Anda di halaman 1dari 12

PENALARAN

DEDUKTIF, INDUKTIF DAN ABDUKTIF


PENGERTIAN PENALARAN

Penalaran adalah proses berpikir berdasarkan


pengamatan indera (observasi empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Pengamatan tersebut akan membentuk proposisi -
proposisi sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang
diketahui atau dianggap benar, kemudian disimpulkan
sebuah proposisi baru yang tidak diketahui sebelumnya.
Ada tiga jenis metode dalam menalar
yaitu:

 Deduktif
 Induktif
 Abduktif
Berikut adalah pengertian penalaran Deduktif,
Induktif, dan Abduktif lengkap dengan contohnya.

 A. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang bertujuan
untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap khusus
berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Dengan kata
lain deduksi merupakan suatu penalaran untuk
menyimpulkan hal khusus dari sejumlah proposisi umum.

Contoh Penalaran deduktif:


Semua manusia akan mati (Premise 1), Paidi adalah manusia
(Premise 2), Jadi Paidi akan mati (Konklusi)
Macam – macam penalaran deduktif,
yaitu:

1. Silogisme, yaitu proses membuat kesimpulan secara


deduktif. Silogisme tersusun dari dua proposisi
(pernyataan) dan konklusi (kesimpulan). Silogisme
dirangkai dari tiga buah pendapat yang terdiri dari 2
pendapat dan 1 kesimpulan.
2. Entimen, yaitu penalaran deduksi secara langsung
atau tanpa silogisme premis atau tidak diucapkan
karena sudah diketahui.
 Contoh Entimen:
Premis 1 : Penderita kurang darah tidak boleh makan
buah melon
 Premis 2 : Budi menderita penyakit kurang darah
Konklusi : Budi tidak boleh makan buah melon
Entimen : Budi tidak boleh makan buah melon karena
menderita penyakit kurang darah
Macam-macam Silogisme, yakni:

 1. Silogisme Negatif, yaitu setiap kalimat yang didalamnya


terdapat kata “bukan ataupun tidak” pada premis dan simpulan.
Jadi, jika suatu premis pada silogisme bersifat negatif, maka
kesimpulannya pun bersifat negatif juga.

 Contoh Silogisme Negatif:


Premis 1 : Penderita kurang darah tidak boleh makan buah melon
 Premis 2 : Budi menderita penyakit kurang darah
Konklusi : Budi tidak boleh makan buah melon
2. Silogisme Error, yaitu kecermatan dalam menarik
kesimpulan menggunakan penalaran silogisme. Untuk
merumuskan premis, diwajibkan mencermati setiap kalimat
yang akan dibuat agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman. 

Contoh silogisme error:


Premis 1 : Yanto lulus ujian CPNS
Premis 2 : Yanto rajin menabung dan tidak sombong
Konklusi : Orang yang lulus ujian CPNS karena rajin
menabung dan tidak sombong ?
Konklusi diatas adalah salah karena tidak terdapat premis
umum (PU)
B. Penalaran Induktif

Induktif atau Logika Induktif adalah proses penarikan


kesimpulan dari kasus – kasus nyata secara individual
(khusus) menjadi kesimpulan yang bersifat umum.

Contoh bentuk penalaran induktif adalah elang punya


mata, kucing punya mata, kerbau punya mata, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap hewan punya
mata.
C. Penalaran Abduktif

 Menurut Donny Gahral Adian & Herdito Abduksi


adalah metode untuk memilih argumentasi terbaik
dari sekian banyak argumentasi yang mungkin. Oleh
sebab itu abduksi sering disebut dengan argumentasi
menuju penjelasan terbaik.
Ada empat cara mendapatkan argumentasi
terbaik, yakni:

 Kesederhanaan, yaitu jelaskan segala hal dengan bahasa


yang ringan dan tidak ada bantahan dari pihak lain.
 Koherensi, yaitu pilih penjelasan yang sesuai dengan apa
yang diyakini para ahli tentang dunia.
 Prediktabilitas, yaitu pilih penjelasan yang paling banyak
menghasilkan prediksi yang dapat disangkal atau diiyakan.
 Komprehensi, yaitu pilih penjelasan yang paling lengkap
dan meninggalkan sedikit sekali ketidakjelasan
Contoh dari penalaran abduktif adalah andai kita
mengetahui bahwa seseorang yang bernama Bob selalu
mengendarai mobilnya dengan sangat cepat jika sedang
mabuk, maka pada saat kita melihat Bob mengendarai
mobilnya dengan sangat cepat, maka kita
berkesimpulan bahwa Bob sedang mabuk.

Anda mungkin juga menyukai