Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH STUDI AL-QUR’AN

AL - AQSAM

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Studi Alquran

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu Uus Husni Hoer, S.Ag., M.Pd.

Kelas PAI 1A
Kelompok 9

Eka Chaerunisa Pratiwie

Mita Aulia

Nunik Octavia Nurqolby

Nyimas Ripah

Siti Nurazizah

FAKULTAS TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL AZHARY CIANJUR

2022 M/ 1444 H
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang karena-Nya lah kita masih diberikan kesehatan dan
kesempatan untuk menjalankan segala kegiatan kita di ranah dunia yang sementara ini. Juga
karena rahmat-Nya kita selalu hidup dalam keridhoan-Nya. Tak lupa pula marilah kita selalu
limpahkan sholawat serta salam kita kepada Nabi Muhammad SAW yang karena beliaulah
kita senantiasa bisa menikmati indahnya beragama Allah yaitu Islam yang ajaran-Nya dibawa
olehnya sampai kepada kita semua.
Dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada dosen kami yang telah memberikan
tugas makalah ini sehingga kami dapat lebih jauh mempelajari materi yang diberikan kepada
kami dalam penyusunan makalah ini. Terimakasih kepada para pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat tersaji
dengan sebaik mungkin.
Kami pun memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini nantinya terdapat
kesalahan cetak yang luput dari pandangan kami ataupun kesalahan dalam menuliskan nama
–nama pihak yang terkait dengan materi pembahasan kami, maka dari itu kritik dan saran
selalu kami butuhkan untuk dijadikan sebagai motivasi dan introspeksi dalam kemajuan
penulisan makalah kami selanjutnya.
Cukup sekian hal yang dapat disampaikan oleh kami sebagai ungkapan terimakasih
kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Cianjur, 10 Januari 2022

Penyusun

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Penulisan.............................................................................................................. 1
BAB II QASAM AL-QURAN ........................................................................................................ 2
A. Pengertian Qasam al-Quran ................................................................................................. 2
B. Huruf-huruf Qasam.............................................................................................................. 3
C. Sabab Sumpah (Qasam) dalam al-Quran ............................................................................. 4
D. Macam-macam Qasam ........................................................................................................ 4
E. Unsur-unsur Qasam ............................................................................................................. 7
F. Faedah Qasam dalam al-Quran.......................................................................................... 10
G. Tujuan Qasam .................................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 12
B. Saran .................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 13

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesiapan jiwa setiap individu dalam menerima kebenaran dan tunduk terhadap
cahayanya itu berbeda-beda. Jiwa yang jernih yang fitrahnya tidak ternoda kejahatan akan
segera menyambut petunjuk dan membukakan pintu hati bagi sinarnya serta berusaha
mengikutinya sekalipun petunjuk itu sampai kepadanya hany sepintas kilas. Sedangkan
jiwa yang tertutup awan kejahilan dan diliputi gelapnya kebatilan tidak tergoncang
hatinya kecuali dengan pukulan peringatan dan bentuk kalimat yang kuat lagi kokoh,
sehingga dengan demikian barulah tergoncang keingkarannya itu.

Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang memberi penegasan akan sebuah


penyataan. Penegasan itu berbentuk pernyataan ”sumpah” yang langsung difirmankan
oleh Allah SWT. Sumpah dalam konotasi bahasa al-Qur’an disebut qasam. Qasam
(sumpah) dalam pembicaraan termasuk salah satu uslub pengukuhan kalimat yang
diselingi dengan bukti yang konkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang
diingkarinya.

B. Rumusan Penulisan

Dalam menyusun dan menulis makalah ini, kami merumuskan beberapa hal yang
akan kami bahas dalam makalah ini. Rumusan ini menjadi acuan kami dalam membuat
susunan pembahasan agar materi yang kami bahas tidak tercampur dengan materi dari
poin lain. Adapun rumusan penulisan pembahasan yang akan kami bahas dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
A. Pengertian Qasam al-Quran
B. Huruf-huruf Qasam
C. Sabab Sumpah (Qasam) dalam al-Quran
D. Macam-macam Qasam
E. Unsur-unsur Qasam
F. Faedah Qasam dalam al-Quran
G. Tujuan Qasam

1
BAB II QASAM AL-QURAN

A. Pengertian Qasam al-Quran

Secara etimologi kata qasam memiliki makna yang sama dengan dua kata
lain yaitu: halaf dan yamin yang berarti sumpah. Sumpah dinamakan juga
dengan yamin karena orang-orang Arab ketika sedang bersumpah telah
memegang tangan kanan sahabatnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, „sumpah‟ diartikan sebagai:

a. Pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan saksi kepada Tuhan atau
kepada sesuatu yang dianggap suci (untuk menguatkan kebenaran dan
kesungguhannya dan sebagainya).
b. Pernyataan yang disertai tekat melakukan sesuatu untuk menguat- kan
kebenaran atau berani menderita sesuatu kalau pernyataan itu tidak benar.
c. Janji atau ikrar yang teguh (akan menunaikan sesuatu).2

Sedangkan menurut Louis Ma‟luf, dalam konteks bangsa arab, sumpah


yang diucapkan oleh orang Arab itu biasanya menggunakan nama Allah atau
selainNya. Pada intinya sumpah itu menggunakan sesuatu yang diagungkan
seperti nama Tuhan atau sesuatu yang disucikan.

Sedangkan secara terminologi, Qasam al-Quran adalah ilmu yang


membicarakan tentang sumpah-sumpah yang terdapat dalam al-Quran.
Kemudian yang dimaksud sumpah sendiri adalah sesuatu yang digunakan untuk
menguatkan pembicaraan. Menurut al-Jurjani -seperti yang dikutip oleh Hasan
Mansur Nasution- sumpah adalah sesuatu yang dikemukakan untuk menguatkan
salah satu dari dua berita dengan menyebutkan nama Allah atau sifatnya.

Maka yang dimaksud dengan qasam al-Quran adalah salah satu ilmu- ilmu
al-Quran yang membahas tentang arti, maksud, rahasia, dan hikmah sumpah-
sumpah Allah yang terdapat dalam al-Quran. Qasam dapat pula diartikan
sebagai bahasa Al-Quran dalam menegaskan atau menguatkan suatu pesan atau
pernyataan dengan menyebut nama Allah atau ciptaanNya sebagai muqsam bih.
Dalam Al-Quran, penyebutan kalimat qasam kadangkala dengan memakai kata
aqsama, dan adakalanya dengan menggunakan kata halafa atau yamana.

2
3

Contoh penggunaan kedua kata tadi antara lain sebagai berikut:

٦٧: ‫َواََِّهٗ نَمَ َض ٌى نَّىْ تَ ْعهَ ًُىْ ٌَ َع ِظ ُْ ٌۙ ٌى‬

Artinya: “Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu
Mengetahui”. (QS. Al-Waqi‟ah: 76)

۸۱: ٌٌۙ ْ‫ٍَ ٍء ۗ اَ َ َۤل اََِّهُ ْى هُ ُى ْان هك ِرثُى‬ ّ ‫ََىْ َو ََ ْج َعثُهُ ُى ه‬


ْ ‫ّللاُ َج ًِ ُْعًب فََُحْ هِفُىْ ٌَ نَهٗ َك ًَب ََحْ هِفُىْ ٌَ نَـ ُك ْى َوََحْ َضجُىْ ٌَ اَََّهُ ْى ع هَهً ش‬

Artinya: “(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah) lalu mereka
bersumpah kepadaNya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana
mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka
akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
mereka adalah orang-orang yang berdusta.” (QS. Al-Mujadilah: 18)

Orang yang pertama menyusun Ilmu Aqsamil Quran ini ialah Imam Ibnu
Al Jauziyah (wafat 751 H.) yang menulis kitab At-Tibyan Fi Aqsamil Quran.

B. Huruf-huruf Qasam

Huruf-huruf yang biasa digunakan untuk pernyataan qasam ada tiga;


1. Huruf waw, semisal dalam firman Allah SWT.:

۳۲: ٌَ ْ‫ك ِّي ْث َم َي ۤب اَََّ ُك ْى تَ ُْ ِطمُى‬ ِ ْ‫فَ َى َزةِّ ان َّض ًَبٓ ِء َوا َْلَ ز‬
ٌّ ‫ض اََِّهٗ نَ َحـ‬

Artinya: “Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang


dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti
perkataan yang kamu ucapkan.” (QS. Adz-Dzariyat: 23)

2. Huruf ta, semisal firman Allah SWT.:

۳۲: ٌَ ْ‫•••تَب ه ّّللِ نَـتُضْـئَهُ ٍَّ َع ًَّب ُك ُْتُ ْى تَ ْفتَ ُسو‬

Artinya: “Demi Allah, Sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang


apa yang telah kamu ada-adakan.” (An-Nahl: 56).
Sumpah dengan menggunakan huruf ta tidak boleh
menggunakan kata yang menunjukkan sumpah dan sesudah ta
harus disebutkan kata Allah atau rabb.
4

3. Huruf ba, semisal firman Allah SWT.:

۸: ‫َ َۤل اُ ْل ِض ُى ثَُِىْ ِو ْانمِ هُ ًَ ِة‬

Artinya: “Aku bersumpah demi hari kiamat” (QS. Al-Qiyamah: 1)

Kalimat sumpah dengan menggunakan huruf ba boleh diikuti


kata yang menunjukkan sumpah, sebagaimana contoh di atas, dan
boleh pula tidak menyertakan kata sumpah, sebagaiman dalam
firman Allah SWT.:
۱۳: ٍَُْ ‫ك ََلُ ْغ ِىَََُّهُ ْى اَجْ ًَ ِع‬
َ ِ‫لَب َل فَجِ ِع َّزت‬

Artinya: “Iblis menjawab: Demi kekuasaan Engkau aku akan


menyesatkan mereka semuanya” (QS. Shaad: 82)

C. Sabab Sumpah (Qasam) dalam al-Quran

Sabab Qasam artinya sebab sumpah, yaitu latar belakang terjadinya


sumpah. Allah bersumpah dengan sesuatu disebabkan sebagian manusia
mengingkari ataupun mereka menganggap remeh sesuatu. Tanggapan ini terjadi
dari ketidaktahuan mereka tentang faedahnya, atau lupa dan buta dari hikmah
Allah Swt. Atau mungkin juga, pendapat seseorang terbalik dengan yang
sebenarnya, lalu dia berakidah tidak sesuai dengan yang ditetapkan Allah.
Kenyataan yang demikian menjadi sebab bagi Allah untuk bersumpah.

Memperhatikan keterangan di atas, maka terjadinya sumpah antara lain


karena adanya penolakan terhadap sesuatu yang dikemukakan, yaitu al-Quran.
Al-Quran memang menjelaskan tentang situasi umat zaman dahulu sehingga
perlu adanya penekanan untuk meyakinkan orang yang menerima informasi.
Selanjutnya, terjadinya sumpah dalam al-Quran memiliki tujuan dan maksud
yang mempunyai arti lebih dari apa yang dijelaskan di atas, yaitu untuk
dipikirkan dan diteliti. Hal ini akan membawa mereka kepada keyakinan yang
kuat.

D. Macam-macam Qasam
5

Qasam dalam al-Quran terdapat dua macam. Sebagaimana Manna‟ Al-


Qaththan yang dikutip oleh Hasan Zaini dan Radhiatul Hasnah bahwa Qasam itu
kadangkala zhahir dan adakalanya mudhmar.

1. Zhahir, ialah sumpah di dalamnya disebutkan fi῾il qasam dan


Muqsam bih. Dan diantaranya ada yang dihilangkan fi῾il qasamnya,
sebagaimana pada umumnya, karena dicukupkan dengan huruf jar
berupa waw, ta dan ba. Seperti dalam firman Allah SWT.:

۸-۲: ٗ‫اَل َْ َضب ٌُ اَن َّ ٍْ ََّجْ ًَ َع ِعظَب َيه‬ ِ ‫َ َۤل اُ ْل ِض ُى ثَُِىْ ِو ْانمِ هُ ًَ ِة• َو َ َۤل اُ ْل ِض ُى ثِب نَُّ ْف‬
ِ ْ ُ‫ش انهَّىَّا َي ِة• اَََحْ َضت‬

Artinya: “Aku bersumpah demi hari kiamat, dan aku bersumpah


dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).
Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan
mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?” (QS. Al-
Qiyamah: 1-3)

Dan ada juga yang didahului oleh “la nafi”, seperti:


Seperti pada QS. Al Qiyamah: 1- 2
Manna‟ al-Qattan memilih mengembalikan makna la kepada
makna asalnya yaitu menafikan makna yang datang sesudahnya,
seperti pada QS. Al-Qiyamah: 1-3.
Pada ayat ini, ia menganggap ada kalimat yang dihilangkan
setelah huruf la sesuai dengan maqam yang ada, sehingga jika
ditampakkan maka akan berbunyi, “la sihhah lima taz’umun
annahu la hisab wala ’iqab”. Jadi, la nafiyah tersebut meniadakan
kalimat yang dihilangkan sesudahnya, yang artinya; “tidak benar
dugaan kalian bahwa tidak ada balasan dan siksa”.

Pendapat Manna‟ al-Qattan tersebut dipertegas oleh Quraish


Shihab, bahkan Ia menganggap di samping menafikan sesuatu yang
datang sesudahnya, kata la dapat juga menafikan sesuatu
sebelumnya, atau yang tersirat dalam benak pengucapnya, dan
dengan demikian Anda berhenti pada kata tidak. Yakni tidak
seperti yang kamu duga, lalu menyiratkan sesuatu dalam benak
6

untuk dinafikan misalnya bahwa kebangkitan tidak akan terjadi.


Bisa juga kata la dipahami sebagai fungsi menguatkan sumpah dan
dengan demikian ayat-ayat seperti ini diterjemahkan dengan Aku
benar-benar bersumpah.

Ada pula yang mengatakan bahwa la tersebut untuk


menafikan qasam, seakan-akan Ia mengatakan, “Aku tidak
bersumpah kepadamu dengah hari itu dan nafsu itu. Tetapi Aku
bertanya kepadamu tanpa sumpah, apakah kamu mengira bahwa
Kami tidak akan mengumpulkan tulang belulangmu setelah hancur
berantakan karena kematian? Masalahnya sudah amat jelas,
sehingga tidak lagi memerlukan sumpah.”

Tetapi juga ada berpendapat bahwa la tersebut za’idah


(tambahan). Jawaban qasam dalam ayat di atas tidak disebutkan,
indikasinya adalah ayat sesudahnya (Al-Qiyamah: 3).
Penjelasannya ialah: “Sungguh kamu akan dibangkitkan dan akan
dihisab.”

2. Mudhmar ialah yang di dalamnya tidak dijelaskan fi῾il qasam dan


tidak pula muqsam bih, tetapi ia ditunjukkan oleh lam taukid yang
masuk ke dalam jawab qasam, seperti firman Allah:

َ ‫نَـتُ ْجهَ ُى ٌَّ فِ ۤ ٍْ اَ ْي َىا نِ ُك ْى َواَ َْفُ ِض ُك ْى ۗ َونَـتَ ْض ًَع ٍَُّ ِيٍَ انَّ ِر ٍََْ اُوْ تُىا ْان ِك هت‬
ٍََْ ‫ت ِي ٍْ لَ ْجهِ ُك ْى َو ِيٍَ انَّ ِر‬
۸۱٧: ‫ك ِي ٍْ ع َْز ِو ْاَلُ ُيىْ ز‬ َ ِ‫اَ ْش َس ُك ۤىْ ا اَ ًذي َكثُِْـسً ا ۗ َواِ ٌْ تَصْ جِسُوْ ا َوتَتَّمُىْ ا فَبِ ٌَّ هذن‬

Artinya: “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan


dirimu dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan
mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum
kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan
Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati.
Jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya
yang demikian itu Termasuk urusan yang patut
diutamakan. (Al-Imran: 186)
Selanjutnya, apabila qasam berfungsi untuk memperkuat
Muqsam ‘alaih, maka beberapa fi῾il dapat difungsikan sebagai
7

qasam jika konteks kalimatnya menunjukkan makna qasam.


Misalnya dalam QS. Ali Imran ayat 187:

َ ‫ق انَّ ِر ٍََْ اُوْ تُىْ ا ْان ِك هت‬


ِ ‫ت نَتُجََُُُُِّّهٗ نِهَُّب‬
۸۱٦:•••‫س‬ ّ ‫َواِ ْذ اَ َخ َر ه‬
َ ‫ّللاُ ِي ُْثَب‬

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil janji dari orang-


orang yang telah diberi kitab (yaitu): Hendaklah kamu
menerangkan isi kitab itu kepada manusia….”

Huruf lam pada ayat: ‫س‬ ِ ‫ نَتُ َجَُُُُِّّهٗ نِهَُّب‬adalah “lam qasam”, dan
kalimat sesudahnya adalah jawab qasam, sebab “akhzu al-mitsaaq”
bermakna “istihlaf” (mengambil sumpah). Dan atas dasar ini pula,

maka para mufassir menganggap sebagai qasam terhadap beberapa


ayat di bawah ini, di antaranya pada:

a. QS. An-Nur: 55 “Dan Allah telah berjanji kepada orang-


orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal shalelh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia
telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa….”
b. QS. Al-Baqarah: 83 “Dan (ingatlah) ketika Kami
mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu
menyembah selain Allah….”
c. QS. Al-Baqarah: 84; “Dan (ingatlah) ketika Kami
mengambil janji dari kamu (yaitu): Kamu tidak akan
menumpahkan darahmu (membunuh orang)….. “

E. Unsur-unsur Qasam

Qasam terbagi menjadi tiga unsur yaitu adat qasam, Muqsam bih dan
Muqsam ‘alaih.

1. Adat qasam adalah sighat yang digunakan untuk menunjukkan


qasam/sumpah, baik dalam bentuk fi῾il maupun huruf seperti ba, ta, dan
waw sebagai pengganti fi῾il qasam karena sumpah sering digunakan dalam
keseharian. Contoh qasam dengan memakai kata kerja, misalnya firman
8

Allah SWT.:
ً ّ‫ث ه‬
ِ ‫ّللاُ َي ٍْ ََّ ًُىْ ُ ۗۙ ثَ ههً َو ْعدًا َعهَ ُْ ِه َحمّب و هَّنـ ِك ٍَّ اَ ْكثَ َس انَُّب‬
‫س ََل‬ ُ ‫َو اَ ْل َض ًُىْ ا ثِب ه ّّللِ َج ْه َد اَ َْ ًَب َِ ِه ْى ٌۙۙ ََل ََ ْج َع‬
۲۱: ٌَ ْ‫ََ ْعهَ ًُى‬

Artinya: “Mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan


sumpahnya yang sungguh-sungguh, "Allah tidak akan akan
membangkitkan orang yang mati". (Tidak demikian), bahkan
(pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang
benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui. “(QS. An-Nahl ayat: 38)

Adat qasam yang banyak dipakai adalah waw13, sebagaimana firman


Allah SWT.:
۸-۳: ٍَُْ ُُِْ ‫َوا نتِّ ُْ ٍِ َوا ن َّز َْتُىْ ٌِ • َوطُىْ ِز ِص‬

Artinya: “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun dan demi bukit Sinai.” (QS.
At-Tiin: 1-2)

2. Al-Muqsam bih yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah. Sumpah
dalam al-Quran ada kalanya dengan memakai nama yang Agung (Allah),
dan adakalanya dengan menggunakan nama-nama ciptaanNya. Qasam
dengan menggunakan nama Allah dalam al-Quran hanya terdapat dalam
tujuh tempat yaitu14:
a. QS. An-Nisa ayat 65
b. QS. Yunus ayat 53
c. QS. Al-Hijr ayat 92
d. QS. Maryam ayat 68
e. QS. Saba‟ ayat 3
f. QS. At-Taghabun ayat 7
g. QS. Al-Ma‟arij ayat 40

Misalnya firman Allah SWT.:

۳۲: ٍََْ ‫ك ۗ َو َي ۤب اَ َْتُ ْى ثِ ًُ ْع ِج ِز‬


ٌّ ‫ك هُ َى ۗ لُمْ اٌِْ َو َزث ۤ ٍِّْ اََِّهٗ نَ َح‬ َ ََ ْ‫َوََ ْضتَ ُْجِئُى‬
ٌّ ‫ك اَ َح‬

Artinya: “Dan mereka menanyakan kepadamu: "Benarkah (azab yang


9

dijanjikan) itu? Katakanlah: "Ya, demi Tuhanku, Sesungguhnya


azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput
(daripadanya)". (QS. Yunus ayat: 53)

Selain pada tujuh tempat di atas, Allah memakai qasam dengan


nama-nama ciptaanNya, seperti dalam firman Allah Swt.:
٦۳: ‫فَ َ َۤل اُ ْل ِض ُى ثِ ًَ هىلِ ِع انُُّجُىْ ِو‬

Artinya: “Maka aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-


bintang”. (QS. Al-Waqi‟ah: 75).

3. Muqsam ‘alaih kadang juga disebut jawab qasam. Muqsam ‘alaih


merupakan suatu pernyataan yang datang mengiringi qasam, berfungsi
sebagai jawaban dari qasam. Di dalam Quran terdapat dua Muqsam ‘alaih,
yaitu yang disebutkan secara tegas atau dihilangkan. Jenis yang pertama
terdapat dalam ayat-ayat sebagai berikut:

‫ه‬
ِ ‫ت َُضْسً ا • فَب ْن ًُمَضًِّه‬
َ َ‫ت اَ ْيسً ا • اََِّ ًَب تُىْ َع ُدوْ ٌَ ن‬
‫صب‬ ِ ‫ت َذزْ ًوا • فَب ْن هح ًِ هه‬
ِ َ‫ت ِو ْلسً ا • فَب ْن هج ِس ه‬ ِ َ‫َوا ن ّر ِز ه‬
۸-٧: ‫ق • َّواِ ٌَّ ان ِّد ٍََْ نَ هى لِ ٌع‬
ٌ ‫ِد‬

Artinya: “Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.dan awan


yang mengandung hujan, dan kapal-kapal yang berlayar
dengan mudah, dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi
urusan, Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti
benar, dan Sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi.”
(QS. Adz-Dzariyat: 1-6)

Jenis kedua Muqsam ‘alaih atau jawab qasam dihilangkan / dibuang


karena alasan sebagai berikut:

1. Dalam Muqsam bih nya sudah terkandung makna Muqsam


‘alaih.
2. Qasam tidak memerlukan jawaban karena sudah dapat dipahami
dari redaksi ayat.16 Seperti halnya pendapat al-Biqa‟i yang
mengatakan bahwa tidak ada sumpah tanpa muqsam ‘alaih.
Maka dapat dikatakan bahwa seluruh sumpah Allah terdapat
muqsam ‘alaih, baik tertulis dalam al-Quran maupun menurut
10

pemahaman.

F. Faedah Qasam dalam al-Quran

Sebagaimana kita ketahui bahwa Qasam dalam Al-Quran bermuatan


rahasia untuk menguatkan pesan-pesan Al-Quran yang sampai kepada manusia
terutama untuk orang yang masih ragu-ragu, menolak bahkan mengingkari
kebenaran ajaran-ajaran al-Quran. Menurut Hasan, ada tiga macam pola
penggunaan kalimat berita dalam al-Quran, yaitu: ibtida’, thalabi, dan inkari.

Ibtida’ (berita tanpa penguat), yaitu untuk orang yang netral dan
wajar-wajar saja dalam menerima suatu berita, tidak ragu-ragu dan tidak
mengingkarinya.

Thalabi, yaitu untuk orang-orang yang ragu terhadap kebenaran


suatu berita, sehingga berita yang disampaikan kepadanya perlu diberikan
sedikit penguat yang disebut dengan kalimat thalabi atau taukid untuk
meyakinkan dan menghilangkan keraguannya.

Inkari, yaitu untuk orang-orang yang bersifat ingkar dan selalu


menyangkal suatu berita, untuk kondisi seperti ini beritanya harus disertai
dengan kalam inkari (diperkuat sesuai dengan kadar keingkarannya). Oleh
karena itu, Allah menggunakan kalimat sumpah dalam al-Quran untuk
menghilangkan keraguan, menegakkan hujjah dan menguatkan berita
terhadap orang-orang yang seperti ini.

G. Tujuan Qasam

Kalimat Sumpah dalam Al-Quran bertujuan untuk memberikan penegasan


dan pengukuhan atas informasi yang disampaikan dalam suatu pesan atau
pernyataan dengan menyebut nama Allah atau ciptaanNya. Dalam Al-Quran,
penyebutan kalimat qasam kadangkala dengan memakai kata aqsama, dan
adakalanya dengan menggunakan kata halafa atau yamana.

Hal ini sejalan dengan tanggapan manusia pada umumnya terhadap ajaran
yang disampaikan kepada manusia. Dengan kata lain tujuan sumpah adalah
untuk memperkuat pemberitaan kepada orang lain, yang mungkin akan
11

mengingkari kebenarannya, sehingga pemberitaan tersebut dapat diterima


dengan yakin.

Di antara golongan manusia itu ada yang meragukan, mempertanyakan


bahkan menolak kebenaran al-Quran. Dalam hal ini sumpah dalam al-Quran
ditunjukkan untuk menghilangkan keraguan, menegakkan argumentasi dan
menguatkan hujjah yang dalam hal ini yaitu ajaran atau pesan yang dibawa oleh
Nabi Muhammad SAW.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dibahas, kita dapat menyimpulkan Aqsamul Qur’an adalah
salah satu kajian dalam Ulumul Qur’an yang membahas tentang pengertian, unsur-unsur,
bentuk-bentuk, tujuan, serta manfaat (faedah) sumpah-sumpah Allah, dalam menegaskan
suatu pernyataan tertentu, yang terdapat di dalam Al-Qur’an, dimana sumpah-sumpah
dalam Al-Qur’an itu menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai Muqsam bih.
Aqsamul Qur’an mempunyai tujuan untuk memberikan penegasan atas suatu
informasi yang disampaikan dalam Al-Qur’an atau untunuk memperkuat informasi
kepada orang lain yang mungkin sdang mengingkari suatu kebenarannya, sehingga
informasi itu dapat diterimanya dengan penuh keyakinan.

B. Saran

Dalam mempelajari ilmu-ilmu Al-Qur’an, terutama dalam pembahasan di


bidang qasam, masih jarang literatur yang memuat dan membahas tentang
masalah Qasam ini. Kurangnya literatur tersebut menjadi kendala utama dalam
pembahasan materi ini. Karenanya, kami menyusun makalah ini agar sedikitnya
menanbah literatur materi pembahasan Qasam meskipun materi yang kami susun
hanya sedikit dan terbatas pula. Untuk itu, kami menyarankan kepada para
penerjemah bahasa arab, untuk lebih sering menerbitkan buku terjemahan
tentang Ulumul Qur’an sehingga mahasiswa maupun masyarakat tidak akan
merasa tabu dengan hal yang dinamakan Qasam.

12
DAFTAR PUSTAKA

 http://resumehidayat.blogspot.com/2010/06/sumpah-dalam-al-quran.html
 http://imdad-gresik.blogspot.com/2010/11/konsep-sumpah-qasam-yamien-serta.html
 http://jorjoran.wordpress.com/2011/01/07/aqsam-dalam-al-quran-by-ihat-solihat/
 http://alquranmulia.wordpress.com/al-quran/ulumul-quran/
 http://rrodiyah.wordpress.com/2012/10/10/pengertian-aqsam-dan-qasam/
 http://www.arabic.web.id/2008/08/huruf-qasam-huruf-sumpah.html
 Al-Qattan,Manna’ Khalil.2013.Studi Ilmu-Ilmu Qur’an.Surabaya:Litera Antar Nusa

13

Anda mungkin juga menyukai