Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aditia Izzaturziyan

NIM : 02011382227383

Kelas : C - Palembang

MK : PIP

Resume Pembaruan Penataan Peraturan Perundang-


Undangan
Ikhtiar Mengurai Kerumitan

1. Memperlketat usulan peraturan perundang -undangan baru


2. Memperkuat harmonisasi rancangan peraturan perundangan - undangan, termasuk
permen / peraturan lembaga.
3. Evaluasi atas perlakuan peraturan perundang - undangan
4. Mediasi dalam hal terjadi sengketa atau konflik antar peraturan perundang - undangan
5. Teknik Omnibus Law dalam pembentukan peraturan perundang - undangan

Tertib Prosedur Pembentukan Perundang - Undangan

Terkait dangan tahapan pembentukan meliputi : perencanaan, penyusunan, pembahasan,


pengesahan atau penetapan dan pengndangan peraturan perundang - undagan.

Menekankan pada terpenuhinya prosedur/tahapan pembentukan pembentukan praturan


perundang - undangan.

Pedomannya adalah peraturan perundagan - undangan terkait pembenrukan peraturan


perundang - undangan.

Asas pembentukan peraturan perundang - undangan yang baik (kesesuaian antara jenis,
hirearki, dan materi muatan, keterbukaan).

Konsekuensinya tidak terpenuhinya tertib ini adalah hak uji formil yang
perimplikasi pada cacat prosedur dan pembatalan keseluruhan peraturan perundang –
undangan pada oleh MK atau MA.

LEGISPRUDENCE

Mazhab Hukum Qodrat dan Positivisme Hukum

 PERSAMAAN KEDUANYA : masih memberikan penekanan ada hukum


setelah proses legistilasi berakhir: apakah hukum tersebut “baik” (dalam istilah
hukum kodrat) maupun hukum yang “ valid” (dalam istiah positivisme hukum)

 PERTANYAANNYA : langkah apa yang harus dilakukan agar hukum tersebut


menjadi “baik” dan “valid”? kedua madzhab ini melihat hukum sebagai sebuah
produk, tapi tidak pada proses bagaimana isi disusun.

LEGISPRUDENCE : Kelompok penstudi hal ikhwal penciptaan peraturan sebagai


bagian dari hukum

Pendekatan perbaikan Legislasi


a. Penataan jenis, Hirearki dan Materi Muatan.
b. Penataan Prosedur dan Teknik Pembentukan
c. Penataan Kelembagaan Pembentuk
d. Penataan Substansi

Faktor Berpengaruh Terhadap Kinerja Legislasi

PERTAMA : fungsi leslasi sering dikesampingkan, dibandingkan pelaksanaan


fungsi pengawasan dan anggaran, meskipun UU tentang MPR, DPR, DPD dan
DPRD {UU MD3} menyebutkan pembahasan RUU oleh komisi, gabungan
komisi, panitia khusus atau badan Legislasi diselesaikan dalam 3 (tiga) kasi masa
sidang namun seringkali jangka waktu ini terlewati.

KEDUA : dibandingkan ukuran konstitusional, politik mayoritas lebih


dikedepankan dalam pembentukan peraturan perundang - undangan

KETIGA : Kompetensi anggota yang mengacu pada pengetahuan dan dan


pengalaman, sistem pemilihan dan prosedur untuk menjadi anggota, dimana
sistem kaderisaisi dari parpol dan berpengaruh

KEEMPAT : godaan perilaku korupsi legislasi yaitu penerimaan suap oleh pihak
tertentu atas diaturnya atau tidak diaturnya suatu ketentuan dalam suatu rancangan
UU

KELIMAA : penetapan pasrtisipasi publik hanya dimaknai secara formal

MAKNA KEPASTIAN HUKUM

1. Kepastian hukum sebagai bentuk pembatasan dalam penyelenggaraan pemerintah


an dengan mengedepanakan peraturan perundang - undangan sebagai
rujukan (kepastian hukum dalam penyelengara negara)

2. Kepastian hukum dalam suatu aturan (kepastian norma) yang menekankan agar
suatu aturan tersebut tidak bermasalah, baik dalam konteks norma labur ataupun
konflik norma, serta tidak ada istilah-istilah hukum yang dapat ditafsirkan secara
berlain-lainan dan diterjemahkan sedemikian rupa (sewenang-wenang) sesuai
dengan keinginan pemerintah atau penguasa

3. Kepastian hukum menekankan dapat diketahuinya kejelasan skenario yang


bersifat umum dan mengikat semua warga masyarakat, termasuk konsekuensi-
konsekuensi hukumnya.

4. Kepastian hukum adalah adanya jaminan hukum dapat dilaksankan dan bahwa
yang berhak menurut hukum dapat memroleh hak-haknya (adil)

Dasar - Dasar Penyelenggaraan Negara =

Ada beberapa dasar fundamental yang diatur dalam Batang Tubuh UUD 1945 :

 Prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa


 Supremasi Konstitusi
 Dasar bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik
 Dasar demokrasi
 Dasar negara hukum
Supremasi Konstitusi =
I. Dinegara yang “supreme” bukan pada konstitusi atau subyek kelembagaanya,
tetapi sustem Yules of the game’nya yang tercermin dalam aturan-aturan hukum
dan etikanya menurut konstitusi
II. Semua aturan atau “rules” di bawah konstitusi tidak boleh bertentengan dengan
aturan-aturan konstitusi (the supreme rules of the constitution)
III. Jika terdapat pertentangan, maka disediakan mekanisme peradilan konstitusi
(Mahkamah Konstitusi) yang akan menilainya dan diberi wewenang untuk
menyatakannya tidak berlaku mengikat untuk umum.

Dasar Negara Hukum

A. Pengakuan, penghormatan, dan perlindungan hak asasi manusia


B. Berlakunya asas kepastian hukum, dengan asas-asas yang terkait meliputi asas segalanya,
konsliluitas, dan supremasi hukum
C. Berlakunya persamaan (Similis, Similus, atau Equality Before the law)
D. Asas demokrasi
E. Pemerintah dan pejabat mengemban amanat sebagia pelayanan masyarakat dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

WETMATIGHEID VAN BESTURR ATAU ASAS LEGATITAS

01.
Segala tindakan pemrintahan harus didasarkan atas peraturan perundang-undangan yang
sah dan tertulis

02
Peraturan perundang-undangan tertulis tersebut harus ada dan berlaku lebih dulu atau
mendahului tidakan atau perbuatan administrasi yang dilakukan

03
Setiap perbuatan atau tindakan administrasi harus didasarkan atas aturan atau “rules and
procudures” (regals)

Fungsi Peraturan Perundang - Undangan :

FUNGSI SECARA INTERNAL : fungsi penciptaan hukum, fungsi pembaharuan hukum,


fungsi integritasi pluralisme hukum, dan fungsi kepastian hukum

FUNGSI EKSTERNAL : fungsi pembaharuan, fungsi stabilitasi, dan fungsi kemudahan

Instrumen efektif dalam pembaharuan hukum ( law reform) dibandingkan dengan


pengguaan hukum kebiasaan atau hukum yurisprudensi, sebagai dokumen yang
menuntun proses dan perilaku dalam masyarakat, mengarahkan pembaharuan yang
dihendaki oleh pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai