Anda di halaman 1dari 13

AQSAMUL QUR’AN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
“Ulumul Qur’an”

Dosen Pengampu :

Siti Robikah, M.Ag.

Disusun Oleh :

Irsyad Tuwassi’ul Arzaqi (53020200061)

Dinda Aprilia Sari (53020200009)

Ilmu AL-Qur’an dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora

IAIN Salatiga

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Karena atas rahmat, karunia serta kasih
sayang-NYA kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Jual Beli ini dengan sebaik
mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para
nabi sekaligus sebagai uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa saya
ucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Robikah, M.Ag. selaku dosen mata kuliah Ulumul
Qur’an.

Dalam penulissan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun pengetikan, walaupun
demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis usahakan.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki
kesalahan sebagaimana mestinya.

Salatiga, 07 Oktober 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB 1...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
BAB 2...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Pengertian Aqsamul Qur’an...................................................................................................5
B. Huruf-huruf Qasam.................................................................................................................6
C. Unsur-unsur Qasam................................................................................................................7
D. Macam-macam aqsamul qur’an.............................................................................................9
E. Faedah aqsamul qur’an.........................................................................................................10
BAB 3..................................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
A. KESIMPULAN......................................................................................................................12
B. SARAN...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ilmu aqsam al qur’an adalah salah satu ilmu yang mempunyai peranan sangat penting
bagi seorang pelajar, dan kepada seluruh umat islam secara umumnya. Ketika rasullah SAW
menyampaikan Al qur’an kepada umatnya, Sebagian kafir Quraisy ingin menandinginya
dengan cara membuat ungkapan-ungkapan atau syair yang sengaja mreka buat untuk
merendahkan Nabi. Sehingga Nabi menghadapi tantangan luar biasa dari masyarakat kafir
Qurasy saat itu. Namun, Sebagian dari kalangan kafir Quraisy menerima kebenaran islam
yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Sehingga dari sini kita dapat memahami bahwa,
jika jiwa manusiaitu bersih dari sifat tercela, insyaallah akan mudah menerima kebenaran dari
siapapun kebenaran itu datang. Jiwa yang bersih akan selalu terbuka akan ajaran kebenaran
dari firman-firman Allah SWT. Dalam menyampaikan kebenaran itutidak diperlukan
argument atau alasan agar selalu diterima. Tapi bagi manusia yang hatinya dipenuhi sifat
tercela, maka kebenaran itu akan sulit diterima. Oleh karenanya, dalam menyampaikan
kebenaran kepada manusia seperti ini, diperlukan berbagai cara dan argumentasi agar mereka
menerima kebenaran itu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa penertian aqsamul qur’an?
2. Bagaimana rukun-rukun aqsamul qu’an?
3. Apa saja macam aqsamul qur’an?
4. Apa faedah aqsamul qur’an?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat memahami ap aitu aqsamul qur’an.
2. Dapat mengetahui rukun-rukun aqsamul qur’an.
3. Dapat menjelaskan macam-macam aqsamul qur’an.
4. Mengetahui manfaat aqsamul qur’an.

4
BAB 2

PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqsamul Qur’an
Kata aqsam merupakan bentuk jamak dari qasam yang berarti sumpah. Banyak ayat-ayat
al qur’an yang menggunakan qasam. Adapun maksud dari penggunaan qasam adalah untuk
memperkuat maksud sesuatu dengan menyebutkan sesuatu yang memiliki posisi yang lebih
tinggi dengan menggunakan huruf wawu, ba, atau lam. Begitu pentingnya qasam dalam ulum
al qur’an masalah ini menjadi bab tersendiri yang biasa disebut dengan aqsamul al qur’an.1

Bersumpah ialah mengucapkan kalimat sumpah dimana merupakan salah satu upaya
manusia dalam rangka menyakinkan orang lain bahwa dia berada diatas kebenaran. Artinya
dia bersungguh-sungguh sedang serius, tidak berbohong maupun bergurau. Dengan
diucapkannya sumpah oleh seseorang maka orang lain yang mulanya ragu tentang informasi
yang disampaikannya maka akan menjadi percaya dan menyakini kebenaran berita yang
dibawanya. Manusia dengan segala kekurangan dan keterbatasannya sulit sekali
membebaskan dirinya secara penuh dari kesalahan, inilah cikal bakal lahirnya perbuatan dosa
darinya. Dalam upaya membela dirinya dari kesalahan maka salah satu mekanisme yang
harus ditempuhnya ialah bersumpah atas nama Allah SWT.

Jadi manusia bersumpah untuk membuktikan bahwa dia benar, sehingga orang lain
mempercayai berita yang dibawanya. Sampai dititik ini tidak ada persoalan, problem segera
timbul bila sumpah itu datang dari Allah karena kita mempercayai sepenuh hati, bahwa Allah
maha sempurna, Maha Benar, dan sekali-ali tak pernah curang apalagi bohong. 2

Al-Qur’an turun dengan Bahasa arab yang digunakan oleh semua masyarakat yang
ditemuinya pertama kali. Mereka antara lain menggunakan apa yang dinamakan
taklid/pengukuhan dalam penyampaian berita.taklid pun bertingkat-tingkat disesaikan dengan
sikap mitra bicara. Jika dia belum mengambil sikap, maka taklid kalaupun akan digunakan
cukup dengan ala kadarnya, missal menambahkan pada awal kalimat huruf inna
(sesungguhnya). Tetapi jika keraguan / penolakan telah mencapai tingkat yang amat tinggi,
maka redaksi pengukuhan semakin diperlukan.

1
Ahsin W. Al-Hafid. Kamus Ilmu Al-Qur’an, (Amzah Jl. Sawo Raya No18 Jakarta 2012). hlm. 27
2
Nashruddin Baidan. Wawasan Baru Ilmu Tafsir,(Pustaka Pelajar Jakarta 2011).hlm. 203-204

5
Salah satu pengukuhan yang digunakan dalam Al qur’an adalah qasam yakni sumpah
yang minimal pengucapannya dinilai sebagai sumpah-sumpah yang benar. Sumpah tediri dari
empat unsur:

a. Yang bersumpah, dalam hal ini Allah atau manusia biasanya dinamakan al halif atau
al muqsim.
b. Huruf atau kata yang menunjukkan bahwa ucapannya adalah sumpah, yaitu huruf
wawu, ba, ta dan kata uqsimu.
c. Sesuatu yang dijadikan penguat sumpah, yaitu penyebutan nama Allah, zat sifat,atau
perbuatannya demikian juga fenomena alam dan lain-lain, ini dinamai muqsim bih.
d. Informasi yang dikukuhkan, ini Namanya jawab al qasam.

Ulama menyatakan bahwa muqsim bih harus selalu merupakan sesuatu yang agung. Ini
antara lain Nabi Muhammad SAW melarang bersumpah kecuali dengan nama Allah,zat, sifat,
atau perbuatan-Nya. Penganut pendapat ini mengemukakan kaidah yang menyatakan bahwa
muqsim bih harus selalu merupakan hal-hal yang agung.

Pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena larangan Nabi SAW itu tertuju kepada
manusia bukan gambaran tentang sumpah Allah.memang manusia harus menyebut nama
Allah atau sifat-Nya dalam konteks sumpah karena bertujuan menyakinkan lawan bicara
tentang kebenaran ucapannya dengan seakan-akan dia berkat “aku siap menerima kutukan
Allah jika aku berbohong”. Seperti yang diketahui dalam ajaran islam, tidak ada satupun
yang mampu menjatuhkan mudharat kecuali atas izin Allah SWT. Itu sebabnya bersumpah
harus menyebut nama Allah atau zat-Nya agar menyakinkan lawan bicara. Tetapi untuk Allah
tidak demikian. Yang Maha Kuasa itu memilih fenomena alam atau makhluk-Nya untuk
bersumpah. Pilihan-Nya itu berdasar adanya kaitan antar jawab al qasam dengan fenomena
alam atau makhluk yang dijadikan muqsim bih.3

B. Huruf-huruf Qasam.
Bahasa Arab dari sumpah adalah Qasam. Yang memiliki makna qasam dalam bahasa
Arab adalah huruf yaitu huruf ta’, ba’ dan wawu. Misalnya, tallahi, billahi dan wallahi.
Semuanya itu menunjukkan makna “demi Allah”.

3
M. Quraish Shihab. Kaidah Tafsir (Lentera Hati Jl. Kertamukti Tangerang 2015),hlm. 273-276

6
Dalam Al-Qur’an, terdapat beberapa surah yang diawali dengan huruf qasam. Dalam
Ulumul Quran, surah yang dibuka dengan sumpah ini dikenal dengan istilah al-surah
tustaftahu bil qasam.

Secara kesulurahan, surah Al-Qur’an yang dibuka dengan sumpah ini ada 15 surah.
Namun dari 15 surah ini dibagi menjadi tiga bagian;

Pertama, surah yang dibuka dengan sumpah pada benda-benda di angkasa. Ini ada di
delapan surah, yaitu; Al-Shaffat (Was shaffat; demi rombongan yang bershaf-shaf), Al-Najm
(Wan najmi; demi bintang), Al-Mursalat (Wal mursalati; demi malaikat-malaikat yang
mencabut nyawa), Al-Buruj (Was sama-i zatil buruj; demi langit yang memiliki gugusan
bintang), Al-Thariq (Was sama-i wat thariq; demi langit dan yang datang pada malam hari),
Al-Fajr (Wal fajri wa layalin ‘asyr; demi fajar dan malam yang sepuluh), Al-Syamsi (Was
syamsyi wa dhuhaha; demi matahari dan cahayanya di waktu Dhuha).

Kedua, surah yang dibuka dengan sumpah pada benda-benda di bumi. Ini ada empat
surah, yaitu; surah Al-Zariyat (Waz zariyati zarwa; demi angin yang menerbangkan debu
dengan sekuat-kuatnya), Al-Thur (Wat Thur; demi bukit Tur), Al-Tin (Wat Tin; demi buah
Tin), dan Al-‘Adiyat (Wal ‘Adiyati; demi kuda perang yang berlari kencang).

Ketiga, surah yang dibuka dengan sumpah pada waktu. Ini ada tiga surah, yaitu; Al-
Lail (Wall ail; demi malam), Al-Dhuha (Wad dhuha; demi waktu Dhuha), dan Al-Ashr (Wal
‘Ashr; demi waktu).

C. Unsur-unsur Qasam.

Sesuatu itu dinamai dengan uslub qasam jika dia itu diiringi dengan Unsur-unsur yang
mendukung qasam tersebut. Ada beberapa unsur qasamYang mesti ada yaitu:

a) Adat qasam adalah sighat yang digunakan untuk menunjukkan qasam, baik dalam
Bentuk fi’il maupun huruf seperti ba, ta, dan wawu sebagai pengganti fi’il qasam.
Contoh qasam dengan memakai kata kerja, misalnya firman Allah SWT :
ً ُ ۗ ْ‫ث هّٰللا ُ َم ْن يَّ ُمو‬
ِ َّ‫ت بَ ٰلى َو ْعدًا َعلَ ْي ِه َحقّا و َّٰل ِك َّن اَ ْكثَ َر الن‬
َ‫اس اَل يَ ْعلَ ُموْ ۙن‬ ُ ‫َواَ ْق َس ُموْ ا بِاهّٰلل ِ َج ْه َد اَ ْي َمانِ ِه ۙ ْم اَل يَ ْب َع‬

7
Artinya: “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-
sungguh: “Allah Tidak akan akan membangkitkan orang yang mati”. (tidak demikian),
bahkan (pasti Allah Akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan
tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. “(QS. An-Nahl ayat 38)

Adat qasam yang banyak dipakai dalah wawu, sebagaimana firman Allah SWT:

َ‫َوتَاهَّلل ِ أَل َ ِكيد ََّن أَصْ نَا َم ُك ْم بَ ْع َد أَ ْن تُ َولُّوا ُم ْدبِ ِرين‬

Artinya: “Demi Allah, Sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap
berhala-berhalamu Sesudah kamu pergi meninggalkannya.” (QS.Al-Anbiya :57)

b) Al-Muqsam bih yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah. Sumpah dalam al
Qur’an ada kalanya dengan memakai nama yang Agung (Allah), dan ada kalanya
Dengan menggunakan nama-nama ciptaanNya. Qasam dengan menggunakan nama
Allah dalam al-Qur’an hanya terdapat dalam tujuh tempat yaitu Firman Allah Surat
Maryam ayat 68 :

ِ ْ‫ك لَنَحْ ُش َرنَّهُ ْم َوال َّشيَا ِطينَ ثُ َّم لَنُح‬


‫ض َرنَّهُ ْم َحوْ َل َجهَنَّ َم ِجثِيًّا‬ َ ِّ‫فَ َو َرب‬

Artinya : Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama


syaitan, kemudian Akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahannam dengan berlutut.

c) Al-muqsam ‘alaih kadang juga disebut jawab qasam. Muqsam ‘alaih merupakan
suatu Pernyataan yang datang mengiringi qasam, berfungsi sebagai jawaban dari
qasam. Di dalam Qur’an terdapat dua muqsam ‘alaih, yaitu yang disebutkan secara
tegas atau dibuang. Jenis Yang pertama terdapat dalam ayat-ayat sebagai berikut,
Allah SWT berfirman didalam QS. Adz-Dzariyat: 1-6
‫ت اَ ْمر ًۙا‬
ِ ٰ‫ فَ ْال ُمقَسِّم‬° ‫ت يُ ْسر ًۙا‬ ِ ‫ فَ ْال ٰج ِر ٰي‬° ‫ت ِو ْقر ًۙا‬
ِ ‫ فَ ْال ٰح ِم ٰل‬° ‫ت َذرْ ًو ۙا‬ ّ ٰ ‫ َو‬°
ِ ‫الذ ِر ٰي‬
‫ َّواِ َّن ال ِّد ْينَ لَ َواقِ ۗ ٌع‬° ‫ق‬ ٌ ۙ ‫صا ِد‬
َ َ‫اِنَّ َما تُوْ َع ُدوْ نَ ل‬°

8
Artinya: “Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.dan awan yang
mengandung hujan, dan Kapal-kapal yang berlayar dengan mudah, dan (malaikat-malaikat)
yang membagi-bagi Urusan, Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan
Sesungguhnya (hari) Pembalasan pasti terjadi.” (QS. Adz-Dzariyat: 1-6).

D. Macam-macam aqsamul qur’an


Dilihat dari segi fi’ilnya, qasam al qur’an itu ada dua macam sebagai berikut :

1. Qasam Dhahir

Qasam dhahir adalah sumpah yang didalamnya disebut fi’il qasam dan muqsim bihnya.
Dan diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qsamnya, sebagaimana pada umumnya karena
dicukupkan dengan huruf jar berupa wawu,, ba, dan ta’, contohnya seperti dalam surah al
qiyamah ayat 1-2 berikut :

ِ ‫اَل أُ ْق‬
‫س ُم بِيَ ْو ِم ا ْلقِيَا َم ِة‬

ِ ‫َواَل أُ ْق‬
ِ ‫س ُم بِالنَّ ْف‬
‫س اللَّ َّوا َم ِة‬

2. Qasam Mudhmar

Qasam Mudhmar adalah sumpah yang didalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam dan tidak
pula muqsim bih, tetapi ia ditunjukkan oleh lam taklid yang menunjukkan sebagai
jawaban qasam, contohnya seperti dalam surah ali Imran ayat 186 berikut :

‫لَتُ ْبلَ ُو َّن فِ ٓى أَ ْم ٰ َولِ ُك ْم َوأَنفُ ِس ُك ْم‬

Dilihat dari muqsim bih nya , maka qasam ada tujuh macam yaitu :

1. Qasam dengan zat Allah SWT. Atau sifat-sifat-Nya yang terdapat pada 7 ayat,
diantaranya seperti dalam surah al hijr ayat 92:

َ‫ك لَنَسْٔـََٔ”لَنَّهُ ْم أَجْ َم ِعين‬


َ ِّ‫فَ َو َرب‬
Artinya: Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua,
2. Qasam dengan perbuatan-perbuatan Allah seperti dalam surah as-syams ayat 5 :
‫َوٱل َّس َمٓا ِء َو َما بَنَ ٰىهَا‬

Artinya: dan langit serta pembinaanya.


3. Qasam dengan yang dikerjakan Allah seperti dalam surah at thur ayat 1 :

9
‫ور‬ ُّ ‫َو‬
ِ ‫ٱلط‬
4. Qasam dengan malaikat-malaikat Allah seperti dalam surah an nazi’at ayat 1-3 :
‫ت غ َۡرقًا‬ِ ‫َوال ٰنّ ِز ٰع‬
‫ت ن َۡشطًا‬ِ ‫وَّال ٰنّ ِش ٰط‬
ِ ‫وَّال ٰ ّسبِ ٰح‬
‫ت َس ۡبحًا‬

Artinya 1. Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut nyawa dengan keras 2. Dan


(Malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut 3. Dan (Malaikat-
malaikat) yang turun dari langit dengan cepat.
5. Qasam dengan nabi Allah SWT seperti dalam surah al hijr ayat 72:
َ‫ك إِنَّهُ ْم لَفِى َس ْك َرتِ ِه ْم يَ ْع َمهُون‬
َ ‫لَ َع ْم ُر‬
6. Qasam dengan makhluk Allah sseperti dalam surah at tin ayat 1-2 :
‫َوالتِّ ۡي ِن َوال َّز ۡيتُ ۡو ۙ ِن‬
َ‫َوطُ ۡو ِر ِس ۡينِ ۡي ۙن‬
artinya 1. Demi (Buah thiin) dan (buah Zaitun) 2. Dan demi bukit sinai
7. Qasam dengan waktu, seperti dalam surah ad dhuha ayat 1-24 :
ۙ‫َوالضُّ ٰحى‬
ۙ‫َوالَّ ۡي ِل اِ َذا َس ٰجى‬
Artinya 1. Demi waktu matahari sepenggalahan naik 2. Dan demi malam apabila telah
sunyi.

E. Faedah aqsamul qur’an


Qasam merupakan salah satu penguat yang mayhur untuk memantapkan dan
memperkuatkebenaran sesuatu didalam jiwa. Al-Qur’an diturunkan untuk seluruh
manusia dan manusia mempunyai sikap yang bermacam-macam terhadapnya. Maka
dengan adanya qasam tersebut sedikitnya diperoleh faedah-faedah sebagai berikut :

a) Berita itu sudah pendengar dan kalua dia bukan orang yang apriori menolak, tentunya
berita tersebut sudah diterima dan dipercaya karena sudah diperkuat dengan sumpah,
apalagi memakai nama Allah SWT.
b) Pemberi berita sudah meras lega, karena telah menakhlukkan pendengar dengan cara
memperkuat berita-beritanya dengan sumpah atau dengan beberapa taklid( penguat ).
Hal ini berbeda sebelum dia bersumpah, jiwanya masih merasa kecewa, karena
beritanya belum diterima pendengar.

4
Ibid.hlm 292

10
c) Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, menurut Dr.Bakri
Syekh Amin berarti memuliakan atau mengagungkan Allah SWT. Karena telah
menjadikan nam-Nya selaku Dzat yang diagungkan sebagai penguat sumpahnya.
Tidak memakai nama atau benda-benda lain, sesuai denagn peraturan dan definisi
sumpah itu sendiri.

11
BAB 3

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasna diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sumpah mengikatkan jiwa
untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan atau mengerjakannya yang diperkuat
dengan sesuatu yang di agungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata
ataupun secara keyakinan saja.
Rukun-rukun yang ada dalam aqsam al qur’an adalah fi’il qasam, muqam bih dan
muqsam alaih. .Huruf-huruf yang digunakan dalam aqsam, pertama huruf wau
danhuruf ba’.Sumpah yang menggunakan huruf wau tidak perlu menggunakan lafad
aqsama, ahlafa. Sumpah yang menggunakan huruf ba’ bisa disertai dengan kata yang
menunjukkan sumpah dan boleh tidak menyertakan sumpah.
Dalam qasam juga terdapat faedah-faedah diantaranya adalah berita yang sudah
sampai pendengar, dan dia bukan orang yang apriori, berita itu sudah diterima dan
dipercaya karena sudah diperkuat dengan sumpah. Pemberita berita itu sudah merasa
lega, karena telah menaklukkan pendengar dengan cara memperkuat berita dengan
sumpah. Dan dengan bersumpah menggunakan nama Allah atau sifat-sifat-Nya berarti
memuliakan atau mengagungkan Allah SWT. karena telah menggunakan nama-Nya
selaku Dzat yang diagungkan sebagai penguat sumpah.

B. SARAN
Sebagai mahasiswa yang terjun dalam bidang al quran seharusnya mengetahui dan
dapat memahami apa itu aqsamul qur’an, dalam bentuk apa saja dan juga manfaat
dari aqsamul qur’an yang memperkuat pendapat maupun informasi yang dismapaikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahsin W. Al-Hafid. Kamus Ilmu Al-Qur’an, (Amzah Jl. Sawo Raya No18 Jakarta 2012).
hlm. 27
Nashruddin Baidan. Wawasan Baru Ilmu Tafsir,(Pustaka Pelajar Jakarta 2011).hlm. 203-204
M. Quraish Shihab. Kaidah Tafsir (Lentera Hati Jl. Kertamukti Tangerang 2015),hlm. 273-
276
Ibid.hlm 292

13

Anda mungkin juga menyukai