Anda di halaman 1dari 17

AQSAM AL-QURAN

STUDY QURAN

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Filsafat Ilmu Prodi Pascasarjana Konsentrasi Pendidikan Agama Islam UIN Alauddin
Makassar

Oleh Kelompok 13:

NUR BUDIYANTI (80200223028)

MUHAMMAD FARIED (80200223029)

ANNISA FITRIANI (80200223026)

NURUL MAGFIRAH

Dosen Pengampu:

Dr. Sohrah, M.AgS

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah swt. karena dengan izin-Nya kami

dapat menyelesaikan makalah yang telah diamanahkan kepada kami. Shalawat

serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. yang telah

membawa kedamaian dan rahmat untuk semesta alam, Nabi yang sepantasnya kita

jadikan teladan dari setiap sisi kehidupannya bilamana kita ingin merasakan

nikmatnya hidup di dunia dan di akhirat.

Makalah ini menjelaskan tentang”Aqsam Al-Quran” Dalam makalah ini

kami tuliskan sesuai dengan hasil tinjauan pustaka yang dilakukan berdasarkan

referensi yang relevan dengan judul makalah kami.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen

pembimbing dalam mata kuliah Study Quran dan semua pihak yang telah

membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan kami memahami jika

makalah ini tentu memiliki kekurangan maka kritik dan saran konstruktif sangat

kami butuhkan guna memperbaiki tulisan kami pada karya tulis ilmiah

selanjutnya. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, Desember 2023

PAGE \* MERGEFORMAT v
Penulis

PAGE \* MERGEFORMAT v
DAFTAR ISI

PAGE \* MERGEFORMAT v
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ilmu Aqsam Al-Qur’an adalah salah satu disiplin ilmu yang mempunyai
peranan sangat penting bagi seorang pelajar, dan kepada semua umat islam
secara umumnya. Ketika Rasulullah SAW menyampaikan Al-Qur’an kepada
Umatnya, sebagian orang kafir Quraisy ingin menandinginya dengan cara
membuat ungkapan-ungkapan atau syair yang sengaja mereka buat untuk
merendahkan Nabi SAW. Sehingga Nabi menghadapi tantangan luar biasa dari
masyarakat kafir Quraisy saat itu. Namun, sebagian dari kalangan kafir Quraisy
menerima kebenaran islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Sehingga
dari sini kita dapat memahami bahwa, jika jiwa manusia itu bersih dari sifat
tercela, Insyaallah akan mudah menerima kebenaran dari siapapun kebenaran
itu datang. Jiwa yang bersih akan selalu terbuka akan ajaran kebenaran dari
firmanfirman Allah Swt. Dalam menyampaikan kebenaran itu tidak diperlukan
argument atau alasan agar kebenaran itu bisa diterima. Tapi bagi manusia yang
hatinya selalu dipenuhi sifat tercela, dipenuhi sifat dengki, maka kebenaran itu
akan sulit diterima. Oleh karenanya, dalam menyampaikan ajaran kebenaran
kepada manusia seperti ini, diperlukan berbagai cara dan argumentasi agar
mereka dapat menerima kebenaran itu.

Salah satu cabang dari pembahasan Ulumul Qur‟an yakni Aqsamul


Qur‟an. Aqsamul Qur‟an sendiri merupakan ilmu yang mengkaji atau
mempelajari sumpah – sumpah yang tedapat dalam al-Qur‟an yang digunakan
Allah untuk menguatkan atau menegaskan informasi-informasi didalamnya.
(Al-Qaththan, Tth.) al-Qur‟an adalah wahyu terakhir yang Allah turunkan
kepada Nabi terakhir Muhammad SAW sebagai petunjuk dan pedoman bagi
seluruh umat manusia yang di dalamnya tidak hanya berisi mengenai larangan
dan perintah untuk beribadah saja, tetapi juga memuat seluruh aspek kehidupan
manusia, salah satunya adalah mengenai urusan pekerjaan.

PAGE \* MERGEFORMAT v
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Aqsam Al-Quran?


2. Bagaiamana konsep Aqsam Al-Quran?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan teori Aqsam Al-Quran?
2. Menjelaskan konsep Aqsam Al-Quran?

PAGE \* MERGEFORMAT v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqsam Al-Quran

Secara etimologi, kata qasam semakna dengan half dan yamin.


Kata aqsam adalah bentuk jamak dari bentuk tunggalnya yaitu qasam yang
artinya sumpah. Qasam menurut Manna al-Qattan didefinisikan sebagai
“mengikat jiwa (hati) agar tidak melakukan atau melakukan sesuatu,
dengan „suatu makna‟ yang dipandang besar, agung, baik secara hakiki
maupun secara i’tiqadi, oleh orang yang bersumpah itu.” Banyak ayat-
ayat Al-Qur’an yang menggunakan qasam. Adapun maksud penggunaan
qasam/aqsam adalah untuk memperkuat maksud sesuatu dengan
menyebutkan sesuatu yang memiliki posis yang lebih tinggi dengan
menggunakan huruf wawu, ba, atau lam. begitu pentingnya qasam/aqsam.

Sedangkan secara terminologi, qasam alQur‟an adalah ilmu yang


membahas mengenai arti, maksud, rahasia, dan hikmah sumpah-sumpah
Allah yang terdapat dalam al-Qur‟an. Kemudian yang dimaksud sumpah
itu sendiri merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh manusia
dalam rangka meyakinkan orang lain bahwa dia berada diatas kebenaran.
Sedangkan sumpah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan
atau kepada sesuatu yang dianggap suci (untuk menguatkan kebenaran dan
kesungguhannya dan sebagainya). Bersumpah ialah mengucapkan kalimat
sumpah.1 Bersumpah merupakan salah satu upaya yang dilakukan manusia
dalam rangka meyakinkan orang lain bahwa dia berada di atas kebenaran.
Artinya dia bersungguh-sungguh sedang serius, tidak bohong, atau
bergurau, dan sebagainya. Dengan diucapkan sumpah oleh oleh seseorang
maka orang lain yang pada mulanya ragu atau takpercaya tentang
informasi yang disampaikannya, menjadi percaya dan meyakini kebenaran
berita yang dibawanya.
1
Al-Qaththan, Manna‟ Khalil. Tth. Mabahits Fi ‘Ulum al-Quran. Makkah. Dar al-„Ilm. Hal. 415
Adapun tujuan penggunaan qasam/aqsam ini adalah untuk
memperkuat atau menegaskan suatu informasi dalam al-Qur‟an agar dapat
meyakinkan orang-orang yang memiliki keraguan dan sikap penolakan.
Bersumpah juga dinamakan yamin yang makna harfiahnya adalah tangan
kanan. Konon mengapa sumpah juga dinamakan yamin, karena kebiasaan
orang Arab ketika bersumpah saling memegang tangan kanan sahabatnya.
2

Manusia dengan segala kekurangan dan keterbatasannya sulit


sekali membebaskan dirinya secara penuh dari kesalahan. Inilah yang
menjadi salah satu sebab lahirnya perbuatan dosa. Maka, dalam upaya
membebaskan diri dari kesalahan atau kealpaan itu, salah satu mekanisme
yang harus dilakukan ialah bersumpah atas Nama Allah SWT. Jadi
manusia bersumpah untuk membuktikan bahwa dia benar, sehingga orang
lain mempercayai berita yang dibawanya. Sampai disini tidak ada
persoalan. Problem segera timbul bila sumpa itu datang dari Allah, karena
kita memercayai sepenuh hati, bahwa Allah maha sempurna, maha benar,
dan sekalikali takpernah curang apalagi bohong. dan sekalikali takpernah
curang apalagi bohong.3

B. Rukun-rukum Qasham Quran

Sighat qasam yang asli itu terdiri dari tiga rukun yaitu:

a. Ada fi’il qasam yang di muta’addikan dengan huruf ba’.


Dalam percakapan sehari-hari atau dalam ayat al Quran, sumpah itu
tidak terlalu lengkap mencakup rukun tersebut. Kadang-kadang fi’il qasamnya
dibuang/tidak disebutkan. Tetapi dalam Al-Qur’an, penggunaan huruf ba’ ini
hanya terjadi jika fi’il qasamnya disebutkan. Fi‟il dengan pelantara huruf ba’.

2
Ahsin W. Al-Hafid. Kamus Ilmu Al-Qur’an, (Amzah Jl. Sawo Raya No18 Jakarta 2012). hlm. 27
3
Nashruddin Baidan. Wawasan Baru Ilmu Tafsir,(Pustaka Pelajar Jakarta 2011).hlm. 203-204

PAGE \* MERGEFORMAT v
Fi‟il (kata kerja) qasam sering kali tidak ditemukan ayat qasam dengan tidak
menyebut fi’il qasam-nya, tetapi cukup dengan menyebut huruf ba’ yang
diganti dengan waw (‫( و‬pada isim-isim zhahir.
Contohnya pada QS. Al-Lail :1
١ ‫َو اَّلْيِل ِاَذ ا َيْغ ٰش ۙى‬

Terjemahannya “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)”

Adapula kalimat yang menggunakan huruf ta` pada lafal jalalah antara lain
terdapat pada pada QS. Al-Anbiya: 57

٥٧ ‫َو َتاِهّٰلل َاَلِكْيَد َّن َاْص َناَم ُك ْم َبْع َد َاْن ُتَو ُّلْو ا ُم ْد ِبِر ْيَن‬

Terjemahan “(Nabi Ibrahim berkata dalam hatinya,) “Demi Allah, sungguh,


aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi
meninggalkannya.”

Sumpah ada juga yang menggunakan huruf wau. Sumpah yang menggunakan
wau ini tidak perlu menggunakan lafad aqsama, ahlafa. Sebaliknya huruf itu
harus digunakan kata yang jelas, bukan pengganti.

b. Muqsam bih

Ada muqsam bih (penguat sumpah), yaitu sumpah itu harus diperkuat sesuatu
yang diagungkan oleh yang bersumpah. Misalnya dengan menggunakan lafal
Allah yang di contohkan dalam surat Yunus ayat 53:

٥٣ ࣖ ‫۞ َو َيْسَتْۢن ِبُٔـْو َنَك َاَح ٌّق ُهَو ۗ ُقْل ِاْي َو َر ِّبْٓي ِاَّنٗه َلَح ٌّق ۗ َو َم ٓا َاْنُتْم ِبُم ْع ِج ِز ْيَن‬

Terjemahan “Mereka menanyakan kepadamu (Nabi Muhammad), “Benarkah ia


(azab yang dijanjikan Allah) itu?” Katakanlah, “Ya, demi Tuhanku,
sesungguhnya (azab) itu pasti benar dan sekali-kali kamu tidak dapat
menghindar.”

PAGE \* MERGEFORMAT v
Dr. Bakri Syekh Amin dalam buku At Ta’bir Alfan fil Qur’an
menceritakan bahwa kebiasaan sumpah orang-orang arab jahiliyah yang selalu
memakai muqsam bih selain Allah, misalnya dengan umurnya, kakeknya,
hidupnya, kepala dan sebagainya. Maksud sumpah orang Arab Jahiliyah
tersebut adalah untuk memuliakan hal-hal yang dijadikan muqsam bih itu.
Menurut kebiasaan, mereka memang memuliakan hal tersebut. Sejalan dengan
kebiasaan orang Arab itulah, dalam Al Qur’an juga kadang-kadang terdapat
qasam seperti qasam orang Arab Jahiliyah. Misalnya yang terdapat dalam surat
Al Hijr ayat 72

٧٢ ‫َلَعْم ُرَك ِاَّنُهْم َلِفْي َس ْك َر ِتِهْم َيْع َم ُهْو َن‬

Terjemahan Kemenag 2019

72. (Allah berfirman,) “Demi umurmu401) (Nabi Muhammad), sungguh, mereka


terombang-ambing dalam kemabukan (demi melampiaskan hawa nafsu).”401)
Sumpah Allah yang demikian ini menunjukkan kemuliaan beliau di sisi-Nya.

Padahal menurut peraturan muqsam bih, sumpah itu seharusnya memakai nama
Allah SWT, Dzat atau sifat-sifat-Nya, terutama bagi sumpah manusia. Sebab ada
larangan bersumpah dengan muqsam bih selain Allah, yang dihukumi musyrik.
Hal itu berdasarkan hadits riwayat Umar:

Artinya: barang siapa bersumpah dengan selain Allah, maka berarti dia telah kafir
atau musyrik (H.R. Tirmdzi)

Bagi Allah boleh bersumpah dengan apa saja. Sebab, muqsam bih
itu harus berupa sesuatu yang diagungkan oleh yang bersumpah. Sedang
bagi Allah yang Maha Agung tidak ada yang harus diagungkan oleh-Nya.
Sehingga dia boleh bersumpah dengan Dzat-Nya ataupun makhluk-Nya,
tetapi tidak untuk mengagungkan makhluk itu. Melainkan supaya manusia

PAGE \* MERGEFORMAT v
mengerti bahwa makhluk/benda yang dijadikan muqsam bih Allah SWT.
itu adalah benda yang penting dan besar artinya

c. Muqsam alaih

Ada muqsam ‘alaihi (berita yang diperkuat dengan sumpah itu), yaitu ucapan
yang ingin diterima/dipercaya orang yang mendengar, lalu diperkuat dengan
sumpah tesebut.4 Misalnya dalam QS. Adz-Dzahiriyat 1-6.

‫ ِاَّنَم ا ُتْو َع ُد ْو َن‬٤ ‫ َفاْلُم َقِّسٰم ِت َاْم ًر ۙا‬٣ ‫ َفاْلٰج ِر ٰي ِت ُيْسًر ۙا‬٢ ‫ َفاْلٰح ِم ٰل ِت ِوْقًر ۙا‬١ ‫َو الّٰذ ِرٰي ِت َذ ْر ًو ۙا‬
٦ ‫ َّو ِاَّن الِّدْيَن َلَو اِقٌۗع‬٥ ‫َلَص اِد ٌۙق‬

Terjemahan

1. Demi (angin) yang menerbangkan debu,

2. demi (awan) yang mengandung muatan (hujan),

3. demi (kapal-kapal) yang melaju (di atas air) dengan mudah,

4. dan demi (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi segala urusan,

5. sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar

6. dan sesungguhnya pembalasan pasti terjadi.

Muqsam Alaih adalah berarti yang diikutkan dengan sumpah atau di sebut juga
jawaban sumpah.

Ada empat hal yang harus dipenuhi musam ‘alaih, yaitu:

 Muqsam ‘alaih/berita itu terdiri dari hal-hal yang baik, terpuji atau hal-
hal yang penting.
 Muqsam ‘alaih itu sebaiknya disebutkan dalam setiap bentuk sumpah.
Jika muqsam ‘alaih tersebut dalam setiap bentuk sumpah. Jika muqsam

4
Manna' Kholil Al-Qotthon. Mabahis fi ulumul quran (Maktabah Wahbah, Kairo-Mesir), hlm.290-
291

PAGE \* MERGEFORMAT v
‘alaih tersebut kalimatnya terlalu Panjang maka muqsam ‘alaih boleh
dibuang.
 Jika jawaban qasamnya berupa fi’il madhi mutaharrif yang positif
(tidak dinegatifkan), maka harus dimasuki huruf “lam”dan “qad”.
 Materi isi muqsam ‘alaih itu bias bermacam-macam, terdiri dari
berbagai bidang pembicaraan yang baik-baik dan penting-penting.

Dalam Al-Qur’an, muqsam ‘alaih terdiri dari hal-hal sebagai berikut:

a. Pokok-pokok keimanan dan ketauhidan.

b. Penegasan bahwa Al-Qur’an itu adalah bener-benar mulia.

c. Keterangan bahwa Rasulullah Saw. itu adalah benar-benar utusan Allha.

d. Penjelasan tentang balasan, janji dan ancaman yng benar-benar akan

terlaksana.

e. Keteranagan tentang ikhwal manusia.5

C. Macam-Macam Aqsamul Quran

Dilihat dari segi fi’il nya, qasam Al-Qur’an itu ada dua macam sebagai berikut:

a. Qasam Dzhahir
Dhahir ialah yang disebut dengan terang fi’il qasam dan ditegaskan pula
muqsam bihi. Dan diantaranya ada yang di buang fi’il qasam, sebagaimana
hal kebanyakannya, karena mencukupi dengan dharaf, jar baik ba, wawu, atau
ta dan kadang-kadang dimasukan pula la nafiyah kepada fi’il qasam. Qasam
zhahir yaitu qasam yang secara jelas menyebutkan fi‟il qasam dan muqsam
bihinya.
Misalnya pada QS. Al-Qiyamah: 1
١ ‫ٓاَل ُاْقِس ُم ِبَيْو ِم اْلِقٰي َم ِۙة‬
5
Izzan, Ahmad, Ulumul Quran, tafakur,( Bandung, 2005).hlm.225

PAGE \* MERGEFORMAT v
Terjemahan Kemenag 2019
1. Aku bersumpah demi hari Kiamat.
b. Qasam Mudhmar
Qasam Mudhmar adalah sumpah yang di dalamnya tidak di jelaskan fi’il
qasam dan tidak pula Muqsam bih, tetapi ia di tunjukkan oleh “lam taukid”
yang menunjukkan sebagai jawaban qasam contohnya seperti dalam surat Ali
Imran ayat 186:
‫َو َاْنُفِس ُك ْۗم َو َلَتْس َم ُع َّن ِم َن اَّل ِذ ْيَن ُاْو ُت وا اْلِكٰت َب ِم ْن َقْبِلُك ْم َو ِم َن اَّل ِذ ْيَن‬ ‫۞ َلُتْبَل ُو َّن ِفْٓي َاْم َو اِلُك ْم‬
١٨٦ ‫َتْص ِبُرْو ا َو َتَّتُقْو ا َفِاَّن ٰذ ِلَك ِم ْن َع ْز ِم اُاْلُم ْو ِر‬ ‫َاْش َر ُكْٓو ا َاًذ ى َك ِثْيًراۗ َو ِاْن‬

Terjemahan Kemenag 2019


186. Kamu pasti akan diuji dalam (urusan) hartamu dan dirimu. Kamu pun
pasti akan mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-
orang yang diberi Alkitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik. Jika
kamu bersabar dan bertakwa, sesungguhnya yang demikian itu termasuk
urusan yang (patut) diutamakan.
Dilihat dari segi Muqsam bihnya, maka qasam ada tujuh macam yaitu :
 Qasam dengan dzat Allah SWT. Atau sifat-sifat-Nya yang terdapat pada
7 ayat.
 Qasam dengan perbuatan-perbuatan Allah SWT
 Qasam dengan yang dikerjakan Allah SWT.
 Qasam dengan malaikat-malaikat Allah SWT
 Qasam dengan Nabi Allah SWT
 Qasam dengan makhluk Allah SWT.
 Qasam dengan waktu

D. Faedah Aqsam Al-Quran

Keistimewaan bahasa Arab ialah halus ta’birnya, berbeda metode


dengan bermacam-macam tujuan. Bagi si mukhathab (orang yang
mengucapakan perkataan) itu juga berbeda halnya. Ini yang dinamakan

PAGE \* MERGEFORMAT v
dalam ilmu ma’ani dengan mencontohkan berita itu hanya tiga, yaitu, -
Ibtida-I, thalaby, dan inkary. Mukhathab yang sama sekali tidak
mengetahui akan apa yang diterangkan, tidak perlu diadakan penta’kidan.
Pembicaraan yang disebutkan kepadanya dinamakan ibtida’i. dan
terkadang dia ragu-ragu tentang kebenaran apa yang disampaikan
kepadanya. Untuk orang ini bagus disebut dengan penta’kidan, pembicara
ini dinamakan thalaby. Dan terkadang ia menolak isi pembicaraan. Maka
wajib diadakan penta’kidan sesuai dengan penolakannya. Pembicara ini
dinamaka inkary.6

Qasam adalah penta’kidan yang terkenal untuk menekankan


kebenaran apa yang kita sebut.Al-Qur’an diturunkan untuk segenap
manusia yang menanggapi Al-Qur’an dengan bermacam-macam keadaan.
Ada yang ragu-ragu, ada yang menolak, ada yang sangat menentang, maka
dikuatkan dengan sumpah, adalah untuk menghilangkan kerau-raguan itu.

Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur,


untuk memantapkannya dan memperkuat kebenaran sesuatu didalam jiwa.
Al-Qur’an diturunkan untuk seluruh manusia, dan manusia mempunyai
sikap yang bermacam-macam terhadapnya. Diantara ada yang meragukan,
ada yang mengingkari, dan ada pula yang sampai memusuhi. Karena itu
dipakailah qasam dalam kalamullah guna menghilangkan keraguan,
menghilangkan kesalah pahaman, menegagkan hujjah, menguatkan
khabar, dan menetapkan hokum dengan cara paling sempurna.

Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur


untuk memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di dalam jiwa.
Qur’an al Karim diturunkan untuk seluruh manusia dan manusia
mempunyai sikap yang bermacam-macam terhadapnya. Maka dengan
adanya qasam tersebut sedikitya diperoleh faedah-faedah sebagai berikut:

6
Teungku M. Hasbi ash-Shiddieqy, Prof. Dr, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (‘ulum al-Qur’an),
2009, hlm. 171

PAGE \* MERGEFORMAT v
 Berita itu sudah sampai pendengar dan kalau dia bukan orang yang apriori
menolak, tentunya berita tersebut sudah diterima dan dipercaya karen sudah
diperkuat dengan sumpah, apalagi memakai nama Allah SWT
 Pemberi berita sudah merasa lega, karena telah menaklukkan pendengar
dengan cara memperkuat berita-beritanya dengan sumpah atau dengan
beberapa taukid (penguat). Hal ini berbeda sebelum dia bersumpah, jiwanya
masih merasa kecewa, karena beritanya belum diterima pendengar.
 Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, menurut
Dr.Bakri Syekh Amin berarti memuliakan atau mengagungkan Allah SWT.
karena telah menjadikan nama-Nya selaku Dzat yang diagungkan sebaga
penguat sumpahnya. Tidak memakai nama atau benda-benda lain, sesuai
dengan peraturan dan definisi sumpah itu sendiri.7

5. Implementasi Qasam Al-Qur’an

Kata sumpah banyak di sebutkan dalam alQur‟an. Kata half disebut


sebanyak 13 kali, kata qasam disebut sebanyak 33 kali, kata yamīn disebut
sebanyak 71 kali, dan kata aliyah disebut sebanyak dua kali (al Salāmī, 1999).
Kata uqsimu yang disimpan diawal surat hanya terdapat dalam dua surat, yaitu
dalam surat Al-Balad dan surat AlQiyamah, sementara sisanya disebutkan di
tengah – tengah ayat dengan bentuk derivasi (pecahan kata) yang berbeda –
beda, seperti kata aqsamu, aqsamtum, dll.

Kata aqsam atau qasam dalam al-Qur‟an hanya digunakan untuk


bersumpah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh yang mengucapkannya,
alias bukan bersumpah palsu atau sumpah yang mengandung unsur-unsur
penipuan. Berbeda dengan kata halafa atau yahlifu biasanya digunakan untuk
sumpah yang mengandung kebohongan, contohnya pada Surat At-Taubah ayat
56.

Islam sebagai agama yang berlandaskan alQur‟an dan as-sunnah sudah


sempurna dan menyeluruh dalam mengatur urusan hidup manusia. al-Qur‟an

7
Izzan, Ahmad, Ulumul Quran, tafakur,( Bandung, 2005).hlm.225

PAGE \* MERGEFORMAT v
sebagai pedoman dan tuntunan hidup bagi seluruh ummat manusia, tidak hanya
mengatur mengenai urusan peribadahan saja, tetapi juga menyangkut seluruh
aspek kehidupan manusia. Baik dari urusan terkecil, hingga menyangkut
urusan yang besar, baik mengatur urusan individu dengan Allah SWT
(habluminallah), hingga mengatur urusan individu dengan individu lainnya
(habluminannas). Begitupun dalam urusan yang berkenaan dengan pekerjaan.
Dalam dunia kerja, ada beberapa istilah yang disebut kerja keras, kerja ikhlas,
kerja cerdas, kerja tuntas, dan jika semua jenis kerja tersebut digabungkan
menjadi satu akan dapat mencapai.8

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu Aqsam Al-Qur’an adalah salah satu disiplin ilmu yang
mempunyai peranan sangat penting bagi seorang pelajar, dan kepada
semua umat islam secara umumnya. Ketika Rasulullah SAW
menyampaikan Al-Qur’an kepada Umatnya, sebagian orang kafir Quraisy
ingin menandinginya dengan cara membuat ungkapan-ungkapan atau
syair yang sengaja mereka buat untuk merendahkan Nabi SAW. Sehingga
Nabi menghadapi tantangan luar biasa dari masyarakat kafir Quraisy saat
itu.
B. Implikasi

8
Ihwanudin, Nandang. 2020. Buya Hamka dan Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia. Bandung.
P2U

PAGE \* MERGEFORMAT v
Pembahasan dan kesimpulan yang telah dirumuskan sebelumnya
diharapkan dapat berimplikasi positif dan membangun terhadap para
pembaca dalam memahami tentang hadis dan sunnah. Terkhusus bagi para
mahasiswa, penggiat, penuntut ilmu yang sedang mengkaji tentang study
quran. Dan lebih khusus lagi bagi para pendidik yang mengajarkan Ilmu
Quran, sehingga bisa mengenalkan hadis secara menyeluruh lewat ilmu
Quran.

DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, Team Redaksi Kamus Besar Bahasa. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: Pustakan Phoenis, 2012.

Muhammad, Hasyim. Kezuhudan Isa al-Masih dalam Literatur Sufi Suni


Klasik. Semarang: Rasail Media Group, 2014.

Munawarmadina, Kebenaran Ilmiah, Kebenaran Agama, dan Kebenaran


Filsafat. munawarmadina.blogspot.com. (12 Oktober 2019)

Jalaluddin, Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta:Rajawali Pers, 2013

PAGE \* MERGEFORMAT v

Anda mungkin juga menyukai