(INSTITUT STIAMI)
UJIAN TENGAH SEMESTER
1. J. Wajong (1962, h. 2), Administrasi adalah proses yang pada pokoknya meliputi kegiatan
merencanakan dan merumuskan kebijaksanaan politik (formulation of policy) pemerintah dengan
jalan menyusun organisasi dengan menyiapkan alat yang diperlukan dan memimpin organisasi agar
tujuannya tercapai. Pemikiran ontologi dalam ilmu administrasi tentunya diawali dari pembuktian,
atau dengan kata lain penyelidikan yang dilakukan secara sadar mendalam sampai kepada akar
permasalahan yang sesungguhnya dan dapat diperlakukan kapan dan dimana saja serta relatif
fundamental kandungan kebenarannya. 3 Pendekatan -J.M Pfifner dan Robert V. Presthus
- Constitutional-legal-historical approach. Kerangka kerja tentang hak- hak dan kewajiban-
kewajiban pemerintah.
- Structural descriptive approach.Struktur organisasi teknik kepegawaian negeri dan
administrasi keuangan.
- Socio-Psychological-approach. Perasaan, sehingga memberikan gambaran yang tepat
bagaimana seharusnya berbuat.
Ontologi ilmu administrasi bergerak antara dua sisi pandang, yaitu pengalaman akan kenyataan
konkret di satu pihak dan pengertian “mengada” dari pernyataan abstrak. Peralatan dan
Perlengkapan:
- Jumlah orang yang terlibat dalam proses itu.
- Sifat tujuan yang hendak dicapai.
- Ruang lingkup serta aneka ragamnya tugas yang hendak dijalankan.
- Sifat kerjasama yang dapat diciptakan dan dikembangkan.
KAMPUS PUSAT
Jl. Pangkalan Asem Raya No. 55 Jakarta Pusat Telp. (021) 4213380 Faks. (021) 4228870 www.stiami.ac.id
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
(INSTITUT STIAMI)
UJIAN TENGAH SEMESTER
menimbulkan konflik. Pendekatan manajerial dalam New Public Management menyusun struktur
organisasi secara kompetitif seperti pada perusahaan
Secara Individual Pendekatan manajerial tradisional terhadap Administrasi Publik
mengedepankan suatu pandangan individu-individu (impersonal dan rasional). Pendekatan
tradisional jarang menganggap/mempertimbangkan anggota publik menjadi pelanggan. Pendekatan
New Public Management lebih menganggap individu adalah konsumen. Dalam Pandangan Kognitif
(sejarah pemikiran). Pendekatan manajerial tradisional menekankan suatu metode saintifik dalam
pembangunan/pengembangan pengetahuan.
Menurut saya pendekatan politik diorganisir dengan baik, dan pendekatan politik menekankan
perluasan dan keuntungan pluralisme. Dalam hal anggaran pendekatan politik menganggap hal
tersebut adalah suatu politik, dan secara individu pendekatan politik cenderung mengagregasi
individu-individu ke dalam suatu kelompok masyarakat (sosial), ekonomi atau politik yang luas.
Menurut saya Pendekatan Manajerial menekankan pada kebutuhan untuk pembagian pekerjaan
tenaga kerja yang memungkinkan para pegawai untuk dispesialisasikan dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang diberikan. Pimpinan Hierarki menciptakan suatu rantai kewenangan untuk mengelola
(manage) Kewenangan yang tumpang tindih akan menimbulkan konflik.
Kesimpulan yang bisa saya sampaikan adalah dari kedua pendekatan tersebut ada baik dan
buruknya, sehingga negara harus bisa memilih dimana pendekatan tersebut bisa digunakan.
3. Menurut saya paradigma Old Public Administrasi ini bertujuan untuk melaksanakan kebijakan dan
memberikan pelayanan yang dilakukan secara netral, profesional dan langsung untuk menetapkan
tujuan. Ada dua kunci untuk memahami OPA ini: Pertama, ada perbedaan yang jelas antara politik
dan pemerintahan. Kedua, perhatian diberikan pada struktur dan strategi manajemen manajer
(pemimpin) organisasi publik untuk kinerja tugas yang efektif dan efisien. Sedangkan New Public
Management (NPM) adalah paradigma yang muncul ketika kita melihat bahwa paradigma
sebelumnya, yaitu manajemen klasik, tidak begitu efektif dalam menyelesaikan masalah dan
memberikan pelayanan publik, termasuk membangun komunitas. NPM umumnya dianggap sebagai
pendekatan administrasi publik yang menerapkan pengetahuan dan pengalaman dari dunia
administrasi bisnis dan disiplin lain untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasi pelayanan
publik di birokrasi modern.
4. Menurut saya pertanggung jawaban dari pemerintah daerah dan pusat sudah cukup bagus, dimana
aparatur pemerintah daerah maupun pusat mempertanggung jawababkan pelaksanaan kewenangan
yang diberikan di bidang tugasnya. Akuntabilitas pemerintah terutama berkaitan erat dengan
pertanggung jawaban terhadap efektivitas kegiatan dalam pencapaian sasaran atau target kebijakan
atau program yang telah ditetapkan. Dengan adanya tanggung jawab kepada pemerintah atas kinerja
KAMPUS PUSAT
Jl. Pangkalan Asem Raya No. 55 Jakarta Pusat Telp. (021) 4213380 Faks. (021) 4228870 www.stiami.ac.id
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
(INSTITUT STIAMI)
UJIAN TENGAH SEMESTER
pegawai pemerintah pusat dan daerah maka dapat menjadi fungsi control pemerintah sehingga
nantinya diharapkan akan timbulnya kepercayaan dari masyarakat. Dengan demikian prinsip
akuntabilitas dalam pelayanan publik di pemerintah pusat dan daerah telah berjalan dengan baik.
Secara efisien sebagai pemerintah daerah dan kota dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat
prosedur dan tata cara pelayanan telah diatur dan ditentukan sedemikian rupa agar dalam
pelaksanaan pelayanannya dapat terukur, sehingga dalam prosedur pelayanannya dibuat sesederhana
mungkin. Prinsip efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan publik di pemerintahan elah diterapkan
dengan baik. Kecepatan waktu dan kesederhanaan prosedur membuat masyarakat dapat lebih
menghemat waktu, biaya dan tenaga dalam proses pengurusan dokumen. Dengan begitu, kualitas
pelayanan yang diharapkan masyarakat tidak mustahil untuk diwujudkan.
Secara keterbukaan, pemerintah daerah maupun pusat sudah terbuka dalam menyampaikan
informasi tentang administrasi negara sehingga tidak ada informasi yang di tutupi sehingga
pemerintah sudah terbuka dalam menyampaikan informasi. Tidak hanya itu pemerintah juga
menerima saran dari masyarakat yang disuarakan lewat DPR sehingga dapat mempertimbangkan
saran yang dikemukakan masyarakat.
KAMPUS PUSAT
Jl. Pangkalan Asem Raya No. 55 Jakarta Pusat Telp. (021) 4213380 Faks. (021) 4228870 www.stiami.ac.id
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
(INSTITUT STIAMI)
UJIAN TENGAH SEMESTER
B. Gaya manajemen otoriter hanya cocok untuk organisasi dalam situasi khusus, karena fondasi
kelangsungan hidup organisasi berisiko, gaya ini harus ditinggalkan dalam situasi khusus. Motif
bawahan Drs. Albert di tentara dan di masyarakat jelas berbeda saat itu. Hal ini dikarenakan
gaya kepemimpinan Drs. Albert hanya cocok untuk kepemimpinan di lingkungan militer,
sedangkan dalam lingkungan bisnis gaya kepemimpinan ini dianggap tidak pantas sehingga
menyebabkan bawahan tidak puas dengan atasannya. Saat itu semangat kerja bawahan di militer
sedang tinggi, jika Drs. Albert gagal mengubah gaya manajemennya, akibatnya keberhasilannya
dalam mengelola perusahaan kecil kemungkinannya karena bawahan merasa tidak nyaman di
lingkungan kerja. Oleh karena itu dapat berdampak negatif bagi perusahaan, seperti penurunan
produktivitas tenaga kerja.
Motif bawahan Drs. Albert di tentara dan masyarakat saat itu sangat berbeda. Hal ini
dikarenakan gaya kepemimpinan Drs. Albert hanya cocok untuk kepemimpinan militer,
sedangkan di lingkungan perusahaan, gaya kepemimpinan tersebut dianggap tidak pantas,
sehingga bawahan tidak puas dengan atasannya. Di militer, moral bawahan tinggi. bawahan
yang tidak puas, sehingga dapat menurunkan produktivitas. Saran saya, Drs. Albert bisa
mengubah gaya kepemimpinannya menjadi kepemimpinan demokratis. Seorang pemimpin yang
demokratis memahami bahwa suatu organisasi harus terstruktur untuk menggambarkan secara
jelas berbagai tugas dan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Seorang pemimpin demokratis melihat bahwa keragaman adalah fakta kehidupan, kohesi harus
dipastikan. Nilai-nilai yang dianutnya berbeda dengan falsafah hidup yang menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia dan memperlakukan manusia secara manusiawi.
KAMPUS PUSAT
Jl. Pangkalan Asem Raya No. 55 Jakarta Pusat Telp. (021) 4213380 Faks. (021) 4228870 www.stiami.ac.id