Anda di halaman 1dari 11

Rainday Affairs

Berbagi Pengetahuan, not me at aLL, dan jangan Lupa tinggalkan komentar saudara... !

Kamis, 06 November 2014

PENALARAN, METODE (ILMIAH) INDUKTIF dan DEDUKTIF


PENALARAN

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik)
yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga
akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui
atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Metode dalam menalar


Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
 
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol.
Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud
penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata,
sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran
menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi
dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir
yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa
proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula
proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga
dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari
rangkaian pengertian.

Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran


Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran.
Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu
yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi
semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara
formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat,
diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau
bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

 
METODE INDUKTIF

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal
khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Metode Induktif adalah kebalikan dari metode deduktif. Contoh-contoh kongkrit dan fakta-fakta
diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian dirumuskan menjadi suatu kesimpulan atau jeneralisasi.
Pada metode induktif, data dikaji melalui proses yang berlangsung dari fakta. Di dalam penelitian
linguistic sering digunakan metode induktif dan deduktif, mengapa demikian? Karena linguistic
termasuk ilmu yang berusaha menyusun teori tentang bahasa.
Kelebihan dari metode induktif adalal sebagai berikut:
1.    Metode induktif lebih dapat menemukan kenyataan yang kompleks yang terdapat dalam data.
2.      Metode induktif lebih dapat membuat hubungan antara peneliti dengan responden menjadi
eksplisit, dapat dikenal dan dipertimbangkan.
3.    Metode induktif lebih dapat memberikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-
keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada latar lainnya.
4.      Metode induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-
hubungan.
5.      Metode deduktif memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari setuktur
analitik.
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal
khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Contoh :
• Jika dipanaskan, besi memuai.
• Jika dipanaskan, tembaga memuai.
• Jika dipanaskan, emas memuai.
• Jika dipanaskan, platina memuai.
• Jika dipanaskan, logam memuai.
• Jika ada udara, manusia akan hidup.
• Jika ada udara, hewan akan hidup.
• Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
• Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan pernyataan hasil observasi dalam
suatu pernyataan yang lebih umum dan menurut suatu pandangan yang luas diterima, ilmu-ilrnu
empiris ditandai oleh metode induktif, disebut induktif bila bertolak dari pernyataan tunggal seperti
gambaran mengenai hasil pengamatan dan penelitian orang sampai pada pernyataan pernyataan
universal.
David Hume telah membangkitkan pertanyaan mengenai induksi yang membingungkan para filosof
dari zamannya sampai sekarang. Menurut Hume, pernyataan yang berda observasi tunggal
betapapun besar jumlahnya, secara logis tak dapat menghasilkan suatu pernyataan umum yang
tak terbatas. dalam induksi setelah diperoleh pengetahuan, maka akan dipergunakan ha-hal lain,
seperti ilmu mengajarkan kita bahwa kalau logam dipanasi juga akan mengembang, bertotak dari
teori ini kita tahu bahwa logam lain yang kalau dipanasi juga akan mengambang. Dari contoh di
atas bisa diketahui bahwa induksi tersebut memberikan suatu pengetahuan yang disebut juga
dengn pengetahuan sintetik.
Penalaran induktif berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau
diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan
operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki
konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan
demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk
memahami suatu gejala.
Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.
Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.

Menurut Suriasumantri (dalam Shofiah, 2007:15) penalaran induktif adalah suatu proses berpikir
yang berupa penarikan kesimpulan yang umum atau dasar pengetahuan tentang hal-hal yang
khusus. Artinya, dari fakta-fakta yang ada dapat ditarik suatu kesimpulan.
Kesimpulan umum yang diperoleh melalui suatu penalaran induktif ini bukan merupakan bukti. Hal
tersebut dikarenakan aturan umum yang diperoleh dari pemeriksaan beberapa contoh khusus yang
benar, belum tentu berlaku untuk semua kasus.
Aspek dari penalaran induktif adalah analogi dan generalisasi. Menurut Jacob (dalam Shofiah,
2007:15), hal ini berdasarkan bahwa penalaran induktif terbagi menjadi dua macam, yaitu
generalisasi dan analogi.

Generalisasi
adalah penarikan kesimpulan umum dari data atau fakta-fakta yang diberikan atau yang ada.
Hipotesa berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam
rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.
Dalam berfikir sehari-hari, orang menyebutnya anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya.
Hipotesa juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara
sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proses pembentukan hipotesa adalah proses penalaran,
yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesa ilmiah,
yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah.

Analogi
adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogi dapat juga dikatakan
sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian
berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.

Kausalitas
merupakan prinsip sebab-akibat yang dharuri dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap
kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari
sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa
ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian
dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan dasar di antara keduanya
dapat disimpulkan dari dinamika deduktif dengan progresi secara logis dari bukti-bukti umum
kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus; sementara dengan induksi, dinamika logisnya
justru sebaliknya. Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai
model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara
umum.
SALAH NALAR : Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
METODE DEDUKTIF

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Metode deduktif adalah cara analisis dari kesimpulan umum atau generalisasi yang diuraikan
menjadi contoh-contoh kongkrit atau fakta-fakta untuk menjelaskan kesimpulan atau jeneralisasi
tersebut. Misalnya: petani selalu rugu dalam mengembangkan usahanya. Kemudian dijabarkan
fakta-fakta tentang angka-angka produksi dibandingkan modal usaha, dan sebagainya.
Metode Deduktif digunakan dalam sebuah penelitian disaat penelitian berangkat dari sebuah teori
yang kemudian di buktikan dengan pencarian fakta. Contoh: Penelitian bahasa Arab
kebanyakannya berangkat dari kaidah-kaidah bahasa Arab kemudian dicarilah fakta-fakta yang
terdapat dalam sumber data, dalam hal ini sumber datanya al-Qur’an.
Metode deduktif dalam tahapan-tahapannya, sama dengan metode lain, yaitu:
1.    Tahapan Sepekulasi (berasal dari bahasa latin “speculum/cermin”).
2.    Tahapan Observasi dan klasifikasi, dan
3.    Tahapan perumusan hipotesis

Deduksi adalah suatu metode yang menyimpan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut dalam
suatu sistem pernyataan yang harus ada dalam metode deduktif ialah adanya perbandingan logis
antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada bentuk logis teori itu dengan tujuan apakah teori
tersebut mempunyai sifat empiris atau ilmiah, ada perbandingan dengan teori-teori lain dan ada
pengujian teori dengan jalan rnenerapkan secara empiris kesimpulan-kesimpulan yang bisa ditarik
dari teori tersebut.
Popper tidak pernah menganggap bahwa kita dapat membuktikan kebenaran teori-teori dari
kebenaran pernyataan-pernyataan yang bersifat tunggal. Tidak pernah dia menganggap bahwa
berkat kesimpulan-kesimpulan yang telah diverifikasikan teori ini dapat dikukuhkan sebagai benar
atau bahkan hanya mungkin benar, sebagai contoh, harga akan turun. Karena penurunan beras
besar. maka harga beras akan turun.
Penalaran deduktif berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan
berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini
penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan
melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati
lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.
Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam
menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan
gejala dan melakukan generalisasi.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah
kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan
gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan
baru yang bersifat lebih khusus.
Metode ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan
operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki
konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan
demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk
memahami suatu gejala. Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang
salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan
menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat.
Penarikan secara langsung ditarik dari 1 premis. Penarikan secara tidak langsung ditarik dari 2
premis. Premis pertama yang bersifat umum sedangkan premis kedua bersifat khusus.
Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu :
1. Silogisme kategorial
2. Silogisme hipotesis
3. Silogisme alternatif
4. Entimen

Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial yaitu Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi:
• Premis umum : Premis Mayor (My)
• Premis khusus :remis Minor (Mn)
• Premis kesimpulan : premis kesimpulan ( K ), dalam simpulan terdapat subjek dan predikat.
Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh silogisme kategorial :
My : semua mahluk hidup bisa bernafas
Mn : kucing adalah mahluk hidup
K : kucing bisa bernafas

Silogisme hipotesis
Silogisme hipotesis yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional
hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya
membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak
konsekuen.
Contoh silogisme hipotesis :
My : jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Mn : Uang tidak ada
K : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya

Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi. Proposisi
alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan
menolak alternatif yang lain.
Contoh silogisme alternatif :
My : Kucing berada di dalam rumah atau di luar rumah
Mn : Kucing berada di luar rumah
K : Jadi, kucing tidak berada di dalam rumah

Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang
dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh Entimen :
• Dia naik jabatan karena ia rajin bekerja.
• Anda naik gaji karena anda berhak menerima kenaikan jabatan itu.

KORELASI PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF


Kedua penalaran tersebut seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi
dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan
lingkaran yang tidak terpisahkan. Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan
fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori.
Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat
digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu ujud
penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika. Upaya
menemukan kebenaran dengan cara memadukan penalaran deduktif dengan penalaran induktif
tersebut melahirkan penalaran yang disebut dengan reflective thinking atau berpikir refleksi.
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran.
Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
-       Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang
memang benar atau sesuatu yang memang salah.
-            Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua
premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun
material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan
berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis
tepat.
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol.
Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa sehingga wujud
penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata,
sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran
menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi
dari premis.

PENARIKAN KESIMPULAN
Penalaran induktif adalah penarikan kesimpulan setelah melihat kasus-kasus yang khusus.
Kesimpulan penalaran induktif memiliki derajat kebenaran barangkali benar atau mungkin benar.
Penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan dari hal-hal yang umum ke hal yang khusus.
Kebenaran dalam penalaran deduktif adalah yakin benar atau pasti benar.

Paragraf Deduktif - Induktif


adalah paragraf yang dimulai dari pernyataan yang bersifat umum disusul dengan pernyataan yang
bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Letak kalimat utama paragraf
ini ada di awal dan akhir paragraf. Pola paragraf ini adalah umum - khusus - umum. Kalimat utama
yang ada di akhir paragraf bersifat penegasan kembali dengan susunan yang agak berbeda.
Berikut ini adalah contoh-contoh paragraf deduktif - induktif :

Contoh 1
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol merupakan faktor resiko yang paling
besar seseorang untuk menderita penyakit jantung koroner. Sebenarnya banyak faktor yang dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya kolesterol, tetapi yang dianggap paling besar perannya dalam
masalah tersebut adalah tingginya konsumsi lemak serta kandungan konsumsi asam lemaknya.
Dalam hal ini, minyak goreng merupakan sumber utama lemak yang tidak baik. Dengan demikian,
kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.

Contoh 2
Siswa kelas VI belajar untuk menghadapi ujian dua bulan yang akan datang. Mereka sangat
berkonsentrasi pada pelajaran yang diberikan oleh Ibu guru. Tampak situasi kelas lebih tenang.
Keterangan kelas mereka bukan berarti sunyi dan sepi, tetapi suasana kelas mereka hidup, yaitu
timbulnya tanya jawab tentang pelajaran yang sedang dibahas. Suasana yang hidup ini benar-benar
membangkitkan semangat guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Juga suasana yang hidup
itu menimbulkan kesungguhan para siswa dalam belajar. Suasana giat belajar itu dilakukan dan
diciptakan siswa kelas VI dalam menghadapi ujian yang sudah di ambang pintu

Contoh 3
Chairil Anwar terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan dalam
puisi. Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang menilai bahwa ia seorang
yang kurang bermoral dan plagiat karena ada sebagian kecil dalam gubahannya merupakan
jiplakan dari puisi asing. Dalam sajak-sajaknya yang dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu"
memperlihatkan adanya perbedaan bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang terhadap Chairil
berbeda-beda. Namun, bagaimanapun ia tetap seorang penyair besar yang membawa kesegaran
baru dalam bidang puisi pada 1945

Contoh 4
Di dalam memutuskan suatu kebijakan, presiden sebagai kepala negara dan sebagai kepala
pemerintahan sangat membutuhkan pertimbangan dan nasehat dari seseorang atau sekelompok
orang. Tujuannya ialah agar kebijakan yang diputuskannya sesuai dengan prinsip hukum,
demokrasi, pemerintahan yang baik untuk mencapai tujuan negara. Para pendiri bangsa ini
menyadari akan kebutuhan presiden mengenai hal itu. Oleh karena itu, Undang - Undang Dasar
kitamengamanatkan untuk emmbentuk suatu dewan yang bertugas untuk itu. Yang penting adalah
kebutuhan presiden akan pertimbangan dan nasehat dari pihak lain dapat terpenuhi sehingga ia
tidak menyalahi peraturan yang ada.

Contoh 5
Peningkatan taraf pendidikan para petani sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup.
Petani berpendidikan cukup dapat mengubah sistem pertanian tradisional, misalnya bercocok
tanam hanya memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani yang produktif. Petani yang
berpendidikan cukup, mampu memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-gagasan
yang dilontarkan perencana pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. itulah
sebabnya peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat mendesak.

source:
http://bazz75catur.wordpress.com/2011/11/23/metode-induktif-deduktif/
http://id.wikipedia.org
http://rozi.ngeblogs.com

http://pusatbahasa.diknas.go.id

Unknown di 13.20

Berbagi

21 komentar:

Unknown Jumat, 14 Oktober 2016 10.24.00 WIB


Tiket Pesawat Murah Online, dapatkan segera di SELL TIKET Klik disini:
selltiket.com
Booking di SELLTIKET.COM aja!!!
CEPAT,….TEPAT,….DAN HARGA TERJANGKAU!!!

Ingin usaha menjadi agen tiket pesawat??


Yang memiliki potensi penghasilan tanpa batas.
Bergabung segera di agen.selltiket.com

INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI :


No handphone : 085365566333
PIN : d2e26405

Segera Mendaftar Sebelum Terlambat. !!!


Balas

Unknown Kamis, 02 November 2017 15.06.00 WIB


bagus, thanks
Balas

Balasan

Unknown Senin, 20 November 2017 21.46.00 WIB


Alhamdulillah, semoga membantu dan bermanfaat. Terima kasih telah berkunjung pada
tulisan ini.

Balas

Unknown Selasa, 07 November 2017 18.53.00 WIB


mantap
Balas

Balasan

Unknown Senin, 20 November 2017 21.45.00 WIB


Alhamdulillah, semoga membantu dan bermanfaat. Terima kasih telah berkunjung pada
tulisan ini.

Unknown Senin, 26 Agustus 2019 20.50.00 WIB

😅
Mantep mas sangat membantu,tp saya belum selesai membacanya karena udah larut
malam

Balas

Sasela Senin, 13 November 2017 07.37.00 WIB


Good apa bisa dicopy
Balas

Balasan

Unknown Senin, 20 November 2017 21.42.00 WIB


Alhamdulillah, semoga membantu dan bermanfaat. Sila kan di copy sesuai keperluan
saudara. Terima kasih telah berkunjung pada tulisan ini.

Balas

Unknown Kamis, 19 Juli 2018 11.59.00 WIB


tulisannya bagus bang
apa bisa saya copy nggak bang?
Balas

Unknown Rabu, 12 Desember 2018 15.32.00 WIB


bisa dicopi gak pak ?
Balas

Unknown Sabtu, 02 Maret 2019 21.34.00 WIB


terima kasih atas postinya.
ijin mengcopi
Balas

Unknown Minggu, 24 Maret 2019 05.47.00 WIB

🙏🙏🙏
Terimakasih atas postingannya
Ini sangat membantu
Izin Copy kak
Balas

Unknown Selasa, 23 April 2019 12.28.00 WIB


Ijin copas bang
Balas

Unknown Rabu, 04 September 2019 19.50.00 WIB


TERIMAKASI DAN SANGAT MEMBANTU
Balas

PENGAWAS SEKOLAH PROVINSI SUMATERA SELATAN Rabu, 18 September 2019 23.10.00 WIB
Tulisan yang bagus, menambah wawasan
Balas
PENGAWAS SEKOLAH PROVINSI SUMATERA SELATAN Rabu, 18 September 2019 23.12.00 WIB
Tulisan yang bagus, menambah wawasan
Balas

PENGAWAS SEKOLAH PROVINSI SUMATERA SELATAN Rabu, 18 September 2019 23.16.00 WIB
Boleh di copy...?
Balas

PENGAWAS SEKOLAH PROVINSI SUMATERA SELATAN Rabu, 18 September 2019 23.16.00 WIB
Boleh di copy...?
Balas

Unknown Selasa, 24 September 2019 12.23.00 WIB


boleh di copy
Balas

remi Selasa, 24 September 2019 14.30.00 WIB


good
Balas

ika lestary Kamis, 10 Oktober 2019 00.58.00 WIB


thanks kerennnn
Balas

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: hestinovita11 Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

‹ Beranda ›
Lihat versi web
Mengenai Saya
Unknown
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai