Anda di halaman 1dari 14

METODE PENALARAN INDUKTIF

DAN DEDUKTIF

KELOMPOK 5
Nama Anggota :
Fahri Fadhil Mahardika
M. Dava Dhipendra
Elliya Ifada
Jesska Ananda
Rafifah Salsabila
Andiah Pramesti
Adina Aprilia
Putri Maylana Prastika
A. PENGERTIAN PENALARAN
INDUKTIF
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik
kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum
berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya
disebut induksi. Penalaran induktif terkait dengan
empirisme. Penalaran ini bertolak dari kenyataan yang
bersifat terbatas dan khusus lalu diakhiri dengan statement
yang bersifat dan umum.
B. PENGERTIAN PENALARAN
DEDUKTIF
Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik
kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus
berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Proses
penalaran ini disebut deduksi. Penalaran deduktif berarti cara
berfikir yang bertolak dari sebuah asumsi atau pernyataan
yang bersifat umum untuk mencapai sebuah kesimpulan
yang bermakna lebih khusus.
C. BENTUK-BENTUK METODE
PENALARAN INDUKTIF

1. Generalisasi Induktif
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena
individual untuk menurunkan suatu kesimpulan yang bersifat umum yang mencakup
semua fenomena itu. Generalisasi hrus tidak terbatas secara numerik. Generalisasi juga
harus tidak terbatas secara ruang dan waktu.
Contoh:
1. Mangga 1 keras, hijau, dan rasanya masam.
Kesimpulan:
Semua mangga yang hijau dan keras rasanya masam.
2. Mangga 1 keras, hijau, dan rasanya masam.
Mangga 2 keras, hijau, dan rasanya masam.
Mangga 3 keras, hijau, dan rasanya masam.
Kesimpulan:
Semua mangga yang keras dan hijau rasanya masam.
2. Analogi Induktif
Adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa, khusus yang mirip satu
sama lain. Kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk suatu hal akan
berlaku pula untuk hal yang lain.a
Analogi pada dasarnya membandingkan dua hal, dan mengambil kesamaan dari dua hal
tersebut.
Contoh:
Nina adalah tamatan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. Ia telah memberikan
prestasi yang luar biasa pada perusahaan tempat ia bekerja. Pada penerimaan pegawai
baru, direktur perusahaan langsung menerima Dodi, karena Dodi sama lulusan fakultas
Ekonomi Universitas Lampung. Semua pelamar-pelamar diabaikan. Direktur perusahaan
ini menggunakan penawaran analogi.

Prinsip yang menjadi dasr penalaran analogi induktif ini dapat dirumuskan: Karena D itu
analogi dengan A, B, dan C, maka apa yang berlaku untuk A, B, dan C dapat diharapkan
juga berlaku untuk D.
3. Hubungan Sebab Akibat
Dalam logika yang berkaitan dengan sebab akibat dikenal dengan dua macam kondisi
yakni, kondisi mutlak dan kondisi memadai.
Yang disebut kondisi mutlak ialah sebab yang kalau tidak ada, akibatnya juga tidak ada.
Ini berarti akibat A hanya ada kalau ada sebab S. Adapun yang dimaksud dengan kondisi
memadai ialah sebab yang kalau ada akibatnya tentu ada.

Contoh:
Kondisi mutlak dn memadai terdapat dalam kasus ini: sebuah pabrik petasan terbakar,
karena bahan petasan terkena percikan api rokok sehingga meledak menimbulkan
kebakaran.
D. Bentuk-bentuk Penalaran Deduktif
1. Silogisme Kategorial
Adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu
proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayor dan premis
yang bersifat khusus disebut premis minor.

Contoh :
Semua manusia bijaksana.
Semua polisi adalah bijaksana.
Jadi, semua polisi bijaksana.
2. Silogisme Hipotesis
Adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis.
Kalau premis minor nya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen.
Kalau premis minor nya menolak anteseden simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh :
Jika besi dipanaskan, besi akan memuai.
Besi dipanaskan.
Jadi, besi memuai.
Jika besi tidak dipanaskan, besi tidak akan memuai.
Besi tidak di panaskan.
Jadi, besi tidak akan memuai.
3. Silogisme Alternatif
Adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Kalau premis
minornya membenarkan salah satu alternatif, simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh :
Dia adalah seorang kiai atau profesor.
Dia seorang kiai.
Jadi, dia bukan seorang profesor.
Dia adalah seorang kiai atau profesor.
Dia bukan seorang kiai.
Jadi, dia seorang profesor.
4. Entimen
Bentuk silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah
diketahui secara umum. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh :
Semua sarjana adalah orang cerdas.
Ali adalah seorang sarjana.
Jadi, Ali adalah orang cerdas.
Maksudnya yaitu “ Ali adalah orang cerdas karena dia adalah seorang sarjana”.
Keterkaitan antara Metode Penalaran
Induktif dan Deduktif

Untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan


secara bersama. Upaya menemukan kebenaran dengan cara memadukan penalaran deduktif
dengan penalaran induktif tersebut melahirkan penalaran yang disebut dengan reflektive
thinking atau berfikir refleksi.
Kesimpulan

Penalaran induktif adalah penarikan kesimpulan setelah melihat kasus –


kasus yang khusus. Kesimpulan penalaran induktif memiliki derajat
kebenaran barangkali benar atau mungkin benar. Penalaran deduktif adalah
penarikan kesimpulan dari hal – hal yang umum ke hal khusus. Kebenaran
dalam penalaran deduktif adalah yakin benar atau pasti benar.

Anda mungkin juga menyukai