Anda di halaman 1dari 16

Dosen Pengampu

Prof. Dr. H. Akh. Fauzi Aseri, MA

MAKALAH ULUMUL QUR’AN


AQSAM
(SUMPAH-SUMPAH AL-QUR’AN)
Disusun Oleh :
Nama Kelompok
Janatul Adni (190105020031)
Siti Wahdah (190105020032)
Khodijah Aryani (190105020054)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PERBANKAN SYARIAH
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, atas segala limpahan karunia, nikmat, dan petunjuk-
Nyasehingga pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Salawat dan salam tak lupa kita
haturkan keada Bagind Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau hingga
akhir zaman. Lepas dari khilaf dan segala kekurangan penulis sangat bersyukur telah
menyelesaikan makalah yang berjudul “Aqsam (Sumpah-sumpah Al-Qur’an), sebagai salah
satu tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an.
Dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada dosen kami yang telah memberikan
tugas makalah ini sehingga kami dapat lebih jauh mempelajari materi yang telah diberikan
kepada kami dalam penyusunan makalah ini. Terimakasih kepda para pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
tersaji dengan baik.
Kamipun memohon maaf apabila dlam penyusunan makalah nantinya terdapat
kesalahan cetak yang luput dari pandangan kami ataupn kesalahan dalam menuliskan nama-
nama pihak terkait dengan materi pembahasan kami, maka dari itu kritik dan saran selalu
kami butuhkan untuk dijadkan sebagai moitvasi dan introspeksi diri dalam kemajuan
penulisan makalah kami selanjutnya.
Demikian hal yang dapat disampaikan oleh kami sebagai ungkapan terimakasih kami,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua. Aamiin.

Banjarmasin, 3 September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
A. Pengertian Aqsamul Qur’an.......................................................................................................6
B. Huruf-huruf Qasam....................................................................................................................6
C. Unsur yang Membentuk Qasam dalam Al-Qur’an.....................................................................7
D. Muqsam dalam Al-Qur’an.......................................................................................................11
E. Macam-macam Qasam............................................................................................................12
F. Faedah Qasam dalam Al-Qur’an..............................................................................................12
G. Hubungan Antara Qasam dan Syarat.......................................................................................13
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesiapan jiwa setiap individu dalam menerima kebenaran dan tunduk cahayanya itu
berbeda-beda. Jiwa yang jernih yang fitrahnya tidak ternoda kejahatan akan segera
menyambut petunjuk dan membukakan pintu hati bagi sinarnya serta berusaha mengikutinya
sekalipun petunjuk itu sampai kepadanya hanya sepintas kilas. Sedangkan, jiwa yang tertutup
awan kejahilan dan diliputi gelapnya kebatilan tidak tergoncang hatinya kecuali dengan
pukulan peringatan dan bentuk kalimat yang kuat lagi kokoh, sehingga dengan demikian
barulah tergoncang keingkarannya itu.
Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang memberi penegasan akan sebuah
pernyataan. Penegasan itu berbentuk pernyataan “sumpah” yang langsung difirmankan oleh
Allah SWT. Sumpah dalam konotasi bahasa Al-Qur’an disebut qasam. Qasam (sumpah)
dalam pembicaraan termasuk salah satu uslub pengukuh kalimat yang diselingi dengan bukti
yang konkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang diingkarinya.

B. Rumusan Masalah
Dalam menyusun dan menulis makalah ini, kami merumuskan beberapa hal yang akan
kami bahas dalam makalah ini. Rumusan ini menjadi acuan kami dalam membuat susunan
pembahasan agar materi yang kami bahas tidak tercampur dengan materi dari poin lain.
Adapun rumuan penulisan pembahasan yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
a. Apa pengertian dari Aqasamul Qur’an ?
b. Apa saja yang termasuk huruf-huruf qasam ?
c. Apa saja unsur yang membentuk qasam dalam Al-Qur’an ?
d. Apa yang dimaksud dengan Muqsam?
e. Apa saja macam-macam qasam ?
f. Apa faedah mengetahui qasam dalam Al-Qur’an ?
g. Apakah hubungan antara Qasam dengan Syarat ?

C. Tujuan
Tujuan dari disusun dan ditulisnya makalah ini yang terutama adalah untuk memenuhi
tugas yang telah diberikan dosen pengampu kepada kami. Untuk itulah makalah ini tersaji
untuk itu.
Namun, disamping sebagai pemenuhan nilai, makalah ini pun bertujuan untuk
memberikan pengetahuan lebih mendalam akan Qasam dalam Al- qur’an yang dimana
kebanyakan pembahasan mengenai hal ini belum banyak dibahas oleh sebagian orang karena
materi yang tersedia unuk dijadikan referensi sangatlah terbatas. Hal inilah yang menjadi
tujuan kami yang lain selain untuk pemenuhan tugas juga untuk mempermudah para pembaca
sekalian untuk dapat mencari referensi tentang materi Qasam ini yang dapat membantu dan
mempermudahkan mencari pegetahuan Aqsam atau Qasam dalam Al-qur’an.

5
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat dijadikannya sebagai bahan
bagi rujukan atau referensi pengetahuan tentang mempelajari Ulumul Qur’an yang dimana
materi Aqsamul Qur’an menjadi bagian dari pembahasan mengenai ilmu-ilmu Al-qur’an.
Selain itu, materi pembahasan ini pula dapat menambah pengetahuan bagi yang berkenan
untuk membaca dan menyimak dengan seksama apa yang telah kami susun dan tulis dalam
makalah ini dan semoga bermanfaat bagi para pembaca.
Manfaat lainnya materi dalam makalah ini dapat juga dijadikan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari tentang pemahaman beragama yang baik dan sesuai ajaran Allah SWT
mengenai sumpah-Nya dan bagaimana etika kita untuk menggunakan sumpah ini dalam
kehidupan kita saat ini.

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqsamul Qur’an
Menurut bahasa , aqsam merupakan bentuk jamak dari kata qasam yang berarti al-hilf
dan al-yamin yakni sumpah. Sedangkan secara istilah aqsam dapat diartikan sebagai
ungkapan yang dipakai guna memberikan penegasan atau pengukuhan suatu pesan dengan
menggunakan kata-kata qasam. Menurut buku ilmu tafsir aqsam adalah bentuk jamak dari
kata qasam (sumpah). Para pakar gramatika bahasa Arab mengartikan qasam dengan kalimat
yang berfungsi menguatkan berita. Menurut Manna’ Al-Qaththan, qasam semakna dengan
hilf dan yamin, tetapi muatan makna kata qasam lebih tegas. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, sumpah (qasam) didefinisikan dengan pernyataan yang diucapkan secara resmi
dengan bersaksi kepada Tuhan atau sesuatu yang dianggap suci bahwa yang dikatakan atau
dijanjikan itu benar.

Namun dengan pemakaiannya para ahli ada yang hanya menggunakan istilah Al-
qasam saja seperti dalam kitab Al-Burhan fi Ulumil Qur’an karangan Imam Badruddin
Muhammad bin Abdullah az-Zarkasyi. Ada juga yang mengidofatkannya dengan Al-qur’an,
sehingga menjadi Aqsamul Qur’an seperti yang dipakai dalam kitab al-itqan fi Ulumil Qur’an
karangan Imam Jalaluddin as- Suyuthi. Kedua istilah tersebut hanya berbeda pada konteks
pemakaian katanya saja, sedangkan maksudnya tidak jauh berbeda.

B. Huruf-huruf Qasam
a. Wawu (‫) و‬
Seperti firman Allah dalamsurat Adz-Dzariyaat ayat 23 yang berbunyi :
Artinya : “Maka demi Tuhan langt dan bumi, Sesungguhnya yang dijanjikan itu
adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan”. (QS. Adz-
Dzariyaat: 23)
Dengan masuknya huruf wawu - sebagai huruf qasam – maka ‘amil (pelaku)nya wajib
dihapuskan. Dan setelah wawu harus diikuti dengan isim dlahir.
b. Ba’( ‫) ب‬
Seperti firman Allah dalam surah Al-Qiyaamah ayat 1 yang berbunyi :
Artinya : ”Aku bersumpah demi hari kiamat”. (QS. Al-Qiyaamah:1)
Maka dengan masuknya huruf Ba’ ini boleh disebutkan ‘amil-nya sebagaimana
contoh diatas, dan boleh juga menghapusnya, sebagaimana firman Allah dalam surat
Shaad ayat 82 tentang iblis yang bersumpah untuk menyesatkan manusia :
Artinya : ”Iblis menjawab: “ Demi kekuasaan Engkau Aku akan menyesatkan mereka
semuanya. (QS. Shaad:82).
Setelah huruf Ba’ boleh diikuti isim dlahir sebagaimana telah dicontohkan di atas, dan
boleh diikuti oleh isim dlamir.

7
c. Ta’ ( ‫)ت‬ 
Seperti dalam firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 56:
Artinya : “Dan mereka sediakan untuk berhala-berhala yang mereka tiada
mengetahui (kekuasaannya), satu bahagian dari rezeki yang telah kami berikan
kepada mereka. Demi Allah, sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang
kamu adakan”. (QS. An-Nahl:56)
Dengan masuknya huruf Ta’ ini, ‘amil (pelaku)-nya harus dihapuskan dan
tidak bisa diikuti sesudahnya kecuali isim jalalah (nama Allah), yaitu Allah dan
Rabba. Pada dasarnya, kebanyakan al-muqsam bih (sesuatu yang dijadikan dasar atau
landasan sumpah) itu disebutkan, sebagaimana pada contoh-contoh terdahulu. Dan
kadang-kadang dihapus dengan ‘amil (pelaku)-nya.

C. Unsur yang Membentuk Qasam dalam Al-Qur’an


Qasam terbagi menjadi tiga unsur yaitu adat qasam, muqsam bih, dan muqsam
‘alaih.
a. Adat qasam adalah sighat yang digunakan untuk menunjukkan qasam, baik dalam
bentuk fi’il maupun huruf seperti ba’, ta’, dan wawu sebagai pengganti fi’il qasam.
Contoh qasam dengan memakai kata kerja, misalnya firman Allah SWT :
Artinya : “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang
sungguh-sungguh: “Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati “.
(Tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai
suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui”. (QS. An-Nahl :38)
Adat qasam yang banyak dipakai dalam wawu, sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya:“Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun dan demi bukit Sinai.”
(QS.At-Tin:1-2)
Sedangkan khusus lafadz al-jalalah yang digunakan untuk pengganti fi’il qasam itu
adalah huruf ta’ seperti dalam firman Allah SWT:
Artinya : “Demi Allah,sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap
berhala-halamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.” (QS. Al-Anbiya:57)
b. Al–muqsam bih sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah. Sumpah Al-qur’an ada
kalanya dengan memakai nama yang Agung(Allah), ada kalanya dengan mengunakan
nama-nama ciptaaNya. Qasam dengan menggunakan nama Allah dalam Al-Qur’an
hanya terdapat dalam tujuh tempat yaitu:
 Q.S. Adz-dzariyat ayat 43
 Q.S. Yunus ayat 53
 Q.S. At-thagabun ayat 17
 Q.S. Al-ma’rij ayat 40
 Q.S. Maryam ayat 68
 Q.S. Al-hijr ayat 92
 Q.S. An-nisa ayat 65

8
Misalnya firman Allah SWT:
Artinya: “Dan mereka menanyakan kepadamu: “ Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?
Katakanlah: “Ya, demi Tuhanku, Sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu
sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya)”. (QS. Yunus : 53)

Selain pada tujuh tempat di atas, Allah memakai qasam dengan nama-nama
ciptaannya seperti dalam firman Allah SWT:
Artinya :”Maka aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang”.
(QS. Al-Waqi’ah : 75)
c. Al-muqsam ‘alaih kadang juga disebut jawab qasam. Muqsam ‘alaih merupakan
suatu pernyataan yang dating mengiringi qasam, berfungsi sebagai jawaban dari
qasam. Di dalam Qur’an terdapat dua muqsam ‘alaih, yaitu yang disebutkan secara
tegas. Jenis yang pertama terdapat dalam ayat-ayat sebagai berikut.
Artinya : “Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat dan awan yang
mengandung hujan, dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah, dan
(malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan,Sesungghnya apa yang
dijanjikan kepadamu pasti benar, dan Sesungguhnya (hari) pembalasan pasti
terjadi.” (QS.Adz- Dzariyat1-6).
Jenis kedua muqsam ‘alaih atau jawab qasam dihilangkan/dibuang karena alasan
sebagai berikut:
1. Pertama, di dalam muqsam bih sudah terkandung makna muqsam ‘alaih. Kedua,
qasam tidak memerlukan jawaban karena sudah dapat dipahami dari redaksi
ayam dalam surat yang terdapat dalam al-Qur’an. Contoh jenis ini dapat dilihat
misalnya dalam ayat yang berbunyi:
Artinya : “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam
apabila telah sunyi (gelap).” (QS. Ad-Dhuha: 1-2).
Adapun pula yang dimaksud dengan Hal Ihwal dalam Muqsam ‘Alaih yaitu, Hal
Ihwal adalah hal-hal yang berkaitan engan qasam.diantara hal Ihwal tersebut yaitu :
a) Tujuan qasam adalah untuk mengukuhkan dan mewujudkan muqam ‘alaih (jawab
qasam, pernyataan yang karenanyaqasam diucapkan). Karena itu, muqsam ‘alaih
haruslah berupa hal-hal yang layak didatangkan qasam baginya, seperti hal-hal
goib dan tersembunyi jika qasam itu dimaksudkan untuk menetapkan
keberadannya.
b) Jawab qasam itu pada umumnya disebutkan. Namun terkadang ada juga yang
dihilangkan, sebagaimana jawab “LAU” (jika) sering dibuang. Penghilangan
seperti ini merupakan salah satu uslun paling baik, sebab menunjukkan kebesaran
dan keagungan. Jawab qasam terkadang dihilangkan karena sudah ditunjukkan
oleh perkataan yang disebutkan sesudahnya.
c) Fi’il madi musbat mutasarrif yang tidak didahului ma’mulnya apabila menjadi
jawab qasam, harus disertai dengan “lam” dan “qad”. Dan salah satu keduanya ini
tidak boleh dihilangkan kecuali kalimat terlalu panjang.
d) Allah bersumpah atas (utuk menetapkan) pokok-pokok keimanan yang wajib
diketahui makhluk. Dalam hal ini terkadang bersumpah untuk menjelaskan tauhid,
terkadang untuk menegaskan bahwa qur’an itu hak, terkadang untuk menjelaskan
bahwa rasul itu benar, terkadang untuk menjelaskn balasan, janji dan ancaman,

9
dan terkadang juga untuk menerangkan keadaan manusia. Siapa saja meneliti
dengan cermat qasam-qasam dalam al-qur’an, tentu ia akan memperoleh berbagai
macam pengetahuan yang tidak sedikit.
Qasam itu ada kalanya dalam jumlah khobariyah, dan inilah yang paling
banyak terdapat dalam al-qur’an. Jumlah khabariyahnya adalah kalimat berita,
yang bersifat informatif.Unsur-unsur Aqsam dan ungkpannya
 Fi’il (Kata Kerja) Transitif dengan huruf Ba’
Bentuk asal qasam adalah fi’il aqsama atau ahlaha yang transitif dengan ba’,
kemdian disusul dengan muqsam bih dan muqsam alaih yang dinamakan juga jawab
qaasam, misalnya:
Artinya:”Dan Mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sumpah yang
sunggh-sungguh, “Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.”
Tidaklah demikian (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji
yang benar dari-Ny, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (QS. An-
Nahl:38)
Selanjutnya huruf qasam ba’ diganti dengan wawu apabila muqasam-nya
terdiri atas isim dhamir (kata ganti). Kadang –kadang huruf ba’ diganti oleh hruf to’
apabila muqsam-nya lafazh jalalah, contohnya dalam Al-qur’an (QS. Yusuf :73)
Artinya: “Mereka (saudara-saudara Yusuf) menjawab, “Demi Allah, sungguh
kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk berbuat kerusakan di
negeri in dan kami bukanlah para pencuri.”
 Muqsam bih adalah Sesuatu yang Dijadikan Sumpah oleh Allah SWT
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT, kadang-kadang bersumpah dengan diri-
Nya dan sifat-sifat-Nya. Sumpah-Nya dengan sebagian makhluk-Nya
menunjukan bahwa makhluk tersebut merupakan salah satu dari keagungan-
Nya. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT bersumpah dengan diri-Nya pada
beberapa tempat berikut.
1. Surat Az-Zariyat ayat 23:
Artinya : “Maka demi Tuhan langit dan bumi, sungguh,apa yang dijanjikan iu
pasti terjadi seperti apa yang kamu ucapkan.
2. Surat Yunus ayat 53:
Artinya : “Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad), “Benarkah
(azabyang dijanjikan) itu? “Katakanlah, “ Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya
(azab) itu pasti benar dan kamu sekali-kali tidak dapat menghindar.”
3. Surat At-Tagabun ayat 7:
Artinya :”Orang-orang kafir mengira, bahwa mereka tidak akan
dibangkitkan. Katakanlah (Muhammad), “Tidak demikian, demi Tuhanku,
kamu kerjakan.”Dan yang demikian itu mudah bagi Allah .
4. Surat Maryam ayat 68:
Artinya : “Maka demi Tuhanmu, sungguh, past akan kami kumpulkan mereka
bersama setan, kemudian pasti akan kami datangkan mereka ke sekelilingan
Jahanam dengan berlutut.
5. Surat Al-Hijr ayat 92:
Artinya : “Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua.

10
6. Surat An-Nisa ayat 65:
Artinya: “Maka demi Tuhanmu, mer.eka tidak beriman sebelum mereka
menjadikan engkau (Muhammad )sebagai hakim dalam perkasa yang mereka
perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati
mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya”.
7. Surat Al-Ma’arij ayat 40:
Artinya : “Maka aku bersumpah demi Tuhan yang mengatur tempat-tempat
terbit dan terbenamnya (matahari, bulan, dan bintang), sungguh kami pasti
mampu”.

11
D. Muqsam dalam Al-Qur’an
Al-muqsam (yang mengcapkan sumpah) dalam al-Qur’an, diantaranya adalah
1. Allah SWT
Misalnya terdapat pada QS. 56: 75-76
Artinya:
“Maka Aku bersumpah dengan masa Turunnya bagian-bagian Al-Qur’an.
Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu Mengetahui.”
2. Rasulullah SAW
Berupa perinah terhadapnya supaya bersumpah, misalnya terdapat pada QS. Yunus
:53 yang berbunyi :
“Dan mereka menanyakan kepadamu: “ Benarkah (azab yang dijanjikan) Itu?
Katakanlah: “Ya, demi Tuhnku, sesungguhnya azab itu benar dan kamu sekali- kali tidak
bisa luput (daripadanya)
3. Penghuni Syurga
Sumpah penghuni surge ini ditunjukan kepada penghuni neraka yang dulu ketika di
dunia adalah temannya, misalnya terdapat pada QS. Ash-Shaffat: 56 yang berbunyi:
“Ia berkata (pula): “Demi Allah, Sesungguhnya kamu benar-benar hampir
mencelakakanku”
4. Orang Atheis
Misalnya terdapat pada QS. Al- Nahl: 38 yang berbunyi :
“Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh:
“Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati”. (tidak demikian), bahkan (pasti
Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan
tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (QS. An-Nahl : 38)
5. Orang-orang munafik, misalnya
“Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa
Sesungguhnya mereka termasuk golongan mu, paahal mereka bukanlah dari
golonganmu, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut (kepadamu).
(QS. At-Taubah: 56)
6. Orang-orang musyrik mekkah
“Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan segala kesungguhan, bahwa
sungguh jika datang kepada mereka sesuatu mukjizat, Pastilah mereka beriman
kepada-Nya. Katakanlah: “Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu hanya berada disisi
Allah”. Dan apakah yang memberitahukan kepadamu bahwa apabila mukjizat
datang mereka tidak akan beriman”. (QS. An’am: 109)
7. Orang-orang kafir, misalnya
“Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah, jika
datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih
mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain), tatkala dengan kepada
mereka pemberi peringatan, Maka kedatangannya itu tidak menambah kepda
mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran).” (QS. Faatir: 42)

12
8. Sauara-saudara Yusuf AS, misalnya:
“Saudara-saudara Yusuf menjawab, “Demi Allah Sesungguhnya kamu mengetahui
bahwa kami datang bukan untuk membuat kerusakan di negeri (ini) dan kami
bukanlah para pencuri.” (QS. Yusuf: 73)

E. Macam-macam Qasam
Qasam itu adakalanya dzahir dan adakalanya mudmar.
a. Zhahir, ialah sumpah di dalamnya disebutkan fi’il qasam dan muqsam bih. Dan
diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qasamnya, sebagaimana pada umumnya,
karena dicukupkan dengan huruf berupa ba’, wawu, dan ta. Seperti dalam firman
Allah SWT:
Artinya: “Aku bersumpah demi hari kiamat , dan aku bersumpah dengan jiwa
yang Amat menyesali (dirinya sendiri). (QS. Al-Qiyamah: 1-2).
Ada 3 pendapat yang berbeda tentang status la nafi pada ayat di atas
 La di sini menafikan makna ungkapan yang dibuang. Ungkpan yang dibuang
tersebut dapat diketahui dengan melihat konteks kalimat.
 La di sini menafikan qasam seakan-akan Allah SWT.
 La di sini berfungsi sebagai tambahan (ja’idah), sedangkan jawab qasam dari ayat
tersebut tidak disebut dan ditunjkkan oleh firman Allah SWT yaitu:
‫أَ َيحْ َسبُ اإْل ِ ْن َسانُ أَلَّنْ َنجْ َم َع عِ َظا َم ُه‬

Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang
belulangnya? (Q.S. Al-Qiyamah :3).
b. Mudhmar ialah yang didalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam dan tidak pula muqsam
bih, tetapi ia ditunjukan oleh “lam taukid” yang masuk ke dalam jawab qasam,
seperti firman Allah:

Artinya: “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu,


dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang
yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan
Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu
bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian
itu termasuk urusan yang patut diutamakan.”
Qasam Mudmar,yaitu qasam yang fi’il qasam dan muqsam bih-nya tidak jelas
dan tidak disebutkan, tetapi keberadaannya ditunjukkan oleh lam mu’akkidah (lam
yang berfungsi untuk menguatkan isi pembicaraan) yang terletak pada jawab qasam.

F. Faedah Qasam dalam Al-Qur’an


1. Memperkuat informasi yang hendak di sampaikan
As-syuyuthi mengatakan bahwa sesungguh nya al quran di turun kan dengan
menggunakan bahasa arab dan sebagian dari kebiasaan bahasa arab adalah
menggunakan sumpah ketika hendak memperkuat suatu hal, itulah mengapa al quran
menggunakan aqsam. Selain itu ada 3 kondisi audience dalam ilmu ma’ani yang
disebut dengan Adhrup al-khabar yaitu : ibtida’I ,thalabi,dan inkari.

13
Ibtida’I merupakan audience yang tidak mengetahui isi pembicaraan,thalabi
adalah audience yang ragu dan inkari adalah audience yang menolak isi pembicaraan
.maka ketiga nya tersebut memerlukan penegasan sesuai dengan kadar ketidak
tahuan,keraguan,dan kadar pengingkaran audience tersebut.dalam hal inilah qasam
berperan untuk menegaskan sebuah pembicaraan atau informasi.
2. menyempurnakan hujjah(argumentasi)
Abu al-qasam al-qusyairi menjawab bahwa tujuan qasam untuk kesempurnaan
hujjah. Hal ini karena segala sesuatu dapat di pastikan keberadaannya dengan dua cara
yaitu persaksian dan sumpah. Kedua cara tersebut di gunakan allah swt. Dalam kitab
nya agar tidak ada yang memiliki hujjah untuk membantahnya. Allah swt berfirman :
۞ َ‫ك أَ َح ٌّق ه َُو ۖ قُ ْل إِي َو َربِّي إِ َّن ُه َل َح ٌّق ۖ َو َما أَ ْن ُت ْم ِبمُعْ ِج ِزين‬
َ ‫َو َيسْ َت ْن ِب ُئو َن‬
Dan mereka menanyakan kepadamu: "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah:
"Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa
luput daripadanya”(Q.S. Yunus ayat 53)

G. Hubungan Antara Qasam dan Syarat


Apabla qasam dan syarat berkumpul dalam suatu kalimat, sehingga yang satu masuk
ke dalam yang lain, maka unsur kalimat yang menjadi jawab adalah bagi yang terletak lebih
dahulu dari keduanya, baik qasam maupun syarat, sedang jawab dari yang terletak kemudian
tidak diperlukan.
Apabila qasam mendahului syarat, maka unsur yang menjadi jawab adalah bagi
qasam, dan jawab syarat tidak diperlukan lagi . Seperti halnya pada firman Allah sebagai
berikut:

“Jika kamu tidak berhenti, pasti kamu akan kurejam.” (QS. Maryam: 46).

Dalam ayat ini, berkumpul qasam dan syarat, sebab takdirnya ialah: “Demi Allh,
jikaa kamu tidak berhenti.“Lam” yang masuk ke dalam syarat itu bukanlah “Lam” jawab
qasam sebagaimana yang terdapat dalam firman-Nya:

“Demi Allah, sungguh aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu.”
(QS. Al-Anbiya: 57).
Tetapi ia adalah “Lam” yang masuk kedalam adatusy syarat yang berfungsi sebagai
indikator bahwa pernyataan jawab yang sesudahnya adalah bagi qasam yang sebelumnya,
bukan bagi syarat. “Lam” tersebut dinamakan lam mu’zinah (indikator) dan juga dinamakan
lam mauti’ah (pengantar), karena ia mengantarkan atau merintis jawaban bagi qasam.

Tidak dapat dikatakan, kalimat “syarat” itu adalah jawab bagi qasam yang dikira-
kirakan, karena “syarat” tidak dapat menjadi jawab. Dikarenakan ini mengingat jawab
haruslah berupa kalimat berita. Masukny “Lam Mauti’ah” qasam kedalam syarat tidaklah
wajib sebab “Lam” itu terkadang dihilangkan padahal qasam tetap diperkirakan sebelum
syarat.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dibahas. Kita dapat menyimpulkan Aqsamul Qur’an adalah
salah satu kajian dalam Ulumul Qur’an yang membahas tentang pengertian, unsur-unsur,
bentuk-bentuk, tujuan serta manfaat (faedah) sumpah-sumpah Allah, dalam menegaskan
suatu pernyataan tertentu yang terdapat di dalam Al-Qur’an, dimana sumpah-sumpah dalam
Al-Qur’an itu menyebutkan nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai Muqsam bih. Secara istilah
aqsam dapat diartikan sebagai ungkapan yang dipakai guna memberikan penegasan atau
pengukuhan suatu pesan dengan menggunakan kata-kata qasam.Huruf huruf qasam ada 3
yaitu Wawu , Ba’ dan Ta’
Aqsamul Qur’an mempunyai tujuan untuk memberikan penegasan atas suatu
informasi yang disampaikan dalam Al-Qur’an atau untuk memperkuat informasi kepada
orang lain yang mungkin sedang mengingkari suatu kebenarannya, sehingga informasi itu
dapat diterimanya dengan penuh keyakinan.

B. Saran
Dalam mempelajari ilmu-ilmu Al-Qur’an, terutama dalam pembahasan bidang qasam,
masih jarang literatur yang memuat dan membahas tentang masalah qasam ini. Kurangnya
literatur tersebut menjadi kendala utama dalam pembahasan materi ini. Karenanya, kami
menyusun makalah ini agar menambah literatur materi pembahasan qasam meskipun kami
hanya menyusun sedikit dan terbatas pula. Untuk itu kami menyarankan kepada para
penerjemah bahasa arab, untuk lebih sering meneritkan buku terjemahan tentang Ulumul
Qur’an sehingga mahasiswa maupun masyarakat tidak akan merasa tabu dengan hal yang
dinamakan qasam.

15
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qattan,Manna Khalil. 2013.Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Surabaya:Litera Antar Nusa
Al-Hasani.
Shihab,Muhammad Quraish.2013.kaidah tafsir.Tanggerang: Lentera Hati.

Baidan,Nashruddin.2005.Wawasan Baru Ilmu Tafsir.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Anwar,Rosihan.2015.Ilmu Tafsir.Bandung:Pustaka Setia

http://resmehidayat.blogspot.com/2010/06/sumpah-dalam-al-qur’an.html
http://imdad-gresik.blogspot.com/2010/11/konsep-sumpah-qasam-yamien-serta.html
http://jorjoran.wordpress.com//2011/01/07/aqsam-dalam-al-qur’an-by-ihat-solihat/
http://alquranmulia.wordpress.com/al-quran/ulumul-quran/
http://rrodiyah.wordpress.com/2012/10/10/pengertian-aqsam-dan-qasam/
http://www.arabic.web.id/2008/08/huruf-qasam-huruf-sumpah.html
https://tafsirweb.com/3327-surat-yunus-ayat-53.html

16

Anda mungkin juga menyukai