Anda di halaman 1dari 28

Lobi

Hakekat Lobi
1. Signifikansi Lobi
2. Definisi Lobi
3. Citra Buruk tentang Lobi
4. Kapan Lobi diperlukan
5. Pendekatan Memahami Lobi
Signifikansi Lobi
Dewasa ini proses melobi baik di tingkat
lokal, nasional maupun internasional
yang serba mengglobal menjadi
semakin penting, karena penggunaan
kekuasaan yang sewenang-wenang atau
kekerasan guna mendapatkan konsesi
atau persetujuan sudah tidak lagi dapat
diterima atau dianggap sebagai sesuatu
yang illegitimate.
Lanjuta
n
Dalam hubungan inilah, maka lobi dan
negosiasi dapat merupakan solusi guna
mencegah ataupun mengantisipasi
berkembangnya pertentangan-pertentangan
yang terjadi di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
termasuk dalam konteks pergaulan
internasional dalam orbit global.
Definisi Lobi
Istilah Lobi yang berarti teras atau serambi ataupun ruang
depan yang terdapat pada suatu bangunan atau hotel-hotel
yang dijadikan sebagai tempat duduk tamu-tamu. Sambil
duduk-duduk dan bertemu secara santai, seraya
berbincang-bincang untuk membicarakan sesuatu mulai
dari hal yang ringan-ringan sampai kepada masalah politik
dan pemerintahan dalam negeri bahkan luar negeri, baik
dalam rangka pendekatan awal sebelum pelaksanaan
negosiasi maupun secara berdiri sendiri untuk kepentingan
lobi itu sendiri. Biasanya lobi-lobi dilakukan sebagai
pendekatan dalam rangka merancang sesuatu perundingan.
Apabila lobi berjalan mulus diyakini akan menghasilkan
perundingan yang sukses. 
Lanjutan

In a report carried by the BBC, an OED


lexicographer has shown that
"lobbying" finds its roots in the
gathering of Members of Parliament
and peers in the hallways ("lobbies") of
the UK Houses of Parliament before
and after parliamentary debates.
Lanjutan
Dalam Ensiklopedia bebas Wikipedia dinyatakan bahwa
yang dimaksudkan dengan Lobi adalah aktivitas
komunikasi yang dilakukan oleh individu ataupun
kelompok dengan tujuan mempengaruhi pimpinan
organisasi lain maupun orang yang memiliki
kedudukan penting dalam organisasi dan pemerintahan
sehingga dapat memberikan keuntungan bagi diri
sendiri ataupun organisasi dan perusahaan dari para
pelobi.
Lanjuta
n
Dalam konteks bisnis, lobi adalah upaya untuk
melakukan pemasaran atau penjualan
sewaktu melakukan pendekatan kepada
calon pembeli, baik perorangan maupun
instansi. Dalam lobi bisnis ini biasanya
dikemukakan, maksud, tujuan, dan
penjelasan tentang produk yang dipasarkan
ataupun dijual.
Lanjuta
n
Menurut kamus Webster, Lobby atau
Lobbying berarti: Melakukan
aktivitas yang bertujuan
mempengaruhi pegawai umum dan
khususnya anggota legislatif dalam
pembuatan peraturan.
Lanjuta
n
Menurut Advanced English – Indonesia
Dictionary, lobby atau Lobbying berarti:
Orang atau kelompok yang mencari
muka untuk mempengaruhi anggota
Parlemen;. Sedangkan Lobbyist berarti:
Orang yang mencoba mempengaruhi
pembuat undang-undang.
Lanjuta
n
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), Melobi ialah melakukan
pendekatan secara tidak resmi, sedangkan
pelobian adalah bentuk partisipasi politik yang
mencakup usaha individu atau kelompok untuk
menghubungi para pejabat pemerintah atau
pimpinan politik dengan tujuan mempengaruhi
keputusan atau masalah yang dapat
menguntungkan sejumlah orang.
Lanjuta
n
Definisi Lobi dapat disusun sebagai;
Suatu upaya ataupun pendekatan
(approach) yang dilakukan oleh satu
pihak yang memiliki kepentingan
tertentu untuk memperoleh dukungan
dari pihak lain yang dianggapnya
memiliki pengaruh atau wewenang
dalam upaya untuk pencapaian tujuan
yang ingin dicapainya.
Lanjuta
n
Dari sisi sifat-sifat khusus atau karakteristik
nya, Lobi memiliki beberapa karakteristik
yaitu bersifat informal dalam berbagai bentuk,
pelakunya juga beragam, dapat melibatkan
pihak ketiga sebagai perantara (third parties),
tempat dan waktunya juga bersifat fleksibel
dengan atau melalui pendekatan yang lebih
kental dengan nuansa atau perilaku satu arah,
one way oleh pelobi.
Lanjuta
n
Lobi merupakan kegiatan yang berupaya agar
segala sesuatu berjalan tidak melalui
kekuasaan atau koersi melainkan melalui
persuasi. Kegiatan lobi yang dilakukan
perusahaan-perusahaan umumnya
mempekerjakan para pelobi profesional atau
juga mempekerjakan mantan pejabat
pemerintahan.
Citra Buruk tentang Lobi
Panuju (2010: 20-22) mengatakan bahwa
terbentuknya citra buruk terhadap lobi
disebabkan oleh beberapa hal, seperti
berikut:
1. Lobbying yang lemah.

2. Lobbying yang tidak relevan dan mencatut

nama orang untuk berbohong.


Lanjuta
n
3. Lobi yang mendorong orang untuk
mengambil keputusan berdasarkan
pertimbangan emosional belaka.
4. Janji (iming-iming) kekuasaan dan
pinjam/mencatut orang kuat dan
5. Lobi digunakan untuk mendapatkan
suap dan disertai dengan hal-hal yang
tidak pantas
Lanjuta
n
Sebagai profesi, pelobi masih dianggap
negatif bagi sebagian masyarakat kita
karena ada anggapan bahwa fungsi lobi
untuk mewujudkan kepentingan pelobi
saja dan bukan untuk kepentingan
masyarakat banyak.
Lanjuta
n
Menurut Tarmudji (1993), karena sasaran
pelobi sebagian besar adalah pejabat
pemerintah, hal ini membuka peluang
pejabat tersebut melakukan penyalahgunan
wewenang, dimana satu pihak diuntungkan
dan pihak lain dikalahkan dengan
mendapatkan imbalan atau kompensasi
tertentu berupa fasilitas, kemudahan, dan
kemewahan.
Lanjuta
n
Assesoris tradisional dengan kecenderungan negatif lobi
didalamnya termasuk "uang suap", "uang semir",
pertemuan di hotel mewah dengan wanita cantik
sebagai pendamping lobi, fasilitas seperti mobil, dan
lainnya. Walaupun begitu lobi kini juga sudah
bergeser ke dalam wujud yang lebih abstrak seperti
"peluang", janji keuntungan, kepercayaan, dan bahkan
segala sesuatu yang masih bersifat potensial dan
belum nyata.
Kapan Lobi Diperlukan

Panuju (2010: 25-26) mengatakan bahwa


lobi diperlukan disebabkan oleh
beberapa hal, seperti berikut:
1. Ketika situasi hubungan dalam kondisi
genting.
2. Ketika situasi hubungan dalam keadaan
terancam.
Lanjuta
n
3. Ketika mulai terjadi saling curiga dan kecurigaan itu
diungkapkan oleh pihak ketiga.
4. Ketika disadari ada kesenjangan antara yang
diungkapkan dengan persepsi yang berkembang
dipihak luar.
5. Ketika terjadi ketidakselarasan, baik materi, nilai,
aktualitas (budaya), preferensi (pilihan/pertimbangan),
proximitas, mahupun influences (keterpengaruhan).
Pendekatan Memahami Lobi
Panuju (2010: 32-37) memaparkan
beberapa pendekatan yang dapat
digunakan dalam melakukan lobi,
seperti berikut:
1. Brainstorming. Pendekatan ini bersifat
exploratif atau tahap sedang mencari
peluang.
Lanjuta
n
2. Pengkondisian. Pendekatan
membiasakan sesuatu.
3. Networking. Memperbanyak jaringan
dengan berbagai-bagai caranya.
4. Transaksional. Transaksi adalah
sebuah mekanisme di mana jika
memberi, maka harus menerima.
Investasi jika ingin mendapatkan.
Lanjuta
n
5. Institution building. Pendekatan dengan cara
membangun lembaga guna mendukung
gagasan/idea atau program yang dicanang dan
diprogramkan.
6. Cognitive problem. Pendekatan memfokuskan
pada terbentuknya keyakinan. Semakin mampu
meyakinkan, maka semakin menemukan target
yang dicita-cita atau inginkan.
7. Five breaking. Pendekatan dengan cara
mengalihkan perhatian pada isu yang merugikan
dengan cara menciptakan isu lain.
Lanjuta
n
8. Manipulasi power. Pendekatan
dengan menggunakan cara seperti
orang yang mempunyai hubungan
atau mempunyai teman orang-orang
penting atau berkuasa, baik secara
politik mahupun ekonomi.
9. Cost and benefit. Pendekatan dengan
cara menonjolkan kelebihannya,
seperti kualitas dan mudah diakses.
Lanjuta
n
10.Futuristik/Antisipatif.

terarah, tertuju ke masa depan, contoh: Expo di


Osaka dapat dinamakan pekan raya tipe
pertokoan yang futuristis; 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai