Anda di halaman 1dari 4

lOMoARcPSD|25115899

NAMA ; SULTAN

NIM ; 049080904

TUGAS 1 LOGIKA

SOAL

1. Tujuan dari analisis diantaranya untuk mendapatkan makna terbaru dari hal atau konsep
yang sama. Analisis dibedakan atas dua kelompok, yakni analisis logika dan analisis realis,
jelaskan dan berikan contoh atas analisis-analisis tersebut !
2. Jelaskan dan berikan contoh bentuk sesat pikir (logical fallacy)! Bagaimana agar terhindar
dari logical fallacy!

JAWABAN :

SESAT PIKIR

Ilmu logika merupakan ilmu yang mempelajari tentang dasar-dasar atau metode-metode berpikir dengan
benar. Kata logika sudah ada sejak zaman filosof Yunani Kuno Socrates dan Plato. Selain itu, pada masa
Aristoteles, ilmu logika sudah dicetuskan sebagai ilmu yang tertuang dalam karya Aristoteles Organon
yang terdiri dari :
- Mengenai pengertian-pengertian (Categorie)
- Mengenai keputusan-keputusan (De Interpretatiae)
- Mengenai silogisme (Analiticia Posteriora)
- Mengenai berdebat (Topika)
- Mengenai kesalahan-kesalahan berpikir (De Sophisticis Elenchis)
Pengertian dan tujuan Ilmu logika dan ilmu mantiq memiliki kesamaan, yaitu suatu ilmu yang membahas
tentang kaidah-kaidah atau cara berpikir yang benar sehingga dapat mengambil kesimpulan yang benar.
Untuk itu, ilmu ini merupakan dasar atau alat untuk menjaga dari kesalahan berpikir. Setelah mengetahui
apa itu ilmu logika sekarang kita akan membahas tentang “Sesat Pikir”. Kadang dalam berpikir kira
seringkali sesat, sehingga merusak nalar atau argumen dalam membuat kesimpulan.
Pada pemikiran awam sering mendengar istilah sesat pikir yang dipahami sesuatu yang mengerikan
karena dapat dihubungkan dengan kekacauan. Namun dalam pandangan logika sesat pikir itu bisa terjadi
karena dalam penarikan kesimpulan terdapat kaidah-kaidah logis yang dilanggar, hal itu kemudian akan
membawa kepada suatu kesimpulan yang sesat. Sesat pikir (fallacy) dalam pandangan logika berarti
sebuah kesalahan logika. Begitu banyak
lOMoARcPSD|25115899

manusia yang terjebak dalam fallacy, sehingga diperlukan sebuah aturan baku yang dapat memandunya
agar tidak terperosok dalam sesat pikir yang berakibat buruk terhadap pandangan dunianya. Seseorang
yang berpikir tapi tidak mengikuti aturannya, terlihat seperti berpikir benar dan bahkan bisa
mempengaruhi orang lain yang juga tidak mengikuti aturan berpikir yang benar. Sesatpikir adalah
kekeliruan dalam penalaran berupa pembuatan kesimpulan dengan langkah-langkah yang tidak sah
karena melanggar kaidah-kaidah logika maupun perbincangan yang bercorak menyesatkan karena
sengaja atau tidak sengaja memasukkan hal-hal yang membuat kesimpullanya tidak sah. Contoh sesat
pikir karena tidak cukup data, Firman adalah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di
Kabupaten Sukabumi sejak tahun 2018. Gaji seorang anggota DPR adalah 5 Juta perbulan. Pada
awal tahun 2020, Firman telah memiliki rumah mewah dengan nilai harga 200 Juta. Kesimpulannya,
Firman adalah seorang koruptor.
Surajiyo (2009:107) mengemukakan sumber kesesatan dapat terjadi di dalam logika deduktif, dan
logika induktif. Di dalam logika deduktif, kita dengan mudah memperoleh kesesatan karena adanya kata-
kata yang disebut homonim, yaitu kata yang memiliki banyak arti yang didalam logika disebut
kesalahan semantik atau bahasa. Kesalahan semantik itu dapat pula disebut ambiguitas. Adapun untuk
menghindari ambiguitas dapat dengan berbagai cara, misalnya menunjukkan langsung adanya kesesatan
semantik dengan mengemukakan konotasi sejati. Memilih kata-kata yang hanya arti tunggal,
menggunakan wilayah pengertian yang tepat, apakah konotasi subjektif yang berlaku khusus atau objektif
yang bersifat universal atau partikular. Dapat juga dengan konotasi subjektif yang berlaku khusus atau
objektif yang bersifat komprehensif. Kesesatan di dalam logikan induktif dapat dikemukakan seperti
prasangka pribadi, pengamatan yang tidak lengkapatau kurang teliti, kesalahan klasifikasi atau
penggolongan karena penggolongannya tidak lengkap atau tumpang tindih maupun masih campur aduk.
Kesesatan juga bisa terjadi pada hipotesis karena suatu hipotesis bersifat meragukan dan bertentangan
dengan fakta. Kemudian yang berkaitan dengan sebab adalah post hoc propler hoc, anteseden yang tidak
cukup, dan analisis yang perbedaannya tidak cukup meyakinkan. Tidak cukupnya perbedaan itu
menjadikan-nya suatu kecenderungan homogen, masihj pula terdapat kebersamaan yang sifatnya
kebetulan. Kesesatan juga terjadi karena generalisasi yang tergesa-gesa, atau analogi yang keliru. Contoh
sesat pikir karena kurang data adalah sebagai berikut : Rudi adalah seorang Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) di Kabupaten Suka Maju sejak tahun 2011. Gaji seorang anggota DPR adalah 5 juta perbulan.
Pada tahun 2015, Rudi telah memiliki rumah mewah seharga 200 juta. Kesimpulannya Rudi adalah
seorang koruptor. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering keliru dalam berpendapat
lOMoARcPSD|25115899

atau berargumen yang disebabkan karena argumen tersebut membuat premis yang tidak berhubungan
dengan kesimpulan yang mau dicari. Contoh, premis 1 : Nyamuk dapat terbang, premis 2 : Burung dapat
terbang, kesimpulan : Nyamuk dan burung adalah sama. Ada dua argumen salah yang sering digunakan
dalam bernalar, kedua argumen tersebut yaitu : kekeliruan relevansi dan ambiguitas penalaran.
Kekeliruan relevansi merupakan argumen keliru namun tetap diterima umum dan tidak merasa bahwa
mereka tertipu. Dalam sesat pikir ada 13 jenis kekeliruan relevansi. Salah satu kekeliruan relevansi adalah
jenis argumentum ad Hominem, yaitu sebuah argumen yang diarahkan menyerang langsung manusianya,
seperti melecehkan, antipati pada orang yang memberi pertanyaan dan lain sebagainya.

Menurut para ahli logika umumnya dibedakan tiga jenis sesatpikir yaitu sebagai berikut :

• Sesat Pikir Formal


Adalah kekeliruan penalaran berdasarkan bentuk atau sering disebut sesatpikir menurut logika.
Sesat pikir ini banyak ragamnya, salah satu misalnya, mengiyakan suatu pilihan dalam susunan
pikir pengatauan yang merangkum. Contoh : peserta kurus adalah mahasiswa atau guru, dan
ternyata mahasiswa yang kursus, berarti dia bukan guru.
• Sesat Pikir Verbal
Adalah kekeliruan penalaran berdasarkan kata-kata yakni bertalian dengan penggunaan yang
salah atau kemaknagandaan dari suatu kata, dan dikenal juga dengan sesatpikir arti kata.
Contoh : semua rumah mempunyai halaman, modul logika ini mempunyai halaman, maka
modul logika adalah rumah.
• Sesat Pikir Material
Adalah kekeliruan penalaran berdasarkan isi, yaitu menyangkut kenyataan-kenyataan yang
sengaja atau tidak sengaja disesatkan. Sesatpikir ini terjadi dalam sesuatu perbincangan induksi
karena membuat umum sesuatu hal berdasarkan hal-hal khusus atau contoh-contoh yang
terlampau sedikit. Contoh : setelah mengamati sekeranjang apel yang dijajakan ditepi jalan dan
melihat sekelompok apel diatas cukup besar- besar, kemudian menyimpulkan bahwa setiap
apel dalam keranjang itu besar-besar.
Untuk menghindari sesat pikir atau menghindari kekeliruan berpikir perlu kiranya mempelajari ilmu
logika (filsafat) khususnya bagi mahasiswa, dengan logika membantu kita berpikir lurus, efisien, tepat
dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Ilmu yang berasal dari
Aristoteles ini menyampaikan berpikir benar, lepas dari berbagai prasangka dan emosi, karena ilmu
logika mendidik pikiran manusia bersikap obyektif tegas dan berani. Salah satu strategi menghindari
sesat pikir, yaitu dengan menghindari sumber
lOMoARcPSD|25115899

penyebabnya. Sumaryono (1999:21) dan Surajiyo (2009:115) mendeskripsikan sesat pikir pada
hakikatnya merupakan jebakan bagi proses penalaran kita. Seperti halnya rambu- rambu lalu lintas
dipasang sebagai peringatan bagi para pemakai jalan di bagian- bagian yang rawan kecelakaan,
maka rambu-rambu sesat pikir ditawarkan kepada kita agar kita jeli dan cermat terhadap kesalahan-
kesalahan dalam menalar, juga agar kita mampu mengidentifikasi dan menganalisis kesalahan-
kesalahan tersebut sehingga mungkin kita akan selamat dari penalaran palsu.

Sumber :
http://harryfaisalri.blogspot.com/2017/07/makalah-logika-kesesatan-berfikir.html, Bakry,
Noor Muhsin, Sonjoruri Budiani Trisakti. 2019. ISIP4211 – Logika (Edisi 2).
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai