Anda di halaman 1dari 3

Diskusi 2 kebijakan publik

Proses kebijakan adalah proses yang meliputi kegiatan perencanaan, penyusunan, pelaksanaan
dan evaluasi kebijakan. yang seharusnya dilakukan oleh pemangku kebijakan, sebelum suatu
kebijakan diputuskan yaitu :

 Mendefinisikan permasalahan dengan mencari apa yang salah dan apa yang seharusnya
dilakukan
 Mencaritau masalah-masalah yang terjadi pada masyarakat untuk dimusyawarahkan;
 Memecahan masalah dan mengevaluasi Alternatif Solusi untuk dapat membandingkan
setiap alternatif solusi
 Pengambilan Keputusan Lewat Konsensus
 Pengambilan Keputusan dari hasil musyawarah bersama
 Melakukan pemantauan terkait dengan sebagaimana keputusan tersebut kapan berjalan
serta melakukan Evaluasi terkait kebijakan tersebut apakah sudah sesuai atau belum.

Referensi:ADPU4410

Diskusikan tentang  berbagai hal mengenai macam-macam pendekatan dalam ilmu politik,
meliputi:

1. Pendektan Tradisional dan Kelembagaan Baru,


2. Pendekatan Tingkah Laku dan Pasca Tingkah Laku, 
3. Pendekatan Rational Choice, Budaya, dan Feminisme.

1. Pendekatan Tradisional dan Kelembagaan Baru


Sesuai dengan namanya, pendekatan tradisional ini berkembang pada abad 19 sebelum WW
II. Isi kajian daripada pendekatan ini, yaitu mengenai negara yang menjadi sorotan utama
baik dari segi konstitusional maupun yuridisnya. Selain itu, pendekatan ini melibatkan sifat
undang-undang dasar, kedudukan, kedaulatan, dan kekuasaan formal hingga lembaga
kenegaraan. Pendekatan ini bersifat normatif yang berarti menjelaskan sesuatu yang
seharusnya, bukan keadaan sebenarnya. Sudut pandang dari pendekatan ini memadukan
mana yang baik dan buruk. Dari segi sejarah, pendekatan ini mengkaji tentang masa lampau
secara deskriptih (melalui paparan). Metode yang dipakai yaitu kualitatif, yang mana tidak
menggunakan bantuan statistika dan matematika sama sekali. Metode ini dimulai sekitar
tahun 1932. Pendekatan ini dinilai gagal dalam pembangunan teori, sebab pembahasan
biasanya hanya di negara-negara demokrasi barat (Inggris, Amerika, Perancis, Belanda, dan
Jerman). Oleh sebab itu dapat dipahami bahwa pendekatan ini tidak banyak membuka
peluang bagi munculnya teori-teori baru.
Setelah kegagalan itu muncul pula kekecewaan terhadap Pendekatan Tradisional. Hal ini
muncul sekitar tahun 1930an, dan kekecewaannya itu, seperti pendekatan ini tidak banyak
membahas kekuasaan, terasing dari proses kebijakan, dan metode ilmu sangat terbelakang.
Adapun kekecewaan melalui Mazhab Chicago, yang dipelopori oleh Charles E. Miriam dan
Harold D. Laswell. Lewat Mazhab Chicago mereka menyampaikan ketidaksetujuan dengan
pendekatan tradisional yang membahas struktur dan bukannya proses, membahas lembaga
dan bukannya perilaku (individu. Pada mazhab ini juga muncul metode kuantitatif

2. Pendekatan Perilaku

Pendekatan ini menjawab beberapa kekecewaan seperti, mengubah pembahasan struktur


menjadi pembahasan proses dan pembahasan lembaga menjadi pembahasan perilaku. Isi
kajian dari pendekatan ini bergeser ke cabang ilmu lain yang sudah lebih maju, seperti
sosiologi, psikologi, antropologi. Adapun beberapa ciri dari pendekatan ini yang semakin
memperlihatkan perbedaannya dengan pendekatan tradisional. Ciri-ciri tersebut yaitu,
bersifat empiris dan analitis, mempelajari perilaku baik individu maupun kelompok (non
formal), tidak menerima masuknya nilai-nilai (value free), berhasil dalam membangun teori,
dan terakhir menggunakan metode kuantitatif. Meskipun bisa dikatakan pendekatan ini lebih
bisa diterima daripada tradisional, justru beberapa perubahan malah menjadi boomerang
tersendiri bagi para penganut pendekatan ini. Contohnya, keberhasilan dalam membangun
teori, tetapi tidak memedulikan kebutuhan "aksi" dan "relevansi", aspek kuantitatif dalam
banyak hal dianggap terlalu menyederhanakan kesimpulan, norma-norma

Pendekatan Pasca

Pada pendekatan ini, dalam usaha mengadakan penelitian empirik dan kuantitatif, ilmu
politik menjadi terlalu abstrak dan tidak relevan dengan masalah-masalah sosial. Revolusi
pada masalah-masalah masuaralat lebih penting daripada kecermatan.

3. Pendekatan Rational Choice, Budaya, dan Feminisme.

 Rational Choice

Pendekatan ini muncul dan berkembang belakangan sesudah pertentangan antara pendekatan-


pendekatan yang dibicarakan di atas mencapai semacam konsensus yang menunjukkan
adanya plularitas dalam bermacam-macam pandangan. Ia juga lahir dalam dunia yang bebas
dari peperangan besar selama empat dekade, di mana seluruh dunia berlomba-lomba
membangun ekonomi negaranya. Berbagai variasi analisis telah mengembangkan satu
bidang ilmu politik tersendiri, yaitu Ekonomi Politik (Political Economy). Dikatakan bahwa
Manusia Ekonomi (Homo Economicus) karena melihat adanya kaitan erat antara faktor
politik dan ekonomi, terutama dalam penentuan kebijakan publik. Teknik-teknik formal yang
dipakai para ahli ekonomi diaplikasikan dalam penelitian gejala-gejala politik.
Metode induktif akan menghasilkan model-model untuk berbagai tindakan politik.

Inti dari politik menurut mereka adalah individu sebagai aktor terpenting dalam dunia pollitik.
Sebagai makhluk rasional ia selalu mempunyai tujuan-tujuan (goal-seeking atau goal-
oriented) yang mencerminkan apa yang dianggap kepentingan diri sendiri. Ia melakuaan hal
itu dalam situasi terbatasnya sumber daya dan karena itu ia perlu menbuat pilihan. Pelaku
Rational Action ini, terutama politisi, birokrat, pemilih dan aktor ekonomi, pada
dasarnya egois. Optimalisasi kepentingan dan efisiensi merupakan inti dari teori Rational
Choice.

 Pendekatan Budaya

Berfokus pada penelitian tentang cara hidup (ways of life), nilai dan system of meaning dalam
hubungannya, antara lain dengan partai politik atau pun parelemen. Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian – penelitannya ini adalah mencari pemahaman (verstehen) dari fenomena
yang diteliti; dan metode yang dipakai dalam pengumpulan fakta dan data adalah metode
kualitatif ketika fakta dan data digali melalui wawancara mendalam (in-depth enterview),
pengamatan yang partisipatif (participatory observation). Analisis yang dihasilkan berupa
deskripsi yang mendalam (thick description).

 Pendekatan Feminisme

Contoh konsep kunci dari pendekatan ini adalah “the personal is political” yang
memperlihatkan bahwa politik terdapat dalam semua aspek kehidupan, termasuk kehidupan
pribadi. Dalam ilmu politik, pendekatan feminism ini termasuk dalam pendekatan kritis
karena teori – teori yang diturunkan dari pendekatan ini diharapkan dapat menjelaskan
pembokaran konstruksi relasi kuasa yang patriarkal dalam aspek – aspek yang lebih spesifik.
Dalam perkembangannya, pendekatan feminisme ini telah menjadi bagian dalam ilmu politik
dengan didirikannya, kajian perempuan yang mengembangkan penelitian, teori, dan
metodologinya sebagai sebuah kajian yang mandiri.

Sumber :

- Modul IPEM4215
- https://www.kompasiana.com/timursyahrian/54f359dd745513a32b6c7156/pendekatan-
ilmu-politik
- https://www.dictio.id/t/apa-saja-pendekatan-dalam-ilmu-politik/12567/2

Anda mungkin juga menyukai