Anda di halaman 1dari 33

MEMBANGUN KERANGKA

BERPIKIR
Prof. Dr. Suyono, M.Pd.

Prof. Dr. Harun N. M.S.

Samik, S.Si, M.Si.


JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA
MARET 2021
MEMBANGUN KERANGKA BERPIKIR

Membangun kerangka berpikir (KB) atau


kerangka konseptual penelitian (KKP)
adalah salah satu tahap dalam metode ilmiah
(sci method)
Penelitian adalah implementasi sci method
PERUMUSAN MASALAH

Deductive Thinking PENYUSUNAN KERANGKA


KHASANAH ILMU
BERPIKIR

PERUMUSAN
HIPOTESIS

Inductive Thinking

PENGUJIAN
DITERIMA DITOLAK
HIPOTESIS

Metode Ilmiah dalam Diagram


KERANGKA BERPIKIR

• Dibangun dalam rangka memecahkan permasalahan


• Dikembangkan dengan mengacu kepada ranah
keilmuan (sci domain).
• Dikembangkan menggunakan penalaran deduktif
(deductive thinking).
• Menjadi dasar bagi pengajuan hipotesis.
• Dalam tataran penelitian sering disebut dengan
kerangka konseptual penelitian (KKP).
Warning!

❑ Tidak diijinkan begitu saja diajukan hipotesis setelah dimiliki


rumusan masalah.
❑ Hipotesis baru boleh dirumuskan setelah dirumuskan KB.
❑ KB disintesis, diabstraksi, dan diekstrapolasi dari berbagai
teori dan pemikiran ilmiah yang mencerminkan paradigma
sekaligus tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian
dan merumuskan hipotesis.
❑ KB dapat diformulasikan dalam bentuk narasi, bagan, model
matematika atau persamaan fungsional yang dilengkapi
dengan uraian kualitatif.
MASALAH (PROBLEM)

❑ Latar belakang masalah & Rumusan Masalah.


❑ Latar belakang masalah: das Sollen (Harapan)
& das Sein.
❑ Masalah terjadi ketika ditemukan gap
(kesenjangan) antara das Sollen dan das Sein.
RUMUSAN MASALAH

❑ Rumusan masalah dinyatakan dalam kalimat


pertanyaan yang memuat minimal dua variabel,
yaitu variabel manipulasi (independent variable)
dan variabel respon (dependent variable).
❑ Harus spesifik, singkat, dan jelas yg dilandasi oleh
pemikiran teoretis yang kebenarannya perlu
dibuktikan.
❑ Masalah yang dirumuskan hendaknya memberi
petunjuk mengenai bagaimana menjawabnya.
KB adalah produk Deductive Thinking
PERUMUSAN MASALAH

Deductive Thinking PENYUSUNAN KERANGKA


KHASANAH ILMU
BERPIKIR

PERUMUSAN
HIPOTESIS

Inductive Thinking

PENGUJIAN
DITERIMA DITOLAK
HIPOTESIS

Metode Ilmiah dalam Diagram


DEDUCTIVE THINKING

❑ Dari abstrak ke yg lebih konkrit


❑ Kebenaran: koherensi
❑ Dari yg general (umum) ke yg
lebih spesifik (khusus)
❑ Menggunakan logika
Deductive Reasoning

❑ thinking process in which one proceeds from general to


specific statements using prescribed rules of logic
❑ system for organizing known facts in order to reach a
conclusion which is done through the use of logical arguments
❑ argument consists of a number of statements standing in
relation to one another
❑ the final statement is the conclusion; the rest, called premises,
comprise supporting evidence
❑ one major kind of deductive reasoning is syllogism
❑ syllogism consists of a major premise and a minor premise
followed by a conclusion
❑ if the premises are true, the conclusion is necessarily true
Deductive Reasoning
❑ thinking process in which one proceeds from general to specific statements using prescribed rules of logic
❑ system for organizing known facts in order to reach a conclusion which is done through the use of logical arguments
❑ argument consists of a number of statements standing in relation to one another
❑ the final statement is the conclusion; the rest, called premises, comprise supporting evidence
❑ one major kind of deductive reasoning is syllogism

❑syllogism consists of a major


premise and a minor premise
followed by a conclusion
❑ if the premises are true, the conclusion is necessarily true

INI SEBAIKNYA MEWARNAI PARADIGMA BERPIKIR KITA DALAM


MENGEMBANGKAN KB TERMASUK SAAT MENULIS SKRIPSI.
Contoh di bidang
Pendidikan Kimia
CONTOH YG PERNAH DIBUAT BU
RUSMINI DKK

Contoh 1:
• Premis Mayor: Interaksi sosial pada kelompok heterogen akan
membantu perkembangan kognitif siswa (teori sosial kognitif
Vygotsky).
• Premis Minor: Siswa kelas XI IPA-3 dilibatkan pada model
pembelajaran yang menjamin terjadinya interaksi sosial.
• Simpulan: Siswa kelas XI IPA-3 yang dilibatkan pada model
pembelajaran yang menjamin terjadinya interaksi sosial akan
mengalami perkembangan kognitif.
CONTOH YG PERNAH DIBUAT BU
RUSMINI DKK

Contoh 2:
• Premis Mayor: Individu yang berusia di atas 11 tahun
memiliki pemikiran abstrak dan dimungkinkan
berpikir simbolik.
• Premis Minor: Siswa SMA mayoritas berusia 16
tahun.
• Simpulan: Siswa SMA dapat dilibatkan pada
pembelajaran yang menuntut pemikiran abstrak.
Contoh di bidang
Kimia
CONTOH silogisme dlm Kimia

Contoh 1:
• Premis Mayor: Lignin mengalami degradasi
menghasilkan asam humat (teori Lignin).
• Premis Minor: Tlethong sapi kaya material lignin
(fakta dari artikel).
• Simpulan: Tlethong sapi fermentasi mengandung
asam humat.
CONTOH silogisme dlm Kimia

Contoh 2:
• Premis Mayor: Ligan bidentat memiliki kemampuan
mengikat kation logam divalen pada konsentrasi
renik (teori kestabilan ikatan).
• Premis Minor: Asam Humat Tlethong Sapi (AHTS)
memiliki gugus fungsi ortofenolik karboksilat (fakta
dari penelitian).
• Simpulan: AHTS memiliki kemampuan mengikat
kation logam divalent (Pb2+) pada konsentrasi renik .
SILOGISME & KERANGKA BERPIKIR

• Premis mayor: __________________


______________________________
• Premis minor: __________________
______________________________
• Simpulan: _____________________
_________simpulan 1_______
SILOGISME 2

• Premis mayor: __________________


______________________________
• Premis minor: __________________
______________________________
• Simpulan: _____________________
_________simpulan 2_______
SILOGISME 3

• Premis mayor: __________________


______________________________
• Premis minor: __________________
______________________________
• Simpulan: _____________________
_________simpulan 3_______
SILOGISME n

• Premis mayor: __________________


______________________________
• Premis minor: __________________
______________________________
• Simpulan: _____________________
_________simpulan n_______
SILOGISME & KERANGKA
BERPIKIR/KERANGKA KONSEPTUAL
PENELITIAN

• Rangkaikan S1, S2, S3, dan Sn


menjadi satu kesatuan (1 paragraf),
lugas tetapi penuh makna → inilah
KERANGKA BERPIKIR atau dlm penel
disebut KERANGKA KONSEPTUAL
PENELITIAN. Ingat simpulan pada tahap ini
adalah simpulan hipotetik.
KB = rangkaian Simpulan Silogisme

Simpulan 1:
• Siswa kelas XI IPA-3 yang dilibatkan pada model pembelajaran yang
menjamin terjadinya interaksi sosial akan mengalami perkembangan
kognitif.
Simpulan 2:
• Siswa SMA dapat dilibatkan pada pembelajaran yang menuntut pemikiran
abstrak.
KB/KKP:
• Siswa kelas XI IPA-3 yang dilibatkan pada pembelajaran topik-topik abstrak
dengan model pembelajaran yang menjamin terjadinya interaksi sosial
akan mengalami perkembangan kognitif.
KB = rangkaian Simpulan Silogisme

Simpulan 1:
• Tlethong sapi fermentasi mengandung asam humat,
selanjutnya disebut Asam Humat Tinja Sapi (AHTS).
Simpulan 2:
• AHTS memiliki kemampuan mengikat kation logam divalent
(Pb2+) pada konsentrasi renik.
KB/KKP:
• Asam Humat hasil isolasi dari tinja sapi terfermentasi memiliki
kemampuan menghilangkan cemaran logam berat Pb dari
lingkungan perairan.
CATATAN

• Premis mayor: milik khasanah ilmu


→ harus menuliskan sumbernya
• Premis minor: milik khasanah Ilmu
→ harus menuliskan sumbernya
• Simpulan: milik kita, milik orang yang
sedang berpikir. → tidak perlu
menuliskan sumber
CATATAN

• Simpulan 1: milik pengembang KB (PKB)


• Simpulan 2: milik PKB
• Simpulan 3: milik PKB
• Simpulan n: milik PKB
• Rangkaian simpulan 1 s.d. n yaitu KB/KKP
juga milik PKB → tidak perlu menuliskan
sumber
VARIABEL PENEL & KB

❑ KB dikembangkan dalam rangka menjawab


rumusan masalah (RM).
❑ RM dinyatakan dalam kalimat pertanyaan yang
memuat minimal dua variabel, yaitu variabel
manipulasi (independent variable) dan variabel
respon (dependent variable).
❑ Di dalam KB pastilah/pastikan memuat variabel
penelitian.
FORMULASI KB

ADA BEBERAPA BENTUK PENYAJIAN KB/KKP, YAITU:

❑ BENTUK NARASI SAJA (ILUSTRASI: BKN TUMPUKAN TULANG


BELULANG, TETAPI KERANGKA YG MEMILIKI FUNGSI).
❑ DIAGRAM/BAGAN SAJA.
❑ MODEL MATEMATIKA/PERS FUNGSIONAL SAJA → Y(X1, X2, X3, dst)
❑ BAGAN, MODEL MATEMATIKA ATAU PERSAMAAN FUNGSIONAL YANG
DILENGKAPI DENGAN NARASI ATAU URAIAN KUALITATIF.
KB bukan Kerangka Operasional Penel

❑ KB = KKP (Kerangka Konseptual Penelitian) →


diposisikan di akhir Bab II.
❑ KB ‡ KOP (Kerangka Operasional Penelitian) →
Diposisikan di dalam Bab III (Metode Penelitian).
TUGAS bagi Prodi Pendidikan Kimia

❑ Buatlah 3 contoh silogisme dalam pembelajaran


kimia terkait dengan topik rencana penelitian
(skripsi) Anda.
❑ Rangkaikan simpulan-simpulan dari ketiga
silogisme itu menjadi satu paragraf (mungkin
bagian kecil dari KB besar yang harus Anda
kembangkan).
TUGAS bagi Prodi Kimia

❑ Buatlah 3 contoh silogisme dalam kimia terkait


dengan topik rencana penelitian (skripsi) Anda.
❑ Rangkaikan simpulan-simpulan dari ketiga
silogisme itu menjadi satu paragraf (mungkin
bagian kecil dari KB besar yang harus Anda
kembangkan).
DAFTAR PUSTAKA
Bunge, Mario. 2007. Philosophy of Science from
Explanation to Justification. London:
Transaction Publishers.
Camarinha, L. M. & Matos. (tanpa tahun).
Scientific Research, Methodologies and
Techniques. cam@uninova.pt
Suriasumantri, Jujun S. 2009. Filsafat Ilmu.
Jakarta: Sinar Harapan.
5th February 2008 NCCR 33

Anda mungkin juga menyukai