Anda di halaman 1dari 5

METODE ILMU PENGETAHUAN

METODE ILMU PENGETAHUAN


Menurut J.B. Conant dalam bukunya Understanding Science, ilmu pengetahuan dapat
dilihat dari kata benda ataupun kata kerja. Sebagai kata benda, ilmu pengetahuan merupakan
hasil yang sudah jadi. Sedangkan kata kerja, ilmu pengetahuan adalah proses yang
melibatkan ilmuwan dalam mencapai kebenaran. Sebagai kata kerja ilmu pengetahuan adalah
metode, adalah cara, adalah kegiatan yang dipraktekkan. Jadi ilmu merupakan pengetahuan
yang didapatkan lewat metode ilmiah. Metode ilmiah adalah cara yang dilakukan ilmu dalam
menyusun pengetahuan yang benar. Metode ilmiah merupakan penggabungan cara berpikir
deduktif dan cara berpikir induktif dalam membangun tubuh pengetahuannya.

SKEMA METODE ILMIAH

Langkah langkah dari proses verifikasi logika ilmu pengetahuan / ilmiah :


1. Perumusan Masalah : mengenai obyek empiris yang jelas batasan batasannya serta
dapat diidentifikasikan factor factor yang terkait didalamnya.
2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hypothesis : kerangka berpikir ini
disusun secara rasional berdasarkan premis premis ilmiah yang telah teruji
kebenarannya dengan memperhatikan factor factor empiris yang relevan dengan
permasalahnnya.
3. Perumusan hipotesis : jawaban sementara terhadap pertanyaan yang diajukan yang
materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir
4. Pengujian hipotesis : pengumpulan fakta fakta yang relevan dengan hipotesis yang
diajukan
5. Penarikan kesimpulan : penilaian dari hipotesis apakah diterima atau ditolak.

METODE INDUKSI
Metode berpikir induktif dimana cara berpikir dilakukan dengan cara menarik suatu
kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Untuk itu,
penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang
mempunyai ruang yang kusus dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri
dengan pernyataan yang bersifat umum. Penalaran secara induktif dimulai dengan
mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan
terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum
Induksi adalah cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi
tunggal atau particular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu. Cara kerjanya
dengan memulai dengan penelitian untuk mengamati berbagai fenomena dan mengumpulkan
berbagai fakta dan data kemudian dievaluasi untuk bisa melahirkan kesimpulan umum
tertentu. Langkah langkah metode induksi :
a. Perumusan masalah atau identifikasi masalah munculnya suatu masalah
pengamatan dan mengumpulkan data pada
b. Penyusunan kerangka berpikir
gejala gejala yang menimbulkan suatu masalah serta mengumpulkan berbagai fakta
yang yang diduga dapat menjelaskan masalah tersebut kemudian dianalisis.

c. Merumuskan hipotesis

setelah melakukan analisis kemudian mengajukan

sebuah hipotesis yang berfungsi untuk menjelaskan sebab dari masalah tersebut.
d. Pengujian hipotesis

untuk menguji lebih lanjut kebenaran hipotesis dapat

dilakukan dengan penelitian dan percobaan lebih lanjut, untuk membuktikan apakah
sebab yang menjadi dugaan dalam hipotesis tadi memang terbukti benar. Dengan cara
membuat berbagai prediksi . Bila prediksi mendukung hipotesis maka hipotesis
tersebut diterima sebagai benar, bila diterima secara terus menerus maka diterima
sebagai hukum ilmiah. Jika tidak perlu diajukan hipotesis baru dengan mengumpulkan
fakta dan data tambahan .
Kelebihan penalaran induktif
1. Suatu alat generalisasi dari pemikiran kita untuk kemudian dijadikan suatu pegangan
umum atas kejadiaan tertentu.
2. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara
canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat
ditarik generalisasi dari suatu gejala.
3. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam
menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat
mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Kelemahan penalaran induktif
1. Terdapat satu bukti rasional bahwa penalaran induktif bisa jadi menghasilkan kesimpulan
yang berbahaya dan salah kaprah. Pengetahuan kita yang bersumber dari penalaran atau
pemikiran induktif bisa jadi salah.
2. Penalaran induktif memang membantu kita dalam memahami, memprediksi, dan
mengontrol sesuatu. Namun tidak semua hal bisa dipercaya dengan melakukan penalaran
induktif.

METODE DEDUKSI
Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya

mempergunakan pola berpikir silogismus yang secara sederhana digambarkan sebagai


penyusunan dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung
silogismus disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis
minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif
berdasarkan kedua premis tersebut . Cara deduksi ini banyak dipakai dalam logika klasik
Aristoteles dalam membentuk Syllogisme, Contohnya yang paling klasik :
- Semua manusia bisa mati
- Socrates adalah manusia
- Jadi, Socrates bisa mati
Berpikir deduksi memeberikan sifat yang rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat
konsisten dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya. Langkah langkah
metode deduksi :
1.
2.
3.
4.
5.

Perumusan masalah
Khasanah pengetahuan ilmiah
Penyusunan kerangka berpikir
Perumusan hipotesis
Pengujian hipotesis

Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan penalaran
induktif dan deduktif.
Deduktif

Induktif

Jika semua premis benar


maka

kesimpulan

pasti

benar
Semua informasi atau fakta
pada kesimpulan sudah ada,
sekurangnya secara implisit,
dalam premis.
KESIMPULAN

Jika

premis

kesimpulan
benar,

tapi

benar,
mungkin

tak

pasti

benar.
Kesimpulan

memuat

informasi yang tak ada,


bahkan secara implisit,
dalam premis.

Dari apa yang diuraikan diatas terlihat bahwa antara Induksi dan Deduksi ( meskipun
kelihataanya bertentangan) mempunyai kaitan yang erat. Kaitan itu dapat dilihat pada
kenyataan bahwa kesimpulan umum yang diperoleh dengan jalan Induksi (misalnya semua
logam dapat memulai bila dipanasi) dapat dijadikan sebagai titik tolak bagi analisa deduktif.
Seperti yang dikatakan oleh John Stuart Mill, dalam bukunya A system of logic , bahwa
setiap tangga besar didalam deduksi memerlukan deduksi bagi penyususn pikiran mengenai
hasil hasil eksperimen dan penyelidikan. Jadi kedua duanya bukan merupakan baigan
yang saling tepisah sebetulnya saling menyokong seperti aur dengan tebing.
Induksi dan deduksi saling berdampingan. Keduanya selalu bersama-sama dan saling
memuat. Induksi tidak dapat ada tanpa deduksi. Deduksi selalu diawali oleh induksi. Dalam
proses memperoleh ilmu pengetahuan, induksi biasanya mendahului deduksi. Sedangkan
dalam logika biasanya deduksilah yang terutama dibicarakan lebih dulu. Jadi baik berpikir
deduktif maupun berpikir induktif diperlukan dalam proses pencarian pengetahuan yang
benar.

DAFTAR PUSTAKA
Jujun S Suriasumantri . Filsafat Ilmu
Sony Keraf . Ilmu Pengetahuan , Sebuah Tinjauan Filosofis.
http://zolopox.blogspot.com/2009/12/penalaran-induktif-kajian-filsafat.html
http://notokusnoto.blogspot.com/2010/01/metode-berpikir-ilmiah.html

Anda mungkin juga menyukai