Anda di halaman 1dari 3

SESAT PIKIR

 Prinsip Dasar Sesat Pikir


Penalaran untuk mencapai suatu kebenaran harus berpegang pada suatu kaidah-
kaidah logika sehingga penalaran terhindar dari kesesatan berpikir, dan mudah untuk
ditelusuri pangkal pikirnya. Kaidah-kaidah logika yang paling dasar disebut prinsip
penalaran dan prinsip penyimpulan, yang dapat menghindari kesesatan berpikir atau
sesat pikir, yang berupa pembuatan kesimpulan dengan langkah-langkah yang tidak
sah karena melanggar kaidah-kaidah logika.

 Pengertian Sesat Pikir


Sesat pikir adalah kekeliruan dalam penalaran berupa pembuatan kesimpulan
dengan langkah-langkah yang tidak sah karena melanggar kaidah-kaidah logika
maupun berupa perbincangan yang bercorak menyesatkan karena sengaja atau
tidak sengaja memasukkan hal-hal yang yang membuat kesimpulan nya tidak sah.
Sesat pikir ini banyak sekali macamnya yang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
sesat pikir formal (formal fallacies) dan sesat pikir informal (informal fallacies). Sesat
pikir formal ada 2 macam kelompok yaitu sesat pikir pertalian an dan sesat pikir
kemaknagandaan. Kemudian 2 macam kelompok terakhir inilah yang diuraikan
secara rinci oleh M.Copi.
Menurut para ahli logika umumnya sesat pikir dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
sesat pikir formal (formal fallacies), sesat pikir verbal (verbal fallacies), dan sesat
pikir material (material fallacies).

I. Sesat Pikir Formal


Sesat pikir formal adalah kekeliruan penalaran berdasarkan bentuk atau
sering disebut sesat pikir menurut logika (logical fallacies). Stop pikir ini
banyak ragamnya salah satu misalnya mengiyakan suatu pilihan dalam suatu
susunan pikiran pengetahuan yang merangkum.
Susunan pikir pengetahuan dapat merangkum yang disebut silogisme
disjungsi inklusif. Pangkal pikirnya berupa pernyataan an-naml dapat
merangkum dan dirumuskan dalam bentuk p atau q yang kemudian disusun
dalam susunan pikir sebagai berikut.
p atau q
dan, ternyata p
maka, kesimpulannya bukan q
Perbincangan dengan menggunakan cara seperti di atas tidak senantiasa
benar, misalnya:
Peserta khusus adalah mahasiswa atau guru,
Dan, ternyata mahasiswa yang kursus,
Berarti, dia bukan guru.
Penyimpulan seperti perbincangan di atas itu meragukan. Sesat pikir
demikian ini sering dilakukan orang sebab mirip dengan cara menetapkan
Salah satu bagian kesimpulannya mengingkari.

II. Sesat Pikir Verbal


Sesat pikir verbal adalah kekeliruan penalaran berdasarkan kata-kata yang
bertalian dengan penggunaan yang salah atau ke makna gandaan dari suatu
kata dan dikenal juga sebagai sesat pikir arti kata. Sesat pikir ini banyak
ragamnya salah satu misalnya susunan pikir terdiri atas empat konsep.
Aturannya tiga konsep tetapi konsep perbandingannya bermakna ganda.
Dalam susunan pikir kategori atau silogisme yang sah hanya terdiri 3
konsep yaitu konsep sebagai subjek, konsep sebagai predikat, dan konsep
tengah yang menjembatani subjek dan predikat tersebut menjadi kesimpulan.
Sesat pikir tiga Konsep ini biasanya terjadi karena dipergunakan konsep yang
bermakna ganda bagi konsep tengahnya,misalnya:
Semua rumah mempunyai halaman
Modul logika ini mempunyai halaman
Maka, modul logika ini adalah rumah
Kata halaman yang berperan sebagai konsep tengah pada contoh diatas
bermakna ganda sehingga susunan pikir tersebut mengandung 4 konsep
yaitu rumah, mempunyai halaman (pelataran), buku, dan mempunyai
halaman (pagina).

III. Sesat Pikir Material


Sesat pikir material adalah kekeliruan penalaran berdasarkan isi yaitu
menyangkut kenyataan-kenyataan yang sengaja atau tidak sengaja
disesatkan. Sesat pikir ini ini banyak ragamnya salah satu misalnya
perumuman yang tergesa-gesa.
Sesat pikir ini terjadi dalam suatu perbincangan induksi karena membuat
umum sesuatu hal berdasarkan hal-hal khusus atau contoh-contoh yang
terlampau sedikit misalnya:
Setelah mengamati sekeranjang apel yang dijajakan di tepi jalan dan melihat
sekelompok apel di atas cukup besar-besar.
Kemudian menyimpulkan bahwa setiap apel dalam keranjang itu besar-besar.
Perumuman yang terlampau luas dari bahan yang ada dan jauh melampaui
lingkup bahan pembuktiannya, tergesa-gesa disimbolkan juga termasuk sesat
pikir. Penetapan sampel yang jumlahnya sangat terbatas atau berdasarkan
berita di televisi, misal:
Kita melihat banyak anggota legislatif yang korupsi, kemudian
menyimpulkannya, semua anggota legislatif adalah korupsi.
Pemilihan sampel yang salah dalam statistik dapat juga menjadi sebab
terjadinya sesat pikir. Pernyataan seperti semua anggota legislatif dan
pejabat adalah koruptor.

 Kesimpulan
Prinsip penalaran dengan kaidah-kaidah logika dapat menghindari kesesatan
berpikir atau sesat pikir yang merupakan proses penalaran kebalikannya. Sesat pikir
adalah kekeliruan dalam penalaran berupa pembuatan kesimpulan dengan langkah-
langkah yang tidak sah karena melanggar kaidah-kaidah logika maupun berupa
perbincangan yang bercorak menyesatkan karena sengaja atau tidak sengaja
memasukkan hal-hal yang membuat kesimpulannya tidak sah.
Menurut para ahli sesat pikir dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sesat pikir formal
sesat pikir verbal dan sesat pikir material. Sesat pikir formal merupakan kekeliruan
penalaran berdasarkan bentuk atau sering disebut sesat pikir menurut logika. Sesat
pikir verbal merupakan kekeliruan penalaran berdasarkan kata-kata Yakni bertalian
dengan penggunaan yang salah atau ke makna gandaan dari suatu kata dan dikenal
juga sebagai sesat pikir arti kata. Sesat pikir material merupakan kekeliruan
penalaran berdasarkan isi yaitu menyangkut kenyataan-kenyataan yang sengaja
atau tidak sengaja disesatkan.

Anda mungkin juga menyukai