NIM : 190105020032
LOKAL : A PERBANKAN SYARIAH
MATA KULIAH : ASPEK HUKUM DALAM BISNIS
DOSEN PENGAMPU : Dr. SYAUGI, S.Ag. M.A
PERLINDUNGAN KONSUMEN
E-COMMERCE : PERSPEKTIF INDONESIA
Salah satu produk inovasi teknologi informasi adalah internet . Internet adalah koneksi
antar jaringan komputer. Saat ini aplikasi internet telah memasuki berbagai segmen aktivitas
manusia, seperti: di bidang politik, sosial. budaya, dan ekonomi dan bisnis. Pertama kali
Internet diperkenalkan, penemu Internet pernah berharap, bahwa dampaknya di masa depan
akan sangat besar. Melalui teknologi orang-orang di seluruh dunia dapat melakukan transaksi
dengan bertemu secara fisik. Perkembangan internet menyebabkan terbentuknya dari suatu
cakrawala baru umumnya dikenal sebagai dunia maya. Di sini setiap individu memiliki hak
dan kemampuan untuk terhubung dengan individu lain tanpa ada batasan. Globalisasi
teknologi pada dasarnya telah dilakukan di dunia maya, yang menghubungkan semua
komunitas digital atau mereka yang sering menggunakan internet dalam aktivitas kehidupan
sehari-hari.
Seperti untuk transaksi ekonomi, akhir-akhir ini banyak orang familiar melakukan
transaksi pembelian melalui internet. Cukup klik ya di intemet kita, kita bisa melakukan
banyak transaksi, transaksi ini disebut e-commerce. Selain membawa banyak keuntungan, e-
commerce juga banyak menimbulkan kerugian, dan salah satunya adalah perlindungan
konsumen.
Konsumen menghadapi kesulitan untuk memperoleh asuransi untuk
mendapatkan "Layanan atau perbaikan lokal" Transaksi e-commerce berbeda dengan transaksi
komersial konvensional yang bersifat langsung , karena transaksi e-commerce berlangsung di
dunia maya , tidak bersatu langsung dengan penjual dan pembeli barang yang ditawarkan. Hal
ini akan menimbulkan banyak dampak negatif bagi konsumen, karena konsumen tidak secara
langsung mengetahui kualitas produk yang ditawarkan, Selain itu terdapat kendala dalam hal
sistem pembayaran dan kendala ketidaktepatan pengiriman produk, kemudian kontrak standar.
, dan seterusnya.
Di Indonesia, fenomena e-commerce sudah dikenal sejak tahun 1996 dengan
munculnya situs http: // http://www.sanur.com/ bookstore on-line pertama. Selama tahun
1997 -1998 keberadaan e-commerce di Indonesia sedikit terabaikan akibat krisis ekonomi.
Namun pada tahun 1999 popularitas e-commerce sudah kembali, meski masih terbatas pada
masyarakat minoritas Indonesia yang menggunakan intemet tersebut.
Di Indonesia, perlindungan hak konsumen dan pelaku usaha telah diatur dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Namun undang-
undang yang mulai berlaku pada April 1999 ini hanya mengatur tentang hak dan kewajiban
konsumen, tetapi undang-undang ini hanya mengatur tentang transaksi perdagangan
konvensional.Sedangkan hak dan kewajiban konsumen dalam bertransaksi secara online tidak
benar- benar diatur dalam Undang-Undang ini. Selain itu pada tahun 2008, Pemerintah
Indonesia mengeluarkan Undang-undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,
Nomor 11 tahun 2008. Menimbang, bahwa masih terdapat aturan hukum yang secara
khusus melindungi konsumen dalam berbagai transaksi di Internet oleh pemerintah Indonesia,
maka tinjauan hukum tersebut adalah Perlu adanya analisis yang benar tentang tanggung jawab
konsumen dan pelaku usaha dalam bertransaksi di intemet, serta mekanisme penyelesaian yang
dapat dilakukan oleh konsumen.
Sehingga ada sebuah kontrak yaitu kontak standar. Kontrak Standar Secara tradisional,
kontrak terjadi karena adanya persetujuan salah satu pihak dengan posisi seimbang. Dalam e-
commerce, mayoritas diatur oleh produsen . Kontrak sudah memberikan persetujuan
konsumen itu. . Kekuatannya adalah kontrak menjadi lebih efisien, dan perilaku transaksi
menjadi lebih sederhana. Kontrak semacam ini menguntungkan kontrak produksi massal.
Sedangkan kelemahan yang sudah diberikan oleh salah satu pihak kemungkinan besar justru
membuat kontrasnya tidak seimbang.
Faktor-faktor yang menyebabkan kontrak standar menjadi tidak seimbang, sebagai
berikut:
a. Kurangnya atau bahkan tidak ada peluang tawar-menawar konsumen,
sehingga konsumen tidak mempunyai banyak kesempatan mengetahui isi kontrak
kontrak tersebut adalah karena lem.
b. Sejak dibuatnya kontrak sepihak, penyedia dokumen memiliki banyak waktu untuk
memikirkan klausul dalam kontrak sedangkan konsumen tidak memiliki banyak
kesempatan untuk mengembangkan kehendaknya dalam klausul kontrak.
c. Perlindungan konsumen dalam relasi transaksional ini sangat tidak seimbang,
sehingga konsumen hanya dapat "meninggalkan" nya. Hampir semua kontrak e-
commerce tidak dapat dinegosiasikan. Kontrak biasanya mengandung syarat-syarat
yang tidak menguntungkan bagi konsumen. Contoh: isi klausul yang menyatakan
bahwa barang yang dibeli tidak dapat dikembalikan.
Inggris mengikuti prinsip yang dilanggar kontrak standar menuju prinsip
persetujuan bebas, yaitu ada nya ruang untuk tawar menawar.Dalam sebuah kontrak, tanda
tangan dibutuhkan untuk menyatakan kesepakatan dari para pihak. Tanda tangan juga
dapat menjadi bukti bahwa para pihak telah mengetahui dan menyatakan keaslian suatu
kontrak. Umumnya