Anda di halaman 1dari 15

METODE DEDUKTIF DAN INDUKTIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: MSI Dosen


Pengampu : Irfa Waldi,M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 2

Attohiroh Riska Amelia


Azra Amelia Sayyidatuzzulfa
Dwi Asti Handayani Sihombing Sindy Friska
Halimatun Sakdiah Siti Zahara Daulay
Ika Mahyardiana Nasution Triana Zega
Nadia Pransiska Jae Vivi Kartika Sari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH


TINGGI RAUDHATUL AKMAL
T.A 2023 - 2024

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan karunia yang
tidak terhingga sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan baik,
shalawat dan salam kepada janjungan alam Nabi besar Muhammad Saw. pembawa
risalah Allah swt mengandung pedoman hidup yang terang bagi umat manusia
didunia dan diakhirat.
Makalah ini membahas tentang “Metode deduktif dan induktif”. Saya sadar
bahwa penyusun makalah ini sangatlah jauh dari kesempurnaan, maka dari ini saya
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswa/i. Semoga juga menjadi amal
yang baik dan diterima disisi Allah SWT. Amiin.

Medan, 24 Juni 2023

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2

A. Pengertian Deduktif Dan Induktif.............................................................2

B. Berpikir Deduktif Dan Induktif.................................................................3

C. Perbedaan Penalaran Deduktif Dan Induktif.............................................9

BAB III
PENUTUP.........................................................................................12

A. Kesimpulan.................................................................................................12

DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara filsafa dan saat analisis suatu penelitian, digunakan dua cara pendekatan
untuk menarik kesimpulan saat penarikan kesimpulan yaitu pendekatan induktif dan
deduktif. Pendekatan deduktif berarti pendekatan dari teori menghasilkanpengamatan-
pengamatan ilmiah yang lebih bersifat khusus, sedangkan pendekatan induktif yaitu
kebalikannya. Pendekatan induktif berarti pendekatan dari persepsi dan hasil
pengamatan kita saat penelitian kita menghasilkan suatu teori, suatu ilmu dasar yang
berifat umum. Pada saat penelitian, dua pendekatan inilah yang berperan untuk
menarik kesimpulan.
Pengetahuan tentang filsafat ilmu biasanya diberikan kepada mahasiswa sebagai
pondasi dalam memahami filosofi bidang ilmunya pada saat para mahasiswa
melakukan kegiatan penelitian ilmiah atau seminar ilmiah. Manfaat setelah
memperoleh pengetahuan filsafat ilmu adalah semakin meningkatnya kesadaran kita
dalam meletakkan hakekat kebenaran tentang suatu hal pada tempat yang tepat. Kita
semakin menyadari bahwa kebenaran dalam ilmu pengetahuan yang kita peroleh
ternyata bersifat relative. Dalam konteks inilah latar belakang tulisan ini dihadapkan
pada persoalan bagaimana perkembangan ilmu saat ini. Masalah yang di bahas
tampak sederhana namun menurut hemat penulis hal yang sederhana tersebut justru
memiliki implikasi yang sangat luas dan mendalam.
Salah satu model pembelajaran yang bernaung di bawah pembelajaran berspektif
kontruktivis pradigma student-centered adalah model pembelajaran deduktif-induktif.
Model pembelajaran deduktif-induktif, sebetulnya berasal dari berpikir deduktif dan
berpikir induktif dalam program riset. Berpikir deduktif pada program riset dapat
digunakan sebagai dasar untuk menurunkan teori dan hipotesis dan berpikir induktif
digunakan sebagai dasar untuk pengumpulan dan analisis data.

B. Runusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami jelaskan disini sebagai berikut:
1. Apa itu metode deduktif dan induktif?
2. Bagaimana berpikir deduktif dan induktif?
3. Apa perbedaan penalaran deduktif dan induktif pada penelitian?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Induktif Dan Deduktif


Terdapat dua metode pendekatan analisis dan penarikan kesimpulan (jeneralisasi)
yang kita dapatkan namanya dari peguruan tinggi, yaitu metode deduktif dan induktif.
1. Metode Deduktif
Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan umum atau
jeneralisasi yang di uraikan menjadi contoh-contoh kongkrit atau fakta-fakta
untuk menjelaskan kesimpulan atau jeneralisasi tersebut. Misalnya: petani
selalu ragu dalam mengembangkan usahanya. Kemudian dijabarkan fakta-
fakta tentang angka-angka produksi dibandingkan modal usaha, dan
sebagainya.
Metode deduktif di gunakan dalam sebuah penelitian disaat penelitian
berangkat dari sebuah teori yang kemudian dibuktikan dengan pencarian fakta.
Contoh: penelitian bahasa Arab kebanyakannya berangkat dari kaidah-kaidah
bahasa Arab kemudian dicarilah fakta-fakta yang terdapat dalam sumber data,
dalam hal ini sumber datanya al-Qur’an.
Metode deduktif dalam tahap-tahapannya sama dengan metode lain,
yaitu:
a) Tahapan spekulasi (berasal dari bahasa latin “speculum/cermin”).
b) Tahapan observasi dan klasifikasi
c) Tahapan perumusan hipotesis
Di bawah ini adalah langkah dengan contoh penelitian deduktif:
a) Mulai dengan teori yang sudah ada
b) Merumuskan hupotesis berdasarkan teori yang ada
c) Kumpulkan data untuk mengkaji hipotesis
d) Analisis hasil apakah menerima atau menolak hipotesis1

2. Metode Induktif
Metode induktif adalah kebalikan dari metode deduktif. Contoh-contoh
kongkrit dan fakta-fakta diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian di
1
https://wwwjopglass.com/penelitian-induktif-deduktif/

5
rumuskan menjadi suatu kesimpulan atau jeneralisasi. Pada metode induktif,
data dikaji melalui proses yang berlangsung dari fakta. Di dalam penelitian
linguistic sering digunakan metode induktif dan deduktif, karena linguistic
termasuk ilmu yang berusaha menyusun teori tentang bahasa.
Kelebihan dari metode induktif adalah sebagai berikut:
a) Metode induktif lebih dapat menemukan kenyataan yang kompleks
yang terdapat dalam data.
b) Metode induktif lebih dapat membuat hubungan antara peneliti dengan
reponden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan dipertimbangkan.
c) Metode induktif lebih dapat memberikan latar secara penuh dan dapat
membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan
kepada latar lainnya.
d) Metode induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang
mempertajam hubungan-hubungan.
e) Metode induktif memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai
bagian dari struktur analitik.2

B. Berpikir Deduktif Dan Induktif


1. Berpikir Deduktif
Deduktif berasal dari bahasa inggris deducation yang berarti penarikan
kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari
yang umum, lawannya induktif. Deduktif adalah cara berpikir dimana
pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir
yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan
sebuah kesimpulan.
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya duhubungkan dalam bagian-
bagiannya yang khusus. Adapun berbagai macam corak berpkir deduktif
adalah silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme disjungtif atau
silogisme alternatif, entimem, dan sebagainya.
a) Silogisme Kategorial
Silogisme adalah suatu bentuk penalaran yang berusaha
2
https://makalah-update.blogspot.com/2012/12/pengertian-metode-induktif-danmetode.html?m=1

6
menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk
menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan
proposisi yang ketiga. Kedua proposisi yang pertama disebut premis.
Silogisme kategorial dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang
mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga proposisi kategorial,
yang disusun menjadi tiga term yang muncul dalam rangkaian
pernyataan itu, dan tiap term hanya boleh muncul dalam dua
pertanyaan, misalnya:
1) Semua karyawan adalah PNS.
2) Semua PNS adalah peserta Jamsotek.
3) Jadi, semua karyawan adalah peserta Jamsotek.

b) Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis atau silogisme silogisme pengandaian
adalah semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotesa.
Silogisme hipotesis bertolak dari suatu pendirian, bahwa ada
kemungkinan apa yang disebut dalam prosisi itu tidak ada atau tidak
terjadi. Premis mayornya mengandung pernyataan yang bersifat
hipotesis, oleh sebab itu rumus proposisi nayor silogisme ini adalah:
jika P, maka Q
Contoh :
Premis mayor : jika tidak turun hujan, maka Jazira akan pergi kursus
Premis minor : hujan turun
Konklusi : sebab itu Jazira tidak pergi kursus
Walaupun premis mayor bersifat hipotesis, premis minor dan
konklusinya tetap bersifat kategorial. Premis mayor sebenarnya
mengandung dua pernyataan kategorial, yang dalam contoh hujan tidak
turun, dan Jazira akan pergi kursus dia disebut akibat.

c) Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif biasa disebut juga dengan silogisme
disjungtif, karena proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi
alterntif, yaitu proposisi yang mengandung kamungkinan-
kemungkinan atau pilihan. Sebaliknya proposisi minornya adalah

7
proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu
alternatifnya. Konklusi silogisme ini tergantung pada premis minornya,
jika premis minornya menerima satu alternatif maka alternatif lainnya
akan di tolak, dan jika premis minornya menolak satu alternatif maka
alternatif lainnya akan diterima dalam konklusi. Contoh:
Premis mayor : Zian ada disekolah atau dirumah.
Premis minor : Zian ada disekolah.
Konklusi : sebab itu, Zian tidak ada di rumah.
Secara praktis kita juga sering bertindak seerti itu. Untuk itu
menetapkan sesuatu atau menemukan seseuatu secara sistematis kita
bertindak sesuai dengan pola silogisme alternatif diatas.

d) Entimen
Silogisme sebagai suatu cara untuk menyatakan pikiran
tampaknya besifat artificial. Dalam kehidupan sehari-hari biasanya
silogisme itu muncul hanya dengan dua proposisi. Salah satunya
dihilangkan. Walaupun dihilangkan, proposisi itu tetap dianggap ada
dalam pikiran dan dianggap diketahui pula oleh orang lain. Bentuk
semacam ini dinamakan entimen. Emtimen adalah penalaran deduktif
secara langsung. Misalnya sebuah silogisme asli akan dinyatakan oleh
pengasuh ruangan olahraga dalam sebuah harian sebagai berikut
Premis mayor : siapa saja yang di pilih mengikuti pertandingan
Thomas Cup adalah seorang pemain kawakan
Premis minor : Rudy Hartono terpilih untuk mengikuti pertandingan
Thomas Cup
Konklusi : sebab itu Rudy Hartono adalah seorang pemain kawakan
Bila pengasuh ruangan olahraga menulis seperti diatas dan
semua gaya tulisan sehari-hari mengikuti corak tersebut, maka akan
dirasakan bahwa tulisannya terlalu kaku. Sebab itu ia akan mengambil
bentuk lain, yaitu entimen.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa berpikir deduktif adalah cara
berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus yang disusun dari dua buah

8
pernyataan dan sebuah kesimpulan.3

2. Berpikir Induktif
Induktif adalah acara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau
peristiwa khusus untuk menentukan yang umum. Berpikir induktif adalah
metode yaang di gunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus
ke umum. Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas
fenomena yang ada, maka disebut sebagai sebuah corak berpikir yang ilmiah
karena perlu proses penalaran yang ilmiah dalam penalara induktif. Proses
penalaran induktif dapat dibedakan lagi atas bermacam-macam variasi yaitu:
generalisasi, hipotesa, dan teori, analogi induktif, kasual dan sebagainya.
a) Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak
belakang dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu
inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena.

b) Hipotesis Dan Teori


1) Hipotesis
Secara bahasa hipotesis berasal dari dua kata, yaitu
hypo artinya sebelum dan thesis artinya pernyataan atau
pendapat. Secara istilah hipotesis adalah suatu pernyataan yang
pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya, tetapi
memungkinkan untuk di uji dalam kenyataan empiris. Proses
pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran
yang melalui tahap-tahap tertentu. Hipotesis merupakan satu
tipe proposisi yang langsung dapat di uji.
2) Teori
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, defenisi,
dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah
pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan
hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar
variabel dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. Teori

3
https://sarifudin.com/78-bagaimana-penalaran-deduktif-diterapkan-dalam-penulisan-
paragraf#:~:text=Ringkasnya%2C%20cara%20berpikir%20deduktif%20atau,premis%20minor%20%3D

9
juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenaran.

c) Analogi
Analogi dalam bahasa Indonesia adalah kias (Arab : qasa=
mrngukur, membandingkan). Analogi adalah suatu perbandingan yang
mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar dengan cara
membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan
dengan gagasan yang pertama. Analogi dibagi menjadi dua macam
yaitu analogi induktif dan analogi deklaratif. Analogi induktif
merupakan suatu metode yang yang sangat bermanfaat untuk membuat
suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan
yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Sedangkan analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan
atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar,dengan
sesuatu yang sudah dikenal.

d) Hubugan kasual
Hubungan kasual sering diartikan sebagai penalaran yang
diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan, hubungan sebeb-
akibat (hubungan kasual) dapat berupa sebab yang sampai kepada
kesimpulan yang merupakan akibat atau sebaliknya. Ada tiga jenis
hubungan kasual, yaitu:
1) Hubungan sebab-akibat, yaitu dimulai dengan mengemukakan
fakta yang menjadi sebab dan sampai kepada kesimpulan yang
menjadi akibat.
2) Hubungan akibat-sebab, yaitu hubungan yang dimulai dengan
fakta yang menjadi akibat, kemudian dari fakta itu dianalisis
untuk mencari sebabnya.
3) Hubungan sebab-akibat1-akibat2, yaitu dimulai dari suatu
sebab yang dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat
pertma berubah menjai sebab yang menimbulkan akibat kedua.
e) Induktif dalam metode eksposisi
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam
penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan

10
atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat,
akurat, dan padat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa berpikir induktif adalah cara
berpikir yang bertolak dari hal-hal khusus ke umum yang mulai
bergerak dari penelitian dan evaluasi atas feomena yang telah terjadi.4

C. Perbedaan Penalaran Deduktif Dan Induktif


Penalaran adalah Proses membuat kesimpulan/menyimpulkan, proses kognitif
dimana individu menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang tersedia, proses
menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip atau bukti-bukti.
Ada dau jenis penalaran, yaitu :
1. Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah Proses penalaran yang berasal dari satu atau
lebih pernyataan umum untuk mencapai kesimpulan secara logis. Penalaran ini
dari umum ke khusus untuk membuat kesimpulan.
2. Penalaran Induktif
Penalaran Indutif adalah Penalaran berdasarkan bukti-bukti
khusus/spesifik ke umum untuk membuat kesimpulan. Penaralan ini adalah
penalaran dari khusus ke umum untuk membuat kesimpulan. Membuat
kesimpulan umum berdasarkan pengamatan, data, fakta yang spesifik/khusus
dengan tujuan untuk generalisasi. Penalaran secara induktif juga kita lakukan
ketika kita membuat prediksi tentang apa yang akan terjadi di masa depan
berdasarkan hasil pengamatan kita di masa lalu.
Contoh penalaran induktif :
Pengamatan : Di Puncak hawanya dingin, di daerah Batu hawanya dingin, di
kawasan Lembang hawanya juga dingin.
Kesimpulan : Daerah yang letaknya tinggi (dataran tinggi), hawanya akan
dingin.
Bentuk-Bentuk Penalaran Induksi :
a) Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari
fenomena khusus menuju kesimpulan umum. Generalisasi merupakan
4
https://id.scribd.com/doc/307011390/Makalah-Berpikir-Induktif-Dan-Deduktif-Mata-Kuliah-Filsafat-Ilmu

11
pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar
gejala yang diamati.
Contoh:
1) Buah mangga berwarna hijau dan rasanya manis.
2) Buah Jambu biji berwarna hijau dan rasanya manis.
Generalisasi: Semua buah berwarna hijau rasanya manis
Pernyataan “Semua buah berwarna hijau rasanya manis” hanya
memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki
kebenarannya.
Contoh kesalahan: Buah kedondong juga berwarna hijau, namun
rasanya asam.

b) Analogi
Metode menalar dengan membandingkan dua hal yang
mempunyai sifat yang sama. Kita dapat menarik kesimpulan jika
terdapat persamaan dalam berbagai bidang. Dengan kata lain,
penalaran analogi dapat diartikan sebagai proses penyimpulan
berdasarkan fakta atau kesamaan atau proses membandingkan dari dua
peristiwa (hal) yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian
ditariklah kesimpulan dari persamaannya tersebut., Contoh: Klub
Persija Jakarta mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari.
Maka klub Persib Bandung akan masuk babak final jika berlatih setiap
hari.

c) Hubungan
kausal Proses penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang
saling berhubungan. Hubungan kausal (kausalitas) merupakan perinsip
sebab-akibat. Contoh:
1) Penebangan liar dihutan mengakibatkan tanah longsor.
2) Jika dipanaskan, tembaga memuai, Jika dipanaskan emas
memuai

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah dijabarkan, perbedaan mendasar dari penalaran
atau penelitian induktif dan deduktif adalah bahwa induktif berfokus untuk
mengembangkan teori sementara deduktif berfokus untuk menguji teori yang telah
ada. Penelitian induktif memiliki aktivitas untuk pengamatan yang spesifik/khusus ke
generalisasi luas, sementara deduktif adalah kebalikannya. Kedua pendekatan tersebut
dimanfaatkan untuk berbagai macam penelitian dan tidak jarang banyak peneliti
memadukan keduanya dalam aktivitas penelitian yang berskala besar.
Berpikir deduktif adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat
umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yang disusun daridua buah pernyataan
dan sebuah kesimpulan.
Berpikir induktif adalah cara berpikir yang bertolak dari hal-hal yang khusus
ke umum yang mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas fenomena yang telah
terjadi.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://makalah-update.blogspot.com/2012/12/pengertian-metode-induktif-dan-
metode.html?m=1
https://id.scribd.com/doc/307011390/makalah-berpikir-induktif-dan-deduktif-mata-
kuliah-filsafat-ilmu
http://www.ocw.upj.ac.id/

14
15

Anda mungkin juga menyukai