Anda di halaman 1dari 54

MEMBANGUN KERANGKA

BERPIKIR
Suyono
KEBERSAMAAN DALAM ME_REFRESH DIRI

JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA


28 Feb 2020
MEMBANGUN KERANGKA BERPIKIR

Membangun kerangka berpikir (KB) atau


kerangka konseptual penelitian (KKP)
adalah salah satu tahap dalam metode ilmiah
(sci method)
Penelitian adalah implementasi sci method
SCI METHOD ADL SALAH SATU DARI TIGA KOMPONEN ILMU

SCIENTIFIC METHODS

SCIENTIFIC
PRODUCTS

SCIENTIFIC
ATTITUDES
Sci Method Formula 01
TAHAPAN SCIENTIFIC METHODS, Formula 02
LEBIH JELASNYA
PERUMUSAN MASALAH

Deductive Thinking PENYUSUNAN KERANGKA


KHASANAH ILMU
BERPIKIR

PERUMUSAN
HIPOTESIS

Inductive Thinking

PENGUJIAN
DITERIMA DITOLAK
HIPOTESIS

Metode Ilmiah dalam Diagram (Formula 3)


Membangun kerangka berpikir (KB) atau
kerangka konseptual penelitian (KKP)
adalah salah satu tahap dalam metode ilmiah
(sci method).
KERANGKA BERPIKIR

• Dibangun dalam rangka memecahkan permasalahan


• Dikembangkan dengan mengacu kepada ranah
keilmuan (sci domain).
• Dikembangkan menggunakan penalaran deduktif
(deductive thinking).
• Menjadi dasar bagi pengajuan hipotesis.
• Dalam tataran penelitian sering disebut dengan
kerangka konseptual penelitian (KKP).
Warning!

 Tidak diijinkan begitu saja diajukan hipotesis setelah dimiliki


rumusan masalah.
 Hipotesis baru boleh dirumuskan setelah dirumuskan KB.
 KB disintesis, diabstraksi, dan diekstrapolasi dari berbagai
teori dan pemikiran ilmiah yang mencerminkan paradigma
sekaligus tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian
dan merumuskan hipotesis.
 KB dapat diformulasikan dalam bentuk narasi, bagan, model
matematika atau persamaan fungsional yang dilengkapi
dengan uraian kualitatif.
MASALAH (PROBLEM)

 Latar belakang masalah & Rumusan Masalah.


 Latar belakang masalah: das Sollen (Harapan)
& das Sein.
 Masalah terjadi ketika ditemukan gap
(kesenjangan) antara das Sollen dan das Sein.
RUMUSAN MASALAH

 Rumusan masalah dinyatakan dalam kalimat


pertanyaan yang memuat minimal dua variabel,
yaitu variabel manipulasi (independent variable)
dan variabel respon (dependent variable).
 Harus spesifik, singkat, dan jelas yg dilandasi oleh
pemikiran teoretis yang kebenarannya perlu
dibuktikan.
 Masalah yang dirumuskan hendaknya memberi
petunjuk mengenai bagaimana menjawabnya.
TERKAIT KHASANAH ILMU
Sources of Knowledge may be categorized under five
headings:
Experience
Authority
Deductive Reasoning
Inductive Reasoning
The Scientific Approach
KB adalah produk Deductive Thinking
PERUMUSAN MASALAH

Deductive Thinking PENYUSUNAN KERANGKA


KHASANAH ILMU
BERPIKIR

PERUMUSAN
HIPOTESIS

Inductive Thinking

PENGUJIAN
DITERIMA DITOLAK
HIPOTESIS

Metode Ilmiah dalam Diagram (Formula 3)


DEDUCTIVE THINKING

Kita perhatikan 3 slide berikut ini.


Deductive Reasoning

 thinking process in which one proceeds from general to


specific statements using prescribed rules of logic
 system for organizing known facts in order to reach a
conclusion which is done through the use of logical arguments
 argument consists of a number of statements standing in
relation to one another
 the final statement is the conclusion; the rest, called premises,
comprise supporting evidence
 one major kind of deductive reasoning is syllogism
 syllogism consists of a major premise and a minor premise
followed by a conclusion
 if the premises are true, the conclusion is necessarily true
Deductive Reasoning

 enables one to organize premises into patterns that


provide conclusive evidence for the validity of a
conclusion
 is useful in the research process
 provides a means for linking theory and observation
 enables researchers to deduce from existing theory
what phenomena should be observed
 deductions from theory can provide hypotheses,
which are vital part of scientific inquiry
Deductive Reasoning

 has limitations
• one must begin with true premises in order to arrive at true conclusions
• the conclusion of a syllogism can never exceed the content of the
premises
• since deductive conclusions are necessarily elaborations on previously
existing knowledge, scientific inquiry cannot be conducted through
deductive reasoning alone because of the difficulty involved in
establishing the universal truth of many statements dealing with scientific
phenomena
• can organize what is already known and can point up new relationships
as one proceeds from the general to the specific, but is not sufficient as a
source of new truth
Logika dlm DEDUCTIVE THINKING

• Di antara 4 Tools of Science: Bahasa, Logika,


Matematika, dan Statistika yang dominan digunakan
adalah LOGIKA.
• Kebalikannya, yaitu pada Inductive Thinking lebih
dominan menggunakan STATISTIKA.
DEDUCTIVE THINKING

 Dari abstrak ke yg lebih konkrit


 Kebenaran: koherensi
 Dari yg general (umum) ke yg lebih
spesifik (khusus)
 Menggunakan logika
INDUCTIVE THINKING

 Dari konkrit menuju ke yg abstrak


 Kebenaran: korespondensi
 Dari yg bersifat khusus (spesifik)
menuju ke yg lebih bersifat umum
(general)
 Menggunakan statistika
Deductive Reasoning
 thinking process in which one proceeds from general to specific statements using prescribed rules of logic
 system for organizing known facts in order to reach a conclusion which is done through the use of logical arguments
 argument consists of a number of statements standing in relation to one another
 the final statement is the conclusion; the rest, called premises, comprise supporting evidence
 one major kind of deductive reasoning is syllogism

 syllogism consists of a major


premise and a minor premise
followed by a conclusion
 if the premises are true, the conclusion is necessarily true

INI SEBAIKNYA MEWARNAI PARADIGMA BERPIKIR KITA DALAM


MENGEMBANGKAN KB TERMASUK SAAT MEMBIMBING MAHASISWA.
HIPOTESIS (HYPHOTHESIS)

• Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di


bawah; thesis = pernyataan, pendapat yang
ditegakkan.
• Hipotesis merupakan proposisi keilmuan yang
dilandasi oleh KB dan merupakan jawaban
(yang masih lemah, hypo) thd permasalahan
yang dihadapi, yang dapat diuji kebenarannya
berdasar fakta empiris.
HIPOTESIS (HYPHOTHESIS)
 Kriteria rumusan hipotesis, menyatakan hubungan antara dua
variabel atau lebih, dirumuskan secara jelas dan padat, hendaknya
dinyatakan dalam bentuk kalimat deklaratif, dan dapat diuji
kebenarannya.
 Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan
sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan
ini disebut percobaan atau eksperimen.
 Rumusan hipotesis dinyatakan dalam kalimat pernyataan yang
memuat minimal dua variabel, yaitu variabel manipulasi
(independent variable) dan variabel respon (dependent variable).
Rumusan hipotesis “Jika …, maka ….” sangat direkomendasikan
dengan segala kemanfaatannya.
 Perhatikan contoh perumusan hipotesis yang direkomendasikan itu.
RUMUSAN HIPOTESIS
Ada “pembimbingan” apa?

Bimbingan kepada diri saya:


___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
PARADIGMA DALAM MEMBANGUN
KB/KKP

 KB/KKP adalah produk dari deductive


thinking (lihat kembali metode ilmiah format 03).
 Pada slide 16 & diulang pada slide 22:
• one major kind of deductive reasoning is
syllogism
• syllogism consists of a major premise and a
minor premise followed by a conclusion
LATIHAN MEMBUAT SILOGISME

Harus memenuhi:
1.Hukum dlm silogisme
2.Prinsip dlm silogisme
HUKUM SILOGISME

1. Terdiri dari 3 proposisi.


2. Mengandung 3 term: Subyek (S); Predikat (P); dan Medius
atau perantara (M).
3. Masing-masing term disebut dua kali.
4. Term S dan P dlm simpulan tdk boleh lebih luas dari pada
dalam premis.
5. Term M tdk boleh terdapat dalam simpulan.
6. Paling sedikit satu proposisi dalam premis hrs universal.
7. Simpulan mengikuti proposisi yg sempit dlm premis.
8. Proposisi dlm premis tdk boleh kedua-duanya negatif.
PRINSIP SILOGISME

1. Prinsip persamaan: M = P, S = M,
maka S = P.
2. Prinsip perbedaan: M = P, S # M,
maka S # P.
SEBUAH CONTOH SILOGISME

Premis 1 : Manusia pasti mati.


Premis 2 : Bejo adalah manusia.
Simpulan : Bejo pasti mati.

NB: Bejo adl subyek (S)


mati adl predikat (P)
Manusia adl medius (M) atau perantara
SEBUAH CONTOH SILOGISME YG LAIN

Premis 1 : Semua ikan bernafas dengan insang


Premis 2 : Paus adalah ikan.
Simpulan : Paus bernafas dengan insang

NB: Siapa subyek (S)?


Siapa predikat (P)?
Siapa medius (M)?
JAWAB:

Sebagai subyek (S) adalah Paus

Sebagai predikat (P) adalah Bernafas dengan


insang

Sebagai medius (M) adalah Ikan


CHECK BERDASAR HUKUM
SILOGISME

1. Terdiri dari 3 proposisi.


2. Mengandung 3 term: Subyek (S); Predikat (P); dan Medius
atau perantara (M).
3. Masing-masing term disebut dua kali.
4. Term S dan P dlm simpulan tdk boleh lebih luas dari pada
dalam premis.
5. Term M tdk boleh terdapat dalam simpulan.
6. Paling sedikit satu proposisi dalam premis hrs universal.
7. Simpulan mengikuti proposisi yg sempit dlm premis.
8. Proposisi dlm premis tdk boleh kedua-duanya negatif.
CHECK BERDASAR PRINSIP
SILOGISME

1. Prinsip persamaan: M = P, S = M,
maka S = P.
2. Prinsip perbedaan: M = P, S # M,
maka S # P.
CONTOH SILOGISME YG TADI

Premis 1 : Semua ikan bernafas dengan insang


Premis 2 : Paus adalah ikan.
Simpulan : Paus bernafas denga insang

NB: Ikan adl M


Bernapas dg insang adl P
Paus adl S

M = P dan S = P, maka S = P
Berdasar hukum & prinsip silogisme, simpulannya sudah benar. Bagaimana
substansi atau secara material mengenai simpulan itu?
PELAJARAN YG DPT KITA PETIK

1. Menggunakan cara berpikir yang benar,


simpulannya menjadi tidak benar ketika substansi
yang sedang dipikirkan tidak benar  kesalahan
material
2. Menggunakan substansi materi yang benar,
simpulannya menjadi tidak benar ketika
digunakan metode berpikir yang salah 
kesalahan karena logika
3. Menggunakan cara berpikir yang tidak benar,
yang sedang dipikirkan tidak benar  parah,
sesat dunia akherat
CONTOH YG PERNAH DIBUAT BU
RUSMINI DKK

Contoh 1:
•Premis Mayor: Interaksi sosial pada kelompok
heterogen akan membantu perkembangan kognitif
siswa (teori sosial kognitif Vygotsky).
•Premis Minor: Ahmad (salah satu siswa) dilibatkan
pada model pembelajaran yang menjamin terjadinya
interaksi sosial.
•Simpulan: Ahmad akan mengalami perkembangan
kognitif.
CONTOH YG PERNAH DIBUAT BU
RUSMINI DKK

Contoh 2:
•Premis Mayor: Individu yang berusia di atas 11 tahun
memiliki pemikiran abstrak dan dimungkinkan berpikir
simbolik.
•Premis Minor: Siswa SMA mayoritas berusia 16 tahun.
•Simpulan: Siswa SMA dapat dilibatkan pada
pembelajaran yang menuntut pemikiran abstrak.
CONTOH YG PERNAH SAYA BUAT

Contoh 3:
•Premis Mayor: Lignin mengalami degradasi
menghasilkan asam humat (teori Lignin).
•Premis Minor: Tlethong sapi kaya material lignin (fakta
dari artikel).
•Simpulan: Tlethong sapi fermentasi mengandung asam
humat.
SILOGISME & KERANGKA BERPIKIR

• Premis mayor: __________________


______________________________
• Premis minor: __________________
______________________________
• Simpulan: _____________________
_________simpulan 1_______
SILOGISME 2

• Premis mayor: __________________


______________________________
• Premis minor: __________________
______________________________
• Simpulan: _____________________
_________simpulan 2_______
SILOGISME 3

• Premis mayor: __________________


______________________________
• Premis minor: __________________
______________________________
• Simpulan: _____________________
_________simpulan 3_______
SILOGISME n

• Premis mayor: __________________


______________________________
• Premis minor: __________________
______________________________
• Simpulan: _____________________
_________simpulan n_______
SILOGISME & KERANGKA
BERPIKIR/KERANGKA KONSEPTUAL
PENELITIAN

• Rangkaikan S1, S2, S3, dan Sn


menjadi satu kesatuan (1 paragraf),
lugas tetapi penuh makna  inilah
KERANGKA BERPIKIR atau dlm penel
disebut KERANGKA KONSEPTUAL
PENELITIAN
CATATAN

• Premis mayor: milik khasanah ilmu 


harus menuliskan sumbernya
• Premis minor: milik khasanah Ilmu
 harus menuliskan sumbernya
• Simpulan: milik kita, milik orang yang
sedang berpikir.  tidak perlu
menuliskan sumber
CATATAN

• Simpulan 1: milik pengembang KB (PKB)


• Simpulan 2: milik PKB
• Simpulan 3: milik PKB
• Simpulan n: milik PKB
• Rangkaian simpulan 1 s.d. n yaitu KB/KKP
juga milik PKB  tidak perlu menuliskan
sumber
VARIABEL PENEL & KB

 KB dikembangkan dalam rangka menjawab


rumusan masalah (RM).
 RM dinyatakan dalam kalimat pertanyaan yang
memuat minimal dua variabel, yaitu variabel
manipulasi (independent variable) dan variabel
respon (dependent variable).
 Di dalam KB pastilah/pastikan memuat variabel
penelitian.
FORMULASI KB

ADA BEBERAPA BENTUK PENYAJIAN KB/KKP, YAITU:

BENTUK NARASI SAJA (ILUSTRASI: BKN TUMPUKAN TULANG BELULANG,


TETAPI KERANGKA YG MEMILIKI FUNGSI).
DIAGRAM/BAGAN SAJA.
MODEL MATEMATIKA/PERS FUNGSIONAL SAJA  Y(X1, X2, X3, dst)
BAGAN, MODEL MATEMATIKA ATAU PERSAMAAN FUNGSIONAL YANG
DILENGKAPI DENGAN NARASI ATAU URAIAN KUALITATIF.
KB bukan Kerangka Operasional Penel

 KB = KKP (Kerangka Konseptual Penelitian) 


diposisikan di akhir Bab II.
 KB ‡ KOP (Kerangka Operasional Penelitian) 
Diposisikan di dalam Bab III (Metode Penelitian).
SCI product ADL SALAH SATU DARI TIGA KOMPONEN ILMU

SCIENTIFIC METHODS

SCIENTIFIC
PRODUCTS

SCIENTIFIC
ATTITUDES
KB/KKP & KOP

Sci Product:
Fakta  dicari melalui KOP
Konsep {label, definisi, ciri (esensial & non esensial,
contoh & non contoh, value}  KB/KKP di wilayah ini
Prinsip
Hukum
Teori
DAFTAR PUSTAKA
Bunge, Mario. 2007. Philosophy of Science from
Explanation to Justification. London:
Transaction Publishers.
Camarinha, L. M. & Matos. (tanpa tahun).
Scientific Research, Methodologies and
Techniques. cam@uninova.pt
Suriasumantri, Jujun S. 2009. Filsafat Ilmu.
Jakarta: Sinar Harapan.
5th February 2008 NCCR 54

Anda mungkin juga menyukai