(INSTITUT STIAMI)
UJIAN AKHIR SEMESTER
Jawab :
Evaluasi kebijakan dalam proses kebijakan publik, merupakan tahap akhir setelah implementasi
kebijakan dilakukan, sehingga aktor kebijakan bisa mengetahui bagaimana proses dan hasil akhir dari
kebijakan yang dibuat, apakah sesuai dengan tujuan atau malah sama sekali tidak sesuai dengan tujuan
kebijakan.
Jawab :
• Pertama, dan yang paling penting, evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat
dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu, seberapa jauh kebutuhan, nilai dan
kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik.
• Kedua, evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang
mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan mendefinisikan dan
mengoperasikan tujuan dan target. Nilai juga dikritik dengan menanyakan secara
sistematiskepantasan tujuan dan target dalam hubungan dengan masalah yang dituju.
Dalam menanyakan kepantasan tujuan dan sasaran, analis dapat menguji alternatif.
Sumber nilai maupun landasan mereka dalam berbagai bentuk rasionalitas (teknis,
ekonomis, legal, sosial, substantif).
Jawab :
Konsep perubahan kebijakan (policy change) merujuk pada penggantian kebijakan yang sudah
ada dengan satu atau lebih kebijakan yang lain. Perubahan kebijakan ini, meliputi pengambilan
kebijakan baru dan merevisi kebijakan yang sudah ada. (Winarno;2014).
Terminasi kebijakan menunjuk kepada terminasi badan atau agen, pengarahan kembali kebijakan
dasar, eleminasi program, terminasi parsial, dan penghematan keuangan. (Winarno;2014).
KAMPUS PUSAT
Jl. Pangkalan Asem Raya No. 55 Jakarta Pusat Telp. (021) 4213380 Faks. (021) 4228870 www.stiami.ac.id
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
(INSTITUT STIAMI)
UJIAN AKHIR SEMESTER
Jawab :
Terdapat beberapa kiat tip atau hal-hal yang harus diperhatikan seorang penulis policy paper
guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan berkaitan dengan alternatif kebijakan yang ditawarkan
dan proses implementasinya.
• Naskah kebijakan ditulis untuk siapa dan siapa target kebijakan? Hal ini penting
ditanyakan karena tanpa mengetahui siapa yang menginginkan naskah tersebut ditulis dan siapa
yang nanti akan terkena kebijakan yang diambil, maka penulis bisa salah dalam
merekomendasikan kebijakan yang diambil.
• Siapa yang seharusnya terlibat dalam penulisan? Seorang diri menulis naskah kebijakan
tidaklah mungkin. Biasanya naskah kebijakan dibuat oleh tim atau kelompok. Dengan
berkelompok, melalui kajian bersama dan diskusi yang dilakukan secara intensif, akan
ditemukan banyak ide dan juga pemikiran dari semua sisi, sehingga naskah yang dibuat dapat
lebih sempurna dan memenuhi harapan pihak yang akan mengambil keputusan kebijakan.
• Batas waktu dan pembatasan lainnya. Menulis naskah pasti dibatasi oleh waktu, apakah
sempit ataukah longgar waktunya. Pendek atau panjang waktu untuk menulis naskah tidak
menjadi persoalan
• Kompleksitas permasalahan. Ada kebijakan yang diambil dengan mudah, karena permasalahan
yang dihadapi tidak begitu kompleks. Misalnya, kebijakan pemberian beasiswa kepada anak-
anak dari keluarga tidak mampu. Kebijakan ini mudah dibuat, karena masalahnya jelas, yaitu ada
anak-anak yang sulit membayar biaya pendidikan karena orangtuanya tidak memiliki
kemampuan untuk membayar. Solusinya adalah pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan
memberikan beasiswa kepada anak-anak tersebut agar mereka dapat sekolah dan keluarganya
tidak terbebani karena sebagian tanggung jawabnya sudah diambil alih oleh pemerintah.
• Ringkas dan sederhana. Alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh penulis kebijakan harus
ringkas, jelas, sederhana, dan tidak berbelit-belit. Alternatif kebijakan yang ringkas dan
sederhana akan memudahkan pengambil keputusan memilih mana kebijakan yang terbaik, yang
mudah dilaksanakan, dan yang memberi keuntungan kepada semua pihak.
Jawab :
Birokrasi merupakan struktur tatanan organisasi, bagan, pembagian kerja dan hierarki yang
terdapat pada sebuah lembaga yang penting untuk menjalankan tugas-tugas agar lebih teratur, seperti
contohnya pada pemerintahan, rumah sakit, sekolah, militer dll. Birokrasi ini dimaksudkan sebagai suatu
sistem otoritas yang ditetapkan secara rasional oleh berbagai macam peraturan untuk mengorganisir
pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang. Dalam pelaksanaanya, birokrasi memiliki prosedur atau
aturan yang bersifat tetap, dan rantai komando yang berupa hirarki kewenangannya mengalir dari “atas”
ke “bawah”.
KAMPUS PUSAT
Jl. Pangkalan Asem Raya No. 55 Jakarta Pusat Telp. (021) 4213380 Faks. (021) 4228870 www.stiami.ac.id
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
(INSTITUT STIAMI)
UJIAN AKHIR SEMESTER
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak yang
sama untuk pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan
warga negara ikut serta—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Demokrasi juga merupakan
seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan beserta praktik dan prosedurnya. Demokrasi
mengandung makna penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia
Hubungan antara birokrasi dan demokrasi kendati paradoksal tetapi saling melengkapi.
Paradoksal akibat kenyataan bahwa negara demokrasi yang efektif justru memerlukan birokrasi yang
berfungsi baik. Stereotip kaku yang ditempelkan secara negatif pada birokrasi justru diperlukan agar
negara demokratis berfungsi baik.
KAMPUS PUSAT
Jl. Pangkalan Asem Raya No. 55 Jakarta Pusat Telp. (021) 4213380 Faks. (021) 4228870 www.stiami.ac.id