Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Kebijakan Publik Ratna Dewi, S. Sos, M.SI

Disusun Oleh:
Maria Ulfa
(12270521301)

KELAS : 3.B

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA (S.1)


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM
RIAU PEKANBARU

2023 M / 1444 H

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sabagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
untuk mempelajari materi yang berjudul “ PENGEMBANGAN PARAGRAF”

Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan kami
yang masih terbatas. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Akhirnya
kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah.
Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

ii
Daftar Isi

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sejarah pendidikan di Indonesia telah mencatat beberapa kali perubahan dan
perbaikan kurikulum, yang bertujuan untuk menyesuaikannya dengan perkembangan
dan kemajuan zaman guna mencapai hasil yang maksimal. Perubahan kurikulum
didasari oleh kesadaran akan perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Kurikulum
merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan, dan tanpa
kurikulum yang sesuai dan tepat, akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran
pendidikan yang diinginkan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat juga menuntut
perubahan kurikulum pendidikan agar dapat menghasilkan lulusan yang kompeten
dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Salah satu faktor yang mempengaruhi
perubahan kurikulum di Indonesia adalah dinamisnya ilmu pengetahuan, yang selalu
berubah seiring dengan perkembangan zaman. Selain itu, perubahan kurikulum juga
dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang selalu berubah, serta adanya usaha yang
disengaja untuk menuju perbaikan yang lebih baik. Implementasi perubahan
kurikulum juga melibatkan asesmen diagnostik, perencanaan pembelajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan siswa, dan implementasi pembelajaran yang
melibatkan asesmen formatif dan sumatif
Perubahan kurikulum di Indonesia juga telah menyebabkan perubahan
peraturan pemerintah dalam menetapkan standar penilaian pendidikan. Hal ini
menunjukkan bahwa perubahan kurikulum tidak hanya mencakup aspek materi
pembelajaran, tetapi juga berdampak pada proses penilaian pendidikan. Tuntutan
untuk perubahan kurikulum pendidikan juga didasarkan pada perlunya membangun
karakter bangsa, mengingat adanya persepsi masyarakat tentang menurunnya kualitas
sikap dan moral anak-anak atau generasi muda. Ketersediaan sumber daya
pendidikan, seperti guru, sarana dan prasarana, serta anggaran pendidikan, juga
menjadi pertimbangan dalam perubahan kurikulum pendidikan. Membangun
peradaban dan menghadapi tuntutan era globalisasi yang ditandai dengan persaingan
bebas dalam pergaulan dunia juga menjadi pertimbangan dalam perubahan kurikulum
pendidikan di Indonesia

1
Perkembangan kurikulum pendidikan di negara lain, terutama negara-negara
maju, menjadi inspirasi bagi Indonesia untuk melakukan perubahan kurikulum
pendidikan. Perkembangan kerjasama internasional, terutama dalam bidang
pendidikan, menuntut perubahan kurikulum pendidikan agar dapat selaras dengan
standar kurikulum pendidikan internasional. model teori inkremental diharapkan
dapat menghasilkan kurikulum pendidikan yang lebih relevan dengan kebutuhan
masyarakat dan perkembangan zaman.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka muncul rumusan masalah
antara lain :
1 Bagaimana Pengertian Kebijakan Publik Inkremental?
2 Bagaimana Unsur-Unsur Teori Inkremental?
3 Bagaimana Kelebihan dan Kekurangan Teori Inkremental?
4 Bagaimana Penerapan Teori Inkremental dalam Perubahan Kurikulum
Pendidikan di Indonesia

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Teori Inkremental
2. Mengetahui Unsur-Unsur Teori Inkremental
3. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Teori Inkremental
4. Mengetahui Penerapan Teori Inkremental dalam Perubahan Kurikulum
Pendidikan di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Publik Inkremental


Pendekatan kebijakan publik inkremental adalah suatu metode dalam
pembuatan kebijakan publik yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.
Model ini menggambarkan bahwa kebijakan publik dibuat melalui proses politis yang
melibatkan tawar-menawar dan kompromi antara para pembuat keputusan. Keputusan
yang diambil dalam model inkremental lebih mencerminkan pertimbangan politis
daripada tujuan yang diinginkan secara ideal.
Dalam pendekatan inkremental, kebijakan publik tidak dibuat secara radikal
atau melalui perubahan besar-besaran. Sebaliknya, kebijakan yang sudah ada
sebelumnya dikaji ulang dan diperbaiki secara bertahap untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Model ini memandang kebijakan publik sebagai suatu kelanjutan dari
kegiatan-kegiatan pemerintah di masa lalu, dengan hanya menambah atau
mengubahnya (modifikasi) sedikit-sedikit. Pendekatan ini memungkinkan adanya
adaptasi terhadap perubahan lingkungan dan kebutuhan yang terus berkembang.
Model ini diterima secara luas di kalangan pembentuk kebijakan publik karena
mencoba untuk menyesuaikan diri terhadap realitas kehidupan praktis dengan
mendasarkan pada pluralisme dan demokrasi, serta mempertimbangkan keterbatasan
kemampuan manusia

B. Unsur-Unsur Teori Inkremental


Terdapat beberapa unsur-unsur teori inkremental, diantaranya:
1. Adanya pemilihan tujuan dan sasaran kebijakan publik yang sangat terkait
dengan analisis tindakan empiris yang berdasarkan pada pengalaman dan
data yang ada sebelum mengambil keputusan yang diperlukan untuk
mencapainya.
2. Pembuat keputusan hanya mempertimbangkan beberapa alternative yang
berkaitan dengan permasalahan yang ada, dimana pembuat keputusan
cenderung mempertimbangkan hanya beberapa alternatif yang langsung
terkait dengan inti permasalahan yang dihadapi.
3. Hanya akibat yang penting dari masing-masing alternative yang akan
dievaluasi, dimana dalam proses evaluasi keputusan, pembuat keputusan

3
akan mempertimbangkan dampak yang paling penting dari setiap
alternative yang ada.
4. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan diredefinisi secara
teratur, dimana masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan
mengalami perubahan dan penyesuaian secara berkala yang disebabkan
oleh berbagai factor seperti perubahan kondisi sosial, politik, ekonomi dan
lingkungan yang mempengaruhi permasalahan yang ada.
5. Tidak ada solusi yang tepat bagi tiap masalah. Artinya, tidak ada solusi
yang dianggap tepat untuk setiap masalah yang dihadapi karena setiap
masalah memiliki factor yang berbeda-beda sehingga solusi yang efektif
dapat bervariasi tergantung pada situasi yang spesifik.
6. Pembuatan keputusan yang incremental pada hakikatnya bersifat
perbaikan-perbaikan kecil dan lebih diarahkan untuk memperbaiki
ketidaksempurnaan dari kebijakan yang lama, dimana pendekatan ini
melibatkan perubahan bertahap dan penyesuaian terhadap kebijakan yang
sudah ada sebelumnya. Pembuat keputusan akan mempertimbangkan
perbaikan-perbaikan kecil yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kelemahan atau masalah yang teridentifikasi dalam kebijakan yang ada.

C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Inkremental


Terdapat beberapa kelebihan teori inkremental dalam pengambilan keputusan
kebijakan publik, antara lain :
1. Teori ini dapat mengurangi resiko dan biaya yang dikeluarkan oleh
suasana ketidakpastian.
2. Teori ini cukup realistis, karena sudah memperhitungkan keterbatasan
pembuat keputusan dalam hal waktu, pengalam dan sumber-sumber daya
lainnya.
3. Teori ini beranggapan bahwa negara yang sedang berkembang tidak
membutuhkan kebijakan yang idealis, tetapi adalah kebijakan yang
realistis atau praktis.

Namun, teori inkremental juga memiliki beberapa kekurangan, seperti :


1. Teori ini cenderung menghasilkan kelambanan dalam pengambilan
keputusan. Hal ini dapat menghambat perubahan yang diperlukan dan

4
menghadirkan tantangan dalam mengatasi masalah yang mendesak
2. Teori ini cendrung mengarah kepada terpeliharanya statusquo, sehingga
merintangi upaya penyempurnaan proses pembuatan keputusan itu sendiri.
3. Teori ini juga kurang cocok untuk diterapkan di negara yang sedang
berkembang, karena perubahan kecil-kecilan (inkremental) tidak memadai
untuk memecahkan masalah sosial, justru yang dibutuhkan adalah
perbaikan besar-besaran.

D. Penerapan Teori Inkremental dalam Perubahan Kurikulum Pendidikan di


Indonesia
Perubahan dunia secara global menuntut materi pendidikan Indonesia yang
digodok dalam bentuk kurikulum harus memperbaharui materi pengajarannya. Hal ini
dengan tujuan untuk mencapai pengaruh yang maksimal terhadap anak didik secara
nasional. Perubahan kurikulum yang menerus tersebut merupakan sebuah contoh
untuk model inkremental. Hal ini dikarenakan karakteristik dan metode peninjauan
yang dilakukan sesuai dengan penjelasan mengenai karakteristik dan metode evaluasi
dalam model inkremental. Selain itu, terdapat orientasi nilai yang terjadi dalam
penetapan kurikulum baru. Disetiap perancangan dan pembuatan kurikulum baru
melibatkan APBN anggaran pendidikan. Pada tahun 2016 ini anggaran pendidikan
dalam APBN 2016 mencapai Rp 419,2 triliun atau 20 persen dari total belanja negara
Rp 2095,7 triliun. Selain itu untuk merubah kurikulum yang lama pada tahun 2018
pemerintah juga melibatkan sumber dana lain sebagai penunjuang susksesnya
pengadaan kurikulum baru. Diantaranya melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) pusat, bantuan operasional sekolah (BOS), dan dana alokasi khusus (DAK).
Pos-pos anggaran itu akan difokuskan untuk penggandaan buku dan pelatihan guru.
Pada tahun 2018 pemerintah masih menerapkan kurikulum 2006 atau yang
lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai
pengganti sementara Kurikulum 2013 yang dinilai bermasalah. Berdasarkan kebijakan
ini kemudian pemerintah mencoba untuk membuat alternatif kebijakan inkremental
untuk desain kurikulum selanjutnya.
Desain kurikulum pendidikan selama ini sudah sangat jauh keluar dari niat
awal dibangunnya sistem pendidikan dunia saat ini yang dikenal dengan sekolah.
Sekolah awalnya bertujuan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki oleh seorang
murid atau siswa. Dengan melihat bakat alami yang dimiliki sekolah kemudian

5
diasosiasikan sebagai tempat untuk menempa bakat yang telah ada dalam diri.
Namun, dengan seiring waktu beberapa negara termasuk Indonesia justru
melenceng dalam pelaksanaan pendidikan yang baik. Setiap siswa atau murid saat ini
diajarkan berbagai mata pelajaran atau ilmu pengetahuan bahkan yang tidak disenangi
untuk dikuasai. Padahal dalam hakikatnya seorang murid kemungkinan hanya akan
maju dengan pesan dalam satu atau dua bidang ilmu pengetahuan. Semisal, seorang
yang pandai matematika cenderung tidak begitu pandai dalam ilmu sastra dan seni.
Begitu pun sebaliknya. Pola penilaian bakat siswa dari sekolah dan dari dunia sosial
memacu siswa untuk meninggalkan bakatnya dan berlomba-lomba mencari nilai
terbaik dalam sebuah bidang ilmu yang dipelajari, yanng pada akhirnya dia hanya
akan mempraktekkan satu atau dua pelajaran yang dia dapatkan disekolah. Sangat
banyak masalah dalam sistem pendidikan Indonesia saat ini terutama dalam hal
kurikulum yang dibuat hanya untuk memperparah sistem pendidikan yang ada.
Pemerintah kemudian mendesai sebuah kebijakan dalam model inkremental di
bidang pendidikan melalui kurikulum dengan metode sebagai berikut :
1. Penilaian ditujukan hanya pada satu atau dua bidang ilmu yang dikuasai oleh
siswa.
2. Kurikulum didesain untuk memancing bakat siswa yang sudah ada sejak dia
lahir.
3. Menghilangkan ujian nasional sebagai bentuk diskriminasi bagi kemampuan
siswa.
4. Mengutamakan pendidikan moral dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.n
Jika dilihat dari kajian ilmu komunikasi, pembuatan kurikulum pendidikan
tidak dapat dibuat tanpa memperhatikan efek dari kurikulum yang hendak dibuat.
Untuk itulah, pesan dalam kurikulum yang diterapkan dalam bentuk buku pengajaran
kemudian diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi pengetahuan dan
pemahaman siswa baik dari segi psikomotof, afektif, dan kognitifnya. Dalam proses
inilah ilmu komunikasi bekerja. Para ahli dituntut untuk mampu mendesain pesan
dalam kurikulum agar mudah dimengerti oleh anak didik dan dapat memberikan
perubahan yang besar bagi pengetahuan dan pemahaman siswa.

6
7

Anda mungkin juga menyukai