Anda di halaman 1dari 35

Filsafat Dan Pengetahuan Modern

Week 7

Aksiologi
Dalam dunia Pendidikan

Dosen Pengampu :
Yohanes Sugiyanta, S.E., M.M.
PENGERTIAN
• ONTOLOGI:
Membahas tentang hakekat yang ADA,
baik berbentuk jasmani/konkrit maupun
rohani/abstrak
• EPISTEMOLOGI:
Bagaimana CARA atau sarananya untuk
mendapatkan pengetahuan yang berupa
ilmu
• AKSIOLOGI
GUNA Ilmu Pengetahuan
EPISTEMOLOGI
 Mendapatkan/ mempelajari pengetahuan HARUS
DENGAN CARA YANG BENAR.
 PENGETAHUAN adalah: sesuatu yang diketahui
manusia,berdasarkan:
a. Pengalaman (empirisme).
b. Akal (rasionalisme).
c. Intuisi.
d. Wahyu
• Pengetahuan yang dipelajari disebut ILMU.
• Sering disebut dengan ILMU PENGETAHUAN
ILMU adalah:
Ilmu adalah:
suatu pengetahuan yang
didapatkan dengan syarat-syarat
tertentu, yaitu:
a. Sistematis
b. Bermetode
c. Obyektif
d. Berlaku Umum
METODE ILMIAH adalah:
1. Suatu cara atau suatu prosedur
untuk mendapatkan Ilmu
Pengetahuan,
 yang menggunakan kebenaran
ilmiah
 dan berdasarkan pada
penggabungan pengalaman dan
akal pikiran
Metode Ilmiah

Disebut ilmiah jika:


- bersistem
- bermetode
- berobyektifitas
- berlaku umum (universal).
CONTOH:
Ilmu EKONOMI adalah (Abraham Maslow), Ekonomi adalah salah
satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah
keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan
segala sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip
serta teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap
efektif dan efisien
Ilmu Ekonomi merupakan sebuah ILMU PENGETAHUAN
Mempelajari Ilmu Ekonomi dengan Benar, formal maupun nonformal,
yaitu:
a. mempelajari ilmu ekonomi melalui sekolah (SMK, Perguruan
Tinggi, Kursus)
b. Diskusi, media sosial (koran, majalah, TV) dll
Penjelasan Metode Ilmiah:
 Metode Ilmiah adalah suatu prosedur
dalam mendapatkan pengetahuan yg
disebut ilmu.
 Ilmu merupakan pengetahuan yang
cara mendapatkannya harus memenuhi
syarat-syarat tertentu, dan harus
melalui suatu prosedur / langkah-
langkah yg sistematis.
Pertanyaan:
 Untuk mempelajari Ilmu
Pengetahuan, maka kita:
1. Harus menerapkan......
2. Dan berdasarkan:......
1. Perumusan Masalah
2. Penyusunan kerangka berfikir dalam
pengajuan hipotesis
3. Perumusan hipotesis
4. Pengujian hipotesis
5. Penarikan kesimpulan
Dalam Metode Ilmiah ada 2
pendekatan:
1. Pendekatan Rasional
2. Pendekatan Empiris
Sehingga Pencarian Ilmu Pengetahuan dengan cara
metode ilmiah memiliki:

• Konsistensi /keberlanjutan antara pengetahuan


sebelumnya dengan baru/berikutnya
• Kesesuaian antara pengetahuan yang dikembangkan
dengan fakta
Pendekatan dalam Metode Ilmiah
 Pendekatan Rasionalisme
merupakan pendekatan yang menyusun
pengetahuan secara konsisten dan kumulatif
berdasarkan pengetahuan yang telah tersusun
sebelumnya

• Pendekatan Empirisme
Merupakan pendekatan untuk memperoleh
pengetahuan berdasarkan fakta

“Pengetahuan yang rasional tetapi tidak


didukung fakta bukan merupakan
pengetahuan yang benar”
Lanjutan penjelasan Metode Ilmiah

• Merupakan langkah-langkah dalam memproses


pengetahuan ilmiah melalui penggabungan cara
berpikir rasional dan empiris dengan jalan
membangun jembatan penghubung dalam
bentuk pengajuan hipotesis
• Cara kerja/prosedur untuk dapat memahami
suatu objek/fenomena sesuai dengan syarat-
syarat yang dituntut ilmu berdasarkan berpikir
ilmiah
Lanjutan CONTOH:

Ilmu Ekonomi dipelajari dengan cara:


• Rasionalisme
Konsistensi /keberlanjutan antara
pengetahuan sebelumnya dengan
baru/berikutnya.
• Empiris, memperoleh pengetahuan
berdasarkan fakta
ALUR BERFIKIR METODE ILMIAH

Alur berfikir yang tercakup dalam metode ilmiah


dapat dijabarkan dalam beberapa langkah :

• Perumusan Masalah --- merupakan pertanyaan


mengenai objek empiris yang jelas batas-
batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-
faktor yang terkait di dalamnya.
• Penyusunan kerangka berfikir dalam
pengajuan hipotesis --- merupakan argumentasi
yang menjelaskan hubungan yang mungkin
terdapat antara berbagai faktor yang saling
mengkait dan membentuk kontelasi ilmiah
ALUR BERFIKIR METODE
ILMIAH (lanjutan)
• Perumusan hipotesis --- merupakan jawaban
sementara atau dugaan jawaban pertanyaan yang
diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari
kerangka berfikir yang dikembangkan.
• Pengujian hipotesis --- merupakan pengumpulan fakta-
fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk
memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang
mendukung hipotesis tersebut atau tidak
• Penarikan kesimpulan --- merupakan penilaian apakah
sebuah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak
ALUR PIKIR METODE ILMIAH

Khasanah Ilmu Kerangka Pemikiran


Pengetahuan (Premis-Premis)

Hipotesis
Teori
Baru
Pengujian
Hipotesis
Penarikan
Diterima Kesimpulan Ditolak

Proses berstruktur
-- Struktur Penelitian Ilmiah -- Struktur Penulisan Ilmiah
BERFIKIR dan SIKAP ILMIAH
BERBAGAI GAYA BERFIKIR
Gaya berfikir yg dpt dikaitkan dg metode ilmiah
dianggap sbg alat ampuh utk mencari dan
mendapatkan kebenaran.

Ada beberapa gaya berpikir ilmiah

• Rasionalisme (terstruktur dan berlanjut)


• Eksistensialisme (proses informasi)
• Idealisme (pemikiran yg sangat interpretatif)
• Empirisme (dapat diamati, data dan fakta konkrit)
PENJELASAN GAYA BERPIKIR
ILMIAH
 Rasionalisme. Penalaran merupakan sumber
pengetahuan utama. Penalaran adalah kemampuan berfikir
menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu. Kaum
rasionalis menggunakan metode deduktif dalam menyusun
pengetahuannya.
 Eksistensialisme. mencari keberadaan otentik dari
pengetahuan tertentu.
 Empirisme. Fakta yg tertangkap lewat pengalaman
manusia merupakan sumber kebenaran. Pengetahuan
manusia bukan didptkan lewat penalaran rasional yg
abstrak tetapi lewat pengalaman yg kongkrit. Gejala-gejala
alamiah menurut anggapan kaum empiris adalah bersifat
konkret dan dapat dinyatakan lewat tangkapan
pancaindera manusia.
 Idealisme. Premis yg digunakan dalam penalarannya
didapatkan dari ide yg menurut anggapannya jelas dan
dapat diterima.
PROSES BERFIKIR/PENALARAN
 Penalaran adalah proses berfikir yg membuahkan
pengetahuan. Agar pengetahuan yg dihasilkan mempunyai
dasar kebenaran maka proses berfikir hrs dilakukan dg cara
tertentu. Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih
(valid) kalau proses penarikan kesimpulan tsb dilakukan
menurut cara tertentu. Cara penarikan kesimpulan yg umum
adalah menggunakan logika induktif dan deduktif.
 Pengertian yg disampaikan tersebut melalui dua cara yaitu
eksposisi dan argumentasi.
 Eksposisi terdiri dari pernyataan deskriptif yg tdk disertai
alasan-alasan.
 Argumentasi memungkinkan utk memberi penjelasan, arti,
pembelaan, menantang dan menjajaki pengertian.
Gabungan induksi dan deduksi
 Induktif: timbul waktu kita mengamati suatu fakta dan bertanya-
tanya –mengapa demikian ?. sbg jawaban dpt diajukan
penjelasan sementara (hipotesis).
 Deduktif: adalah proses kita menguji hipotesis apakah dpt
menjelaskan fakta.
 Contoh sederhana:
1. Anda menekan tombol lampu dan lampu tdk menyala.
2. Anda bertanya mengapa lampu tdk menyala ?
3. Anda menarik kesimpulan (hipotesis) utk menjawab pertanyaan dan
menjelaskan fakta bahwa bola lampunya putus.
4. Anda menggunakan hipotesis tsb utk menyimpulkan (deduksi)
bahwa lampu tdk menyala waktu tombol lampu ditekan.
5. Dari pengalaman diketahui bahwa bola lampu yg putus tdk dpt
menyala.
FAKTA 1 ?
induksi
deduksi
HIPOTESIS
deduksi

FAKTA 2

Fakta 1 = menekan tombol lampu dan lampu tdk menyala ?


Fakta 2 = lampu baru menyala bila tombolnya ditekan
JIWA ILMIAH memiliki 7 sikap:
1. SIKAP INGIN TAHU
2. SIKAP KRITIS
3. SIKAP TERBUKA
4. SIKAP OBYEKTIF
5. SIKAP RELA MENGHARGAI KARYA ORANG
LAIN
6. SIKAP BERANI MEMPERTAHANKAN
KEBENARAN
7. SIKAP MENJANGKAU KEDEPAN
TAHAP- TAHAP PROSES
PENELITIAN
 Mengidentifikasi Masalah
 Membuat Hipotesis
 Studi Literature
 Mengidentifikasi dan Menentukan Variabel
 Membuat Definisi Operasional
 Memanipulasi dan Mengontrol Variabel
 Menyusun Desain Penelitian
 Mengidentifikasi dan Menyusun Alat Observasi dan
Pengukuran
 Membuat Kuesioner dan Jadwal Interview
 Melakukan Analisa Statistik
 Menggunakan Komputer untuk Analisa Data
 Menulis Laporan Hasil Penelitian
PERUMUSAN
MASALAH

PENYUSUNAN
KERANGKA
BERFIKIR
Penemuan Permasalahan

• Permasalahan dapat
diidentifikasikan sebagai
kesenjangan antara fakta dengan
harapan, antara tren perkembangan
dengan keinginan pengembangan,
antara kenyataan dengan ide.
KESENJANGAN ANTARA..

FAKTA HARAPAN
Cara-cara Formal Penemuan
Permasalahan
1) Rekomendasi suatu riset. Biasanya, suatu laporan
penelitian pada bab terakhir memuat kesimpulan
dan saran. Saran (rekomendasi) umumnya
menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau
penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan
yang dihasilkan. Saran ini dapat dikaji sebagai arah
untuk menemukan permasalahan.

2) Analogi adalah suatu cara penemuan


permasalahan dengan cara “mengambil”
pengetahuan dari bidang ilmu lain dan
menerapkannya ke bidang yang diteliti. Dalam hal
ini, dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut
haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting.
Cara-cara Formal Penemuan
Permasalahan
3) Renovasi. Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti
komponen yang tidak cocok lagi dari suatu teori.
4) Dialektik, dalam hal ini, berarti tandingan atau sanggahan.
5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan
dengan membuat tren (trend) suatu teori atau tren
permasalahan yang dihadapi.
6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-
kemungkinan kombinasi yang terkandung dalam suatu
permasalahan yang rumit, kompleks.
7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran (pemerincian) suatu
pemasalahan ke dalam komponen-komponennya.
8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi.
Cara-cara Informal Penemuan
Permasalahan

9) Konjektur (naluriah). Seringkali permasalahan


dapat ditemukan secara konjektur (naluriah), tanpa
dasar-dasar yang jelas.
10)Fenomenologi. Banyak permasalahan baru dapat
ditemukan berkaitan dengan fenomena (kejadian,
perkembangan) yang dapat diamati.
11)Konsensus juga merupakan sumber untuk
mencetuskan permasalahan.
12)Pengalaman. Tak perlu diragukan lagi,
pengalaman merupakan sumber bagi
permasalahan.
Bentuk Rumusan
Permasalahan
1. bentuk satu pertanyaan (question);
2. bentuk satu pertanyaan umum disusul oleh
beberapa pertanyaan yang spesifik;
3. bentuk satu penyataan (statement) disusul
oleh beberapa pertanyaan (question).
4. bentuk hipotesis; dan
5. bentuk pernyataan umum disusul oleh
beberapa hipotesis.
Contoh pertanyaan (1)
• “Seberapa besar pengaruh tingkat
penghasilan pada perubahan fisik
rumah perumahan KPR?”
• “Faktor-faktor apa saja dan seberapa
besar pengaruh masing-masing factor
pada persepsi penghuni terhadap
desain rumah sub–inti?”
Contoh pertanyaan (2):
• “Maksud penelitian ini adalah untuk
mengetahui seberapa pengaruh tingkat
penghasilan pada perubahan fisik rumah
perumahan KPR.”
• “Maksud penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja dan
seberapa besar pengaruh masing-masing
faktor pada persepsi terhadap desain rumah
sub–inti.
Karakteristik Rincian Permasalahan

1. Setiap rincian permasalahan haruslah


merupakan satuan yang dapat diteliti.
2. Setiap rincian terkait dengan interpretasi data.
3. Semua rincian permasalahan perlu terintegrasi
menjadi satu kesatuan permasalahan yang lebih
besar (sistemik).
4. Rincian yang penting saja yang diteliti (tidak
perlu semua rincian permasalahan diteliti)
5. Hindari rincian permasalahan yang
pengatasannya tidak realistik.
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai