Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH RESUME MATERI

Dosen Pengampu : Annisa S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Bagas Prianto (2207220024)


Muhammad Raihan Syahputra (2207220010)
Muhammad Riflan Izzati (2207220024)
Randy Fenandar (2207220014)

PROGRAM STUDI ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
TAHUN AJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu istilah pasti memuat suatu definisi, tetapi setiap pembaca kadang
mengalami kendala dalam menarik suatu definisi. Tak sering pula salah dalam menarik
suatu definisi. Definisi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sesuai kaidah yang telah
ditentukan. Definisi terbagi dalam beberapa jenis diantaranya 5 jenis definisi yang paling
umum yang banyak orang tidak mengetahuinya, sehingga perlu memberikan suatu
referensi untuk para pembaca.
Pencarian kesimpulan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah
hukum, yaitu berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan
pengetahuan ilmiah. Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat dijadikan 2 jenis
penalaran, yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif.
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari
satu atau lebih pertanyaan yang lebih umum yang dapat dilakukan secara langsung dan
dapat dilakukan secara tidak langsung. Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak
dari pernyataan yang bertolak dari pernyataan-pertanyaan yang khusus dan menghasilkan
simpulan yang umum. Oleh karena itu, simpulan yang diperoleh atau tidak lebih khusus
daripada pernyataan (premis).
Selain metode dalam menarik suatu pernyataan, terdapat proposisi dan term yang
perlu diperhatikan. Banyak bentuk dan jenis-jenis dari proposisi dalam membantu
menarik suatu penalaran dari sebuah premis atau lebih. Dalam menarik suatu penalaran,
terkadang kita mengalami kendala atau tidak disadari salah dalam menarik penalaran.
Banyak juga faktor yang menyebabkan salah nalar, seperti premis yang tidak sesuai,
premis yang terlalu umum, dan masih banyak lagi.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa Pengertian Penalaran?
1.2.2 Apa Ciri-ciri Penalaran?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan Penalaran Deduktif?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan Penalaran Induktif?
1.2.5 Penyebab Salah Nalar
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui Pengertian Penalaran
1.3.2 Dapat Menyebutkan Ciri-Ciri Penalaran
1.3.3 Mengetahui Penalaran Deduktif
1.3.4 Mengetahui Penalaran Induktif

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Penalaran
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data
atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Data atau fakta yang akan dinalar
itu boleh benar dan boleh tidak benar. Di sinilah letaknya kerja penalaran. Orang akan
menerima data dan fakta yang benar dan tentu saja akan menolak fakta yang belum jelas
kebenarannya. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk mencapai satu simpulan
ini harus berbentuk kalimat pernyataan. Kalimat pernyataan yang dapat di pergunakan
sebagai data itu disebut proposisi.

2.1.1Ciri-ciri Penalaran
 Dilakukan dengan sadar.
 Sistematis.
 Terarah, bertujuan.
 Didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui.
 Sifat empiris nasional.

2.2.1 Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu
atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum
dari pada proposisi tempat menarik kesimpulan itu disebut premis.
Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan
dapat pula dilakukan secara tak langsung.

2.2.1.1 Menarik Simpulan secara Langsung


Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya, konklusi
yang ditarik dari dua premis disebut tak langsung
Contoh : Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)
Contoh :
Tidak seekor nyampuk pun adalah lalat. (premis)
Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk. (simpulan)

4
2.2.1.2 Menarik Simpulan secara Tidak Langsung
Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung
memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis ini akan dihasilkan sebuah simpulan.
Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah
premis yang bersifat khusus.
Untuk menarik simpulan secara tidak langsung ini, kita memerlukan suatu premis
(pernyataan dasar) yang bersifat pengetahuan yang semua orang sudah tahu, umpamanya
setiap manusia akan mati, semua ikan berdarah dingin, semua sarjana adalah lulusan
perguruan tinggi, atau semua pohon kelapa berakar serabut.
Ada beberapa jenis penalaran deduksi dengan penarikan secara tidak langsung sebagai
berikut.
1. Silogisme Kategorial
Contoh : Semua manusia bijaksana. (premis mayor)
Semua polisi adalah manusia. (premis minor)
Jadi, semua polisi bijaksana

Term minor Term mayor


2. Silogisme Hipotesis
Contoh : Jika besi dipanaskan, besi akan memuai.
Besi dipanaskan.
Jadi, Besi memuai.
Jika besi tidak dipanaskan, besi tidak akan memuai.
Besi tidak dipanaskan.
Jadi, besi tidak akan memuai.
3. Entimen
Contoh : Semua sarjan adalah orang cerdas.
Ali adalah seorang sarjana.
Jadi, Ali adalah orang cerdas.

2.3.1 Penalaran Induktif


Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan yang bertolak dari
pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata
lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis).
Penalaran induktif (prosesnya disebut induksi) merupakan proses penalaran untuk
menarik suatu prinsip atau sikap uang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan yang
bersifat umum berdasarkan atas fakta-fakta khusus

5
2.3.1.1Keuntungan menggunakan penalaran induktif
 Pernyataan yang bersifat umum ini bersifat ekonomis
 Dari pernyataan yang bersifat umum dimungkinkan proses penalaran selanjutnya baik
secara induktif maupun deduktif.

2.3.1.2Jenis-jenis penalaran induktif


 Generalisasi, adalah permasalahan yang mengandalkan beberapa pertanyaan yang
mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh : Jika dipanaskan, besi memuai.

 Analogi, adalah cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang
mempunyai sifat yang sama
Contoh : Ali adalah lulusan akademi A.

 Hubungan kausal, adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling
berhubungan.
Contoh : Tombol ditekan, akibatnya bel berbunyi.

2.4.1 Penyebab Salah Nalar


Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut
salah nalar. Salah nalar ini disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara
pikirannya. Kalau kita pilah-pilih beberapa bentuk salah nalar itu, kita dapat membagi salah
nalar itu dalam beberapa macam, yaitu sebagai berikut.

2.4.1.1 Deduksi yang salah


Salah nalar yang disebabkan oleh deduksi yang salah merupakan salah nalar yang
amat sering dilakukan orang. Hal ini terjadi karena orang salah mengambil simpulan dari
suatu silogisme dengan diawali oleh premis yang salah atau tidak memenuhi syarat.
Beberapa salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut.
1. Pak Randy tidak dapat di pilih sebagai lurah di sini karena dia miskin
2. Dia pasti cepat mati karena dia menderita penyakit jantung

6
2.4.1.2Generalisasi Terlalu Luas

Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi
tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi
salah.

Beberapa salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut.

a. Gadis Bandung cantik-cantik.


b. Kuli pelabuhan jiwanya kasar.
c. Orang Makasar pandai berdayung.

2.4.1.3Meniru-niru yang sudah ada


Salah nalar jenis ini adalah salah nalar yang berhubungan dengan anggapan bahwa
sesuatu itu dapat kita lakukan kalau atasan kita melakukan hal itu. Beberapa salah
nalar jenis ini adalah sebagai berikut.
1. Peserta penataran boleh pulang sebelum waktunya karena para undangan yang
menghadiri acara pembukaanpun sudah pulang semua.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Definisi adalah suatu pernyataan mengenai ciri-ciri penting suatu hal, dan biasanya
lebih kompleks dari arti, makna, atau pengertian suatu hal. Terdapat lima jenis definisi dilihat
dari tujuannya, yaitu definisi persuasif, teoritis, ketepatan, leksikal, dan stipulatif.
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data
atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan.Terdapat dua jenis metode dalam
menalar yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran adalah suatu proses
berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai
pada suatu simpulan. Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan yang
bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.

3.2 Saran
3.2.1 Penalaran penting bagi mahasiswa dalam memecahkan persoalan dalam kehidupan
sehari-hari.
3.2.2 Mengetahui cara membuat definisi yang baik dan benar sangat penting bagi
mahasiswa agar tidak mengalami kesalahan yang sama kedepannya.
3.2.3 Penting memahami faktor-faktor yang menyebabkan salah nalar terjadi agar dapat
menghindari hal-hal tersebut ketika menarik suatu penalaran.

Anda mungkin juga menyukai