Anda di halaman 1dari 29

BAB 7 RISIKO KESEHATAN, KECELAKAAN MOBIL, DAN KECELAKAAN KERJA

RISIKO KESEHATAN
PENYEBAB UTAMA: penduduk yang semakin tua (kematian yang tertunda)
Pada tahun 2025, diperkirakan ada sekitar 830 juta penduduk dunia dengan usia
lebih besar atau sama dengan 65 tahun. Persentase penduduk tua tersebut lebih
besar di Negara maju, tetapi jumlah dalam angka absolute lebih banyak di
Negara berkembang

Terlihat bahwa penduduk tua terbanyak pada tahun 2025 ada di Cina dan India,
yang mencapai sekitar 206 juta dan 106 juta orang, berturut-turut.Kenaikan
penduduk dari tahun 2002-2025 bisa mencapai 170% (Venezuela), dan sekitar
11-705 untuk negara-negara maju. Saat ini di Italia, Yunani, dan Swedia, 17%
dari penduduk berusia di atas 65 tahun. Di Amerika Serikat, persentase tersebut
mencapai 12%. Pada tahun 2035, Negara dengan persentase penduduk tua (usia
65 tahun atau lebih) adalah Jepang (28%), Italia (24.7%), dan Jerman (24,6%).
Pada tahun tersebut, penduduk tua dunia diperkirakan akan mencapai 830 juta,
kebanyak hidup di Negara berkembang.

Penyebab trend semakin banyaknya penduduk tua adalah menurunnya tingkat


kelahiran pada 25 tahun terakhir, dan penurunan tingkat kematian, baik di
Negara berkembang dan Negara maju. Di Negara berkembang, penyakit utama
yang menyebabkan kematian biasanya penyekit infeksi, sedangkan di Negara
maju biasanya artery disease dan stroke. Sebagai contoh, di Amerika Serikat,
Kanada, dan Australia, kematian karena penyakit jantung menurun sekitar 50%
selama 25 tahun terakhir.

MORBIDITY RATE
Morbidity rate merupakan banyaknya penduduk (jumlah kasus) yang menderita
sakit tertentu. Morbidity berasal dari bahasa latin morbidus, yang artinya adalah
sakit, atau tidak sehat. Morbidity rate bisa dibandingkan dengan mortality rate.
Sama seperti mortality rate, morbidity rate dihitung berdasarkan data historis

RISIKO KECELAKAAN KENDARAAN


Kendaraan (mobil dan lainnya) mulai popular awal abad 20. Kendaraan tersebut
menyediakan jasa transportasi yang sangat memudahkan kehidupan. Tetapi
kehadiran kendaraan tersebut juga menghadirkan sisi negatif, antara lain adalah
risiko kecelakaan yang ditimbulkan. Bagian ini membahas risiko kecelakaan

kendaraan. Kecelakaan kendaraan praktis terjadi sejak kendaraan diciptakan.


Menurut perkiraan WHO (World Health Organization), kecelakaan lalu lintas
menyebabkan lebih dari satu juta orang tewas, dan 50 juta orang terluka.
Penyebab utama kecelakaan adalah pengemudi mabuk atau dalam pengaruh
obat, tidak perhatian, terlalu lelah, bahaya di jalan (seperti salju, lubang, hewan,
dan pengemudi teledor).

BEBERAPA STATISTIK KECELAKAAN KENDARAAN


Sekitar 26% dari pengemudi pernah terlibat dalam kecelakaan mobil selama
lima tahun sebelumnya
Ada sekitar 17.419 kematian karena kecelakaan pada tahun 2002 yang
disebabkan oleh alcohol
Lebih dari setengah kematian yang dilaporkan, 59% diantaranya tidak
memakai sabuk pengaman
Kematian karena kecelakaan mobil terbalik (rollover crashes) mencapai 82%

PENYEBAB KECELAKAAN
1.
Faktor manusia: Pengemudi seringkali melakukan perbuatan yang bisa
mendorong kecelakaan. Kebanyakan kecelakaan kendaraan sebenarnya bisa
dihindari, jika orang lebih berhati-hati. Berikut ini menyajikan persentase
aktivitas yang menyebabkan kecelakaan kendaraan.
2.
Faktor Teknis: Faktor teknis diakibatkan karena kelemahan mobil atau
kendaraan yang bisa menyebabkan atau mendorong kecelakaan. Sebagai
contoh, ban yang kehilangan gesekan ketika terjadi pengereman mendekati
setengah gravitasi, bisa menyebabkan mobil tidak berhenti pada saatnya. Sistem
api yang kurang aman bisa meningkatkan risiko kebakaran atau kecelakaan
mobil. Dari tahun ke tahun, fasilitas pengamanan kendaraan cenderung semakin
membaik, meskipun angka kematian karena kecelakaan kendaraan masih
dirasakan tinggi.

KECELAKAAN KERJA
Pekerja menghadapi risiko kecelakaan kerja
BEBERAPA STATISTIK: Diperkirakan ada sekitar 1,6 juta cedera karena kerja
setiap tahunnya, dan 2,2 juta kasus gangguan kesehatan karena kerja. Sekitar
30 juta hari kerja hilang setiap tahunnya karena kecelakaan, cedera, atau
gangguan kesehatan. Diperkirakan kerugian karena gangguan kesehatan karena
kerja, dan kecelakaan kerja, mencapai 6.5 milyar setiap tahunnya. Sebanyak
226 karyawan meninggal karena kecelakaan kerja pada tahun 2002/03. Tingkat
kecelakaan dan kematian kerja untuk perusahaan kecil (kurang dari 50
karyawan) dua kali besar dibandingkan dengan tingkat yang sama pada
perusahaan besar (lebih dari 1000 karyawan). Kecelakaan kerja karena
terpeleset atau terantuk benda merupakan penyebab kecelakaan kerja paling
sering.

STATISTIK KECELAKAAN KERJA


Sekitar 60% kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian terjadi pada
konstruksi, transportasi, pergudangan, pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Penyebab kematian kerja paling umum adalah karena jatuh dari ketinggian,
ditabrak oleh kendaraan yang bergerak, dan ditabrak oleh obyek yang bergerak
atau jatuh. Diperkirakan sekitar 20 orang terbunuh dan 250 cedera serius setiap
minggunya berkaitan dengan kendaraan (menjalankan kendaraan, menggunakan
jalan untuk kerja).
Bagaimana dengan kecelakaan kerja di Indonesia?
Berikut beberapa informasi mengenai kecelakaan kerja di Indonesia.[1]Pada
tahun 2005, terjadi 95.418 kecelakaan kerja yang menyebabkan 6.114 pekerja
mengalami cacat, 2.932 pekerja cacat sebagian dan 66 pekerja cacat total, dan
1.736 meninggal. Meskipun tren kecelakaan kerja mengalami penurunan dari
tahun ke tahun, tetapi angka tersebut dirasakan masih cukup tinggi.
[1] http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/012006/13/0603.htm

Manajejen Risiko -Risiko Kematian

BAB 6 RISIKO KEMATIAN

RISIKO KEMATIAN

Manusia dan makhluk hidup lain menghadapi risiko kematian.

Kematian itu sendiri merupakan sesuatu yang pasti.

Waktu dari kematian merupakan sesuatu yang tidak pasti.

Lebih spesifik lagi, manusia menghadapi eksposur kematian sebelum


waktunya (premature death) Ketidakpastian Risiko kematian

KEMATIAN AWAL

Kematian sebelum waktunya

Kapan?

Sebelum mencapai usia pengharapan hidup

Usia pengharapan hidup bervariasi, mulai dari 68 tahun (Indonesia),


sampai 75 tahun (AS)

MENGHITUNG PROBABILITAS KEMATIAN AWAL

Probabilitas kematian awal bisa dihitung dengan menggunakan tabel


kematian (mortality table).

Tabel tersebut menunjukkan probabiltas kematian dan bertahan hidup


untuk kelompok umur tertentu, dan disajikan dengan format yang mudah dibaca.

Tabel Kematian CSO1980 disusun oleh aktuaria asuransi dan didasarkan


pada pengalaman kematian orang-orang yang diasuransikan (berarti yang
terdaftar di perusahaan asuransi) pada awal tahun 1970-an.

EKSPOSUR KARENA KEMATIAN AWAL

Eksposur yang dihadapi oleh keluarga

Eksposur yang dihadapi oleh bisnis

Bagaimana menghitung eksposur tersebut?

MENGHITUNG BESARNYA EKSPOSUR KEMATIAN AWAL UNTUK KELUARGA YANG


DITINGGALKAN

Misalkan suatu keluarga menghabiskan Rp5 juta perbulan atau Rp60 juta
pertahun untuk kebutuhan hidupnya. Misalkan kebutuhan tersebut diasumsikan
konstan. Misalkan kebutuhan tersebut dipenuhi oleh seorang ayah sepenuhnya,
yang berusia 40 tahun. Kemudian ayah tersebut meninggal dunia, padahal usia
pengharapan hidup adalah (misal) 70 tahun. Misalkan tingkat bunga yang
relevan adalah 15% (dipakai sebagai discount rate untuk perhitungan present
value) .

Nilai kebutuhan hidup yang seharusnya ditanggung oleh ayah tersebut adalah:
PV = 60juta/(1+0,15)1 + . + 60juta/(1+0,15)30
=
Keluarga tersebut bisa membeli asuransi dengan nilai pertanggungan sekitar Rp
<>> untuk menjaga konsekuensi negatif kematian ayah keluarga tersebut.

MENGHITUNG BESARNYA EKSPOSUR KEMATIAN AWAL UNTUK BISNIS YANG


DITINGGALKAN
misalkan rumah makan soto Selera Rasa dibangun oleh juru masak yang ahli
yaitu Pak Hardo. Pak Hardo sangat terkenal, bisa meracik bumbu yang enak
sehingga sotonya diminati oleh banyak orang. Misalkan Pak Hardo masih bisa
bekerja 10 tahun lagi. Misalkan rumah makan tersebut menghasilkan omset
sebesar Rp100 juta pertahun, dengan laba sebesar Rp20 juta pertahun. Misalkan
biaya modal internal rumah makan tersebut adalah 20%.
Jika Pak Hardo meninggal, diperkirakan omset penjualan akan turun separuhnya,
yaitu menjadi Rp75 juta pertahun. Tujuan dalam hal ini ditetapkan menjadi
menjaga tingkat penjualan seperti sekarang ini jika Pak Hardo meninggal
dunia.
Kerugian yang dialami perusahaan bisa dihitung sebagai berikut ini.
Kerugian pertahun yang diderita oleh rumah makan tersebut, akibat kepergian
Pak Hardo, adalah Rp100 juta Rp75 juta = Rp25 juta pertahun. Biaya modal
sebesar 20% dipakai sebagai discount rate (tingkat diskonto). Present value dari
kerugian yang diderita oleh rumah makan tersebut, akibat meninggalnya Pak
Hardo, adalah sebagai berikut ini.
Kerugian = 25jt/(1+0,2)1 + + 25jt/(1+0,2)10 = 104.811.802

INTERAKSI PROBABILITAS KEMATIAN AWAL DENGAN SEVERITY KERUGIAN:


APLIKASI UNTUK PENENTUAN PREMI ASURANSI


Kerugian yang diharapkan merupakan perkalian antara probabilitas
kejadian dengan besarnya kerugian yang terjadi (severity).

Jika kerugian tersebut diperkirakan terjadi lima tahun mendatang, maka


konsep nilai waktu uang menjadi penting diperhatikan.

Dalam hal ini probabilitas kejadian, tingkat severity, dan nilai waktu uang
berinteraksi satu sama lain membentuk kerugian yang diharapkan.

ILUSTRASI
Sebagai contoh, misalkan ada seorang pria berusia 70 tahun (baru saja berulang
tahun). Jika ia meninggal lima tahun mendatang (usia 75 tahun), kerugian yang
akan ditanggung keluarganya adalah Rp100 juta. Berapa nilai sekarang dari
kerugian yang diharapkan?

Dengan menggunakan tabel kematian CSO 1980 (lihat tabel pada lampiran),
kita bisa menghitung probabilitas kematian orang tersebut sebagai berikut ini.
70q75 = (6.274.160 4.898.907) / 6.274.160 = 0,219
Kerugian yang diharapkan merupakan perkalian antara probabilitas dengan
severity (besarnya kerugian), yang bisa dilihat sebagai berikut ini.
Kerugian yang diharapkan = 0,219 x Rp100 juta = Rp21,9 juta
Karena peristiwa tersebut terjadi lima tahun dari sekarang, maka kita perlu
mencari nilai sekarang dari kerugian tersebut. Misalkan tingkat bunga yang
relevan adalah 10%, maka nilai sekarang dari kerugian tersebut adalah:
Nilai sekarang kerugian = Rp21,9 juta / (1+0,1)5 = Rp 13,598 juta

MENGHITUNG TANGGUNGAN ASURANSI


PRINSIP: PV premi yang diharapkan = PV tanggungan yang diperkirakan
(PV = present value atau nilai sekarang)
Misalkan perusahaan asuransi menawarkan asuransi kepada pria berusia 60
tahun, asuransi selama 10 tahun. Premi asuransi yang diterima oleh perusahaan
asuransi tersebut adalah Rp3 juta pertahun selama 10 kali. Premi tersebut
dibayarkan di awal tahun.
Berapa tanggungan yang bisa diberikan perusahaan

Bab 7
Risiko Kesehatan, Kecelakaan Mobil , dan
Kecelakaan Kerja

Tujuan pembahasan bab ini adalah mengingatkan kepada para pembaca bahwa
masih banyak risiko yang harus diperhatikan seperti risiko kesehatan ,
kecelakaan mobil dan kecelakaan kerja.
A.

RISIKO KESEHATAN

Risiko kesehatan terjadi ketika seseorang mengalami gangguan kesehatan.


Penyebab umum gangguan kesehatan adalah semakin tuanya penduduk di
dunia. Usia yang tua biasanya lebih rentan terhadap kesehatan. Bagian berikut
ini membicarakan kecenderungan penduduk dunia yang semakin tua,
diteruskan dengan morbidity rate (tingkat sakit penduduk), dan biaya biaya
yang berkaitan dengan perawatan kesehatan.
a.

Penduduk yang Semakin Menua

Tabel 7.1 dalam buku Mamduh Hanafi menunjukkan besarnya penduduk yang
tua di dunia dan terlihat bahwa dalam tabel tersebut pada tahun 2025
diperkirakan ada 830 juta penduduk dunia yang lebih besar atau sama dengan
65 tahun. Presentase penduduk tua tersebut lebih besar di negara maju, tetapi
jumlah dalam angka absolut lebih banyak di negara berkembang.
Penyebab tren semakin banyak penduduk tua di dunia adalah menurunya
kelahiran pada 25 tahun terakhir dan penurunan tingkat kematian, baik di
negara berkembang dan negara maju. Banyak faktor penyakit yang
menyebabkan kematian di negara berkembang salah satunya yaitu infeksi dan di
negara maju penyakit utama yang menyebabkan kematian adalah stroke dan
artery disease.
Seperti yang terjadi di Amerika, Kanada , dan Australia, kematian karena
penyakit jantung yang terjadi di Negara tersebut menurun sekitar 50% selama
25 tahun terakhir.
Di negara maju seperti Amerika Serikat 70% kematian muncul setelah usia 65
tahun. Di kebanyakan negara prosentase tingkat kematian mangalami
penurunan, walaupun tidak begitu signifikan. Sebagai akibatnya kematian
ditunda ke usia di atas 60 tahunan.

Yang pasti penyebab kematian di satu negara ke negara lainnya berbeda beda.
Ada yang diakibatkan oleh penyakit jantung misalnya dan ada yang diakibatkan
oleh infeksi, seperti yang ada di negara maju dan berkembang.

Berikut adalah tabel penyakit penyebab kematian terbesar :


PENYAKIT

JUMLAH KORBAN

Heart Disease (penyakit


jantung)

694.447

Maligmant Neoplasas (Kanker)

557.197

Cerebrovescular Disease

162.555

Chronic Lean Respiratory


Disease

124.777

Kecelakaan Tidak Sengaja

105.796

Diabetes Mellitus

73.248

Influensa dan Pneumonia

65.418

Alaheimer

58.866

Nephritis

40.801

Septicemia

33.560

Jepang, Kanada, Australia, dan Perancis adalah negara maju yang memiliki
rakyat yang usia pengharapan hidupnya tertua di dunia. Secara umum usia
pengharapan wanita lebih panjang dibandingkan untuk pria. Tapi di negara
berkembang (misal bangladesh), usia pengharapan hidup wanita dan pria hampir
sama. Di Uni Soviet, usia pengharapan hidup malahan menurun pada tahun
1990an, kemungkinan dikarenakan kematian yang diakibatkan oleh penyakit
akibat alkohol dan rokok, dan juga karena kekacauan ekonomi dan sosial yang
meningkat.
Jangka waktu dimana seseorang masih bisa melakukan aktivitas normalnya
disebut usia pengharapan hidup aktif. Usia pengharapan hidup aktif disetiap
negara berbeda beda. Disamping itu interpretasi aktif dari satu negara ke
negara lainnya juga berbeda. Secara umum, semakin tua seseorang, semakin
tinggi kemungkinan ketidakmampuan secara fisik (tidak bisa aktif). Pada tahun
2000, prosentase orang berusia 65 tahun ke atas yang masih aktif bekerja
diperkirakan sebesar 3,3 % di Italia, dan 1,3% di Perancis. Di Amerika Serikat
angka kematian yang sama untuk pria adalah 17,5% dan 10%.

b.

Morbidity Rate

Morbidity Rate berasal dari bahasa latin morbidus yang berarti sakit / tidak
sehat. Morbidity Rate merupakan banyaknya penduduk (jumlah kasus) yang
menderita sakit tertentu.
Dari tabel terlihat bahwa wanita lebih banyak menderita penyakit chlamydia
dibandingkan pria. sedangkan untuk syphilis, gonorrhea, prosentase penderita
pria dengan wanita hampir sama. Berdasarkan ras, terlihat bahwa ras hitam
(American African) mempunyai prosentase penyakit syphilis dan gonorrhea lebih
besar dibandingkan dengan ras lainnya.
Jika membandingkan Hispanic dan non-hispanic, prosentase penderita nonhispanic lebih besar. Jika dilihat distribusi berdasarkan usia, terlihat bahwa usia
15-30 tahun paling rentan terhadap penyakit tersebut. Prosentase orang muda
mengidap penyakit tersebut lebih besar dibandingkan dengan kelompok usia
lainnya.

B.

RISIKO KECELAKAAN KENDARAAN

Menurut perkiraan WHO (World Heaalth Organization) kecelakaan lalu lintas


menyebabkan lebih dari satu juta orang tewas, dan 50 juta orang terluka.
Penyebab utama kecelakaan biasanya adalah pengemudi mabuk , terlalu lelah,
mengantuk, bahaya di jalan (seperti salju, lubang, hewan dan pengemudi
teledor).
Berikut ini beberapa statistik dari kecelakaan kendaraan :
Sekitar 26% dari pengemudi pernah terlibat dalam kecelakaan mobil
selama 5 tahun sebelumnya.
Ada sekitar 17.419 kematian karena kecelakaan pada tahun 2002 yang
disebabkan oleh alkohol
Lebih dari setengah kematian yang dilaporkan 59% diantaranya untuk
memakai sabuk pengaman
52%

Kematian karena kecelakaan mobil terbalik (rollover crashes) mencapai

Contoh data kecelakaan berdasarkan Kategori usia :


Tabel Distribusi Kecelakaan berdasarkan Kategori Usia di Amerika Serikat
Umur

Jumlah
Kecelakaan

Prosentase
(%)

<5

427

4,74

5-9

432

1,76

10-15

799

3,26

16-20

3.447

14,05

21-24

2.445

9,15

25-34

4.034

16,45

35-44

3.993

16,28

45-54

2.885

11,76

55-64

1.863

7,60

65-74

1.740

7,12

>74

2.411

9,83

Tidak
diketahui

244

0,99

Total

24.526

100 ,00

Dari tabel diatas terlihat bahwa prosentase kecelakaan terbesar terjadi pada
kategori usia 16 tahun sampai dengan 44 tahun. Dari setiap kategori mempunyai
prosentase antara9-16%, lebih besar dibandingkan kategori umur lainnya.

Umur

Jumlah
Kecelakaa
n

Prosentase
Kecelakaan
(2)

(1)
427

4,74

5-9

432

1,76

10-15

799

3,26

16-20

3.447

14,05

21-24

2.445

9,15

25-34

4.034

16,45

35-44

3.993

16,28

45-54

2.885

11,76

55-64

1.863

7,60

65-74

1.740

7,12

2.411

Prosenta
se
Pendudu
k

Prosentase
kecelakaan
berdasarkan
jumlah penduduk

(4)

(5)

6,83%

0,0022

25,55

7,30%

0,0021

24,12

7,29%

0,0039

44,66

20.528.0
72

7,18%

0,0170

195,61

6,73%

0,0118

135,84

20.219.8
90

14,11%

0,0101

116,03

16,04%

0,0088

101,43

13,35%

0,0077

87,86

8,63%

0,0077

88,06

8,34%

0,0095

108,94

5,90%

0,0145

166,65

(3)

<5

>74

Jumlah
Pendudu
k

9,83

19.175.1
98
20.549.5
05

18.964.0
01
39.891.7
24
45.148.5
27
37.667.9
52
24.274.6
84

Angka
Kecelakaan

18.390.9
86
16.600.7
67

Tabel Kecelakaan Kendaraan Berdasarkan Kategori Usia :


Tabel tersebut menunjukkan bahwa probabilitas angka kecelakaan kendaraan
tertinggi ada pada usia 16-20 tahun, yang disusul dengan kategori usia 21-22
tahun. Tingginya angka tersebut menunjukkan risiko kecelakaan kendaraan
untuk usia tersebut.
Kecelakaan mobil dikarenakan 2 hal :
1.

Faktor manusia

Salah satu pemicu yang mengakibatkan kecelakaan adalah pengemudi, karena


pemudi seringkali melakukan perbuatan yang bisa mendorong kecelakaan.
Sebenarnya , kecelakaan mobil itu bisa dihimdari jika pengemudi lebih berhati
hati dan waspada terhadap kecelakaan.

Faktor penyebab terjadinya kecelakaan :


Aktivitas

Prosentase

Berbicara dengan Penumpang


lain

11%

Memainkan radio / CD
Makan / Minum
Menggunakan telepon seluler
2.

Faktor Teknis

66%
49%
25%

Selain manusia, faktor teknis juga berpengaruh jika terjadi kecelakaan yang
diakibatkan karena kelamahan mobil / motor yang bisa menyebabkan /
mendorong kecelakaan. Seperti contoh ban mobil yang lepas karena
pemasangan yang kurang kencang , sistem api yang kurang aman bisa
meningkatkan risiko kecelakaan pada kendaraan / mobil.

Dengan mengetahui faktor faktor yang memicu terjadinya kecelakaan pada


kendaraan / mobil, diharapkan setiap risiko kecelakaan pada kendaraan / mobil
dapat dikelola dan diantisipasi dengan lebih baik, karena tingginya angka
kecelakaan dan tingginya angka kematian akibat kecelakaan kendaraan / mobil.

C.

KECELAKAAN KERJA

Sekitar 60% kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian terjadi pada


konstruksi, transportasi pergudangan, pertanian, kehutanan dan perikanan.
Penyebab kerja yang paling umum adalah karena jatuh dari ketinggian, ditabrak
oleh kendaraan yang bergerak, dan ditabrak oleh obyek yang bergerak / jatuh.
Sekitar 1,3 juta pekerja secara reguler rentan terhadap suara yang terlalu bising
yang bisa merusak pendengaran pekerja. Diperkirakan 70% dari kecelakaan
kerja bisa dihindari jika perusahaan memasang sistem dengan baik. Lebih buruk
lagi, diperkirakan hanya sekitar 40% dari kecelakaan kerja yang dilaporkan.
Informasi kecelakaan kerja di Indonesia :
Pada tahun 2005, terjadi 95.418 kecelakaan kerja yang menyebabkan 6.114
pekerja mengalami cacat, 2.932 pekerja cacat sebagian dan 66 pekerja cacat
total dan 1.736 meninggal. Meskipun tren kecelakaan kerja mengalami
penurunan dari tahun ke tahun namun angka tersebut dinilai masih cukup tinggi.

KESIMPULAN :
Setelah kita mengetahui dari 3 risiko tersebut , seperti risko kesehatan , risiko
kecelakaan kendaraan dan kecelakaan kerja, sebaiknya kita lebih hati hati
walaupun terkadang kita tidak bisa mengantisipasi saat itu terjadi.
Risiko kesehatan terjadi jika kejadian tertentu, misal terkena penyakit tertentu,
mengakibatkan terganggunya aktivitas seseorang. Secara umum penyebab
utama risiko kesehatan adalah meningkatnya usia manusia. Risiko
kecelakaan kendaraan terjadi karena manusia menggunakan kendaraan. Jika

dilihat bahwa penggunaan kendaraan sangat membantu manusia tapi di sisi


yang lain penggunaan kendaraan tersebut mendatangkan risiko kecelakaan.
Yang ketiga adalah Risiko kecelakaan kerja, terjadi disaat seseorang
mengalaminya pada saat bekerja.
Diposkan 20th September 2011 oleh Seravine

RISIKO OPERASIONAL

Dalam bab ini akan membahas pengukuran risiko operasional dan isu yang
terkait.

Masalah operasional akan dihadapi oleh praktis manajer sejak kegiatan


perusahaan/organisasi dimulai atau bahkan sebeum dimulai. Masalah
operasional itu misalnya seperti memasang peralatan, menyusun system gaji,
mengawasi karyawan, mengawasi kegiatan produksi, dll.

Namun karateristik risiko operasional belum dipelajari dengan baik


dibanding dengan risiko lainnya sehingga pengukuran risiko ini pun juga belum
baik.
DEFINISI RISIKO OPERASIONAL

Tanpa disadari perusahaan itu sebenarnya sudah mengenali risiko


operasional, sebagai contoh perusahaan mengalami kesalahan pencatatan,
system pengawasan internal yang kurang memadai, kegagalan system
computer, dll. Risiko tersebut disebut juga risiko yang inherent yaitu risiko yang
muncul karena perusahaan menjalankan bisnisnya. Namun adapun upaya
perusahaan untuk mengelola dan menurunkan risiko operasional misalnya
seperti memperbaiki system, memberikan training terhadap karyawan, dll.

Menurut Basel II ( lembaga yang mengatur perbankan internasional ), risiko


operasional adalah risiko yang timbul karena kegagalan dari proses internal,
manusia, system atau kejadian eksternal.

A. KEGAGALAN PROSES INTERNAL


Risiko yang berkaitan dengan kegagalan proses atau procedure internal
organisasi. Contohnya seperti risiko yang diakibatkan kurang lengkapnya
dokumentasi, kesalahan transaksi ( kesalahan trading ), pengawasan yang
kurang memadai, pelaporan yang kuran memadai sehingga kepatuhan terhadap
peratutan internal dan eksternal tidak terpenuhi.

B. RISIKO KEGAGALAN MENGELOLA MANUSIA ( KARYAWAN )


Karyawan merupakan asset penting bagi perusahaan namun juga menjadi
sumber risiko operasional baik dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja.
Contoh yang tidak disengaja misalnya kesalahan trading di bank UBS Warburg,
dan yang sengaja misalnya penggelapan kas perusahaan atau pembobolan kas
bank yang melibatkan karyawan internal. Hal tersebut mencakup semua elemen
organisasi seperti system pengawasan, procedure operasional, kualifikasi
karyawan yang kurang ( moral yang tidak baik )
Untuk itu risiko manusia mengharuskan perusahaan mempunyai karyawan
yang mempunyai kualifikasi, pengalaman, dan integritas yang diperlukan.

C. RISIKO SISTEM
Sistem teknologi memberikan kontribusi yang signifikan bagi perusahaan
namun juga bisa menjadi sumber risiko baru.
Jika perusahaan bergantung pada system computer maka akan semakin tinggi
risiko yang berkaitan dengan kerusakan computer. Contohnya : kerusakan data,
kesalahan program, system keamanan yang kurang baik, penggunaan teknologi
yang belum teruji, dan terlalu mengandalkan model tertentu untuk keputusan
bisnis.

D. RISIKO EKSTERNAL
Kejadian yang bersumber dari luar organisasi dan di luar pengendalian
organisasi. Contohnya : perampokan, bencana alam.
PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL

Ada 2 teknik pengukuran risiko operasional, yaitu frekuensi atau


probabilitas terjadinya risiko dan tingkat keseriusan kerugian atau impact dari
risiko tersebut dari itulah dapat diketahui matriks frekuensi/tingkat untuk risikorisiko yang ada.
Berikut ini contoh aplikasi matriks untuk risiko gagal bayar (default) dan
kesalahan pemrosesan transaksi.
Severity

Gagal bayar

Debitur besar
A
Kesalahan
Pemrosesan

Rate Risk

Frequency
Bagan diatas menunjukkan matriks dengan dimensi frekuensi di sumbu
horisontal dan dimensi severity pada sumbu bertikal. Risiko risioko bisa
diklasifikasikan berdasarkan dimensi dimensi tersebut.
Strategi menghadapi risiko berdasarkan Matriks Severity / Frekuensi :

Risk Map

10

9
High 8
7
Signifinance

5
4
Low 3
2
1
1

2
Low

3
Likelihood

High

Penentuan tinggi rendah severity atau frekuensi bisa dilakukan melalui berbagai
cara. Sebagai contoh , severity atau frekuensi yang lebih besar dibandingkan
median atau rata rata dari risiko yang ada (dalam daftar) dikelompokkan ke
dalam severity atau frekuensi yang tinggi, dan sebaliknya. Penentuan tinggi
rendah tersebut bisa dilakukan melalui perhitungan angka absolut atau bisa
melalui surve terhadap manajer manajer perusahaan.

1.
Signifikansi (severity) rendah dan Likelihood (frekuensi) rendah : low
control

Pengawasan yang terlalu berlebihan pada jenis risiko ini menimbulkan biaya
yang lebih besar dibandingkan dengan manfaatnya, sehingga akan lebih optimal
jika bank tidak perlu melakukan pengawasan berlebihan.
2.
Signifikansi (severity) tinggi dan Likelihood (frekuensi) rendah :detect and
monitor
Tipe risiko seperti ini lebih menantang untuk dihadapi. Jika risiko seperti ini
muncul, perusahaan bisa mengalami kerugian yang cukup besar, dan barangkali
bisa mengakibatkan kebangkrutan. Tetapi frekuensi risiko tersebut relatif jarang,
sehingga tidak mudah ditemui / dikenali oleh bank. Karena itu risiko tipe ini
paling sulit dipahami karakteristiknya, dan sulit diprediksi kapan datangnya.
3.

Signifikansi (severity) rendah dan Likelihood (frekuensi) tinggi : monitor

Tipe risiko semacam ini sering muncul tetapi besarnya kerugian relatif kecil.
Biasanya risiko semacam ini muncul sebagai akibat perusahaan menjalankan
bisnisnya. Dengan kata lain, risiko semacam ini merupakan konsekuensi
perusahaan menjalankan bisnisnya.
4.
Signifikasi (severity) tinggi dan Likelihood (frekuensi) tinggi: prevent at
source
Tipe risiko ini praktis tidak relevan lagi dibicarakan, karena jika situasi semacam
ini terjadi , berarti perusahaan tidak lagi bisa mengendalikan risiko, dan bisa
berakibat pada kebangkrutan.

MENGHITUNG KERUGIAN YANG DIHARAPKAN


A. PERHITUNGAN LANGSUNG
Untuk menghitung kerugian yang diharapkan jika risiko tertentu muncul dapat
menggunakan kerangka probabilitas ( frekuensi ) dan severity.

Kerugian yang diharapkan = frekuensi ( probabilitas ) x severity ( besarnya


kerugian )

Contoh : pengumpulan data historis untuk melihat lapangan kerja selama 12


bulan
Frekuensi

Nilai kerugian ( Rp )

Januari

12.000.000

Februari

11.000.000

Maret

12.000.000

April

11.000.000

Mei

15.000.000

Juni

14.000.000

Juli

13.000.000

Agustus

12.000.000

September

13.000.000

Oktober

12.000.000

November

14.000.000

Desember

13.000.000

Jumlah

63

152.000.000

Rata-rata

5,25

12.666.667

Nilai kerugian
perkecelakaan

2.412.698

Dari data diatas menunjukkan bahwa rata-rata kecelakaan setiap bulannya


adalah 5,2 kali, dengan rata-rata kerugian sekitar Rp 12,6 juta perbulannya atau
Rp 2.412.698 ( 152.000.000/63)
Untuk mengetahui nilai kerugian yang diharapkan untuk bulan mendatang :

Nilai kerugian yang diharapkan

= ( frekuensi ) x ( severity )
= 5,25 x Rp 2,4 juta = Rp 12,6 juta

Frekuensi yang diperkirakan menggunakan nilai rata-rata dari frekuensi


kecelakaan setiap bulannya, yaitu 5,25 kali. Severity per kejadian menggunakan
nilai kerugian per-peristiwa yaitu sekitar Rp 2,4 juta.

B. PENDEKATAN ANALITIS UNTUK MENGHITUNG KERUGIAN YANG DIHARAPKAN


Dengan mengasumsikan distribusi tertentu ( biasanya normal ) dari kerugian
yang akan terjadi. Keuntungan dari distribusi normal adalah bisa melakukan
berbagai hal hanya dengan mengetahui nilai yang diharapkan dan standar
deviasinya.
Contoh : tingkat keuntungan yang diharapkan ( rata-rata ) adalah Rp 10 juta
dengan standar deviasi adalah Rp 15 juta. Berapa kerugian pada interval 95% ?

Kurva normal

Nilai kerugian pada batas 5% bisa dihitung sebagai berikut ini :

Nilai kerugian = 10 juta 1,65 (10 juta) = - Rp 6,5 juta.


1,65 adalah nilai z yang berkaitan dengan wilayah probabilitas sebesar 5%. Nilsi
kerugian yang diharapkan dengan demikian adalah 6,5 juta rupiah. Kelemahan
dari metode tersebut adalah distribusi normal sesuai dengan kenyataan. Dalam
kenyataannya distribusi kerugian tidak selalu normal.

C. PENDEKATAN SIMULASI
Misalkan setelah mengevaluasi frekuensi munculnya kejadian yang merugikan
dapat disimpulkan bahwa distribusi Poisson bisa menjelaskan frekuensi
munculnya kejadian yang merugikan, dengan nilai yang diharapkan adalah 5 kali
terjadinya peristiwa tersebut disetiap bulannya. Kemudian melakukan evaluasi
danseverity kerugian, dan menyimpulkan bahwa distribusi normal bisa
menjelaskan severity kerugian di masa lalu. Misalkan kerugian rata-rata per
peristiwa kerugian adalah Rp 15 juta dengan standar deviasi Rp 2 juta.

Probabilitas Distribusi Poisson (mean = 5 )


Frekuensi

Probabilitas

Probabilitas
Kumulatif

Angka untuk
Simulasi

0,0067

0,0067

0,0337

0,0404

1-4

0,0842

0,1246

5-12

0,1404

0,2650

13-27

0,1755

0,4405

28-44

0,1755

0,6160

45-62

0,1462

0,7622

62-76

0,1044

0,8666

77-86

0,0653

0,9319

87-93

0,0363

0,9682

94-96

10

0,0181

0,9863

96-97

11

0,0082

0,9945

97

12

0,0034

0,9979

98

13

0,0013

0,9992

99

14

0,0005

0,9997

15

0,0002

0,9999

0,9999

Keterangan :
Kolom 2 distribusi probablitas Poisson dengan nilai yang diharapkan 5
Kolom 3 probabilitas kumulatif ( baris 1, nilainya 0,0404 = 0,0067 + 0,0337 )
Kolom 4 angka 0-99 untuk mewakili angka yang akan disimulasikan
Untuk frekuensi 14 dan 15, probabilitas dianggap 0, sehingga tidak ada angka di
dalam kolom 4

Contoh distribusi normal kumulatif


( lampiran )

Berdasarkan data di atas dapat dilakukan simulasi dengan langkah-langkah


sebagai berikut :
1.
Menghasilkan angka random untuk frekuensi munculnya kerugian dengan
menggunakan distribusi Poisson dengan nilai yang diharapkan adalah 5
2.
Menghasilkan angka random untuk severity kerugian dengan
menggunakan distribusi normal
3.
Mengalihkan frekuensi dengan severity untuk menghasilkan total kerugian
yang diharapkan pada periode tertentu ( bulanan )
4.
Mengulangi langkah 1 sampai dengan 3 beberapa kali ( misal 100 kali atau
1000 kali )
Misalkan menghasilkan 10 angka random untuk 1 dan 2 ( simulasi dengan
10 run ). Untuk langkah 1, 10 angka random tersebut bisa dilihat pada kolom 1
pada tabel dibawah ini

Angka
random
probabilita
s

Frekuens
i yang
diberika
n

Angka Random
( probabilitas
normal kumulatif
)

Nilai Z

Severit
y

Kerugian
yang
diharapkan

24

8693

1.12

17.24

51.72

34

6259

0.32

15.64

62.56

30

7768

0.76

16.52

66.08

98

12

305

-1.86

11.28

135.36

29

4289

-0.18

14.64

58.56

71

5813

0.21

15.42

92.52

8587

1.07

17.14

17.14

40

5495

0.12

15.24

60.96

20

3769

-0.31

14.38

43.14

36

6822

0.47

15.94

63.76

Rata-rata = 65.18
Standar deviasi = 31.12485

Keterangan :
Kolom 2 frekuensi yang berkaitan dengan angka ( angka 24 ada diantara 1327 yang berkaitan dengan frekuensi 3 )
Kolom 3 angka random dari 0 sampai 9999
Kolom 4 nilai Z yang berkaitan ( lihat tabel kumuatif probabilitas noramal,
angka yang mendekati 0,8686 adalah 1,12 )
Kolom 5 nilai kerugian ( severity ) Z = ( X - ) /
Jika = 15 juta, standar deviasi = 2 juta, maka z= 1,12, X = ?
X = (1,12) X (2juta) + 15juta = 17,24 ( nilai kerugian pada baris tersebut )
Jika kolom3 dibawah 5000 maka nilai Z = 0,9990 (angka random/10000)
Misal : pada angka sebesar 305 maka nilai Z = (0,9990 (305/10000)) = -1,86
Kolom 6 kerugian yang diharapkan ( kolom 2 x kolom 5 )
Keuntungan dari simulasi adalah kita bisa memasukkan scenario-skenario
yang kita inginkan.

PERUBAHAN KARAKTERISTIK RISIKO OPERASIONAL

Setiap risiko bisa berubah karateristiknya dari waktu ke waktu.

Misalkan pada jaman dulu pencatatan transaksi dilakukan secara manual


( karyawan menuliskan harga dan jumlah unit yang diperdagangkan di kertas ),
cara tersebut dapat memunculkan risiko kesalahan pencatatan. Frekuensi
kesalahan cukup sering karena karyawan sering lelah namun biasanya
mengakibatkan kerugian yang relative kecil.

Sekarang ini sudah banyak cara manual seperti itu diganti dengan
pencatatan terkomputerisasi dengan demikian frekuensi kesalahan dapat
diturunkan namun akan muncul jenis risiko baru. Apabila terjadi kegagalan atau
kelemahan pada system computer maka kerugian yang muncul akan sangat
besar. Contohnya, serangan virus atau pembobolan terhadap system computer
perusahaan mempunyai frekuensi yang relative rendah. Tetapi jika hal tersebut
terjadi, kerugian yang timbul akan cukup besar.

Ilustrasi diatas menunjukkan bahwa risiko operasional berubah dari


frekuensi tinggi/signifikansi rendah menjadi frekuensi rendah/signifikansi tinggi.

Faktor yang menyebabkan perubahan karateristik :

1.

GLOBALISASI

Globalisasi keuangan dunia didorong oleh liberalisasi ekonomi dunia.


Liberalisasi artinya penghilangan pembatas-pembatas aliran modal.
Globalisasi juga semakin meningkatkan frekuensi dan severity ( signifikansi )
dari suatu risiko, karena kejadian di satu negara akan cepat merambat ke negara
lain.

2.

OTOMATISASI

Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer, perusahaan semakin


lama semakin mengandalkan teknologi komputer untuk melakukan banyak hal,
termasuk mengotomatisasi transaksi.

3.

TERLALU MENGANDALKAN TEKNOLOGI

Kemajuan teknologi memungkinkan organisasi melakukan banyak hal, seperti


membantu membuat basisi data, membantu perhitungan harga instrumen
keuangan ( bahkan instrumen keuangan yang sangat kompleks ). Di satu sisi,
teknologi semacam itu bisa membantu proses bisnis menjadi lebih cepat , lebih
andal. Tetapi di lain pihak, situasi tersebut memunculkan risiko baru.

4.

OUTSOURCING

Outsourcing merupakan tren bisnis akhir akhir ini. Outsourcing berarti


menggunakan jasa pihak luar untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaan
perusahaan. Outsourcing dilakukan dengan pertimbangan efisiensi ( bisa
menurunkan biaya ). Jika melakukan pekerjaan sendiri , karena sesuatu hal
( misalkan keahlian yang tidak ada atau skala ekonomi yang kurang ), bagi
perusahaan, akan lebih menguntungkan jika menggunakan jasa dari pihak luar
untuk pekerjaan tertentu.

5.

PERUBAHAN BUDAYA MASYARAKAT

Masyrakat semakin lama semakin pandai, semakin sadar kan hak dan
kewajibannya. Kesadaran tersebut cenderung meningkatakan risiko litigasi,
dimana masyarakat akan berusaha menuntut apabila merasa dirugikan.

Perubahan budaya masyarakat bisa meningkatkan risiko gugatan hukum.

EVALUASI DIRI UNTUK MENGUKUR RISIKO OPERASIONAL

Evaluasi diri ( self-assessment ) bisa dilakukan oleh anggota organisasi


untuk melihat seberapa besar risiko operasional yang dihadapi oleh organisasi.

KESIMPULAN
Risiko operasional merupakan risiko yang paling tua, tetapi pemahaman
terhadap karakteristik risiko operasional belum semaju risiko lainnya.
Pengeluaran risiko operasional bisa dilakukan dengan menggunakan matriks
frekuensi.
Karakteristik risiko operasional bisa berubah tergantung beberapa hal, seperti
penggunaan teknologi yang lebih intensif menggantikan tenaga manual.

1.3.Eksposur Karena Kematian Awal


Kematian awal mengakibatkan konsekuensi negatif bagi pihak yang ditinggalkan.
Konsekuensinya sebagai berikut :
a. Eksposur yang dihadapi oleh keluarga
- Konsekuensi ekonomis, seperti kerugian akibat tidak bisa memperoleh sumber penghasilan.
Beberapa pendekatan kebutuhan yang harus dicukupi oleh orang yang meninggal tersebut :
Kebutuhan untuk menjaga standar hidup yang ada
Kebutuhan untuk membesarkan anak
- Konsekuensi emosional, lebih sulit diukur daripada nilai ekonomisnya. Kebutuhan akan
dihitung berdasar konsekuensi yang bisa dihitung nilai ekonomisnya.
Misalkan suatu keluarga menghabiskan Rp 5jt perbulan atau Rp 60jt pertahun untuk
kebutuhan hidupnya. Misalkan kebutuhan tersebut diasumsikan konstan. Misalkan kebutuhan
tersebut dipenuhi oleh seorang ayah sepenuhnya yang berusia 40th. Kemudian ayah tersebut
meninggal dunia, padahal usia pengaharapan hidup adl 70th. Misalkan tingkat bunga yang
relevan adalah 15% (dipakai sabagai discount rate untuk perhitungan present value), maka
nilai kebutuhan hidup yang harus ditanggung ayah tersebut adl:
PV = 60jt / (1+0,15)1 + ....................... + 60jt / (1+0,15)30 = 393.958.778
Ket : Keluarga tersebut bisa membeli asuransi dengan nilai pertanggungan sekitar Rp 390jt untuk
menjaga konsekuensi negatif kematian ayah keluarga tersebut.

b. Eksposur yang dihadapi bisnis


Beberapa kerugian yang diderita oleh perusahaan jika orang kunci meninggal tidak mudah.
Tetapi kita bisa menggunakan pendekatan jumlah kerugian yang akan ditanggung perusahaan.
Misalnya : Pak Hardo sebagai juru masak bisa bekerja 10th lagi. Rumah makan bisa menghasilkan
omset sebesar Rp100jt pertahun dengan laba sebesar Rp20jt pertahun dan biaya modal
internal rumah makan 20%. Jika Pak Hardo meninggal diperkiran omset turun separuhnya
menjadi Rp75jt pertahun.
Kerugian pertahun = Rp100jt Rp75jt = Rp25jt pertahun. Present value dari kerugian yang
diderita jika Pak Hardo meninggal dengan biaya modal 20% dipakai sebagai discount rate
adalah :
Kerugian = 25jt / (1+0,2)1 + ............... + 25jt / (1+0,2)10 = 104.811.802
Ket :

Kepergian Pak Hardo mengakibatkan kerugian sekitar Rp104jt. Rumah makan tersebut bisa
membeli asuransi dengan nilai pertanggungan sebesar Rp104jt.

2. INTERAKSI PROBABILITAS KEMATIAN AWAL DENGAN SEVERITY KERUGIAN :


APLIKASI UNTUK PENENTUAN PREMI ASURANSI
Kerugian yang diharapkan merupakan perkalian antara probabilitas kejadian dengan besarnya
kerugian yang terjadi (severity).
Sebagai contoh, misalkan ada seorang pria berusia 70th. Jika meninggal lima tahun
mendatang (usia 75th), kerugian yang akan ditanggung keluarga adalah Rp 100jt. Nilai
sekarang dari kerugian yang diharapkan.
Dengan menggunakan tabel kematian CSO 1980 (lampiran) kita bisa menghitung probabilitas
kematian orang tersebut :
70q75 = (6.274.160 4.898.907) / 6.274.160 = 0,219
Kerugian yang diharapkan merupakan perkalian antara probabilitas dengan severity, yang
bisa dilihat sebagai berikut :
Kerugian yang Diharapkan = 0,219 x Rp100jt = Rp 21,9jt
Karena peristiwa terjadi lima tahun dari sekarang maka kita perlu mencari nilai sekarang dari
kerugian tersebut. Misal tingkat bunga yg relevan adalah 10%, maka nilai sekarang dari
kerugian tersebut :
Nilai sekarang kerugian = Rp21,9jt / (1+0,1)5 = Rp13,5jt
Dengan menggunakan prinsip yang sama, perusahaan asuransi bisa menghitung premi
yang dibebankan kepada nasabahnya. Pada prinsipnya, premi yang diterima sama dengan
tanggungan yang akan dibayarkan kepada nasabah, sebagai berikut ini :
PV Premi yang Diharapkan = PV Tanggungan yang Diperkirakan
Misalkan perusahaan asuransi menawarkan asuransi kepada pria berusia 60th, asuransi
selama 10th. Premi asuransi yang diterima oleh perusahaan asuransi tersebut adalah Rp3jt
pertahun selama 10x. Premi tersebut dibayarkan di awal tahun. Jika orang tersebut meninggal
dalam masa asuransi tersebut, dia terbebas dari kewajiban membayar premi tersebut.
Misalkan tingkat bunga (discount rate atau biaya modal) yang relevan adalah 10%. Nilai
sekarang dari premi tersebut bisa dilihat pada tabel berikut ini
Usia
Premi
Probabilitas
Probabilitas PV
Premi yg PV Premi
(Awal
Kematian
Bertahan
Factor
Diharapka yg
Tahun)
Hidup
(10%)
n
Diharapkan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)=(2)x(4) (7)=(6)x(5)
60
3.000.000 0,0168
1
1
3.000.000
3.000.000
61
3.000.000 0,017258
0,98392
0,909091 2.951.760
2.683.418
62
3.000.000 0,01855
0,966662
0,826446 2.899.986
2.396.683
63
3.000.000 0,019967
0,948112
0,751315 2.844.335
2.136.991
64
3.000.000 0,021477
0,928145
0,683013 2.784.434
1.901.806
65
3.000.000 0,023047
0,906667
0,620921 2.720.002
1.688.907
66
3.000.000 0,024609
0,88362
0,564474 2.650.860
1.496.341

67
3.000.000
68
3.000.000
69
3.000.000
Jumlah

0,026148
0,027643
0,029125

0,859011
0,832863
0,80522

0,513158 2.577.033
0,466507 2.498.588
0,424098 2.415.660

1.322.426
1.165.610
1.024.476
18.816.658

Probabilitas kematian (3), dihitung sebagai jumlah kematian pada usia tersebut dibagi dengan
jumlah orang hidup pada awal usia tersebut (dlm hal ini usia 60). Untuk usia 60th, jumlah
orang yang masih hidup adalah 8.084.266. Sebagai contoh, untuk usia 60 dan 61,
probabilitas kematian dihitung berikut ini :
Usia 60 = (129.995 / 8.084.266) = 0,01608
Usia 61 = (139.518 / 8.084.266) = 0,017258
Probabilitas bertahan hidup adalah 1 (probabilitas kematian) =
Prob. Bertahan Usia 61 = 1 0,01608 = 0,98392
Premi yang diharapkan merupakan perkalian antara probabilitas bertahan hidup dengan nilai
premi yang dibayarkan. Total nilai sekarang dari premi yang diharapkan sebesar Rp18,8jt.
Besar tanggungan yang bersedia diberikan oleh perusahaan tersebut misalnya nilai
tanggungan adalah Y, yang besarnya sama setiap tahunnya selama 10th mendatang dan
dibayarkan jika orang yang diasuransikan meninggal dunia. Rumus :
( Y x (probabilitas meninggal usia 60 akhir tahun) x (PV Factor 1th) + ............. + ( Y x
(probabilitas meninggal usia 69 akhir tahun) x (PV Factor 10th)) = 18.816.657
18.816.657 adalah PV premi yang diharapkan yang akan diterima oleh perusahaan asuransi.
Nilai Y bisa dihitung jika kita mengetahui nilai probabilitas kematian dan PV Factor untuk
setiap tahunnya selama 10th mendatang.

Anda mungkin juga menyukai