Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

BAHASA INDONESIA

OLEH :

I GST PUTU CITRA WIDIASTUTI


045303843
MANAJEMEN

UNIVERSITAS TERBUKA
JURUSAN MANAJAMEN
DENPASAR
2022
1. Jelaskanlah perkembangan bahasa Indonesia berdasarkan hasil kongres VII s.d. XI dengan menggunakan
peta konsep (mind mapping).
Jawaban :

Perkembangan Bahasa Indonesia berdasarkan Kongres VII s.d. XI

2. Masih perlukah bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia saat ini? Penjelasan Anda harus disertai dengan
alasan yang logis dan disertai contoh.
Jawaban :
Masih sangat diperlukan, karena adanya bahasa nasional yakni bahasa Indonesia, kita dapat
berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan
latar belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan, sebagai contoh kita dapat bepergian
dari pelosok yang satu ke pelosok yang lain di tanah air dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia
sebagai satu-satunya alat komunikasi.
3. Bacalah artikel berikut dengan menerapkan teknik SQ3R!

1. Berdasarkan hasil survey (meninjau) Anda, topik/subtopik apa saja yang menurut Anda penting?
Jawaban:

Judul Sisi Positif Parenting Budaya Jepang


Nama Majalah (Sumber) https://www.kompasiana.com/buyungokita/
%205f22b2a4d541df59d84bebe2/sisi-positif-parenting-
budaya- jepang?page=all#section2
Bagian Pembuka Parenting menjadi isu yang hangat dewasa ini. Semakin tinggi
kesadaran masyarakat untuk lebih mempelajari bagaimana ilmu-
ilmu parenting agar dapat diimplementasikan bagi putra-putrinya,
atau sebagai bekal untuk membina rumah tangga di kemudian hari.
Terdapat 4 jenis gaya parenting, yaitu gaya asuh otoriter,
berwibawa, permisif, dan terlalu protektif.
Sub Judul Hubungan antara orang tua dan anak yang sangat dekat, Orang tua
adalah cerminan anak, Orang tua dan anak adalah setara,
Memperhatikan tentang perasaan dan emosi
Bagian Penutup Setelah membaca gaya asuh orang tua di Jepang, dapat dipahami
bahwa gaya asuh mereka merupakan perpaduan antara sedikit gaya
permisif dan gaya authoritative (berwibawa). Demikian, perbedaan
gaya asuh orang tua di amerika dan gaya asuh orang tua di Jepang
Penulis Buyung Okita
Tahun Terbit 2020

2. Tuliskan daftar pertanyaan (question) berkaitan dengan informasi yang Anda perlukan pada bacaan
tersebut.
Jawaban :
a. Apa Saja Jenis – jenis gaya Parenting?
b. Apa saja fase – fase gaya asuh orang tua di Jepang?
c. Jenis gaya asuh orang tua apa yang diterapkan di Jepang?

3. Berdasarkan hasil membaca (read) Anda, Informasi apa yang Anda peroleh dari bacaan tersebut.
Jawaban :
a. Jenis – jenis Parenting ada 4, yaitu gaya asuh otoriter, berwibawa, permisif, dan terlalu protektif
b. Fase – Fase gaya asuh orang tua di Jepang
- Fase Balita (0-5 Tahun), anak diajak untuk bersosialisasi dengan keluarga dan kerabat
sehingga dapat lebih mengenal saudara dan mudah bersosialisasi. Orang tua beranggapan
sebisa mungkin menemani putra-putrinya
- Fase Anak - Anak (5-15 Tahun), Fase ini mengajari anak-anak untuk dapat berkontribusi
melakukan cara-cara yang telah dilakukan secara turun temurun. Pada fase ini orangtua
memberikan batasan yang jelas mengenai hak dan kewajiban anak, apa yang boleh dilakukan
dan yang tidak boleh dilakukan
- Fase Remaja (15-20 Tahun), Fase ini mempersiapkan anak untuk melakukan kegiatan
keterampilan bagi dirinya sendiri dan keluarga serta belajar bertingkahlaku yang baik dan
sopan (menurut adat Jepang). Anak mulai diajarkan independent (mandiri) dan dipersiapkan
untuk dapat siap menjadi orang dewasa
c. Jenis Gaya Asuh Orang Tua di Jepang merupakan perpaduan antara sedikit gaya permisif dan
gaya authoritative (berwibawa)

4. Ceritakan/jelaskan (recite) pengalaman membaca Anda berkaitan dengan bacaan/wacana tersebut.


Jawaban :
a. Jenis gaya asuh orang tua pada umumnya ada 4 yaitu
- Otoriter dimana orang tua Memaksakan kehendaknya tanpa begitu memperhatikan
perspektif anak,
- Berwibawa dimana orang tua menjadi panutan teladan bagi anak – anaknya
- Permisif dimana orang tua tidak memberikan batasan – batasan pada anaknya
- Protektif dimana orang tua banyak memberikan batasan – batasan pada anaknya
b. Fase – fase gaya asuh orang tua di Jepang
- Fase Balita (0-5 Tahun), pada fase ini hubungan orang tua dan anak sangat dekat, orang tua
sebisa mungkin menemani anak – anaknya, pada fase ini anak dibiarkan bebas bereksplorasi
- Fase Anak – anak (5-15 Tahun), pada fase ini anak mulai diajak dan diajarkan disiplin, mulai
diberi batasan – batasan
- Fase Remaja (15-20 Tahun), Pada Fase ini anak dipersiapkan untuk menjadi dewasa, orang tua
memberikan ruang untuk anak menjadi lebih mandiri, sehingga hubungan orang tua dan anak
tidak hanya sebatas orang tua tetapi juga menjadi teman
c. Dilihat dari Fase – fase yang ada Nampak jelas Jenis gaya asuh orang tua di Jepang adalah
perpaduan antara Gaya Permisif dan gaya berwibawa, dimana anak diberi kebebasan namun peran
orang tua tetap menjadi panutan bagi anak – anak nya.

5. Berdasarkan langkah akhir dari SQ3R (review), apakah informasi yang Anda perlukan sesuai daftar
pertanyaan sudah cukup?
Jawaban :
Parenting dalam Budaya Jepang sisi positifnya yang bias kita ambil ialah : Usia 0-55.tahun anak
bebas melakukan apapun dan ibunya selalu mendampingi anaknya.Namun orangtua tetap
menstimulus dengan hal yang positif dan menjadirole modelyang baik. Filosofi ini menunjukan,
dengan anak dibiarkan aktif menandakan bahwasang anak tumbuh sehat. Setelah fase usia 5 tahun di
mana anak boleh bereksplorasimelakukan sesuatu, lalu usia 5-15 tahun anak mulai diajari untuk
melakukan kegiatanseperti membersihkan rumah, belajar untuk disiplin, dan melakukan apa
yangdilakukan oleh orangtua. Setelah anak berusia 15 tahun, orang tua mulai memberikanruang untuk
anak dapat lebih mandiri dengan mengurangi batasan yang diterapkanpada fase sebelumnya. Setelah
usia 20 tahun anak dianggap resmi menjadi dewasadengan biasanya diadakan upacara hari
kedewasaan yang diselenggarakan didistrik/kota setempat yang diikuti oleh pemuda berusia 20 tahun.
Selain mengajari danmempersiapkan anak untuk dapat hidup di komunitas sosial masyarakat yang
lebihluas, anak juga diberikan semangat untuk dapat memahami dan menghormatiperasaanya sendiri.
Anak diajarkan untuk dapat memiliki sikap empati dan salingmenghormati orang lain.

Anda mungkin juga menyukai