Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TUJUAN DAN PENTINGNYA QOSAM


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Study Al-Quran
Dosen pengampu : Solihatin Khofsah,M.E

Disusun oleh :
Sofiyulloh (20202910172)
Vilkin Sofyan (20202910175)

STAI Nahdlatul Ulama(STAINU)


PRODI Ekonomi Syariah
2022/2023
DAFTAR ISI

MAKALAH................................................................................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................2

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................3

BAB I..........................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................5

C. TUJUAN PENULISAN...................................................................................................................5

BAB II.........................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6

1. PENGERTIAN SISTEM AKUNTANSI.........................................................................................6

2. FUNGSI SISTEM AKUNTANSI....................................................................................................8

3. MACAM-MACAM SISTEM AKUNTANSI..................................................................................9

4. UNSUR-UNSUR DI DALAM SISTEM AKUNTANSI...............................................................12

5. PENGERTIAN CONTROL INTERNAL......................................................................................13

6. UNSUR-UNSUR CONTROL INTERNAL...................................................................................14

7. MANFAAT CONTROL INTERNAL...........................................................................................18

8. TUJUAN CONTROL INTERNAL...............................................................................................18

BAB III......................................................................................................................................................20

PENUTUP.................................................................................................................................................20

1. KESIMPULAN.............................................................................................................................20

2. SARAN.........................................................................................................................................21

DAFTAR PUTSAKA............................................................................................................................21
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,segala puja dan puji marilah senantiasa kita ucapkan atas limpahan
rahmad dan nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
diberikan kepada kami.
Sholawat serta salam juga mari kita hadiahkan kepada junjungan besar nabi kita
Muhammad SAW.Semoga kita,orang tua kita,guru-guru kita dan orang terdekat kita
mendapatkan syafaat dari beliau di Yaamil Mahsyar kelak,Amin ya Robbal ‘Alamin.
Adapun tujuan utama penilisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
PENGANTAR AKUNTANSI di STAI Nahdlatul Ulama Malang.
Kami ucapkan terima kasih kepada ibu Solihatin Khofsah,M.E selaku dosen
pembimbing,dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini
dari awal hingga selesai.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah,dan kami juga
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk bahan pertimbangan perbaikan
makalah

Malang,24 januari 2021

Penyusun

BAB II

QASAM AL-QURAN

A. Pengertian Qasam al-Quran

Secara etimologi kata qasam memiliki makna yang sama dengan dua kata
lain yaitu: halaf dan yamin yang berarti sumpah. Sumpah dinamakan juga
dengan yamin karena orang-orang Arab ketika sedang bersumpah telah
memegang tangan kanan sahabatnya.1

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, „sumpah‟ diartikan sebagai:

a. Pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan saksi kepada Tuhan atau
kepada sesuatu yang dianggap suci (untuk menguatkan kebenaran dan
kesungguhannya dan sebagainya).
b. Pernyataan yang disertai tekat melakukan sesuatu untuk menguat- kan
kebenaran atau berani menderita sesuatu kalau pernyataan itu tidak benar.
c. Janji atau ikrar yang teguh (akan menunaikan sesuatu).2

Sedangkan menurut Louis Ma‟luf, dalam konteks bangsa arab, sumpah


yang diucapkan oleh orang Arab itu biasanya menggunakan nama Allah atau
selainNya. Pada intinya sumpah itu menggunakan sesuatu yang diagungkan
seperti nama Tuhan atau sesuatu yang disucikan.3

Sedangkan secara terminologi, Qasam al-Quran adalah ilmu yang


membicarakan tentang sumpah-sumpah yang terdapat dalam al-Quran.
Kemudian yang dimaksud sumpah sendiri adalah sesuatu yang digunakan untuk
menguatkan pembicaraan. Menurut al-Jurjani -seperti yang dikutip oleh Hasan

1 Manna’ Khalil Qathan, Studi Ilmu-Ilmu Quran, (Bogor: Pustaka Lentera Antar Nusa, 2006), hlm.
414
2 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 1102
3 Louis Ma’luf, al-Munjid, (Beirut: al-Mathba’ah al-Kathaliqiyyah, 1956), hlm. 664

12
13

Mansur Nasution- sumpah adalah sesuatu yang dikemukakan untuk menguatkan


salah satu dari dua berita dengan menyebutkan nama Allah atau sifatnya.4

Maka yang dimaksud dengan qasam al-Quran adalah salah satu dari ilmu-
ilmu al-Quran yang membahas tentang arti, maksud, rahasia, dan hikmah
sumpah-sumpah Allah yang terdapat dalam al-Quran. Qasam dapat pula
diartikan sebagai bahasa Al-Quran dalam menegaskan atau menguatkan suatu
pesan atau pernyataan dengan menyebut nama Allah atau ciptaanNya sebagai
muqsam bih. Dalam Al-Quran, penyebutan kalimat qasam kadangkala dengan
memakai kata aqsama, dan adakalanya dengan menggunakan kata halafa atau
yamana.

Contoh penggunaan kedua kata tadi antara lain sebagai berikut:

Artinya: “Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu
Mengetahui”. (QS. Al-Waqi‟ah: 76)

Artinya: “(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah) lalu mereka
bersumpah kepadaNya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana
mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka
akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
mereka adalah orang-orang yang berdusta.” (QS. Al-Mujadilah: 18)

Orang yang pertama menyusun Ilmu Aqsamil Quran ini ialah Imam Ibnu
Al Jauziyah (wafat 751 H.) yang menulis kitab At-Tibyan Fi Aqsamil Quran.

4 Hasan Mansur Nasution, Rahasia Sumpah Allah Dalam al-Quran, (Jakarta: Khazanah Baru,
2002), hlm. 7
B. Huruf-huruf Qasam

Huruf-huruf yang biasa digunakan untuk pernyataan qasam ada tiga;


1. Huruf waw, semisal dalam firman Allah SWT.:

Artinya: “Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang


dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti
perkataan yang kamu ucapkan.” (QS. Adz-Dzariyat: 23)

2. Huruf ta, semisal firman Allah SWT.:

Artinya: “Demi Allah, Sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang


apa yang telah kamu ada-adakan.” (An-Nahl: 56).
Sumpah dengan menggunakan huruf ta tidak boleh
menggunakan kata yang menunjukkan sumpah dan sesudah ta
harus disebutkan kata Allah atau rabb.5

3. Huruf ba, semisal firman Allah SWT.:

Artinya: “Aku bersumpah demi hari kiamat” (QS. Al-Qiyamah: 1)

Kalimat sumpah dengan menggunakan huruf ba boleh diikuti


kata yang menunjukkan sumpah, sebagaimana contoh di atas, dan
boleh pula tidak menyertakan kata sumpah, sebagaiman dalam
firman Allah SWT.:

5 Drs.
Muhammad Chirzin, M.Ag. Al-Quran dan Ulumul Quran. (Yogyakarta: PT Dhana Bhakti
Prima Yasa, 1998) hlm. 136-137
Artinya: “Iblis menjawab: Demi kekuasaan Engkau aku akan
menyesatkan mereka semuanya” (QS. Shaad: 82)

C. Sabab Sumpah (Qasam) dalam al-Quran

Sabab Qasam artinya sebab sumpah, yaitu latar belakang terjadinya


sumpah. Allah bersumpah dengan sesuatu disebabkan sebagian manusia
mengingkari ataupun mereka menganggap remeh sesuatu. Tanggapan ini terjadi
dari ketidaktahuan mereka tentang faedahnya, atau lupa dan buta dari hikmah
Allah Swt. Atau mungkin juga, pendapat seseorang terbalik dengan yang
sebenarnya, lalu dia berakidah tidak sesuai dengan yang ditetapkan Allah.
Kenyataan yang demikian menjadi sebab bagi Allah untuk bersumpah.6

Memperhatikan keterangan di atas, maka terjadinya sumpah antara lain


karena adanya penolakan terhadap sesuatu yang dikemukakan, yaitu al-Quran.
Al-Quran memang menjelaskan tentang situasi umat zaman dahulu sehingga
perlu adanya penekanan untuk meyakinkan orang yang menerima informasi.
Selanjutnya, terjadinya sumpah dalam al-Quran memiliki tujuan dan maksud
yang mempunyai arti lebih dari apa yang dijelaskan di atas, yaitu untuk
dipikirkan dan diteliti. Hal ini akan membawa mereka kepada keyakinan yang
kuat.7

D. Macam-macam Qasam

Qasam dalam al-Quran terdapat dua macam. Sebagaimana Manna‟ Al-Qaththan


yang dikutip oleh Hasan Zaini dan Radhiatul Hasnah bahwa Qasam itu
kadangkala zhahir dan adakalanya mudhmar.8

6 Hasan Mansur Nasution, Rahasia Sumpah Allah Dalam al-Quran, (Jakarta: Khazanah Baru,
2002), hlm. 9
7 Ibid, hlm. 10
8 Hasan Zaini dan Radhiatul Hasnah, ‘Ulum al-Quran, (Batusangkar, STAIN Batusangkar, 2011),

hlm. 157
1. Zhahir, ialah sumpah di dalamnya disebutkan fi῾il qasam dan
Muqsam bih. Dan diantaranya ada yang dihilangkan fi῾il qasamnya,
sebagaimana pada umumnya, karena dicukupkan dengan huruf jar
berupa waw, ta dan ba. Seperti dalam firman Allah SWT.:

Artinya: “Aku bersumpah demi hari kiamat, dan aku bersumpah


dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).”
(QS. Al-Qiyamah: 1-2)

Dan ada juga yang didahului oleh “la nafi”, seperti:

Artinya: “Tidak sekali-kali, Aku bersumpah dengan hari kiamat.


Dan tidak sekali-kali, Aku bersumpah dengan jiwa yang
amat menyesali (dirinya sendiri).” (QS. Al Qiyamah: 1-
2)

Manna‟ al-Qattan memilih mengembalikan makna la kepada


makna asalnya yaitu menafikan makna yang datang sesudahnya,
seperti pada QS. Al-Qiyamah / 75: 1-3.

Artinya: “Aku bersumpah demi hari kiamat, dan Aku bersumpah


dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).
Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan
mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?”9

Pada ayat ini, ia menganggap ada kalimat yang dihilangkan


setelah huruf la sesuai dengan maqam yang ada, sehingga jika

9 QS. Al-Qiyamah ayat 1-3. Al-Quran Digital


ditampakkan maka akan berbunyi, “la sihhah lima taz’umun
annahu la hisab wala ’iqab”. Jadi, la nafiyah tersebut meniadakan
kalimat yang dihilangkan sesudahnya, yang artinya; “tidak benar
dugaan kalian bahwa tidak ada balasan dan siksa”.10

Pendapat Manna‟ al-Qattan tersebut dipertegas oleh Quraish


Shihab, bahkan Ia menganggap di samping menafikan sesuatu yang
datang sesudahnya, kata la dapat juga menafikan sesuatu
sebelumnya, atau yang tersirat dalam benak pengucapnya, dan
dengan demikian Anda berhenti pada kata tidak. Yakni tidak
seperti yang kamu duga, lalu menyiratkan sesuatu dalam benak
untuk dinafikan misalnya bahwa kebangkitan tidak akan terjadi.
Bisa juga kata la dipahami sebagai fungsi menguatkan sumpah dan
dengan demikian ayat-ayat seperti ini diterjemahkan dengan Aku
benar-benar bersumpah.11

Ada pula yang mengatakan bahwa la tersebut untuk


menafikan qasam, seakan-akan Ia mengatakan, “Aku tidak
bersumpah kepadamu dengah hari itu dan nafsu itu. Tetapi Aku
bertanya kepadamu tanpa sumpah, apakah kamu mengira bahwa
Kami tidak akan mengumpulkan tulang belulangmu setelah hancur
berantakan karena kematian? Masalahnya sudah amat jelas,
sehingga tidak lagi memerlukan sumpah.”

Tetapi juga ada berpendapat bahwa la tersebut za’idah


(tambahan). Jawaban qasam dalam ayat di atas tidak disebutkan,
indikasinya adalah ayat sesudahnya (Al-Qiyamah: 3).
Penjelasannya ialah: “Sungguh kamu akan dibangkitkan dan akan
dihisab.”

10 Manna’ Khalil Qatthan, Mabahits Fi Ulumil Quran (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009). hlm. 287
11 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera
Hati, 2002). hlm. 263
2. Mudhmar ialah yang di dalamnya tidak dijelaskan fi῾il qasam
dan tidak pula muqsam bih, tetapi ia ditunjukkan oleh lam taukid
yang masuk ke dalam jawab qasam, seperti firman Allah:

3.

Artinya: “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan


dirimu dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan
mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum
kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan
Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati.
Jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya
yang demikian itu Termasuk urusan yang patut
diutamakan. (Al-Imran: 186)

Selanjutnya, apabila qasam berfungsi untuk memperkuat


Muqsam ‘alaih, maka beberapa fi῾il dapat difungsikan sebagai
qasam jika konteks kalimatnya menunjukkan makna qasam.
Misalnya dalam QS. Ali Imran ayat 187:

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil janji dari orang-


orang yang telah diberi kitab (yaitu): Hendaklah kamu
menerangkan isi kitab itu kepada manusia….”

Huruf lam pada ayat: adalah “lam qasam”, dan


kalimat sesudahnya adalah jawab qasam, sebab “akhzu al-mitsaaq”
bermakna “istihlaf” (mengambil sumpah).12 Dan atas dasar ini
pula,

12 Op. Cit, Manna’ Al-Qaththan, Mabahits fi Ulumil Quran, hlm. 375


maka para mufassir menganggap sebagai qasam terhadap beberapa
ayat di bawah ini, di antaranya pada:

a. QS. An-Nur: 55 “Dan Allah telah berjanji kepada orang-


orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal shalelh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia
telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa….”
b. QS. Al-Baqarah: 83 “Dan (ingatlah) ketika Kami
mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu
menyembah selain Allah….”
c. QS. Al-Baqarah: 84; “Dan (ingatlah) ketika Kami
mengambil janji dari kamu (yaitu): Kamu tidak akan
menumpahkan darahmu (membunuh orang)….. “

E. Unsur-unsur Qasam

Qasam terbagi menjadi tiga unsur yaitu adat qasam, Muqsam bih dan
Muqsam ‘alaih.

1. Adat qasam adalah sighat yang digunakan untuk menunjukkan


qasam/sumpah, baik dalam bentuk fi῾il maupun huruf seperti ba, ta,
dan waw sebagai pengganti fi῾il qasam karena sumpah sering digunakan
dalam keseharian. Contoh qasam dengan memakai kata kerja, misalnya
firman Allah SWT.:

Artinya: “Mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sumpahnya


yang sungguh-sungguh, "Allah tidak akan akan
membangkitkan orang yang mati". (Tidak demikian), bahkan
(pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang
benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui. “(QS. An-Nahl ayat: 38)

Adat qasam yang banyak dipakai adalah waw13, sebagaimana firman


Allah SWT.:

Artinya: “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun dan demi bukit Sinai.” (QS.
At-Tiin: 1-2)

2. Al-Muqsam bih yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah. Sumpah
dalam al-Quran ada kalanya dengan memakai nama yang Agung (Allah),
dan adakalanya dengan menggunakan nama-nama ciptaanNya. Qasam
dengan menggunakan nama Allah dalam al-Quran hanya terdapat dalam
tujuh tempat yaitu14:
a. QS. An-Nisa ayat 65
b. QS. Yunus ayat 53
c. QS. Al-Hijr ayat 92
d. QS. Maryam ayat 68
e. QS. Saba‟ ayat 3
f. QS. At-Taghabun ayat 7
g. QS. Al-Ma‟arij ayat 40

Misalnya firman Allah SWT.:

13 Ibid, hlm. 291


14 Aisyah Abd Rahman, Al-Tafsir Al-Bayani Li Al-Quran Al-Karim, V (Kairo: Dar al-Ma‘arif, 1977),
JUZ II. hlm. 165-166
Artinya: “Dan mereka menanyakan kepadamu: "Benarkah (azab yang
dijanjikan) itu? Katakanlah: "Ya, demi Tuhanku, Sesungguhnya
azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput
(daripadanya)". (QS. Yunus ayat: 53)

Selain pada tujuh tempat di atas, Allah memakai qasam dengan


nama-nama ciptaanNya, seperti dalam firman Allah Swt.:

Artinya: “Maka aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-


bintang”. (QS. Al-Waqi‟ah: 75).

3. Muqsam ‘alaih kadang juga disebut jawab qasam. Muqsam ‘alaih


merupakan suatu pernyataan yang datang mengiringi qasam, berfungsi
sebagai jawaban dari qasam. Di dalam Quran terdapat dua Muqsam ‘alaih,
yaitu yang disebutkan secara tegas atau dihilangkan. Jenis yang pertama
terdapat dalam ayat-ayat sebagai berikut15:

Artinya: “Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.dan awan


yang mengandung hujan, dan kapal-kapal yang berlayar
dengan mudah, dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi
urusan, Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti
benar, dan Sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi.”
(QS. Adz-Dzariyat: 1-6)

Jenis kedua Muqsam ‘alaih atau jawab qasam dihilangkan / dibuang


karena alasan sebagai berikut:

15 Ibid, hlm. 180


1. Dalam Muqsam bih nya sudah terkandung makna Muqsam
‘alaih.
2. Qasam tidak memerlukan jawaban karena sudah dapat dipahami
dari redaksi ayat.16 Seperti halnya pendapat al-Biqa‟i yang
mengatakan bahwa tidak ada sumpah tanpa muqsam ‘alaih17.
Maka dapat dikatakan bahwa seluruh sumpah Allah terdapat
muqsam ‘alaih, baik tertulis dalam al-Quran maupun menurut
pemahaman.

F. Faedah Qasam dalam al-Quran

Sebagaimana kita ketahui bahwa Qasam dalam Al-Quran bermuatan


rahasia untuk menguatkan pesan-pesan Al-Quran yang sampai kepada manusia
terutama untuk orang yang masih ragu-ragu, menolak bahkan mengingkari
kebenaran ajaran-ajaran al-Quran. Menurut Hasan, ada tiga macam pola
penggunaan kalimat berita dalam al-Quran, yaitu: ibtida’, thalabi, dan inkari.18

Ibtida’ (berita tanpa penguat), yaitu untuk orang yang netral dan
wajar-wajar saja dalam menerima suatu berita, tidak ragu-ragu dan tidak
mengingkarinya.

Thalabi, yaitu untuk orang-orang yang ragu terhadap kebenaran


suatu berita, sehingga berita yang disampaikan kepadanya perlu diberikan
sedikit penguat yang disebut dengan kalimat thalabi atau taukid untuk
meyakinkan dan menghilangkan keraguannya.

Inkari, yaitu untuk orang-orang yang bersifat ingkar dan selalu


menyangkal suatu berita, untuk kondisi seperti ini beritanya harus disertai
dengan kalam inkari (diperkuat sesuai dengan kadar keingkarannya). Oleh

16 Jalaluddin Suyuti As, Al-Itqan Fi ‘Ulum Al-Quran (Kairo: Maktabah al-Safa, 2006). hlm. 262
17 Burhan al-Din al-Biqa`i, Nazhm al-Dhurar fi Tanasub al-Ayat wa al-Suwar, (Kairo: Dar al-Kitab
al-Islami, 1992), hlm. 26
18 Hasan dan Radiatul Hasnah Zaini, Ulum Al-Quran (Batu Sangkar: STAIN Batu Sangkar Press,

2011). hlm. 162


karena itu, Allah menggunakan kalimat sumpah dalam al-Quran untuk
menghilangkan keraguan, menegakkan hujjah dan menguatkan berita
terhadap orang-orang yang seperti ini.

G. Tujuan Qasam

Kalimat Sumpah dalam Al-Quran bertujuan untuk memberikan penegasan


dan pengukuhan atas informasi yang disampaikan dalam suatu pesan atau
pernyataan dengan menyebut nama Allah atau ciptaanNya. Dalam Al-Quran,
penyebutan kalimat qasam kadangkala dengan memakai kata aqsama, dan
adakalanya dengan menggunakan kata halafa atau yamana.

Hal ini sejalan dengan tanggapan manusia pada umumnya terhadap ajaran
yang disampaikan kepada manusia. Dengan kata lain tujuan sumpah adalah
untuk memperkuat pemberitaan kepada orang lain, yang mungkin akan
mengingkari kebenarannya, sehingga pemberitaan tersebut dapat diterima
dengan yakin.

Di antara golongan manusia itu ada yang meragukan, mempertanyakan


bahkan menolak kebenaran al-Quran. Dalam hal ini sumpah dalam al-Quran
ditunjukkan untuk menghilangkan keraguan, menegakkan argumentasi dan
menguatkan hujjah yang dalam hal ini yaitu ajaran atau pesan yang dibawa oleh
Nabi Muhammad SAW.19

19 Op. Cit, Manna’ al-Qaththan, Mabahits, hlm. 285.

Anda mungkin juga menyukai