Anda di halaman 1dari 24

Penalaran dalam Karangan

Dr. Mulyadi, M.Hum


mulyadi.usu@gmail.com
Definisi Penalaran
 Penalaran ialah proses berpikir yang sistematik untuk
memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan
(Akhadiah, Maidar, dan Sakura,1988: 42).
 Penalaran ialah suatu proses untuk mencapai suatu
kesimpulan yang masuk akal atau logis berdasarkan
kenyataan atau pernyataan yang masuk akal (Parera,
1991: 129).
 Penalaran ialah proses pengambilan kesimpulan dari
bahan bukti atau petunjuk, ataupun yang dianggap
bahan bukti atau petunjuk (Alek dan Ahmad, 2010:
195—196).
2 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015
Penalaran Induktif
 Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk
menarik kesimpulan berupa prinsip yang berlaku
umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat
khusus.
 Penalaran induktif bertumpu pada fakta-fakta
empiris dan pengalaman-pengalaman lapangan.
 Penalaran induktif dibagi atas (1) generalisasi atau
perampatan, (2) analogi, dan (3) hubungan sebab
akibat.

3 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015


Generalisasi
 Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan
pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-
sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari
gejala serupa itu.
 Dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu
didukung dengan fakta, contoh, atau data statistik
sebagai ciri khusus penjelasan.
 Generalisasi adakalanya dibentuk dengan asumsi,
yaitu fakta atau pernyataan yang dianggap benar
walaupun belum atau tidak dapat dibuktikan.
4 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015
 Generalisasi biasanya menggunakan ungkapan-
ungkapan: biasanya, umumnya, sebagian besar,
semua, setiap, tidak pernah, selalu, secara
keseluruhan, pada galibnya, dan sebagainya.
 Kalimat-kalimat yang merupakan penunjang
generalisasi biasanya menggunakan ungkapan-
ungkapan: misalnya, sebagai contoh, sebagai
ilustrasi, sebagai bukti/buktinya, untuk
menjelaskan hal itu, menurut data statistik, dan
sebagainya.

5 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015


Dari hasil penelitian Judith Rodin disimpulkan
bahwa gula yang terdapat di dalam buah-buahan yang
disebut fruktosa dapat menghilangkan rasa lapar,
sedangkan glukosa yang terdapat dalam kue-kue dan
permen menambah rasa lapar. Misalnya, ketika Anda
sarapan kopi dan kue, tambahan energi akan segera
didapat, tetapi hanya sebentar karena energinya segera
hilang. Pankreas secara cepat mengeluarkan insulin ke
dalam aliran darah untuk mengatasi naiknya kadar gula
yang cepat tadi. Setelah itu, kadar gula darah Anda
akan menurun ke bawah normal. Maka, cepatlah energi
tadi hilang dan Anda merasa lebih lapar daripada
sebelum sarapan.
6 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015
Analogi
 Analogi ialah proses penalaran berdasarkan
pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus
yang sama.
 Analogi ialah perbandingan. Dalam perbandingan
itu dicari persamaannya, bukan perbedaannya.
 Analogi terdiri atas analogi deklaratif (yang
menggunakan kata-kata bagaikan, laksana, dan
seperti) dan analogi induktif (yang menggunakan
kata-kata maka, dengan demikian/begitu, dan
jadi).
7 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015
 Analogi deklaratif menjelaskan sesuatu yang belum
dikenal berdasarkan persamaannya dengan
sesuatu yang sudah dikenal.
 Misalnya,
Ia berdiri di depanku dengan wajah merah
padam. Matanya melotot bagaikan Batara Kala
yang sedang marah. Lalu sambil memukul meja di
sampingnya, ia berteriak tak terkendali. Suaranya
menggelegar, mengejutkan seperti guntur di
musim panas. Semua yang hadir terdiam dan
mengerut seperti bekicot disiram garam.

8 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015


 Dalam analogi induktif, penyimpulan didasarkan atas
kesamaan ciri dengan sesuatu yang sudah dikenal.
 Misalnya,
Tanpa disengaja Amara mengetahui pensil Staedler 4
B menghasilkan gambar vignet yang memuaskan hatinya.
Pensil itu sangat lunak dan menghasilkan garis-garis hitam
dan tebal. Maka, selama bertahun-tahun ia selalu memakai
pensil itu untuk membuat vignet. Ketika berlibur di sebuah
kota kecamatan, ia kehabisan pensil itu. Ia lalu mencarinya
di toko-toko di kota itu. Di mana-mana tidak ada. Akhirnya,
ia memilih merek lain yang sama lunaknya dengan Stedler 4
B. “Ini tentu akan menghasilkan vignet yang bagus juga”,
katanya menghibur diri.
9 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015
Hubungan Sebab Akibat
 Hubungan sebab-akibat ialah hubungan
ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti
pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat akibat.
 Hubungan sebab akibat ditandai oleh ungkapan-
ungkapan berikut:
jadi, maka, akibatnya, dengan demikian,
oleh karena itu, dengan alasan itu, oleh sebab itu,
konsekuensinya, itulah sebabnya,
dan sebagainya.

10 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015


Bangsa Jepang suka berkelompok.
Kepentingan perorangan ada, tetapi kalau
kepentingan bersama diperlukan, kepentingan
bersama didahulukan; dengan demikian, antara
kepentingan perorangan dan kepentingan bersama
berjalan serasi. Oleh karena itu, bagi bangsa
Jepang tindakan bersama sudah berjalan dengan
sendirinya. Inilah kunci mengapa segala usahanya
tampak lancar karena saling membantu antara
perseorangan, antara kelompok, dan antara
instansi sudah menjadi kebiasaan. Ini pula yang
membuat majunya dunia turisme di Jepang. Semua
di bidang kerjanya dan di bidang usahanya masing-
masing, tetapi dalam satu jalinan kerja sama.
11 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015
Penalaran Deduktif
 Penalaran deduktif adalah proses penalaran dari
hal yang umum ke hal yang khusus.
 Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip,
hukum, teori atau putusan lain yang berlaku untuk
suatu hal ataupun gejala.
 Proses deduksi berlangsung tiga tahap, yakni (1)
generalisasi sebagai pangkal bertolak, (2)
penerapan generalisasi pada kejadian tertentu,
dan (3) simpulan deduktif yang berlaku bagi
peristiwa khusus.
12 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015
Silogisme
 Silogisme merupakan penalaran formal yang
terbentuk dari premis mayor, premis minor, dan
kesimpulan.
 Premis adalah pernyataan (proposisi) yang menjadi
dasar bagi argumentasi.
 Proposisi ialah pernyataan yang menyuguhkan
sesuatu atau mengingkarinya sehingga dapat
dinilai benar atau salah.

13 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015


 Premis mayor adalah suatu generalisasi yang
meliputi semua unsur kategori.
 Premis minor ialah penyamaan suatu objek
atau ide dengan unsur yang dicakup oleh premis
mayor.
 Simpulan ialah gagasan yang dihasilkan oleh
penerapan generalisasi dalam premis mayor pada
peristiwa khusus dalam premis minor.
 Misalnya,
PMy: Semua warga negara RI harus taat pada
hukum.
PMi: Tommy Soeharto warga negara RI.
K: Ia harus taat pada hukum.

14 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015


Entimem
 Entimem adalah bagian dari silogisme. Di dalam
entimem salah satu premisnya dihilangkan karena
sudah diketahui.
 Misalnya,
Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain.
 Kalimat di atas dapat dikembalikan ke dalam
bentuk silogisme, yaitu
PMy: ..............................................
PMi: Menipu merugikan orang lain.
K: Menipu adalah dosa.

15 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015


Salah Nalar
 Deduksi yang salah: silogisme yang berpremis
salah.
Contoh: Pak Budi bukan dosen yang baik karena
banyak mahasiswanya tidak lulus.
 Generalisasi yang terlalu luas: jumlah sampelnya
tidak memadai.
Contoh: Orang Cina suka menyuap.
 Pemikiran “atau ini” “atau itu”: keinginan untuk
melihat masalah yang rumit dari dua sudut
pandang (yang bertentangan) saja.
Contoh: Kita harus memilih antara demokrasi dan
diktator.

16 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015


 Salah nilai atas penyebaban: penilaian atas
sebab yang tidak tepat.
Contoh: Pemakaian brisk dan pepsodent
membuat orang jadi populer.
 Analogi yang salah: perbandingan yang
menyesatkan karena logika yang salah.
Contoh: Rektor harus bertindak seperti seorang
jenderal menguasai tentaranya agar disiplin
dipatuhi mahasiswa.

17 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015


 Penyampingan masalah: argumentasinya tidak
mengenai pokok masalah.
Contoh: Mengapa dasar humor Indonesia
berpangkal pada kedunguan? Orang Indonesia
tidak mengenal humor.
 Pembenaran masalah lewat pokok sampingan:
argumentasi menggunakan pokok yang tidak
langsung berkaitan untuk membenarkan pendirian.
Contoh: Kita boleh korupsi sebab pejabat juga
korupsi.
 Argumentasi ad hominem: argumentasi melawan
orangnya bukan persoalannya.
Contoh: Kepemimpinannya diragukan karena ia
mempunyai lima mobil.
18 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015
 Imbauan pada keahlian yang disangsikan:
mengandalkan wibawa ahli untuk memperkuat
argumentasi.
Contoh: Kita mengutip pendapat ketua dewan
mahasiswa tentang persyaratan ujian sarjana.
 Non sequitur: simpulan yang berbasis pada premis
yang tidak ada sangkut pautnya.
Contoh: Pak Doli suka membentak-bentak.
Bayangkan bagaimana ia menghajar anaknya di
rumah.

19 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015


Latihan
A. Manakah pernyataan di bawah ini yang berupa
fakta atau asumsi? (nilai 30)

1. Kekayaan tidak membawa kebahagiaan.


2. Gerhana matahari selalu dapat diramalkan.
3. Beberapa pejabat tinggi akan menerima suap.
4. Orang jujur akan selamat.
5. Demokrasi ialah sistem pemerintahan yang
terbaik untuk warga negara.
6. Asal diobati secara dini, penyakit kanker dapat
disembuhkan.

20 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015


7. Jika semua warga negara turut dalam pemilihan
umum, kita pasti akan mendapat pemerintahan
yang lebih baik.
8. Pria lebih unggul dalam bidang matematika
daripada wanita.
9. Korupsi tidak bisa diberantas di Indonesia.
10. Indomie dapat memicu penyakit kanker.

21 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015


B. Buatlah premis mayor dan premis minor yang
tepat untuk simpulan berikut. (nilai 30)

1. Rini harus dikeluarkan dari perkumpulan kita.


2. Saya akan membaca buku kimia minggu ini.
3. Semua mahasiswa mestinya mengikuti kuliah
filsafat.
4. Kaum buruh dilarang berdemonstrasi.
5. Ratusan orang Wonogiri menjadi pengemudi
becak di Jakarta.
6. Walaupun tidak belajar, Agus mendapat nilai yang
bagus.
22 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015
C. Tentukan jenis salah nalar yang terdapat dalam
pernyataan berikut. (nilai 40)

1. Calon karyawan itu adalah pensiunan tentara. Ia


pasti tidak memenuhi syarat.
2. Orang Bali menginginkan uang, bukan
pemeliharaan kebudayaan.
3. Jika mau memahami kenakalan remaja, kita
harus pernah mengisap ganja.
4. Buku yang paling laris ialah buku tentang seks.
5. Gotong royong itu baik sebab berasas
kekeluargaan.

23 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015


6. Saya tidak lulus karena lupa membawa jimat.
7. Mahasiswa tidak dapat menilai dosennya karena
mereka belum menjadi sarjana.
8. Saya akan memilih Partai Demokrat; rektor saya
juga memilih partai itu.
9. Saya terpaksa menyontek karena bahan ujian
terlalu banyak.
10. Ibunya memakai sabun lux karena artis Widyawati
juga memakai sabun itu.

24 mulyadi.usu_pernalaran dlm karangan#kuliah9 15/11/2015

Anda mungkin juga menyukai