Anda di halaman 1dari 2

Jawaban:

1. Peta konsep (mind mapping) perkembangan Bahasa Indonesia berdasarkan hasil kongres VII s.d
XI saya lampirkan dalam folder bentuk pdf.
2. Menurut saya Bahasa Indonesia masih perlu bagi bangsa Indonesia karena Bahasa yang umum
digunakan dalam pembicaraan atau percakapan melalui aktivitas kegiatan sehari-hari bagi
masyarakat ialah Bahasa Indonesia maka hal ini tentunya merupakan masih perlu untuk
masyarakat Indonesia untuk penggunaan Bahasa Indonesia. Dalam bermasyarakat atau dalam
kegiatan kita sehari-hari mayoritasnya semua menggunakan bahasa Indonesia. Bangsa Indonesia
mempunyai beraneka Bahasa dan salah satu Bahasa yang penting atau wajib dalam percakapan
sehari-hari ialah bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi bagi tiap individu dan antar
daerah di Indonesia untuk itu Bahasa Indonesia mempunyai peran yang sangat penting sehingga
memiliki kedudukan istimewa. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan
kebangsaan, lambang identitas nasional, dan alat komunikasi antar daerah dan antar
kebudayaan. Contohnya penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bagian kebudayaan penting bagi
kerjasama antar-negara untuk kepentingan nasional.
3. 1. Berdasarkan hasil survey (meninjau) Anda, topik/subtopik apa saja yang menurut Anda
penting?
- Judul: Sisi Positif Parenting Budaya Jepang
- Penulis: Buyung Okita
- Topik/sub topik yang penting 4 jenis gaya parenting, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa,
permisif, dan terlalu protektif.
2. Tuliskan daftar pertanyaan (question) berkaitan dengan informasi yang Anda perlukan pada
bacaan tersebut.
- Sebutkan 4 jenis gaya parenting dalam pembahasan tersebut?
- Apa yang dimaksud dengan gaya asuh orangtua berwibawa?
- Sebutkan bagaimanakah stereotip sikap mengasuh ala orangtua di Jepang yang dapat kita
lihat berbagai hal yang positif?
3. Berdasarkan hasil membaca (read) Anda, Informasi apa yang Anda peroleh dari bacaan
tersebut.
- Hasil dari membaca (read) informasi yang diperoleh dari bacaan yaitu
- Sebutkan 4 jenis gaya parenting dalam pembahasan tersebut?
Jawaban: Gaya asuh otoriter, gaya asuh berwibawa, gaya asuh permisif, dan gaya asuh
overprotektif.
- Apa yang dimaksud dengan gaya asuh orangtua berwibawa?
Jawaban: Yang dimaksud dengan gaya asuh orangtua berwibawa adalah gaya asuh di mana
orangtua menjadi panutan yang teladan, memberikan batasan yang cermat untuk putra-
putrinya, dan memberikan pujian untuk upaya yang telah putra-putrinya lakukan.
- Sebutkan bagaimanakah sikap mengasuh ala orangtua di Jepang yang dapat kita lihat
berbagai hal yang positif?
Jawaban: Hubungan antara orangtua dan anak yang sangat dekat, orangtua adalah
cerminan anak, orangtua dan anak adalah setara, memperhatikan tentang perasaan dan
emosi.
4. Ceritakan/jelaskan (recite) pengalaman membaca Anda berkaitan dengan bacaan/wacana
tersebut.
- Dari pengalaman saya membaca bacaan yang berjudul sisi positif parenting Budaya Jepang
yang menjelaskan tentang penjelasan mengenai jenis-jenis gaya parenting, atau gaya asuh
orangtua pada anak yaitu adanya gaya asuh otoriter, gaya asuh berwibawa, gaya asuh
permisif, dan gaya asuh overprotektif mengenai penjelasan tersebut dapat saya ketahui
bahwa peran orangtua sangat penting untuk mendidik anak dalam hal ini adapun orangtua
yang memiliki didikan kepada anak dengan mengikuti perinting atau gaya asuh orangtua
kepada anak apakah sudah benar atau salah. Adapun bacaan yang saya baca terkait hal-hal
positif yaitu penilaian atau stereotip mengasuh ala orangtua di Jepang yaitu seperti
bagaimana hubungan antara orangtua dan anak yang sangat dekat dimana peran orangtua
tetap menstimulus dengan hal yang positif dan menjadi role model yang baik. Filosofi ini
menunjukan, dengan anak dibiarkan aktif menandakan bahwa sang anak tumbuh sehat. Hal
positif lain ialah orangtua adalah cerminan anak dimana ada fase-fase seperti pada fase usia
5 tahun di mana anak boleh bereksplorasi melakukan sesuatu, lalu usia 5-15 tahun anak
mulai diajari untuk melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah, belajar untuk disiplin,
dan melakukan apa yang dilakukan oleh orangtua. Fase ini mengajari anak-anak untuk dapat
berkontribusi melakukan cara-cara yang telah dilakukan secara turun temurun. Fase ini
orangtua memberikan batasan yang jelas mengenai hak dan kewajiban, apa yang boleh
dilakukan atau tidak. Dan belajar untuk memperhatikan tentang perasaan dan emosi
orangtua memiliki peran yang sangat penting untuk bisa mengendalikan emosi dan
perasaan dengan orangtua mengajarkan anaknya untuk melakukan hal yang tidak
mempermalukannya dan pengajaran terhadap anak seperti diajarkan untuk dapat memiliki
sikap empati dan saling menghormati orang lain.
5. Berdasarkan langkah akhir dari SQ3R (review), apakah informasi yang Anda perlukan sesuai
daftar pertanyaan sudah cukup?
- Ibu dan anak memiliki hubungan yang sangat dekat. Setidaknya sampai usia 5 tahun anak
tidur bersama orangtuanya. Ibu juga selalu menemani di manapun anaknya berada. 
- Fase usia 5 tahun di mana anak boleh bereksplorasi melakukan sesuatu, lalu usia 5-15 tahun
anak mulai diajari untuk melakukan kegiatan seperti membersihkan rumah, belajar untuk
disiplin, dan melakukan apa yang dilakukan oleh orangtua.
- Setelah anak berusia 15 tahun, orang tua mulai memberikan ruang untuk anak dapat lebih
mandiri dengan mengurangi batasan yang diterapkan pada fase sebelumnya
- Mengajari dan mempersiapkan anak untuk dapat hidup di komunitas sosial masyarakat yang
lebih luas, anak juga diberikan semangat untuk dapat memahami dan menghormati
perasaanya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai