Pengertian Lobbying
Menurut Anwar (1997) definisi yang lebih luas adalah suatu upaya
informal dan persuasif yang dilakukan oleh satu pihak (perorangan,
kelompok, Swasta, pemerintah) yang memiliki kepentingan tertentu
untuk menarik dukungan dari pihak pihak yang dianggap memiliki
pengaruh atau wewenang, sehingga target yang diinginkan tercapai.
Etika Lobbying
Pandangan ini mengetengahkan ada dua pihak atau lebih yang
berkepentingan atau yang terkait pada suatu obyek, tetapi kedudukan
mereka tidak sama. Dalam arti ada satu pihak yang merasa paling
berkepentingan atau atau paling membutuhkan, sehingga kemudian
melakukan upaya yang lebih dari yang lain untuk memcapai sasran
atau obyek yang diinginkan. Pihak yang paling berkepentingan inilah
yang akan aktif melakukan berbagai cara untuk mencapai obyek
tersebut dengan salah satu caranya melakukan lobbying.
Dengan demikian ada upaya dari pihak yang berkepentingan untuk
aktif melakukan pendekatan kepada pihak lain agar bisa memahami
pandangan atau keinginanmya dan kemudian menerima dan
mendukung apa yang diharapkan oleh pelaku lobbying.
Meskipun betuknya berbeda, pada esensinya lobbying dan negosiasi
mempunyai tujuan yang sama yaitu menggunakan tehnik komunikasi
untuk mencapat target tertentu. Dibandingkan dengan negosiasi yang
merupakan suatu proses resmi atau formal, lobbying merupakan
suatu pendekatan informal.
Apakah lobbying melanggar etika bisnis? Kegiatan lobi bisnis adalah
kegiatan yang sah dan legal, karena menjadi bagian dalam proses
demokrasi dan kebebasan bisnis. Pelaku lobbying bisa
mengembangkan bisnisnya dan mengkomunikasikan maksud dan
tujuannya ke pihak yang di lobi.
Ada banyak pertanyaan tentang lobi dan negosiasi, seperti apakah
lobi dan negosiasi itu sama? Terdapat sedikit perbedaan antara
keduanya. Dalam negosiasi lebih kepada sebuah proses diskusi antar
kedua belah pihak yang mencoba untuk mencari jalan keluar
terhadap masalah yang dihadapi, sementara lobi itu sarat akan
kepentingan salah satu pihak yang ingin mempengaruhi pihak lain.
Karakteristik Lobbying
1. Bersifat tidak resmi/ Informal dapat dilakukan diluar forum atau
perundingan yang secara resmi disepakati .
2. Bentuk dapat beragam dapat berupa obrolan yang dimulai
dengan tegursapa, atau dengan surat
3. Waktu dan tempat dapat kapan dan dimana saja sebatas dalam
kondisi wajar atau suasana memungkinkan. Waktu yang dipilih atau
dipergunakan dapat mendukung dan menciptakan suasan yang
menyenangkan, sehingga orang dapat bersikap rilek dan
4. Pelaku /aktor atau pihak yang melakukan lobbying dapat
beragam dan siapa saja yakni pihak yang bekepentingan dapat pihak
eksekutif atau pemerintahan, pihak legislatif, kalangan bisnis, aktifis
LSM, tokoh masyarakat atau ormas, atau pihak lain yang terkait pada
obyek lobby.
5. Bila dibutuhkan dapat melibatkan pihak ketiga untuk perantara
6. Arah pendekatan dapat bersifat satu arah pihak yang melobi
harus aktif mendekati pihak yang dilobi. Pelobi diharapkan tidak
bersikap pasif atau menunggu pihak lain sehingga terkesan kurang
perhatian.
Contoh Lobbying
Contoh percakapan lobi bisnis antara pelaku bisnis perusahaan
kelapa sawit dengan Tokoh masyarakat atau LSM yang sudah
dikenal dalam hal upaya pembebasan lahan dengan masyarakat.
Dalam hal ini perusahaan meloby tokoh masyarakat untuk dapat
memberikan persetujuan hak guna tanah kepada mereka. Karena
tokoh masyarat memegang peranan penting dalam setiap keputusan
di suatu desa, misalnya.
Contoh lain adalah lobby pihak Humas perusahaan kepada Kalangan
jurnalis (wartawan, reporter, redaktur) yang berpengaruh dan memiliki
kekuatan untuk membentuk opini, dalam menghasilkan pemberitaan
yang positif terhadap perusahaan, sehingga bisa meningkatkan brand
dan menjadi promosi yang efektif untuk target konsumen.
Namun teknik win win solution tidak akan tercapai apabila kedua
belah pihak terjadi konflik kepentingan yang berupaya menggunakan
pendekatan negosiasi Win lose. Terdapat empat pendekatan dan
gaya negosiasi tergantung dari situasi yang dikelompokkan dalam
kategori berikut diantaranya:
Kata ‘lobbying’ itu sendiri mencakup makna yang sangat luas karna
bisa diaplikasikan dimana saja dan dalam situasi apapun. Tidak
hanya sekedar berputar di dunia politik atau industri. Namun, dari
semua perbedaan yang ada, inti utama dari lobbying itu sendiri
adalah mempengaruhi orang terhadap suatu ide, pendapat serta
tindakan yang akan diambil.