Ujang Charda S.
Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Subang (UNSUB)
E-mail : jurnal@sthb.ac.id
Abstract
The potential abuse of power that motivated malicious intent would be to have the perfection
that is attached to the power, because the positions of power can do anything with a plea for
and on behalf of its authority under the legislation. Therefore, the act of state administration
in upholding the rule of law requires for its implementation, otherwise the power itself is
determined by the legal limits. To that end, the law and the power of an absolute element in a
society of law in the sense of community that is governed by law and that any act or authority
is not misused.
1
Lihat Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2
H. D. Stout dalam Ridwan HR., Hukum Administrasi Negara, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 65.
3
Ibid., hlm. 66.
4
Eni Rohyani, “Kriminalisasi Perbuatan Administrasi Negara”, Seminar Nasional Kriminalisasi Kebijakan,
Diselenggarakan oleh Program Doktor Ilmu Hukum PPs UNISBA, Hotel Preanger Bandung, 5 Juni 2010, hlm. 1.
5
Pasal 1 angka 3 UU Nomor 5 Tahun 1986.
6
Idem.
7
Idem.
8
Idem.
9
Edi Setiadi, “Kriminalisasi Kebijakan dan Bekerjanya Hukum Pidana”, Seminar Nasional Kriminalisasi Kebijakan,
Diselenggarakan oleh Program Doktor Ilmu Hukum PPs UNISBA, Hotel Preanger Bandung, 5 Juni 2010, hlm. 1.
10
Idem.
11
Idem.
12
Ridwan HR., Hukum … Op. Cit., hlm. 95.
13
Ibid., hlm. 96.
14
Sjachran Basah dalam Ibid., hlm. 97.
15
Indroharto dalam Idem.
16
Ibid., hlm. 100.
17
Ibid., hlm. 101.
18
Idem.
19
Ibid., hlm. 102.
20
Ibid., hlm. 105.
21
W.F. Prins dalam Philipus M. Hadjon, et. al., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 2008, hlm. 175-176.
22
Kuntjoro Purbopranoto dalam Idem.
23
Pejabat negara dalam melaksanakan kewajibannya tunduk pada hukum (undang-undang), sehingga berlaku asas
equality before the law, yaitu bahwa para pejabat penguasa negara di dalam dan pada waktu menjalankan kewajiban
untuk negara tidak kebal hukum, tidak boleh melanggar hukum, tidak boleh melanggar tata kesopanan, oleh karenanya
melanggar tata kesopanan pun sudah sama dengan melanggar hukum, dan tidak boleh melanggar kode etik. Lihat
Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hlm. 23-24.
24
Ridwan HR., Op. Cit., hlm. 104.
25
Idem.
26
To t o k S o e p r i j a n t o d a l a m h t t p : / / w w w. g o o g l e . c o m / s e a r c h ? q = k r i m i n a l i s a s i +
kebijakan&hl=id&gbv=2&prmd=ivns&ei=uw8GUfCyCsTQrQflwYGgDA&start=0&sa=N, akses 17 Januari 2012, jam 14
: 35 WIB.
27
Ibid., hlm. 113.
28
Idem.
29
Idem.
30
Muchsan dalam Ibid., hlm. 116.
31
Ibid., hlm. 117.
32
Ibid., hlm. 96.
33
Mochtar Kusumaatmadja, Fungsi dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan Nasional, Binacipta, Bandung, Tanpa
Tahun, hlm. 35.
34
Ujang Charda S., Disiplin Ilmu Hukum : Sebuah Pengembaraan dalam Memahami Fondasi, Struktur, Arsitektur &
Kesejarahan Ilmu Hukum, Bungo Abadi, Bandung, 2009, hlm. 135.
35
Subarsyah Sumadikara, Kejahatan Politik (Kajian dalam Perspektif Kejahatan Sempurna), Kencana Utama, Bandung,
2009, hlm. ii.
36
Prajudi Atmosudirdjo, Op. Cit., hlm. 176.
37
Satya Arinanto & Ninuk Triyanti (ed.), Memahami Hukum dari Konstruksi Sampai Omplementasi, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2009, hlm. 163.
38
Satya Arinanto & Ninuk Triyanti (ed.), Op. Cit., hlm. 153.
39
Michael Levi dalam Ibid., hlm. 162-163.
40
Mochtar Kusumaatmadja, Konsepkonsep Hukum dalam Pembangunan, Alumni, Bandung, 2002, hlm. 88.
41
Idem.
42
August Bequai dalam Idem.
43
Stephen Rosoff dalam Idem.
44
Ridwan, Tiga Dimensi Hukum Administrasi dan Peradilan Administrasi, FH UII, Yogyakarta, 2009, hlm. 71.
45
Idem.
46
Ibid., hlm. 72.
47
Idem.
48
Idem.
49
Ibid., hlm. 74.
50
Idem.
51
Ibid., hlm. 72.
52
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 1996, hlm. 42.
53
Hikmahanto Juwana dalam Dwidja Priyatno, “Perlindungan Hukum Terhadap Pengambilan dan Pelaksanaan
Kebijakan”, Seminar Nasional Kriminalisasi Kebijakan, Diselenggarakan oleh Program Doktor Ilmu Hukum PPs UNISBA,
Hotel Preanger Bandung, 5 Juni 2010, hlm. 5.
54
Ibid., hlm. 2.
55
Hikmahanto Juwana, “Ihwal Kriminalisasi kebijakan”, , akses tanggal 16 Pebruari 2010, jam 14 : 30 WIB.
56
Hikmahanto Juwana dalam Dwidja Priyatno, Loc. Cit.
57
Edi Setiadi, Op. Cit., hlm. 6.
58
Idem.
59
Andi Hamzah, Asasasas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm. 104.
60
Idema dalam Muladi & Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Korporasi dalam Hukum Pidana, STHB, Bandung, 1991,
hlm. 55.
61
Sauer dalam Ibid., hlm. 55-56.
62
Totok Soeprijanto, Loc. Cit.
63
Kata tersebut diambil dari suatu maxim yang berbunyi : actus non est reus nisi mens sir rea, yang maksudnya adalah
suatu perbuatan tidak menjadikan seseorang bersalah kecuali pikirannya adalah salah. Lihat Muladi & Dwidja
Priyatno, Op. Cit., hlm. 88.
64
Edi Setiadi, Op. Cit., hlm. 5.
65
Totok Soeprijanto, Loc. Cit.
66
Idem.
67
Sofjan Sastrawidjaja, Hukum Pidana : Asas Hukum Pidana Sampai dengan Alasan Peniadaan Pidana, Armico, Bandung,
1995, hlm. 151.
68
Suatu kebijakan yang diambil dengan melanggar peraturan lain merupakan perbuatan melawan hukum. Perbuatan
melawan hukum dalam doktrin hukum pidana sampai sekarang masih terbelah dua ajaran antara ajaran melawan
hukum formil dan ajaran melawan hukum materiil. Lihat Dwidja Priyatno, Op. Cit., hlm. 7.
69
Cetak tebal oleh Penulis.
70
Pasal 1 angka 6 Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme, menyatakan bahwa Asas Umum Pemerintahan Negara yang Baik adalah menjunjung tinggi norma
kesusilaan, kepatutan dan norma hukum, untuk mewujudkan Penyelengara Negara yang bersih dan bebas dari
korupsi, kolusi, dan nepotisme, dan menurut Pasal 3, bahwa Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999, bahwa asas-asas
umum penyelenggaraan negara meliputi : 1. Asas Kepastian Hukum; 2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara; 3. Asas
Kepentingan Umum; 4. Asas Keterbukaan; 5. Asas Proporsionalitas; 6. Asas Profesionalitas; dan 7. Asas Akuntabilitas.
71
Jean Rivero dan Waline dalam Satya Arinanto & Ninuk Triyanti (ed.), Op. Cit., hlm. 169.
72
Idem.
73
Ujang Charda S., “Pendidikan Tinggi Hukum Mencetak Sarjana Hukum Homo Juridicus dan Homo Ethicus”, Jurnal
Wawasan Hukum Edisi Khusus, STHB, Bandung, September 2006, hlm. 75. Lihat juga Eni Rohyani, Op. Cit., hlm. 5.
74
Ibid., hlm. 6.
75
Ibid., hlm. 13.
76
Romli Atmasasmita, “Korupsi di Kalangan Legislatif”, Makalah pada Seminar Korupsi di Kalangan Legislatif, Ikadin
Cabang Bandung, 8 Juli 2004, hlm. 2.
77
Edi Setiadi, Op. Cit., hlm. 3.
78
Sudikno Mertokusumo, Op. Cit., hlm. 140.
79
Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia, Pradnya Paramita, Jakarta, 1993, hlm. 29.
80
A. Mukhtie Fadjar, Tipe Negara Hukum, Banyumedia, Malang, 2005, hlm. 28.
81
Ni'matul Huda, Negara Hukum, Demokrasi & Judicial Review, UII Press, Yogyakarta, 2005, hlm. 8. Lihat Kirdi Dipoyudo,
Keadilan Sosial, Rajawali Press, Jakarta, 1985, hlm. 145. Lihat Astim Riyanto, Negara Kesatuan : Konsep, Asas dan
Aktualitanya, Yapendo, Bandung, 2006, hlm. 11.
82
Satya Arinanto & Ninuk Triyanti (ed.), Op. Cit., hlm. 169.
83
Idem.
84
Ibid., hlm. 177.
Mukhtie Fadjar, A., Tipe Negara Hukum, Subarsyah Sumadikara, T., Kejahatan
Banyumedia, Malang, 2005. Politik (Kajian dalam Perspektif
Kejahatan Sempurna), Kencana
Muladi & Dwidja Priyatno, Utama, Bandung, 2009.
Pertanggungjawaban Korporasi
d a l a m H u ku m P i d a n a , ST H B , Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum
Bandung, 1991. Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta,
1996.
Ni'matul Huda, Negara Hukum, Demokrasi
& Judicial Review, UII Press, Ujang Charda S., Disiplin Ilmu Hukum :
Yogyakarta, 2005. Sebuah Pengembaraan dalam
Memahami Fondasi, Struktur,
Philipus M. Hadjon, et. al., Pengantar Arsitektur & Kesejarahan Ilmu
Hukum Administrasi Indonesia, Hukum, Bungo Abadi, Bandung,
Gadjah Mada University Press, 2009.
Yogyakarta, 2008.
Jurnal dan Makalah :
Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Dwidja Priyatno, “Perlindungan Hukum
Administrasi Negara, Ghalia Te r h a d a p P e n g a m b i l a n d a n
Indonesia, Jakarta, 1988. Pelaksanaan Kebijakan”, Seminar
Nasional Kriminalisasi Kebijakan,
Ridwan HR., Hukum Administrasi Negara, Diselenggarakan oleh Program
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006. Doktor Ilmu Hukum PPs UNISBA,
Hotel Preanger Bandung, 5 Juni 2010.
_______, Tiga Dimensi Hukum Administrasi
dan Peradilan Administrasi, FH UII, Edi Setiadi, “Kriminalisasi Kebijakan dan
Yogyakarta, 2009. Bekerjanya Hukum Pidana”, Seminar
Nasional Kriminalisasi Kebijakan,
Satya Arinanto & Ninuk Triyanti (ed.), Diselenggarakan oleh Program
Memahami Hukum dari Konstruksi Doktor Ilmu Hukum PPs UNISBA,
Sampai Omplementasi, RajaGrafindo Hotel Preanger Bandung, 5 Juni 2010.
Persada, Jakarta, 2009.
Eni Rohyani, “Kriminalisasi Perbuatan
Sofjan Sastrawidjaja, Hukum Pidana : Asas Administrasi Negara”, Seminar
Hukum Pidana Sampai dengan Nasional Kriminalisasi Kebijakan,
Alasan Peniadaan Pidana, Armico, Diselenggarakan oleh Program
85
Ibid., hlm. 204.
Sumber lain :
Hikmahanto Juwana, “Ihwal Kriminalisasi
kebijakan”, , akses tanggal 16
Pebruari 2010, jam 14:30 WIB.
To to k S o e p r i j a n to d a l a m
http://www.google.com/search?q=k
r i m i n a l i s a s i +
kebijakan&hl=id&gbv=2&prmd=ivn
s&ei=uw8GUfCyCsTQr QflwYGg DA&
start= 0&sa=N, akses 17 Januari
2012, jam 14: 35 WIB.