengampunan Pajak sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 (“UU Pengampunan Pajak”). Perusahaan memperoleh Surat
Keterangan Pengampunan Pajak (SKPP) No. KET-9428/PP/WPJ.04/2016 tertanggal 14 Desember 2016,
dengan jumlah yang diakui sebagai kas dan bank sebesar Rp. 40.570.804. Perusahaan membayar uang
tebusan sebesar Rp. 1.217.124, yang dibebankan pada laba rugi tahun 2016.
40.570.804 40.570.804
16.UTANG PEMBIAYAAN
Perusahaan memperoleh utang pembiayaan dari beberapa perusahaan jasa keuangan sehubungan dengan
pembelian kendaraan operasi. Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, utang pembiayaan kepada PT
Toyota Astra Financial Services dan Astra Credit Companies Finance akan jatuh tempo masing- masing pada
tanggal 29 Agustus 2020 dan 24 Februari 2019 dan dikenai bunga berkisar antara 9,81% - 17,47% per tahun.
Rincian utang pembiayaan adalah sebagai berikut :
30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
PT Toyota Astra Financial Service 371.143.171 152.103.304
Astra Credit Companies Finance 22.743.458 43.473.458
Jumlah pihak ketiga 393.886.629 195.576.762

Dikurangi bagian yang jatuh tempo


dalam satu tahun
PT Toyota Astra Financial Service 72.651.894 52.453.313
Astra Credit Companies Finance 22.743.458 36.711.547
Jumlah 95.395.352 89.164.860
Bagian jangka panjang
PT Toyota Astra Financial Service 298.491.277 99.649.991
Astra Credit Companies Finance - 6.761.911
Jumlah 393.886.629 195.576.762

Beberapa kendaraan milik Perusahaan dijadikan sebagai jaminan atas utang pembiayaan yang diperoleh
oleh Perusahaan (Catatan 9)

17.LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN


Perusahaan memberikan imbalan kerja jangka panjang kepada karyawan sesuai dengan Undang- undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU No. 13/2003). Imbalan tersebut tidak didanai. Tabel berikut menyajikan
komponen dari beban imbalan neto yang diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
dan jumlah yang diakui dalam laporan posisi keuangan untuk liabilitas imbalan kerja yang dihitung oleh PT
Sakura Aktualita Indonesia, aktuaris independen, berdasarkan laporannya masing-masing tertanggal 8 Maret
2018 dan 25 April 2017 untuk perhitungan liabilitas imbalan kerja tanggal 31 Desember 2017. Perhitungan
aktuaris menggunakan metode “Projected Unit Credit ” dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
32
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17.LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)


30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Tingkat diskonto 8,5% 8,5%
Tingkat kenaikan gaji tahunan 8,0% 8,0%
Tingkat pengunduran diri 5,0% 5,0%
Usia pensiun 55 tahun 55 tahun
Tingkat mortalitas 100% TMI III 100% TMI III
Metode penilaian Project Unit Credit Project Unit Credit
Liabilitas imbalan kerja karyawan yang diakui dalam laporan posisi keuangan terdiri dari :
30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Nilai kini liabilitas imbalan kerja 3.547.695.197 3.326.170.969
Beban imbalan kerja karyawan yang diakui dalam laba-rugi adalah sebagai berikut :
30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Beban jasa kini 221.524.228 239.959.453
Beban bunga - 203.089.003
Beban imbalan kerja (Catatan 23) 221.524.228 443.048.456

Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan yang diakui pada laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:
30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Saldo awal 3.326.170.969 2.732.612.524
Beban imbalan kerja tahun berjalan (Catatan 23) 221.524.228 443.048.456
Beban (penghasilan) komfrehensif lain yang timbul
karena penyesuaian pengalaman - 150.509.989
Saldo akhir tahun 3.547.695.197 3.326.170.969

Manajemen Perusahaan telah mereviu asumsi yang digunakan dan berpendapat bahwa asumsi tersebut sudah
memadai. Manajemen berkeyakinan bahwa liabilita imbalan kerja tersebut telah memadai untuk menutupi
liabilitas imbalan kerja karyawan
Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, jika tingkat diskonto meningkat sebesar 1 persen dengan
semua variabel konstan, maka nilai kini liabilitas imbalan pasti lebih rendah sebesar Rp. 212.826.060,
sedangkan jika tingkat diskonto menurun 1 persen, maka nilai kini liabilitas imbalan pasti lebih tinggi sebesar
Rp. 191.600.056. Kemudian jika tingkat kenaikan gaji meningkat sebesar 1 persen dengan semua variable
konstan, maka nilai kini liabilitas imbalan pasti lebih rendah sebesar Rp. 196.694.297, sedangkan jika tingkat
kenaikan gaji menurun 1 persen, maka nilai kini liabilitas imbalan pasti lebih tinggi sebesar Rp. 181.128.561

33
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18.MODAL SAHAM
Susunan pemegang saham dan persentase kepemilikannya pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017
adalah sebagai berikut:
Susunan pemilikan saham Perusahaan berdasarkan catatan yang dimuat oleh PT Jasa Utama Capital Securitas,
Biro Administrasi Efek pada tanggal 30 Juni 2018 adalah sebagai berikut :
Jumlah saham
Nama pemegang saham Ditempatkan dan Prosentase Jumlah
Disetor penuh Kepemilikan ( Rp. )
sPT Biro Perjalanan Wisata Mila 91.640.000 21,73% 9.164.000.000
sPT Carita Karya Graha 80.000.000 18,97% 8.000.000.000
sPT Asuransi Intra Asia 50.000.000 11,86% 5.000.000.000
sLain-lain (Saldo masing-masing
kepemilikan kurang dari 5%) 200.000.000 47,43% 20.000.000.000
Jumlah 421.640.000 100,00% 42.164.000.000

Susunan pemegang saham dan persentase kepemilikannya pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebagai
Jumlah saham
Nama pemegang saham Ditempatkan dan Prosentase Jumlah
Disetor penuh Kepemilikan ( Rp. )

s PT Biro Perjalanan Wisata Mila 91.640.000 21,73% 9.164.000.000


s PT Carita Karya Graha 80.000.000 18,97% 8.000.000.000
s PT Asuransi Intra Asia 50.000.000 11,86% 5.000.000.000
Jumlah 221.640.000 52,57% 22.164.000.000

19.TAMBAHAN MODAL
Akun ini terdiri dari agio saham dan biaya emisi saham pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017
adalah sebagai berikut :
30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Agio Saham 10.000.000.000 -
Biaya Emisi Saham (3.135.055.500) -
Jumlah 6.864.944.500 -

20.PENDAPATAN
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2018 dan 30 Juni 2017, akun ini merupakan
pendapatan Perusahaan yang berasal dari jasa kurir dan logistik dari pihak ketiga.
Tidak ada pelanggan pihak ketiga dengan transaksi lebih dari 10% dari jumlah pendapatan.
29.624.842.141 26.515.966.154

34
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21.BEBAN POKOK PENDAPATAN


Akun ini terdiri dari :
1 Januari 2018 1 Januari 2017
sampai dengan sampai dengan
30 Juni 2018 30 Juni 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Gaji dan upah 7.957.185.869 6.250.881.187
Angkutan domestik 4.676.412.254 6.740.397.008
Surat muatan udara 5.049.719.915 4.256.841.322
Transportasi 1.169.045.393 1.202.062.487
Pengepakan 752.093.432 575.643.457
Penumpukan 480.251.835 458.539.540
Handling 328.258.208 311.472.000
Penyusutan (Catatan 9) 110.910.550 274.434.266
Bongkar muat 236.537.023 199.424.040
Pemeliharaan kendaraan dan suku cadang 147.806.079 172.495.446
Asuransi dan klaim shipment 481.460.912 90.661.192
Angkutan internasional 23.909.647 28.594.779
Lain-lain 8.049.000 179.720.102
Jumlah 21.421.640.117 20.741.166.826

22.BEBAN PENJUALAN
Akun ini terdiri dari :
1 Januari 2018 1 Januari 2017
sampai dengan sampai dengan
30 Juni 2018 30 Juni 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Gaji dan upah dan pemasaran 969.893.369 665.814.964
Alat tulis, cetakan dan perlengkapan kantor 185.685.073 155.612.750
Pos dan telekomunikasi 123.507.267 129.670.096
Lain-lain 89.697.259 67.187.278
Jumlah 1.368.782.968 1.018.285.088

35
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23.BEBAN USAHA
Akun ini terdiri dari :
1 Januari 2018 1 Januari 2017
sampai dengan sampai dengan
30 Juni 2018 30 Juni 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Gaji, upah dan kesejahteraan 2.668.229.309 1.699.552.082
Sewa kantor 571.978.039 523.313.576
Imbalan kerja (Catatan 17) 221.524.228 225.936.627
Iuran keanggotaan dan perijinan 100.412.093 158.172.845
Jasa manajemen - 180.000.000
Penyusutan dan amortisasi (Catatan 9) 190.764.159 67.522.087
Listrik dan air 126.540.184 53.953.930
Pemeliharaan dan perbaikan 38.973.150 21.789.500
Transportasi 189.794.984 17.903.600
Lain-lain 813.015.688 497.039.950
Jumlah 4.921.231.834 3.445.184.197

24.LABA PER SAHAM


Laba (rugi) per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik Perusahaan dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang ditempatkan penuh, yang beredar
pada tahun bersangkutan, sebagai berikut:
1 Januari 2018 1 Januari 2017
sampai dengan sampai dengan
30 Juni 2018 30 Juni 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Laba (Rugi) tahun berjalan 1.426.909.109- 1.084.859.745-
Jumlah Rata - rata tertimbang jumlah lembar
saham beredar 194.973.333 194.973.333
Jumlah 7,32 5,56

25.INFORMASI SEGMEN
Perusahaan mengelompokan dan mengevaluasi usahanya secara geografis, terutama terdiri dari :
s Jakarta
s Bandung
s Sidoarjo
s Balikpapan

36
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25.INFORMASI SEGMEN (lanjutan)


Manajemen memantau hasil operasi dari setiap wilayah di atas secara terpisah untuk keperluan
pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya dan penilaian kinerja. Oleh karena itu, penentuan
segmen operasi Perusahaan konsisten dengan klasifikasi di atas.
Kinerja segmen dievaluasi berdasarkan laba atau rugi operasi dan diukur secara konsisten dengan laba atau rugi
operasi pada laporan keuangan.
Tabel berikut ini menyajikan informasi mengenai hasil operasi, aset dan liabilitas dari segmen operasi Perusahaan
Per 1 Januari 2018 s/d 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit)
Ke terangan Jakarta Bandung Sidoarjo Balikpapan Gabungan

Pendapatan 26.044.874.884 2.594.049.015 653.414.337 332.503.905 29.624.842.141


Beban pokok pendapatan 18.556.437.934 1.393.320.545 1.020.505.306 451.376.332 21.421.640.117
Laba (rugi) kotor 7.488.436.950 1.200.728.470 (367.090.969) (118.872.427) 8.203.202.024
Beban penjualan 1.152.903.177 65.736.678 114.755.090 35.388.023 1.368.782.968
Beban umum dan administrasi 4.488.159.235 257.180.147 136.500.358 49.392.094 4.931.231.834
Laba (rugi) operasi 1.847.374.539 877.811.645 (618.346.417) (203.652.544) 1.903.187.223
Laba penjualan aset tetap 22.500.000 - - - 22.500.000
Lan-lain - bersih (19.516.005) 504.650 1.918.348 - (17.093.007)
Laba (rugi) sebelum beban pajak
1.850.358.534 878.316.296 (616.428.069) (203.652.544) 1.908.594.216
penghasilan - bersih
Beban pajak penghasilan - bersih (491.685.107)
Beban konfrehensif lain -
Jumlah Laba (rugi) komprehensif
1.416.909.109
tahun berjalan

Aset dan liabilitas


Aset Segmen 51.051.735.929 1.539.131.378 877.281.251 82.788.863 53.550.937.421
Liablitas Segmen 14.817.246.992 105.627.264 321.190.678 141.105.763 15.385.170.696
Perolehan aset tetap 1.024.286.800 - - - 1.024.286.800
Penyusutan dan amortisasi 268.520.903 24.022.555 1.337.502 7.793.749 301.674.709

37
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25.INFORMASI SEGMEN
Per 1 Januari 2017 s/d 30 Juni 2017 (Diaudit)
Ke terangan Jakarta Bandung Sidoarjo Balikpapan Gabungan

Pendapatan 22.903.694.165 2.345.696.521 885.377.522 381.197.945 26.515.966.153


Beban pokok pendapatan 17.917.668.163 1.294.287.442 1.120.615.775 408.595.446 20.741.166.826
Laba (rugi) kotor 4.986.026.002 1.051.409.079 (235.238.253) (27.397.501) 5.774.799.327
Beban penjualan 684.462.588 199.120.011 125.800.409 8.902.080 1.018.285.088
Beban umum dan administrasi 3.138.004.429 176.215.284 70.405.028 60.559.456 3.445.184.197
Laba (rugi) operasi 1.163.558.985 676.073.784 (431.443.690) (96.859.037) 1.311.330.042
Laba penjualan aset tetap - - - - -
Lan-lain - bersih - - - - -
Laba (rugi) sebelum beban pajak
1.163.558.985 676.073.784 (431.443.690) (96.859.037) 1.311.330.042
penghasilan - bersih
Beban pajak penghasilan - bersih (293.047.278)
Beban konfrehensif lain 66.576.980
Jumlah Laba (rugi) komprehensif
1.084.859.744
tahun berjalan

Aset dan liabilitas


Aset Segmen 20.317.326.713 1.755.395.388 901.463.011 375.206.917 23.349.392.029
Liablitas Segmen 13.563.909.353 115.412.596 695.249.527 239.491.660 14.614.063.136
Perolehan aset tetap 40.649.000 - - - 40.649.000
Penyusutan dan amortisasi 298.417.072 26.718.386 16.820.895 - 341.956.353

26.IKATAN DAN PERJANJIAN PENTING


Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah antara Perusahaan dengan Betty Krisdiana
Berdasarkan perjanjian pengikatan jual beli tanah No. 217 antara Perusahaan dengan Betty Krisdiana, pihak
ketiga, tanggal 15 Desember 2017, Perusahaan sepakat untuk membeli 3 bidang tanah dengan luas total 16.060
m2 yang berlokasi di Karawang, Kecamatan Telukjambe Barat, Karangmulya dengan harga jual sebesar Rp.
23.688.500.000. Perusahaan telah sepakat melakukan pembayaran tanda jadi sebesar Rp. 5.000.000.000 dan
telah diterima Ibu Betty Krisdiana pada tanggal 15 Desember 2017 dan dicatat sebagai bagian dari akun “Uang
Muka Pembelian Tanah“ (Catatan 7). Untuk pelunasan tanah ini, Perusahaan harus melunasinya paling lambat
tanggal 31 Juli 2018.
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tanah antara Perusahaan dengan Kim Johanes Mulia
Berdasarkan perjanjian pengikatan jual beli tanah No. 124 antara Perusahaan dengan Kim Johanes Mulia, pihak
berelasi, tanggal 13 Desember 2017, Perusahaan sepakat untuk membeli sebidang tanah dengan luas total
1.896 m2 yang berlokasi di Karawang, Kecamatan Telukjambe Barat, Karangmulya dengan harga jual sebesar
Rp. 2.000.000.000. Perusahaan telah sepakat melakukan pembayaran sebesar Rp. 2.000.000.000 pada
tanggal 20 Desember 2017 dan dicatat sebagai bagian dari akun “Uang Muka Pembelian Tanah“ (Catatan 7 dan
8b).

38
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26.IKATAN DAN PERJANJIAN PENTING (lanjutan)


Perjanjian Sewa Gedung antara Perusahaan dengan PT Carita Karya Graha
Pada tahun 2017, 2016, 2015 dan 2014, Perusahaan melakukan perjanjian sewa gedung dengan PT Carita Karya
Graha, pemegang saham (Catatan 8e), masing-masing seluas 579m2, 388m2, 388m2 dan 388m2 yang berlokasi
di Jalan Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, dengan harga per meter persegi masing-masing sebesar Rp.
58.230, Rp. 20.000, Rp. 25.000, dan Rp. 20.000 serta tambahan service charge masing-masing sebesar Rp.
24.825.000, Rp. 46.560.000, Rp. 77.040.000, dan Rp. 46.560.000. Perjanjian sewa ini berakhir pada tanggal 1
Januari 2018.
Ikatan dan Perjanjian Jasa kurir dan logistik
s Smartfren Grup
Pada tanggal 16 Juli 2009 dan 4 November 2015, berdasarkan perjanjian No. 272/C-log/SMART/PKS-
Trimuda/VII/09 dan No. 053/C-log/DISTRA/PKS-Trimuda/XI/15, Perusahaan berkomitmen untuk
memberikan jasa logistik kepada PT Distribusi Sentra Jaya dan PT Smart Telecom. Perjanjian ini berlaku
untuk masa waktu 1 tahun dimulai dari tanggal 16 Juli 2009 dan akan diperbarui secara otomatis setiap
akhir periode, sepanjang tidak diakhiri oleh salah satu pihak.
s CV Agus Jaya Abadi
Pada tanggal 1 Februari 2016, Perusahaan berkomitmen untuk memberikan jasa logistik kepada CV Agus
Jaya Abadi. Perjanjian ini berlaku mulai dari tanggal 1 Pebruari 2016 sampai dengan 31 Januari 2017 dan
akan diperbaharui secara otomatis setiap akhir periode, sepanjang tidak diakhiri oleh satu pihak.
s PT Astra Graphia Tbk
Pada 1 Februari 2016, Perusahaan berkomitmen untuk memberikan jasa logistik kepada PT Astra Graphia
Tbk. Perjanjian ini berlaku mulai dari tanggal 1 Februari 2016 sampai dengan 31 Januari 2017 dan PT Astra
Graphia Tbk dapat mengakhirinya apabila kinerja proses pengiriman mengganggu operasional PT Astra
Graphia Tbk. Perjanjian ini akan diperbarui secara otomatis setiap akhir periode, sepanjang tidak diakhiri
oleh salah satu pihak.
s PT Stanley Black & Decker
Pada tanggal 8 September 2016, berdasarkan perjanjian No. 030/PKS/SBD/GED/IX/2016, Perusahaan
berkomitmen untuk memberikan jasa logistik kepada PT Stanley Black & Decker. Perjanjian ini berlaku untuk
masa waktu 1 tahun dimulai dari tanggal 5 September 2016 sampai dengan 6 September 2017 dan akan
diperbarui secara otomatis setiap akhir periode, sepanjang tidak diakhiri oleh salah satu pihak.
s PT DHL Supply Chain Indonesia
Pada tanggal 1 Januari 2017, berdasarkan perjanjian No.133/JKT/01-12/2017, Perusahaan berkomitmen
untuk memberikan jasa logistik kepada PT DHL Supply Chain Indoneisa (DHL). Perjanjian ini berlaku mulai
dari tanggal 1 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017.
Ikatan Penunjukan Kerjasama Keagenan Kargo Domestik Garuda
Pada tanggal 14 Desember 2016, berdasarkan Surat Penunjukan Kerjasama Keagenan Kargo Domestik Garuda
No. GARUDA/JKTGCA/20126/2016, Perusahaan melakukan kerjasama keagenan kargo Garuda dengan PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk (Garuda). Surat kerjasama ini tidak memiliki batas waktu, sepanjang tidak
diakhiri dan tidak dicabutnya status keagenan oleh Garuda.
39
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26.IKATAN DAN PERJANJIAN PENTING (lanjutan)


Perjanjian Jasa Manajemen
Pada tanggal 2 Januari 2014, berdasarkan perjanjian No. 026/IAC-PJM/DIR/I/2014, Perusahaan melakukan
perjanjian jasa manajemen dengan PT Intra Asia Corpora (Catatan 8f), dimana atas jasa manajemen tersebut
Perusahaan harus membayar Rp. 7.700.000 per bulan. Perjanjian dimulai terhitung sejak 1 Januari 2014
sampai dengan 31 Desember 2016. Perjanjian tersebut diperbarui dengan perjanjian No. 017/IAC-
PJM/DIR/I/2017, dimana atas jasa manajemen tersebut, Perusahaan harus membayar Rp. 30.000.000 per
bulan. Perjanjian dimulai terhitung sejak 1 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017.
Perjanjian Utang Lain-lain
s PT Intra Asia Corpora
Pada tanggal 28 November 2017, berdasarkan perjanjian pinjaman antara Perusahaan dengan PT Intra
Asia Corpora, pihak berelasi, Perusahaan memperoleh pinjaman untuk kegiatan operasional sebesar Rp.
2.100.000.000 (Catatan 13), dengan batas plafon sebesar Rp. 3.000.000.000. Pinjaman ini tidak dikenakan
bunga dan harus segera dilunasi paling lambat tanggal 28 November 2018.
s PT Brio Perjalanan Wisata Mila
Pada tanggal 13 September 2017, berdasarkan perjanjian pinjaman antara Perusahaan dengan PT Biro
Perjalanan Wisata Mila, pihak berelasi, Perusahaan memperoleh pinjaman untuk kegiatan operasional
sebesar Rp. 300.000.000 (Catatan 13). Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan harus segera dilunasi paling
lambat tanggal 13 September 2018.

27. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN


Dalam aktivitas usahanya sehari-hari, Perusahaan dihadapkan pada berbagai risiko. Risiko utama yang dihadapi
Perusahaan yang timbul dari instrumen keuangan adalah risiko kredit, risiko pasar (yaitu risiko tingkat suku
bunga) dan risiko likuiditas. Fungsi utama dari manajemen risiko Perusahaan adalah untuk mengidentifikasi
seluruh risiko kunci, mengukur risiko-risiko ini dan mengelola posisi risiko sesuai dengan kebijakan dan risk
Perusahaan menggunakan berbagai metode untuk mengukur risiko yang dihadapinya. Metode ini meliputi
analisis sensitivitas untuk risiko tingkat suku bunga, nilai tukar dan risiko harga lainnya, analisis umur piutang
untuk risiko kredit.
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa pihak ketiga tidak akan memenuhi liabilitasnya berdasarkan instrumen
keuangan atau kontrak pelanggan, yang menyebabkan kerugian keuangan. Perusahaan dihadapkan pada risiko
kredit dari kegiatan operasi dan dari aktivitas pendanaan, termasuk deposito pada bank, transaksi valuta asing
dan instrument keuangan lainnya.

40
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan)


Risiko Kredit (lanjutan)
Cadangan penurunan nilai yang diakui pada pelaporan keuangan hanyalah kerugian yang telah terjadi pada
tanggal laporan keuangan (berdasarkan bukti obyektif atas penurunan nilai).
Risiko kredit juga timbul dari simpanan-simpanan di bank dan institusi keuangan. Untuk memitigasi risiko
kredit, Perusahaan menempatkan kas pada institusi keuangan yang terpercaya.
30 Juni 2018 (Tidak Diaudit)
Belum jatuh Telah jatuh Telah jatuh
tempo atau tidak tempo tetapi tempo dan
Total
Mengalami belum Mengalami Mengalami
penurunan nilai penurunan nilai penurunan nilai
Bank 9.768.466.823 - - 9.768.466.823
Piutang usaha 4.349.489.756 7.372.439.768 151.202.127,49 11.873.131.651
Piutang lain-lain 15.972.725 - - 15.972.725
Jumlah Harga Perolehan 14.133.929.304 7.372.439.768 151.202.127 21.657.571.199

31 Desember 2017 (Diaudit)


Belum jatuh Telah jatuh Telah jatuh
tempo atau tidak tempo tetapi tempo dan
Total
Mengalami belum Mengalami Mengalami
penurunan nilai penurunan nilai penurunan nilai
Bank 1.945.041.353 - - 1.945.041.353
Piutang usaha 6.167.743.438 - 1.963.093.145 8.130.836.583
Piutang lain-lain 9.792.358 - - 9.792.358
Jumlah Harga Perolehan 8.122.577.149 - 1.963.093.145 10.085.670.294

Risiko Kredit (lanjutan)


Perusahaan melakukan hubungan usaha dengan pihak-pihak yang diakui dan kredibel. Perusahaan memiliki
kebijakan untuk semua pelanggan yang akan melakukan perdagangan secara kredit harus melalui prosedur
verifikasi kredit. Sebagai tambahan jumlah piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko
penurunan nilai piutang.
Risiko Harga Pasar
Risiko Tingkat Suku Bunga
Risiko terhadap tingkat suku bunga merupakan risiko nilai wajar atau arus kas masa datang dari instrumen
keuangan yang berfluktuasi akibat perubahan tingkat suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan yang
terpengaruh tingkat suku bunga terutama terkait pada utang pembiayaan.
Eksposur Perusahaan tertentu terhadap risiko pasar untuk perubahan tingkat suku bunga terutama
sehubungan dengan liabilitas dengan bunga. Kebijakan Perusahaan adalah mendapatkan tingkat suku bunga
yang paling menguntungkan tanpa meningkatkan ekposur terhadap mata uang asing, yaitu dengan
mengendalikan beban bunga dengan membuat kombinasi antara utang lain-lain dan utang pembiayaan jangka
panjang dengan tingkat suku bunga tetap dan mengambang.
41
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan)


Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan)
Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas liabilitas keuangan Perusahaan yang
terkait risiko tingkat suku bunga pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017 :
Per 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit)
Rata-rata Jatuh tempo Jatuh tempo Jatuh tempo Jatuh tempo Jatuh tempo
Suku Bunga dalam satu pada Tahun pada Tahun pada Tahun pada atau lebih
Efektif tahun kedua Ketiga Keempat dari Tahun kelima Jumlah
Liabilita
Utang lain-lain 21% 1.500.000.000 - - - - 1.500.000.000
Utang pembiayaan 9,8% - 17,47% 95.395.352 178.320.000 120.171.277 - - 393.886.629

Per 31 Desember 2018 (Diaudit)


Rata-rata Jatuh tempo Jatuh tempo Jatuh tempo Jatuh tempo Jatuh tempo
Suku Bunga dalam satu pada Tahun pada Tahun pada Tahun pada atau lebih
Efektif tahun kedua Ketiga Keempat dari Tahun kelima Jumlah
Liabilita
Utang lain-lain 21% 1.000.000.000 - - - - 1.000.000.000
Utang pembiayaan 9,8% - 17,47% 89.164.860 64.596.092 41.815.810 - - 195.576.762

Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko pada saat Perusahaan tidak bisa memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo.
Manajemen melakukan evaluasi dan pengawasan atas arus kas masuk (cash-in ) dan kas keluar (cash-out
untuk memastikan tersedianya dana untuk memenuhi kebutuhan pembayaran liabilitas yang jatuh tempo.
Secara umum, kebutuhan dana untuk pelunasan liabilitas jangka pendek maupun jangka panjang yang jatuh
tempo diperoleh dari penjualan kepada pelanggan.
Tabel di bawah merupakan profil jatuh tempo liabilitas keuangan Perusahaan berdasarkan pembayaran
kontraktual yang tidak terdiskonto pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017 :
Per 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit)
Ke terangan < 1 bulan 1-3 bulan 3-12 bulan > 12 bulan Total

Liabilitas :
Utang usaha 2.550.174.785 283.352.754 170.011.652 2.696.893.407 5.700.432.599
Utang lain-lain - 1.500.000.000 2.400.000.000 - 3.900.000.000
Beban masih harus dibayar 1.234.593.948 - - - 1.234.593.948
Utang pembiayaan - - 95.395.352 298.491.277 393.886.629
Jumlah 3.784.768.733 1.783.352.754 2.665.407.004 2.995.384.684 11.228.913.176

42
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan)

Risiko Likuiditas (lanjutan)


Per 31 Desember 2017 (Diaudit)
Ke terangan < 1 bulan 1-3 bulan 3-12 bulan > 12 bulan Total

Liabilitas : 45% 6% 2% 47% 100%


Utang usaha 1.864.061.854 261.031.964 76.929.240 1.979.404.667 4.181.427.725
Utang lain-lain - 1.000.000.000 2.400.000.000 - 3.400.000.000
Beban masih harus dibayar 81.400.653 - - - 81.400.653
Utang pembiayaan - - - 195.576.762 195.576.762
Jumlah 1.945.462.507 1.261.031.964 2.476.929.240 2.174.981.429 7.858.405.140

PENGELOLAAN MODAL
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan peringkat kredit yang
tinggi dan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang
saham. Perusahaan tidak diwajibkan untuk memenuhi syarat-syarat modal tertentu.
Manajemen Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan
kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat memilih
menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham. Tidak ada perubahan yang dibuat dalam tujuan,
kebijakan, atau proses selama periode yang disajikan.
Kebijakan Perusahaan adalah untuk menjaga rasio modal yang sehat dalam rangka untuk mengamankan
pembiayaan pada biaya yang wajar.
Tabel di bawah ini merangkum jumlah modal yang dipertimbangkan oleh Perusahaan pada tanggal 30 Juni
2018 dan 31 Desember 2017 :
30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)

Modal saham 42.164.000.000 22.164.000.000


Tambahan modal disetor 40.570.804 40.570.804
Defisit (10.888.804.079) (12.315.613.188)

Sebagaimana praktik yang berlaku umum, Perusahaan mengevaluasi struktur permodalan melalui rasio utang
terhadap modal (gearing ratio) yang dihitung melalui pembagian antara utang bersih dengan modal. Utang
bersih adalah jumlah liabilitas sebagaimana disajikan di dalam laporan posisi keuangan dikurangi dengan
jumlah kas dan bank, sedangkan modal meliputi seluruh komponen ekuitas dalam laporan posisi keuangan.
Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017, perhitungan rasio tersebut adalah sebagai berikut:

43
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan)

PENGELOLAAN MODAL (lanjutan)


30 Juni 2018 31 Desember 2017
(Tidak Diaudit) (Diaudit)
Jumlah liabilitas 15.370.226.196 11.682.223.128
Dikurangi kas dan bank 10.034.251.251 2.079.053.001
Utang bersih 5.335.974.945 9.603.170.127
Jumlah ekuitas (defisiensi ekuitas) - netto 38.180.711.225 9.888.957.616
Ratio utang terhadap modal 0,14 0,97

28. INSTRUMEN KEUANGAN


Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar instrumen keuangan
Perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan :

Per 30 Juni 2018


(Tidak Diaudit)
Nilai Tercatat Nilai Wajar
ASET KEUANGAN
Kas dan bank 10.034.251.251 10.034.251.251
Piutang usaha 11.873.131.651 11.873.131.651
Piutang lain-lain 15.972.725 15.972.725
Jumlah Aset Keuangan 21.923.355.627 21.923.355.627

LIABILITAS KEUANGAN
Utang usaha - pihak ketiga 5.667.055.079 5.667.055.079
Utang lain-lain
Pihak ketiga 1.500.000.000 1.500.000.000
Pihak berelasi 2.400.000.000 2.400.000.000
Beban masih harus dibayar 1.234.593.948 1.234.593.948
Utang pembiayaan 95.395.352 95.395.352
Jumlah Liabilitas Keuangan 10.897.044.379 10.897.044.379

Per 31 Desember 2017


(Diaudit)
Nilai Tercatat Nilai Wajar
ASET KEUANGAN
Kas dan bank 2.079.053.001 2.079.053.001
Piutang usaha 8.130.836.583 8.130.836.583
Piutang lain-lain 9.792.358 9.792.358
Jumlah Aset Keuangan 10.219.681.942 10.219.681.942

44
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

28. INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)


Per 31 Desember 2017
(Diaudit)
Nilai Tercatat Nilai Wajar
LIABILITAS KEUANGAN
Utang usaha - pihak ketiga 4.181.427.725 4.181.427.725
Utang lain-lain
Pihak ketiga 1.000.000.000 1.000.000.000
Pihak berelasi 2.400.000.000 2.400.000.000
Beban masih harus dibayar 81.400.653 81.400.653
Utang pembiayaan 195.576.762 195.576.762
Jumlah Liabilitas Keuangan 7.858.405.140 7.858.405.140

28. INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)


Berikut ini adalah metode dan asumsi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar masing-masing kelompok
dari instrumen keuangan Perusahaan :
1. Nilai wajar kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain, utang usaha pihak ketiga dan pihak berelasi,
utang lain-lain pihak berelasi dan beban masih harus dibayar mendekati nilai tercatatnya karena bersifat
jangka pendek dan akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan.
2. Nilai tercatat dari liabilitas keuangan berupa utang pembiayaan dan utang lain-lain pihak ketiga ditentukan
menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga efektif.

29. INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)


Pengungkapan tambahan atas laporan arus kas terkait aktivitas investasi yang tidak mempengaruhi arus kas
adalah pembelian aset tetap melalui utang pembiayaan senilai Rp. 169.856.598.

29. STANDAR AKUNTANSI BARU


Standar baru, amandemen dan interpretasi yang telah diterbitkan, namun belum berlaku efektif untuk tahun
buku yang dimulai pada 1 Januari 2017 yang mungkin berdampak pada laporan keuangan adalah sebagai
Efektif ini berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018:
• PSAK 69 - "Agrikultur”;
• Amandemen PSAK 2 (2016): “Laporan Arus Kas tentang Prakarsa Pengungkapan”.
• Amandemen PSAK 13 - “Properti Investasi”.
• Amandemen PSAK 16 (2015) - “Agrikultur: Tanaman Produktif”.
• Amandemen PSAK 46 (2016): “Pajak Penghasilan tentang Pengakuan Aset Pajak Tangguhan untuk
Rugi yang Belum Direalisasi”.
• PSAK 15 (Penyesuaian 2017) - “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”.
• PSAK 67 (Penyesuaian 2017) - “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain”.

45
PT TRIMUDA NUANSA CITRA, Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Berakhir Tanggal 30 Juni 2018
Dengan Angka Perbandingan Tanggal 31 Desember 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan)


Efektif berlaku pada atau setelah 1 Januari 2019:
• ISAK 33 - “Transaksi Valuta Asing dan Imbalan di Muka”.
Efektif berlaku pada atau setelah 1 Januari 2020:
• PSAK 71 - “Instrumen Keuangan”;
• PSAK 72 - “Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan”;
• PSAK 73 - “Sewa”;
• Amandemen PSAK 15 - “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama tentang
Kepentingan Jangka Panjang pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”;
• Amandemen PSAK 62 - “Kontrak Asuransi - Menerapkan PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan
PSAK 62: Kontrak Asuransi”;
• Amandemen PSAK 71 - “Instrumen Keuangan tentang Fitur Percepatan Pelunasan dengan
Kompensasi Negatif”.
Perusahaan sedang menganalisa dampak penerapan standar akuntansi dan interpretasi tersebut di atas yang
relevan terhadap laporan keuangan Perusahaan.

46

Anda mungkin juga menyukai