Anda di halaman 1dari 13

JURNAL KOMUNIKASI HUKUM (JKH), VOLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

SISTEMATISASI JENIS DAN HIERARKI


PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

Herman
Kandidat Doktor di FH UGM Yogyakarta
Dosen di Program Studi Pkn Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Makassar
Email : hermanunm48@gmail.com, hermanhrm17@ymail.com

Firman Muin
Dosen di Program Studi Pkn Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK
Penataan antara legislasi berdasarkan kewenangan konstitusional dengan
legislasi berdasarkan kewenangan atribusi menentukan jenis dan hierarki secara
sistematis peraturan perundang-undangan. Hierarki peraturan peraturan perundang-
undangan secara bertingkat dan berurut dimulai dari norma konstitusional, peraturan
organik (pelaksanaan) berdasarkan kewenangan legislasi oleh lembaga legislatif, dan
peraturan perundang-undangan berdasarkan kewenangan atribusi, delegasi, dan
mandat oleh pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsi publiknya. Over regulasi
yang terjadi di Indonesia selama ini berkaitan dengan kewenangan menteri membuat
peraturan umum dan abstrak disebabkan oleh klausula norma yang terdapat dalam
setiap undang-undang produk legislasi legislatif. Menteri memperoleh kewenangan
atribusi dalam undang-undang tersebut. Padahal secara teoritis, batas kewenangan
atribusi hanya dapat dimiliki oleh presiden selaku kepala pemerintahan, sedangkan
menteri hanya terbatas pada kewenangan delegasi. Dampak terhadap penataan regulasi
menjadi tidak tertata, saling tumpang tindih, kontradiktif, dan bahkan menghasilkan
kontraproduktif terhadap pelayanan publik.

Kata Kunci: Kewenangan atribusi kepala pemerintahan, kewenangan delegasi menteri,


dan penataan regulasi

ABSTRACT
Structuring between legislation based on constitutional authority and legislation based on
the authority of attribution determines the type and hierarchy in a systematic manner of
legislation. The hierarchy of regulatory and legislative legislation begins with
constitutional norms, organic regulations (implementation) based on legislative authority
by the legislative body, and legislation based on the authority of attribution, delegation,
and mandate by the government in performing its duties and public functions. The over-
regulation in Indonesia has been related to the authority of the minister to make general
and abstract rules due to the norm clause contained in every legislative legislation product
law. The Minister obtains the attribution authority in the law. Whereas theoretically, the
limits of authority of attribution can only be owned by the president as head of
government, while the minister is only limited to the authority of the delegation. The
impact on regulatory arrangements becomes unorganized, overlapping, contradictory, and
even counterproductive to public services.

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


89
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HUKUM (JKH), VOLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

Keywords: Authority of attribution of head of government, authority of ministerial


delegation, and regulation arrangement

Pendahuluan membedakan jenis dan hierarki


Tumpang tindih, tidak terorganisir dalam peraturan perundang-
dan terkoordinasi peraturan undangan. Dengan demikian telah
perundang-undangan di Indonesia membangun pendekatan yang
tidak dapat didekati dengan cara sistematis. Perbedaan itu adalah
kasuistik. Analogi terhadap hal ini melihatnya dari cara pandang
adalah seperti pemadam kebakaran teoritis pemisahan kekuasaan,
yang bertindak secara kasuistik, dengan teori negara hukum
bertindak setelah terdapatnya kesejahteraan (welvaarsstaat).
peristiwa kebakaran, dan melakukan Secara konkrit adalah membedakan
tindakan pemadaman. Artinya, atas dua jenis peraturan perundang-
bahwa pendekatan yang kasuistik undangan berdasarkan kewenangan
yang selama ini dilakukan dalam yang melekat atas lembaga negara
menata jenis dan hierarki peraturan tersebut. Pertama, kewenangan yang
perundang-undangan tidak akan diberikan langsung oleh konstitusi
berhasil dengan pendekatan yang (baca; UUD NRI 1945), ke dua,
kasuistik. kewenangan yang diberikan secara
Hal di atas cenderung saling atribusi (baca; undang-undang).
memperhadapkan satu sama lainnya, Kewenangan atribusi dapat dibaca
antara produksi massif peraturan sebagai salah satu wujud penerapan
perundang-undangan oleh instansi konsep dalam negara hukum
pemerintah dengan pembatalan, baik (staatsbemoienis).
berdasarkan eksekutif review, Selain itu, melalui cara pandang
maupun melalui proses di teoritis di atas, jenis dan hierarki
pengadilan. Belum lagi akibat hukum peraturan perundang-undangan
yang muncul antara legislasi di satu dapat dibedakan berdasarkan
pihak, dan pembatalan di lain sisi. kelembagaan negara yang
Oleh karena, setiap peraturan membuatnya. Lembaga negara
perundang yang telah diadakan akan berdasarkan teori pemisahan
melahirkan hak dan kewajiban kekuasan dalam negara membuat
hukum di sisi lainnya dari warga peraturan perundang-undangan yang
negara. Sehingga, muncul sifatnya adalah undang-undang
tenggelamnya peraturan perundang- formil. Sedangkan lembaga negara
undangan akan juga menjadikan hak yang menjalankan pemerintahan
dan kewajiban dari warga negara (tugas dan fungsi publik) membuat
yang diatur melalui norma itu akan peraturan perundang-undangan yang
muncul tenggelam juga. sifatnya adalah undang-undang
Membaca jenis dan hierarki materiil. Penulis membedakan antara
peraturan perundang-undangan yang pemerintah sebagai pelaksana tugas dan
berlaku dalam sistem hukum positif fungsi publik dalam negara hukum
yang berlaku di Indonesia dapat modern dengan lembaga eksekutif
dilakukan secara konseptual. Cara dalam teori trias politika dari
berangkat konseptual akan

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


90
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HUKUM (JKH), VOLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

Montesqiueu, selain lembaga legislatif, lembaga negara membuat peraturan


dan lembaga yudikatif. perundang-undangan di bawah
Lembaga eksekutif dalam trias undang-undang dasar. Hal ini
politika merupakan lembaga negara merupakan bentuk pemisahan
yang hanya terbatas pada menjalankan kekuasaan lembaga negara secara
undang-undang yang dibuat oleh teoritis yang diberi kewenangan
lembaga legislatif. Sedangkan legislasi. Jenis dan hierarki
pemerintah dalam arti lembaga negara peraturan perundang-undangan ini
yang menjalankan tugas dan fungsi merupakan peraturan organik
publik memiliki kewenangan membuat (pelaksanaan) secara langsung, atau
peraturan perundang-undangan (fungsi kedudukannya di bawah undang-
legislasi), mengawasi pelaksanaan undang dasar (Pasal 5 ayat (1), dan
peraturan perundang-undangan (fungsi Pasal 20 ayat (1) UUD NRI 1945).
ajudikasi), sekaligus melaksanakan Berbeda halnya dengan
peraturan perundang-undangan yang kewenangan atribusi lembaga negara
dibuatnya tersebut. Pendekatan ini membuat peraturan perundang-
merupakan pendekatan sistematis undangan dengan kewenangan
dalam penataan jenis dan hierarki konstitusional di atas. Kewenangan
peraturan perundang-undangan. atribusi lembaga negara membuat
Kekeliruan menempatkan jenis peraturan perundang-undangan di
peraturan perundang-undangan dalam bawah undang-undang merupakan
suatu hierarki untuk konteks Indonesia kewenangan yang diberikan kepada
dapat dilihat dari dua kondisi yang lembaga negara dalam rangka
dijelaskan di atas. Kewenangan, dan menjalankan tugas dan fungsi
jenis kelembagaan pembuat norma pelayanan kepada masyarakat. Hal
menentukan jenis norma, serta ini merupakan lembaga negara yang
kedudukan norma dalam suatu sistem menjalankan pemerintahan yang
hukum positif. Penataan norma yang terkait dengan pelayanan kepada
tepat dalam suatu sistem menjadikan masyarakat. Berdasarkan doktrin
tugas dan fungsi kenegaraan, baik dalam dalam negara hukum modern, maka
hal menjalankan amanat konstitusi, secara garis besarnya adalah
maupun menjalankan undang-undang kewenangan pemerintahan (bestuur)
akan terkordinasi, dan terorganisir membuat norma perencanaan
dalam rangka pencapaian tujuan negara (planning), peraturan perundang-
yang diinginkan. Tumpang tindih antara undangan (wetgeving), peraturan
satu norma dengan norma yang lainnya kebijakan (beleid regels), dan norma
dapat dihindari dengan penataan secara keputusan administrasi negara
sistematis, terorganisir, dan (beschikking van de administratie)
terkoordinasi dengan baik. Sehingga (Batoeah, 1983;42).
tugas dan fungsi-fungsi kenegaraan
berjalan tertata, tidak saling Rumusan Masalah
menegasikan satu sama lainnya antara Bagaimanakah penataan ideal jenis
kelembagaan negara. dan hierarki peraturan perundang-
Kewenangan konstitusional undangan di Indonesia?
lembaga negara membuat peraturan
perundang-undangan merupakan
kewenangan yang melekat kepada

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


91
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HUKUM (JKH), VOLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

Pembahasan abad ke 17 sampai dengan 18


Montesqiueu dan Welvaarsstaat ditandai dengan munculnya berbagai
Setiap negara di dunia ini sudah pasti pemikiran dari ahli tentang negara
memiliki sistem hukum positifnya (Muchsan;1981;1) dan hukum. Pada
sendiri. Demikian juga dengan negara dasarnya, inti ajarannya adalah
hukum modern Indonesia, mempunyai perubahan dari sistem monarkhi
bangunan sistem hukum positifnya absolut menjadi monarkhi
sendiri yang dibangun berdasarkan konstitusional. Jhon Locke (1632-
kebutuhannya sendiri. Secara hierarkis, 1704) melalui bukunya two treatises
bangunan sistem hukum positif on civil goverment (1690),
Indonesia dibangun di atas fondasi cita mengajukan perihal pembagian
negara berdasarkan Pancasila (alinea ke kekuasaan (distribution of power,
empat Pembukaan UUD NRI 1945). machten scheiding) dalam negara.
Tolok ukur nilai ini merupakan dasar Pembagian kekuasaan yang terbagi
bagi norma dasar (UUD NRI 1945) atas tiga kekuasaan, yaitu kekuasaan
membangun sistem hukum positif di legislatif, eksekutif, dan federatif
Indonesia. Sistem hukum yang dibangun (federative power of commonwealth).
berdasarkan cita negara hukum Kekuasaan legislatif meliputi kekuasaan
menuntun ketentuan normatif dalam membuat peraturan, kekuasaan
UUD NRI 1945. eksekutif meliputi kekuasaan
Norma dasar ini memberikan mempertahankan dan melaksanakan
kedudukan konstitusional bagi setiap peraturan, serta mengadili perkara.
warga negara memperoleh jaminan atas Locke menganggap, bahwa mengadili
hak asasi manusia, kedudukan yang sebagai “uitvoering” melaksanakan
sama dalam hukum dan pemerintahan. undang-undang, dan kekuasaan federatif
Jaminan hak kepada setiap warga meliputi segala sesuatu yang tidak
negara atas pekerjaan, dan kehidupan termasuk lapangan legislatif dan
yang layak. Termasuk dalam hal ini eksekutif (hubungan luar negeri
adalah jaminan konstitusional atas termasuk kekuasaan federatif). Pada
kemerdekaan berserikat dan dasarnya, jauh sebelum itu machten
berkumpul, mengeluarkan pikiran Scheiding telah pernah dikemukakan
dengan lisan dan tulisan sebagai wujud oleh Aristoteles ((Mustafa; 2001;1).
ekspresi setiap warga negara. Dalam hal Ajaran Jhon locke disempurnakan
ini, kewajiban negara hukum Indonesia oleh Montesqiueu yang lebih dikenal
menciptakan segala kondisi bagi dengan trias politica (Pada dasarnya,
tercapainya keadilan sosial dan Trias politica bukan berasal dari
kemakmuran, memajukan kesejahteraan Montesqiueu sendiri, namun berasal
umum, dan mencerdaskan kehidupan dari Immanuel Kant. Kant Menjelaskan,
bangsa. Atas cita hukum negara yang bahwa manusia dilahirkan sederajat,
secara normatif dituangkan dalam serta segala kehendak dan kemauan
konstitusi inilah, maka pembangunan masyarakat negara harus berdasarkan
sistem hukum yang terkoordinasi, dan atau melalui undang-undang, selain itu,
terorganisir satu sama lainnya dalam setiap orang harus menghadapi orang
suatu sistem hukum postif yang tepat lain di samping mempergunakan haknya
merupakan salah satu instrumen sendiri. Peraturan hukum harus jelas
penting dan strategis diciptakan. dirumuskan, dan menjadi dasar dari
Perkembangan pemikiran antara pelaksanaan pemerintahan, sehingga

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


92
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HUKUM (JKH), VOLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

perlu pemisahan kekuasaan. Kant individu yang dijamin dan dilindungi


mengajarkan tentang teori negara oleh hukum. Tujuan negara adalah
hukum, tujuan negara adalah membuat dan mempertahankan hukum,
menegakkan hak dan kebebasan sehingga warga negara mempunyai
warganya. Rakyat tidak dapat tunduk kemerdekaan yang dijamin oleh hukum,
pada undang-undang yang tidak dan masyarakat tetap teratur. Negara
mendapat persetujuan rakyat, dan bukan sebagai alat kekuasaan
pemerintah dan rakyat merupakan (machtsapparat), melainkan alat hukum
subyek hukum. Hidup rakyat sebagai (rechtsapparat), (Muchsan;1982;53).
manusia dalam negara bukan Para ahli pikir negara dan hukum
merupakan kemurahan hati pemerintah, abad ke 17 mulai mengkritisi hak
namun merupakan atau berdasarkan intrinsik, dan tidak
hak-hak kekuatan sendiri), (Solly Lubis, bertanggungjawabnya pemerintah.
2014;53). Ia berpendapat, bahwa Spinoza menyatakan, bahwa hak mutlak
untuk membatasi kewenangan raja merupakan sesuatu yang tidak masuk
absolut, maka dalam suatu negara akal. Locke melihatnya sebagai hak
diadakan pemisahan kekuasaan ketuhanan dari raja untuk bersalah
(fungsi) (Kekuasaan legislatif (la dalam memerintah, seharusnya terdapat
pussance legislative), kekuasaan tanggungjawab penuh, kepercayaan
eksekutif (la puissance executive), dan untuk pemerintah sehingga dapat
kekuasaan yudikatif (la puissance de dimintai pertanggungjawaban terhadap
juger), masing-masing mempunyai kepercayaan yang diberikan oleh rakyat.
lapangan pekerjaan sendiri yang Kebaikan dan atas persetujuan rakyat
dipisahkan satu sama lainnya. Fungsi sehingga pemerintah mendapat hak
legislatif dijalankan oleh dewan untuk memerintah. Pufendorf
perwakilan rakyat, fungsi eksekutif melihatnya sebagai perbedaan antara
adalah raja, dan fungsi yudikatif rakyat dengan negara. ia menganggap,
dijalankan oleh badan pengadilan. Trias bahwa intisari negara terletak pada
politika ini sesuai dengan aliran-aliran pembentukan, dan pemeliharaan hukum
yang membawa jaman aufklarung di yang rasional, dan ini adalah kewajiban
Eropa Barat yang menginginkan jaminan penentu yang sebenarnya dari
kemerdekaan individu dari tindakan kekuasaan, serta batas kemungkinannya
penguasa negara. Kemerdekaan individu (Mac Iver ;1980;386).
hanya dapat dijamin melalui Doktrin tentang Unsur-unsur atau
desentralisasi kekuasaan raja, (Mustafa, ciri negara hukum, apabila melihat
Op. Cit ;2), dan masing-masing pandangan Sudargo Gautama,
memiliki lapangan pekerjaan sendiri merupakan pembatasan kekuasaan
yang terpisah satu sama lainnya. negara terhadap persorangan.
Pemisahan yang terdiri atas Negara tidak dapat bertindak secara
kekuasaan legislatif, eksekutif, dan sewenang-wenang, tindakan itu
yudikatif. Pembagian atau dibatasi oleh hukum, individu
pemisahan ini dimaksudnya sebagai memiliki hak terhadap penguasa.
pembatasan terhadap kekuasaan, Dengan demikian, setiap tindakan
dan untuk menghindari kekuasaan negara harus berdasar hukum yang
yang sewenang-wenang dari raja telah diadakan terlebih dahulu, dan
(Istilah trias politica yang berasal dari harus ditaati oleh pemerintah,
Immanuel Kant menuntut kebebasan termasuk aparaturnya. Selain itu,

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


93
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HUKUM (JKH), VOLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

supaya hak asasi terlindungi, maka Dictionary merupakan legal power; a


dilakukan dengan pemisahan right to command or to act; the right and
kekuasaan antara yang membuat power of public officers to require
peraturan perundang-undangan obedience to their orders lawfully issued
(Attamimi berpendapat, bahwa istilah in scope of their public duties
“peraturan perundang-undangan” yang (kewenangan atau wewenang adalah
diterjemahkan dari Bahasa Belanda kekuasaan hukum, hak untuk
“wettelijke regeling”, lebih tepat. Kata memerintah atau bertindak; hak atau
“wettelijke” berarti berdasarkan dengan kekuasaan pejabat publik utnuk
wet, dan kata ini pada umumnya mematuhi aturan hukum dalam lingkup
diterjemahkan dengan “undang- melaksanakan kewajiban publik)
undang”, dan bukan dengan “undang”, (Campbell Black ;1990:133).
sehingga wettelijke regeling Kewenangan menjalankan fungsi
diterjemahkan dengan peraturan dari lembaga-lembaga negara yang
perundang-undangan. Selain itu, kata dijelaskan oleh para ahli di atas
“undang” pada dasarnya tidak terkait merupakan kewenangan
lagi dengan pengertian hukum, kecuali konstitusional, atribusi undang-
kata “pengundangan” sebagai arti undang, dan delegasi. Pemberian
pengumuman suatu peraturan negara kewenangan yang diberikan untuk
dalam suatu terbitan khusus untuk itu, mencegah atau membatasi
dan dilakukan dengan cara yang khusus kekuasaan, termasuk dalam rangkah
pula, dan apabila tidak dilakukan atau wujud dari perlindungan hak
dengan cara demikian, maka peraturan asasi manusia. Kewenangan
itu kehilangan kekuatan mengikatnya konstitusional dari lembaga-lembaga
(afkondiging, promulgation), negara itu salah satunya adalah
(Attamimi:1990;200), yang kewenangan legislasi. Kewenangan
melaksanakan, dan yang mengadili legislasi ini merupakan kewenangan
terpisah tidak dalam satu tangan yang langsung diberikan melalui
(Sarja;2016;25). konstitusi, atau kewenangan
Kewenangan (authority, gezag) membuat peraturan perundang-
merupakan kekuasaan yang diformalkan undangan secara formiil
kepada golongan orang tertentu (berdasarkan isi, prosedur, dan
maupun terhadap suatu bidang bentuknya) merupakan kewenangan
pemerintahan tertentu secara bulat. yang dimiliki oleh lembaga legislatif.
Kewenangan di dalamnya terdapat Pada umumnya, masyarakat awam
wewenang-wewenang (competence, mengenali peraturan perundang-
bevoegdheid) yang hanya berkenaan undangan ini dengan nama “undang-
dengan bidang tertentu. Dengan undang”.
demikian, kewenangan merupakan Kedudukan konstitusional
kumpulan wewenang lembaga eksekutif di atas adalah
(rechtsbevoegdheden) selaku lembaga yang hanya
(Marbun;2012;161). Pandangan F. A. M. diberikan kewenangan untuk
Stroink dan J. G. Steenbeek melihat menjalankan undang-undang.
wewenang sebagai konsep inti dalam Konteks konstitusional di Indonesia,
hukum tata negara, dan hukum selain sebagai lembaga eksekutif
administrasi negara (Minarno; yang menjalankan peraturan
2011;65). Authority dalam Black Law perundang-undangan, maka lembaga

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


94
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HUKUM (JKH), VOLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

eksekutif juga diberi kewenangan setelah presiden bersama DPR


selaku lembaga legislatif. Perubahan membahas dan menyetujui bersama,
UUD NRI 1945 pasca amandemen dalam namun pada akhirnya, presiden sendiri
Pasal 5 ayat (1) UUD NRI 1945 tidak mau mengesahkannya
disebutkan, bahwa presiden berhak (inkonsistensi).
mengajukan rancangan undang-undang
kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Pendekatan Doktrin Menata Legislasi
Perubahan pertama, 19 Oktober 1999 Konkretisasi normatif konstitusional
sebelumnya berbunyi (1) Presiden yang dijelaskan di atas membuat
pemerintah (tugas dan fungsi) memiliki
memegang kekuasaan membentuk
kewenangan secara atributif (Atribusi
Undang-undang dengan persetujuan
adalah kewenangan yang dasarnya
Dewan Perwakilan Rakyat.
diatur dalam undang-undang,
Pasal 20 ayat (1) UUD NRI 1945
sedangkan delegasi dan mandat adalah
menyebutkan, bahwa dewan perwakilan
pelimpahan wewenang dari suatu
rakyat memegang kekuasaan
badan/pejabat administrasi negara yang
membentuk undang-undang. Ayat (2),
satu kepada badan/pejabat administrasi
Setiap rancangan undang-undang
negara yang lainnya dalam lingkungan
dibahas oleh dewan perwakilan rakyat
pemerintahan yang diperoleh
dan presiden untuk mendapat
berdasarkan wewenang atribusi)
persetujuan bersama. ayat (3), Jika (Marbun;2011;137), menjalankan
rancangan undang-undang itu tidak kewajiban bertindak berdasarkan
mendapat persetujuan bersama, hukum, mengerahkan daya upayanya
rancangan Undang-undang itu tidak dalam rangka menciptakan
boleh diajukan lagi dalam persidangan kemakmuran, dan kesejahteraan.
dewan Perwakilan Rakyat masa itu. Ayat Kewenangan yang pertama kali yang
(4), Persidangan mengesahkan harus dilakukan pemerintah adalah
rancangan undang-undang yang telah tindakan hukum membuat norma
disetujui bersama untuk menjadi perencanaan yang tepat, efektif, dan
undang-undang. ayat (5), Dalam efisien. Makna tepat, efektif, dan efisien
merupakan kerangka manfaat
rancangan undang-undang yang telah
(doelmatigheid, efektifitas dan efisiensi,
disetujui bersama tersebut dan tidak
atau daya guna), dalam negara hukum
disahkan oleh presiden, maka dalam
waktu tiga puluh hari semenjak modern (welvaarsstaat), dengan tetap
mengindahkan sisi kepastian hukum
rancangan undang- undang tersebut
(rechstzekerheid, wet en rechtsmatigheid
disetujui, sah menjadi undang-undang
van bestuur), dan tujuan
dan wajib diundangkan. Pada dasarnya
(rechstvaaldigheid). Normanya adalah
menurut hemat penulis, istilah
mengikat masyarakat secara umum, dan
”mengajukan” dan “dibahas bersama
tidak terkait dengan suatu peristiwa
untuk mendapat persetujuan bersama”
hukum konret tertentu, melainkan
mempunyai konotasi, bahwa
terhadap berbagai hal yang dicakup di
pemerintah yang diwakili oleh presiden
dalamnya (abstrak). Jenisnya
diberikan oleh undang-undang dasar
merupakan norma undang-undang yang
kewenangan legislasi. Sedangkan ayat
berdasarkan isinya (materiil) adalah
(5), apabila diperhatikan, di dalam
mengikat secara umum, dan abstrak.
kalimatnya terasa janggal. Betapa tidak,
Misalnya peraturan pemerintah atau

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


95
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HUKUM (JKH), VOLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

peraturan presiden tentang rangkaian norma penutup dalam rangka


perencanaan wilayah, atau perencanaan tugas dan fungsi pelayanan kepada
strategis anggaran dan belanja negara masyarakat.
dalam hal pendidikan, sumber daya Selama ini dalam prakteknya, menteri
alam, ekonomi, dan lain sebagainya. Hal selalu mendapat kewenangan atribusi,
ini juga dilakukan agar tidak terjadi dan delegasi sekaligus, sehingga terjadi
tumpang tindih antar berbagai tumpang tindih dengan kewenangan
peraturan perundang-undangan yang atribusi presiden. Kewenangan
dibuat oleh organ-organ dalam pembantu-pembantu presiden
pemerintahan yang memperoleh seharusnya hanya sampai pada
kewenangan delegasi, karena setiap kewenangan delegasi, sedangkan
delegasi selalu mendasarkan dirinya kewenangan atribusi hanya dapat
pada norma perencanaan yang telah diberikan kepada presiden oleh undang-
dibuat sebelumnya. undang selaku kepala pemerintahan.
Apabila tindakan hukum dalam hal Presidenlah yang kemudian
perencanaan di atas merupakan mendelagasikan kewenangannya itu
kewenangan atribusi, maka tindakan kepada pembantu-pembantunya
hukum selanjutnya dalam perencanaan (menteri-meneteri), dalam
ini adalah kewenangan delegasi yang pemerintahan untuk mencegah umpah
dimiliki oleh pembantu-pembantu tindih pelaksanaan kewenangan,
presiden, yaitu menteri-menterinya terutama dalam pembuatan norma
yang akan menghasilkan berbagai umum, dan abstrak. Hemat penulis, hal
peraturan perundang-undangan. ini merupakan salah satu penyebab
Peraturan perundang-undangan yang tidak tertatanya jenis dan hierarki
merupakan pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan di
perencanaan yang tepat, efektif, dan Indonesia.
efisien di atas. Menteri-menteri akan Kewenangan menjalankan tugas
menyesuaikan hasil-hasil perencanaan dan fungsi pemerintahan dalam
yang telah dilakukan oleh pemerintah melayani masyarakatnya di atas
atau presiden melalui norma yang merupakan kewenangan atribusi
dibuatnya. Selain, apabila dalam pemerintah atau presiden.
pelaksanaan tugas dan fungsi oleh Kewenangan atribusi menjadi dasar
menteri-menteri dalam organ kewengan delegasi dari para
pemerintah norma atribusi tidak pembantu presiden untuk
terdapat aturan yang berasal dari melaksanakan lebih lanjut tugas dan
atribusi legislasi, kabur (vage norm, fungsi pemerintah melalui tindakan
blanket norm), atau memberikan pilihan hukum membuat peraturan
terhadap tindakan yang tepat membuat perundang-undangan. Kewenangan
norma, maka para pembantu presiden atribusi dalam legislasi ini
dapat mengambil tindakan melalui merupakan kewenangan yang
peraturan kebijakan (beleid regels). langsung diberikan melalui undang-
Ujung dari segala tindakan hukum undang, atau kewenangan membuat
pemerintah dalam melaksanakan tugas peraturan perundang-undangan
dan fungsi publiknya adalah membuat secara materiil (berdasarkan isinya
norma keputusan administrasi negara mengikat secara umum, dan
(beschikking daad van de administratie). abstrak), termasuk kewenangan
Tindakan hukum ini merupakan secara delegatif. Pada umumnya,

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


96
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HUKUM (JKH), VOLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

masyarakat mengenali peraturan atribusi memberikan kewenangan


perundang-undangan ini dengan pelaksanaan norma itu kepada pembuat
nama peraturan perundang- norma itu sendiri. Selain itu,
undangan yang dibuat oleh pengawasan terhadap pelaksanaan
pemerintah, misalnya peraturan norma ini dilakukan sendiri oleh
pemerintah, peraturan presiden, lembaga pembuat norma tersebut,
peraturan menteri, dan lain termasuk di dalamnya adalah proses
sebagainya. menguji terhadap pelaksanaan norma
itu.
Legislasi Formil dan Materil di Pada dasarnya, proses legislasi di
Indonesia Indonesia mempunyai kecenderungan
Kewenangan legislasi berdasarkan tumpang-tindih satu sama lainnya. Hal
konstitusi (baca; kewenangan undang- ini merupakan akibat pemahaman yang
undang dasar), merupakan kewenangan keliru dari lembaga-lembaga negara
yang berada di tangan lembaga legislatif yang diberi kewenangan membuat
berdasarkan pemisahan kekuasaan norma yang sifatnya umum, dan abstrak.
dalam negara. Lembaga legislatif diberi Lembaga legislatif yang diberi
kewenangan legislasi yang berdasarkan kewenangan berdasarkan undang-
sifat normanya adalah umum, dan undang dasar tidak hanya menurunkan
abstrak. Berdasarkan prosedur kewenangan atribusi legislasi kepada
pembuatan norma tersebut memang presiden, namun termasuk memberikan
diberikan kewenangan kepada lembaga kewenangan atribusi legislasi itu kepada
legislatif berdasarkan konsep dalam pembantu-pembantu presiden, dalam
pemisahan kekuasaan. Bentuk dari hal ini para menteri. Di lain pihak,
norma legislasinya adalah undang- presiden juga memberikan
undang (dalam arti formil). Kewenangan kewenangannya dijalankan oleh para
legislasi berdasarkan kewenangan pembantunya melalui delegasi membuat
atribusi yang juga sifat normanya adalah regulasi. Kewenangan atribusi membuat
umum, dan abstrak. Norma legislasi peraturan umum dan abstrak para
yang dibuat berdasarkan prosedur menteri dari lembaga legislatif, dan
kewenangan menjalankan tugas dan kewenangan delegasi legislasi dari
fungsi publik dalam rangka pelayanan penerima kewenangan atribusi
kepada masyarakat. Bentuk dari norma (presiden) membuat menteri memiliki
legislasi ini adalah undang-undang kewenangan yang besar, dan melingkupi
(dalam arti materiil). banyak aspek di dalamnya membuat
Secara doktrinal, norma legislasi berbagai peraturan. Hal ini berdampak
undang-undang memberikan pada tidak terkoordinasinya antara satu
kewenangan pelaksanaan norma norma dengan norma lainnya yang
tersebut kepada lembaga lain dalam dibuat oleh para pembantu presiden
negara, yaitu lembaga eksekutif. berdasarkan delegasi, karena di lain
Sedangkan lembaga eksekutif hanya pihak, menteri juga melekat
terbatas melaksanakan ketentuan itu. kewenangan atribusi yang berasal dari
Dalam hal menguji pelaksanaan undang- undang-undang.
undang dari lembaga eksekutif, maka Salah kaprah antara kewenangan
akan diberikan kepada lembaga negara konstitusional legislasi lembaga
yang lainnya, yaitu lembaga yudikatif. legislatif dengan kewenangan atribusi
Sedangkan norma legislasi berdasarkan legislasi dari pemerintah atau presiden

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


97
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HUKUM (JKH), VOLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

menjadi kabur dengan kewenangan kementeian, dan peraturan daerah.


atribusi dan delegasi yang dimiliki oleh Apalagi jika ditambah dengan
menteri-menteri. Reproduksi secara keseluruhan peraturan instansi dalam
terus menerus, sehingga melahirkan pemerintahan, maupun di luar instansi
over kuantitas peraturan perundang- pemerintahan akan semakin banyak lagi
undangan oleh karena kewenangan para jumlahnya.
pembantu presiden yang selain diberi Berdasarkan ketentuan Undang-
kewenangan delegasi juga diberikan Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
kewenangan atribusi legislasi. Padahal, Pembentukan Peraturan Perundang-
kewenangan atribusi membuat Undangan menggolongkan peraturan
peraturan perundang-undangan lembaga lainnya di luar lembaga
diberikan kepada presiden dalam legislasi konstitusioanl, dan legislasi
menjalankan tugas dan fungsi publik. berdasarkan atribusi dan delegasi
Berdasarkan kewenangan atribusi sebagai bagian dari jenis peraturan
inilah, maka penerima atribusi perundang-undangan. Pasal 7 ayat (1)
memberikan kewenangannya kepada adalah a. Undang-Undang Dasar Negara
organ-organ yang membantu penerima Republik Indonesia Tahun 1945; b.
atribusi menjalankan tugas dan fungsi Ketetapan Majelis Permusyawaratan
melalui kewenangan delegasi. Pada Rakyat; c. Undang-Undang/Peraturan
akhirnya, para pembantu presiden Pemerintah Pengganti Undang-
dengan kewenangan atribusi, dan Undang; d. Peraturan
delegasi memproduksi norma dalam Pemerintah; e. Peraturan Presiden; f.
pelaksanaan tugas dan publiknya
Peraturan Daerah Provinsi;
menjadi tidak terkendali. Apalagi dalam
pembuatan norma itu tidak terjadi dan g. Peraturan Daerah
koordinasi antara satu organ dengan Kabupaten/Kota.
organ lainnya, padahal obyek yang Sumber masalahnya terdapat dalam
diatur oleh norma yang dibuat Pasal 8 ayat (1), seperti yang dijelaskan
berdimensi lintas sektoral antar di atas. Pasal 8 ayat (1)
kementerian. menyebutkan Jenis Peraturan
Data resmi web site Kementerian Perundang-undangan selain yang diatur
Hukum dan Hak Asasi Manusia dari Pasal 7 ayat (1), yaitu peraturan yang
tahun 2013 sampai dengan 2017 ditetapkan oleh Majelis
menunjukkan Peraturan Pemerintah Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Pengganti Undang-Undang berjumlah 7, Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Peraturan Pemerintah 523, Peraturan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah
Presiden 773, Peraturan Badan Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan,
Pemeriksa Keuangan 9, Peraturan Bank Komisi Yudisial, Bank Indonesia,
Indonesia 54, Peraturan Menteri 7797, Menteri, badan, lembaga, atau komisi
Peraturan Lembaga non Kementerian yang setingkat yang dibentuk dengan
2136, Peraturan Daerah 1142, Undang-Undang atau Pemerintah atas
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan 239 perintah Undang-Undang, Dewan
(https://www.kemenkumham.go.id). Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi,
Dengan demikian, jumlah Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat
keseluruhannya adalah 12.810, dengan Daerah Kabupaten/Kota,
jumlah terbesar adalah peraturan Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang
menteri, peraturan lembaga non setingkat. Sehingga ketetuan norma

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


98
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HUKUM (JKH), VOLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

positif ini semakin menegaskan betapa pembentukan peraturan perundang-


luasnya makna jenis dan hierarki undangan yang tidak terkendali seperti
peraturan perundang-undangan di peraturan menteri melalui penataan
Indonesia, dan semakin banyak jumlah kembali kewenangan konstitusional
peraturan perundang-undangan. legislasi, atribusi legislasi, dan delegasi
Selain kuantitas produk peraturan legislasi menteri seperti yang dijelaskan
perundang-undangan yang tidak sebelumnya di atas. Selain itu, dengan
terkendali, di lain pihak pada tahun cara mengikuti model pembentukan
2016 Kementerian Dalam Negeri peraturan pemerintah, dan peraturan
(Kemendagri) telah membatalkan presiden yang selama ini telah
sebanyak 3.143 peraturan, di antaranya dilakukan. Setiap rancangan peraturan
adalah 1765 peraturan daerah dan menteri wajib mengikuti proses
peraturan kepala daerah kabupaten dan harmonisasi di Kementerian Hukum dan
kota yang dicabut, atau direvisi HAM RI berdasarkan hasil atribusi
Kementerian Dalam Negeri, sejumlah legislasi yang telah diadakan
111 peraturan, atau putusan menteri sebelumnya (perencanaan). Setiap
dalam negeri yang dicabut, atau direvisi rancangan peraturan menteri wajib
oleh Kementerian Dalam Negeri, dan berdasarkan pada hasil atribusi legislasi
1267 peraturan daerah dan peraturan perencanaan pemerintah atau presiden
kepala daerah kabupaten, atau kota yang telah dibuat sebelumnya.
yang dicabut, atau direvisi gubernur. Pemerintah atau presiden sebagai
Menurut Mendagri, bahwa peraturan itu penerima kewenangan atribusi harus
dianggap oleh Kementerian Dalam memiliki perencanaan sistematis dan
Negeri sebagai aturan yang dinilai tepat bagi efektifitas, dan efesiensi
menghambat pertumbuhan ekonomi dalam legislasi normanya. Kewenangan
daerah dan memperpanjang jalur atribusi tidak dapat diberikan kepada
birokrasi, menghambat investasi, dan bawahan presiden secara langsung,
kemudahan berusaha namun kewenangan diberikan melalui
(http://www.kemendagri.go.id). Namun kewenangan delegasi legislasi. Tumpang
bukan itu saja, menurut hemat penulis, tindih norma yang terjadi selama ini
akan terjadi tumpang tindih peraturan, disebabkan oleh penerima kewenangan
tidak terorganisir dan terkoordiasi delegasi, selain atribusi menteri-menteri
secara sistematis yang akan melahirkan membuat legislasi. Kekacauan
inefisiensi dan tidak efektif, termasuk kualifikasi peraturan perundang-
makna kabur dari kewenangan legislasi. undangan juga ditunjang dengan
Produksi massal peraturan ketentuan norma positif Pasal 8 ayat (1)
perundang-undangan memerlukan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
penataan sistematis, sehingga saling tentang Pembentukan Peraturan
terintegrasi dan terkoordinir satu sama Perundang-Undangan. Pada akhirnya,
lainnya. Akutnya produksi peraturan ini tumpang tindih antara norma yang satu
tidak dapat diselesaikan melalui dengan yang lainnya tidak dapat
pendekatan yang kasuistik. Pendekatan terhindarkan, kuantitas peraturan
ini akan menjadi semacam perlombaan, perundang-undangan semakin banyak
antara proses legislasi dengan proses tidak terkendali, dan kualifikasi
pembatalan peraturan perundang- peraturan perundang-undang umum
undangan. Pendekatan sistematis yang dan abstrak semakin kabur maknanya.
dapat dilakukan untuk mengurangi Di lain pihak, para pembantu presiden

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


99
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HUKUM (JKH), VOLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

yang tidak memiliki kemampuan undangan yang mengikat secara umum


manajerial yang baik, dan terutama dan abstrak tidak dapat keluar dari
pemahaman kewenangan yang frame work kewenangan konstitusional
dimilikinya juga menjadi persoalan legislasi, kewenangan atribusi legislasi,
tersendiri. dan kewenangan delegasi legislasi.

Kesimpulan Saran
Sistematisasi peraturan perundang- Menteri-menteri sebaiknya tidak
undangan tidak dapat dilakukan secara diberikan kewenangan atribusi, ia hanya
kasuistik, dan represif, melainkan tepat diberikan kewenangan sampai
melalui pendekatan sistematis dalam pada level kewenangan delegasi untuk
rangka mencapai efektifitas, dan kegunaan tidak tumpang tindih
efisiensi bekerjanya norma positif dalam kewenangan atribusi legislasi
suatu sistem hukum. Salah satu pemerintah atau presiden. Hal ini
pendekatan yang dapat dilakukan sebagai salah satu cara agar dapat
adalah dengan membaca sistem hukum dibuatnya sistem hukum positif yang
tersebut melalui kajian doktrinal yang harmonis satu sama lainya, artinya
dikenal dalam ilmu hukum. Kewenangan terdapat koordinasi dan organisasi
dan kelembagaan negara yang membuat dalam suatu sistem hukum positif.
peraturan perundang-undangan Perubahan Pasal 7 ayat (1), dan Pasal
(legislasi) di Indonesia, dapat 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12
ditentukan dan ditempatkan jenis dan Tahun 2011 tentang Pembentukan
hierarkinya. Peraturan Perundang-Undangan.
Kewenangan konstitusional legislasi Kualifikasi undang-undang ini tidak
merupakan jenis dan hierarki peraturan tepat atas peraturan perundang-
perundang-undangan formil yang undangan yang mengikat secara umum,
diberikan kepada lembaga legislatif dan abstrak dari lembaga legislasi
sebagaimana Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 berdasarkan kewenangan
ayat (1) UUD NRI 1945. Sebagaimana konstitusional, atribusi, dan delegasi.
secara doktrinal Lembaga legislatif
diberikan kewenangan membuat Daftar Pustaka
undang-undang dalam teori pemisahan Buku
kekuasaan dalam negara (trias politika). Attamimi, A. Hamid, 1990. Peranan
Sedangkan kewenangan atrbusi dan Keputusan Presiden Republik
delegasi merupakan kewenangan Indonesia dalam Penyelenggaraan
pemerintah (bestuur) dalam legislasi Pemerintahan Negara; Suatu Studi
peraturan perundang-undangan materiil Analisis Mengenai Keputusan
berdasarkan undang-undang. Presiden yang Berfungsi
Pemerintah diberikan kewenangan Pengaturan dalam Kurun Waktu
legislasi melalui atribusi, dan delegasi Pelita I-Pelita IV, Disertasi, Jakarta:
dalam rangka menjalankan tugas dan Fakultas Pascasarjana Universitas
fungsi publik yang diwajibkan Indonesia.
kepadanya, yaitu mencipatakan Belinfante, A. D., dan Boerhanoeddin
kesejahteraan (bestuurszorg) dalam Soetan Batoeah, 1983. Pokok-
negara hukum modern yang demokratis pokok Hukum Tata Usaha Negara,
(democratische rechtsstaat). Sehingga, Jakarta: Binacipta.
kualifikasi peraturan perundang-

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


100
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)
JURNAL KOMUNIKASI HUKUM (JKH), VOLUME 4 NOMOR 2 AGUSTUS 2018

Iver, R.M. Mac, 1980. Negara Moderen, Hukum Administrasi Negara


terjemahan, Jakarta: Aksara Baru. Indonesia, Yogyakarta: Liberty.
Lubis, M. Solly, 2014. Ilmu Negara, Edisi Mustafa, Bachsan, 2002. Pengantar
Revisi, Bandung: Mandar Maju. Hukum Administrasi Logistik,
Marbun, S. F., 2012. Hukum Administrasi Bandung: Citra Aditya.
Negara I, Yogyakarta: UII Press. ---------------------, 2001. Sistem Hukum
---------------------, 2011, Peradilan Administrasi Negara Indonesia,
Administrasi Negara dan Upaya Bandung: Citra Aditya Bakti.
Administratif di Indonesia, Sarja, H. 2016. Negara Hukum; Teori dan
Yogyakarta: FH UII Press. Praktek, Yogyakarta: Thafa Media.
Minarno, Nur Basuki, 2011.
Penyalahgunaan Wewenang dalam Kamus
Pengelolaan Keuangan Daerah Henry Campbell Black, 1990. Black’S
yang Berimplikasi Tindak Pidana Law Dictionary, Wet Publishing.
Korupsi, Surabaya: Laksbang
Mediatama, Surabaya. Internet
Muchsan, 1981. Peradilan Administrasi https://www.kemenkumham.go.id.
negara, Yogyakarta: Liberty. http://www.kemendagri.go.id.
----------------------, 1982. Seri Hukum
Administrasi Negara; Pengantar

JURUSAN ILMU HUKUM, UNDIKSHA


101
ISSN : 2407-4276 (ONLINE); ISSN : 2356-4164 (PRINT)

Anda mungkin juga menyukai