Anda di halaman 1dari 9

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KEPELABUHAN

STIAMAK BARUNAWATI
Jl. Perak Barat 173 Surabaya Telp. (031) 3291096
Website : www.stiamak.ac.id E-mail :info@stiamak.ac.id

LEMBAR JAWABAN UJIAN

Nama Mahasiswa : Moch. Luthfi Prayogi Nama Dosen : Indarto, S.Sos, SE,MH 
NIM / No. Absen : 20112048 Mata Kuliah : Pemikiran Sistematis
Program Studi : Administrasi Bisnis Hari/Tgl : Rabu, 28 Juli 2021

 UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GENAP 2020/2021

1. Jika hari hujan, maka Ibu membawa mobil.


Jika Ibu membawa mobil, maka saya diantar pergi kesekolah.
Kesimpulannya adalah Jika hari hujan, maka saya diantar pergi kesekolah (silogisme)

2. Jika rajin belajar, maka nilai ujian bagus


Jika nilai Ujian bagus, Ayah akan memberi hadiah
Kesimpulan adalah Jika rajin belajar, Ayah akan memberi hadiah (silogisme)

3. Jika berpergian ke Timbuktu maka harus pergi ke Patena.


Jika datang ke Patena maka harus melalui jembatan Torosi. Jadi ….
Kesimpulan adalah semua yang bepergian ke Timbuktu, maka harus melalui jembatan Torosi

4. P1 : Hari ini tidak cerah, atau Dina akan berkunjung ke Shopia


P2 : Jika Dina berkunjung ke Shopia , maka Dina akan mengajari Shopia bermain piano
Kesimpulanya adalah jika hari ini cerah, maka dina akan  mengajari Shopia bermain piano

5. P1 : Dollar tidak naik, atau nilai rupiah turun


P2 : Jika nilai rupiah turun, maka harga Komputer lebih mahal
Kesimpulanya adalah jika dollar naik, maka harga komputer akan lebih mahal

6. P1 : Budiman tidak memiliki ongkos, atau Dia datang ke sekolah


P2 : Jika Budiman datang ke sekolah maka kita akan kerja kelompok
Kesimpulanya adalah jika budiman memiliki ongkos, maka kita akan kerja kelompok

7. P1 : Kucing tidak lapar, atau dia akan menghampiri tempat makan


P2 : Kucing tidak menghampiri tempat makan, atau sensor otomatis akan membuka katub makanan
Kesimpulanya adalah jika Kucing lapar, maka sensor otomatis akan membuka katub makanan
8. Jika binatang itu Sapi, maka binatang itu berkaki empat
Ternyata binatang itu Sapi
Kesimpulan modus ponen adalah binatang itu berkaki empat

9. Jika Amir tidak mengerjakan PR, maka dia akan dihukum


Ternyata Amir tidak mengerjakan PR
Kesimpulan Modus ponen adalah amir dihukum

10. Jika Hari hujan, maka Roni akan membawa payung


Roni tidak membawa payung
Kesimpulan modus Tollen adalah hari tidak hujan

11. Bila Budi rajin belajar, maka Budi akan pintar


Ternyata Budi tidak pintar
Kesimpulan modus Tollen adalah budi tidak rajin belajar

12. P1 : Jika penguasaan matematika rendah, maka sulit untuk menguasai IPA
P2 : IPA tidak sulit dikuasai atau IPTEK tidak berkembang
P3 : Jika IPTEK tidak berkembang maka negara akan semakin tertinggal
jawaban: jika penguasaan matematika rendah, maka negara akan semakin tertinggal

13. P1 : Jika lulus ujian, maka orang tua pasti senang


P2 : Jika memilih paket liburan, maka Rina memilih ke Singapura
P3 : Orang tua tidak senang, atau boleh memilih paket liburan
jawaban: Jika lulus ujian, maka Rina memilih ke Singapura

14. Jelaskan  False Cause (post hoc, ergo propter hoc) dan terangkan dengan contoh ?
(post hoc ergo propter hoc/ false cause)Kesesatan yang dilakukan karena penarikan penyimpulan
sebab-akibat dari apa yang terjadi sebelumnya adalah penyebab sesungguhnya suatu kejadian
berdasarkan dua peristiwa yang terjadi secara berurutan. Orang lalu cenderung berkesimpulan
bahwa peristiwa pertama merupakan penyeab bagi peristiwa kedua, atau peristiwa kedua adalah
akiat dari peristiwa pertama - padahal urutan waktu saja tidak dengan sendirinya menunjukkan
hubungan sebab-akibat.
Kesesatan ini dikenal pula dengan nama kesesatan post-hoc ergo propter hoc (sesudahnya maka
karenanya)
Contoh: Seorang pemuda setelah diketahui baru putus cinta dengan pacarnya, esoknya sakit.
Tetangganya menyimpulkan bahwa sang pemuda sakit karena baru putus cinta.
Kesesatan: Padahal diagnosis dokter adalah si pemuda terkena radang paru-paru karena
kebiasaannya merokok tanpa henti sejak sepuluh tahun yang lalu.
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KEPELABUHAN
STIAMAK BARUNAWATI
Jl. Perak Barat 173 Surabaya Telp. (031) 3291096
Website : www.stiamak.ac.id E-mail :info@stiamak.ac.id

15. Apa yang dimaksud Logical fallacy dan faktor apa saja yang menyebabkan Logical fallacy,
Jelaskan? Dan berikan contohnya?
Logical fallacy adalah kesalahan dalam menyusun logika yang tepat dalam sebuah argumen. Dalam
hal ini, argumen tersebut tidak mempunyai keterkaitan antara kesimpulan serta premis. Kalaupun
premis yang disampaikan tepat, tetapi kesimpulannya salah, dapat dianggap sebagai sesat pikir.
Dalam bahasa lebih sederhana, argumentasi yang mereka sampaikan tidak nyambung. 

Strawman
Logical fallacy yang pertama adalah strawman. Dalam kesesatan berpikir ini, lawan bicara akan
menyederhanakan argumen kamu. Hal itu mereka lakukan agar bisa menyerang argumen kamu
dengan lebih mudah. Biasanya, mereka akan menggunakan argumen lain yang sepenuhnya tidak
berkaitan. 
Contoh logical fallacy strawman adalah ketika kamu berargumen kalau nelayan dan petani tidak
nyaman dengan praktik koperasi di lapangan. Alasannya, karena manfaat dari koperasi hanya
dirasakan oleh pengurus. Di sisi lain, lawan bicara menganggap kamu menolak keberadaan
koperasi. Bahkan, mereka beranggapan kalau kamu menolak keberadaan koperasi bagi nelayan dan
petani. 
Circular argument
Selanjutnya, kamu akan menjumpai logical fallacy yang disebut circular argument. Sesat pikir
yang satu ini akan membawa kamu dalam proses adu argumen yang berputar-putar dan tidak ada
habisnya. 
Contoh, seseorang menganggap kalau kuliah itu sia-sia kalau ujung-ujungnya bakal jadi
pengangguran. Argumen ini dilontarkannya berdasarkan fakta bahwa ada banyak lulusan kuliah
yang menganggur.
Pernyataan itu sekilas memang terlihat logis. Namun, fakta bahwa ada banyak lulusan perguruan
tinggi yang menganggur tidak secara langsung membuat kuliah yang mereka jalani sia-sia. Apalagi,
proses kuliah tidak hanya bertujuan untuk mencari pekerjaan. 

Ad hominem
Menyerang pribadi dari orang yang melontarkan sebuah argumen atau ad hominem termasuk
sebagai salah satu contoh sesat pikir. Cara ini kerap dilakukan dengan tujuan untuk melemahkan
argumen dari lawan bicara. 
Contoh ad hominem bisa kamu dapati ketika berbicara tentang prestasi akademik di sekolah. Kamu
beranggapan kalau peringkat tinggi di sekolah itu bukan pencapaian penting. Sebaliknya, kamu
lebih mengutamakan sikap jujur dan pemahaman ilmu yang mendalam. Lalu, ada orang lain yang
berseloroh, “Kamu bicara seperti itu karena belum pernah rangking satu sih!”.

False dilemma
Selanjutnya, kamu perlu mengetahui jenis sesat pikir false dilemma. Dalam logical fallacy adalah
yang satu ini, seseorang melontarkan argumennya dengan memberikan hanya dua pilihan. 
Contoh,”Kamu itu orang yang tak punya pendirian kalau cuma bisa mengikuti pendapat orang
lain”. 

Appeal to popularity
Berikutnya, kamu perlu mengetahui sesat pikir yang dikenal sebagai appeal to popularity.
Kesesatan berpikir yang satu ini dilakukan dengan menggunakan pernyataan sebagian besar
masyarakat. Contoh, “Banyak orang yang berinvestasi emas. Jadi, emas adalah jenis investasi
yang paling tepat”. Padahal, di sisi lain ada banyak opsi investasi yang menjanjikan potensi
keuntungan tidak kalah dibanding emas.

Gambler’s fallacy
Kesalahan berikutnya yang termasuk logical fallacy adalah gambler’s fallacy. Pola pikir ini
beranggapan kalau penyimpangan yang terjadi dalam jangka pendek akan terkoreksi secara alami.
Contoh, “Harga saham perusahaan X dalam beberapa hari terakhir terus menurun. Besok pasti
naik”. 

Slippery slope
Dalam kesesatan berpikir ini, seseorang memiliki kecenderungan berasumsi sebab akibat yang
salah. Padahal, tidak ada penalaran yang masuk akal di antara keduanya. Sebagai contoh, “kalau
kamu memberikan minuman gratis untuk satu orang, maka kamu perlu memberikan perlakuan
serupa untuk semua orang”.

16. Apa yang anda ketahui Argumen Ad Hominem berikan contohnya?

Ad hominem (yang berarti "tertuju pada pribadi atau karakter seseorang"), yang merupakan
singkatan dari argumentum ad hominem, adalah upaya untuk menyerang kebenaran suatu klaim
dengan menunjuk sifat negatif orang yang mendukung klaim tersebut. Penalaran ad
hominem biasanya dipandang sebagai kesesatan logika. atau bisa juga sebagai suatu bentuk cacat
logika yang mana lawan debat kita atau lawan bicara kita menyerang kepribadian kita. Hal itu bisa
meliputi gender, jenis kelamin, orientasi seksual, suku, ras, agama, warna kulit, bentuk mata, dan
lain semacamnya sehingga debat menjadi tak substansial serta cenderung menjadi perundungan atau
penghinaan.
Contoh dari ad hominem adalah:

 Carl Sagan adalah seorang pemakai ganja, maka karya-karyanya ngawur.


 Jimi Hendrix meninggal karena overdosis, jadi musiknya jelek.
 Karena dia hanya murid, maka semua pernyataannya pasti salah.

17. Jelaskan tentang SILOGISME dan SYARAT -2 SILOGISME?

Silogisme adalah sebuah penalaran deduksi yang dilakukan secara tidak langsung. Silogisme juga
dapat diartikan sebagai sebuah argument deduktif yang memiliki dua premis dan sebuah
kesimpulan. Premis yang ada pada silogisme adalah premis khusus dan premis umum. Sedangkan
kesimpulan yang dimaksud adalah kesimpulan yang masih berhubungan dengan premis-premis
yang ada.

Aturan-aturan dalam Silogisme


Dalam silogisme, aturan umum dibagi menjadi dua bagian. Aturan yang berdasarkan pada term dan
aturan yang berdasarkan pada premis.

A. Aturan yang berdasarkan pada Term.


Aturan I: Jumlah term tidak boleh lebih atau kurang dari tiga, atau jumplah term harus tiga buah.

Silogisme katergoris adalah pola penyimpulan tidak langsung, dimana dua buah term dibandingkan
dengan term ketiga. Term minor sebagai subjek dari kesimpulan dan term mayor sebagai
predikatnya. Sedangkan term antara sebagai pembanding antara term minor dengan term mayor.
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KEPELABUHAN
STIAMAK BARUNAWATI
Jl. Perak Barat 173 Surabaya Telp. (031) 3291096
Website : www.stiamak.ac.id E-mail :info@stiamak.ac.id

Sehingga ketiga term saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Misalnya jika hanya ada dua
term, maka tidak dapat dilakukan penyimpulan, melainkan yang ada hanya sebuah putusan atau
proposisi.

Aturan II: term Subjek (S) atau term predikat (P) di dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas
daripada term subjek (S) atau term predikat (P) yang terdapat dalam premis-premisnya.
Artinya adalah term mayor (P) di dalam kesimpulan tidak boleh universal jika di dalam premisnya
term tersebut bersifat partikular. Atau term minor (S) di dalam kesimpulan tidak boleh universal
jika di dalam premisnya term tersebut bersifat partikular. Karena jika term mayor (P) dan term
minor (S) adalah partikular di dalam premis-premisnya dan universal di dalam kesimpulannya,
maka yang cocok dengan term hanya sebagian objek saja.

Aturan III: term antara (M) tidak boleh masuk dalam kesimpulan.
Term antara (M) adalah pembanding antara term mayor (P) dan term minor (S). antara term mayor
(P) dan term minor (S) ada kesesuaian atau tidak. Sehingga term antara (M) harus terdapat pada
kedua premis dan tidak terdapat pada kesimpulan. Jika term antara (M) muncul lagi dalam
kesimpulan, maka artinya dalam proses penalaran tidak terjadi penyimpulan.

Aturan IV: term antara harus sekurang-kurangnya satu kali universal


Referent (objek) dari term antara (M) sekurang-kurangnya identik atau tidak identik dengan referent
(objek) dari term mayor atau term minor. Jika term antara digunakan dua kali secara pertikular di
dalam premis-premisnya, maka term minor hanya sesuai dengan bagian tertentu dari term mayor.

B. Aturan yang berdasarkan pada Premis.


Aturan I: jika premis-premisnya afirmatif, maka kesimpulannya harus afirmatif.
Artinya kedua premis mayor dan minor adalah afirmatif. Sehingga kedua term mayor (P) dan term
minor (S) menunjukan kesesuaian dengan term antara (M). maka dalam kesimpulan harus sesuai
dengan kesesuaian kedua term dengan term ketiga.

Jika premis-premisnya afirmatif dan kesimpulannya negatif, maka silogisme dinyatakan salah.
Misalnya kesimpulannya dirubah menjadi Anjing bukan makhluk yang mempnyai insting. Maka
kesimpulannya menjadi salah dan tidak logis.

Aturan II: Kedua premis tidak boleh Negatif

Jika kedua premis negatif, artinya term mayor (P) dan term minor (S) tidak cocok dengan term
antara (M), sehingga mengakibatkan tidak berfungsinya term antara. Sehingga term antara tidak
mampu menghibungkan antara term minor S dan term mayor P. Dan jika kesimpulan terpaksa
dilakukan, maka kesimpulan dianggap tidak sah.

Aturan III: Jika salah satu premisnya partikular, maka kesimpulannya harus partikular; dan jika
salah satu premisnya adalah negatif, maka kesimpulannya adalah afirmatif Artinya jika salah satu
premisnya adalah negatif dan partikular, maka kesimpulannya harus negatif dan partikular. Jadi
kesimpulan harus sesuai dengan premis minornya.
Aturan IIII: kedua premis tidak boleh partikular; salah satu premis harus universal.
Jika kedua permis sama-sama partikular, ada tiga kemungkinan yaitu: a) keduanya afirmatif, b)
keduanya negatif dan c) yang satu afirmatif dan yang satu negatif.

18. 4 MACAM ARGUMEN DEDUKTIF sebutkan dan jelaskan?


Silogisme
satu jenis argumen yang logis dimana kesimpulan (preposisi) disimpulkan dari dua premis (premis
mayor dan premis minor).
Silogisme Konditional
Penalaran untuk membuat kesimpulan dengan menggunakan preposisi if – then (jika – maka). Pada
penalaran ini, jika kondisi terpenuhi maka konsekensi atau kesimpulan dinilai benar.
Silogisme Kategorikal
Sama dengan silogisme yang lain, mengandung 2 premis dan kesimpulan. Pada silogisme
katergorikal, 2 premis menyatakan anggota kategori dari konsep tertentu. Untuk menyatakan anggota
kategori digunakan term: semua atau seluruh, sebagian, bukan, tidak satupun
Silogisme Alternatif
Silogisme yang premis mayornya merupakan premis alternatif, premis minornya membenarkan salah
satu alternatif. Kesimpulan pada silogisme ini akan menolak salah satu alternatif.

19. Coba jelaskan apa yang anda pahami GENERALISASI DAN SEBUTKAN SYARAT
GENERALISASI yang baik?
Generalisasi adalah proses penalaran yang membentuk kesimpulan secara umum melalui suatu
kejadian, hal, dan sebagainya.
Generalisasi yang sebenarnya harus memenuhi tiga syarat sebagai berikut:

1. Generalisasi harus tidak terbatas pada numerik. Artinya, generalisasi tidak boleh terikat dengan
kepada jumlah tertentu. Kalau dikatakan bahwa ” semua A adalah B ”, maka proposisi itu harus benar,
berapa pun jumlah A. Proposisi itu berlaku untuk setiap dan semua subyek yang memenuhi kondisi A.
2. Generalisasi harus tidak terbatas secara spasio-temporal, artinya, tidak boleh terbatas pada ruang dan
waktu. Jadi harus berlaku di mana saja dan kapan saja.
3. Generalisasi harus dapat dijadikan dasar pengandaian. Yang dimaksud dengan ’dasar pengandaian’
di sini ialah: dasar dari yang disebut ”contrary-to-facts conditionals” atau ”unfulfilled conditionals”.

20. Sebutkan HUKUM -2 SILOGISME KATEGORIK terangkan dengan contoh?

Silogisme kategorik, merupakan silogisme yang diposisikan dalam kalimat kebenaran atau
proposisi kategorik.
Penjelasan:
1. Silogisme kategoris
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KEPELABUHAN
STIAMAK BARUNAWATI
Jl. Perak Barat 173 Surabaya Telp. (031) 3291096
Website : www.stiamak.ac.id E-mail :info@stiamak.ac.id

Silogisme kategoris merupakan silogisme dimana tersusun dengan tiga jenis kalimat proposisi
(premis) kategoris.
Premis Mayor : Semua benda adalah makhluk tak hidup
Premis Minor : Meja adalah benda
Kesimpulan : Jadi, Meja adalah makhluk tak hidup

Hukum-hukum Silogisme Kategori

1. Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus partikular juga.


Contoh: Semua yang halal menyihatkan

Sebagian makanan tidak menyihatkan

Sebagian makanan tidak halal dimakan

2. Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga.

Contoh: semua korupsi tidak disenangi

Sebagian pejabat adalah korupsi

Sebagian pejabat tidak dasenangi

3. Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh:

Beberapa politikus tidak jujur

Banyak cendikiawan adalah politikus, jadi:

Banyak cendikiawan tidak jujur

4. Dari dua premis yang sama-sama negatif, tidak menghasilkan kesimpulan apapun, kerana tidak
ada mata rantai yang menghubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil bila
sediitnya salah satu premisnya positif, kesimpulan dapat ditarik dari dua premis negatif adalah tidak
sah.
Contoh:

Kerbau bukan bunga mawar


Kucing bukan bunga mawar

……..(Tidak ada kesimpulan)

5. Paling tidak salah satu dari term penengah harus tertebar (mencakup)
Dari dua premis yang term penengahnya tidak tertebar akan menghasilkan kesimpulan yang salah.

Contoh:

Semua ikan berdarah dingin

Binatang ini berdarah dingin, jadi:

Binatang ini adalah ikan

(Padahal bisa juga binatang melata)

6. Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premisnya.
Bila tidak, kesimpulan menjadi salah.
Contoh:

Kerbau adalah binatang

Kambing bukan kerbau, jadi:

Kambing bukan binatang

(Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis adalah positif)

7. Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila
term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain,
Contoh:

Bulan itu bersinar di langit

Januari adalah bulan, jadi

Januari bersinar di langit

8. Silogisme harus terdiri dari tiga term, yaitu term subyek, term predikat dan term middle. Apabila
terdiri dari sebuah term tidak bisa diturunkan konklusi, begitu pula bila terdiri dari dua atau lebih
dari tiga term.
 
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KEPELABUHAN
STIAMAK BARUNAWATI
Jl. Perak Barat 173 Surabaya Telp. (031) 3291096
Website : www.stiamak.ac.id E-mail :info@stiamak.ac.id

**  Selamat Mengerjakan   **

Periksa lagi sebelum dikumpulkan, semoga berhasil

Anda mungkin juga menyukai