Disusun Oleh:
Maria Ulfa
(12270521301)
KELAS : 3.B
2023 M / 1444 H
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sabagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
untuk mempelajari materi yang berjudul “ PENGEMBANGAN PARAGRAF”
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
ii
Daftar Isi
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Perkembangan kurikulum pendidikan di negara lain, terutama negara-negara
maju, menjadi inspirasi bagi Indonesia untuk melakukan perubahan kurikulum
pendidikan. Perkembangan kerjasama internasional, terutama dalam bidang
pendidikan, menuntut perubahan kurikulum pendidikan agar dapat selaras dengan
standar kurikulum pendidikan internasional. model teori inkremental diharapkan
dapat menghasilkan kurikulum pendidikan yang lebih relevan dengan kebutuhan
masyarakat dan perkembangan zaman.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka muncul rumusan masalah
antara lain :
1 Bagaimana Pengertian Kebijakan Publik Inkremental?
2 Bagaimana Unsur-Unsur Teori Inkremental?
3 Bagaimana Kelebihan dan Kekurangan Teori Inkremental?
4 Bagaimana Penerapan Teori Inkremental dalam Perubahan Kurikulum
Pendidikan di Indonesia
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Teori Inkremental
2. Mengetahui Unsur-Unsur Teori Inkremental
3. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Teori Inkremental
4. Mengetahui Penerapan Teori Inkremental dalam Perubahan Kurikulum
Pendidikan di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
akan mempertimbangkan dampak yang paling penting dari setiap
alternative yang ada.
4. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan diredefinisi secara
teratur, dimana masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan
mengalami perubahan dan penyesuaian secara berkala yang disebabkan
oleh berbagai factor seperti perubahan kondisi sosial, politik, ekonomi dan
lingkungan yang mempengaruhi permasalahan yang ada.
5. Tidak ada solusi yang tepat bagi tiap masalah. Artinya, tidak ada solusi
yang dianggap tepat untuk setiap masalah yang dihadapi karena setiap
masalah memiliki factor yang berbeda-beda sehingga solusi yang efektif
dapat bervariasi tergantung pada situasi yang spesifik.
6. Pembuatan keputusan yang incremental pada hakikatnya bersifat
perbaikan-perbaikan kecil dan lebih diarahkan untuk memperbaiki
ketidaksempurnaan dari kebijakan yang lama, dimana pendekatan ini
melibatkan perubahan bertahap dan penyesuaian terhadap kebijakan yang
sudah ada sebelumnya. Pembuat keputusan akan mempertimbangkan
perbaikan-perbaikan kecil yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kelemahan atau masalah yang teridentifikasi dalam kebijakan yang ada.
4
menghadirkan tantangan dalam mengatasi masalah yang mendesak
2. Teori ini cendrung mengarah kepada terpeliharanya statusquo, sehingga
merintangi upaya penyempurnaan proses pembuatan keputusan itu sendiri.
3. Teori ini juga kurang cocok untuk diterapkan di negara yang sedang
berkembang, karena perubahan kecil-kecilan (inkremental) tidak memadai
untuk memecahkan masalah sosial, justru yang dibutuhkan adalah
perbaikan besar-besaran.
5
diasosiasikan sebagai tempat untuk menempa bakat yang telah ada dalam diri.
Namun, dengan seiring waktu beberapa negara termasuk Indonesia justru
melenceng dalam pelaksanaan pendidikan yang baik. Setiap siswa atau murid saat ini
diajarkan berbagai mata pelajaran atau ilmu pengetahuan bahkan yang tidak disenangi
untuk dikuasai. Padahal dalam hakikatnya seorang murid kemungkinan hanya akan
maju dengan pesan dalam satu atau dua bidang ilmu pengetahuan. Semisal, seorang
yang pandai matematika cenderung tidak begitu pandai dalam ilmu sastra dan seni.
Begitu pun sebaliknya. Pola penilaian bakat siswa dari sekolah dan dari dunia sosial
memacu siswa untuk meninggalkan bakatnya dan berlomba-lomba mencari nilai
terbaik dalam sebuah bidang ilmu yang dipelajari, yanng pada akhirnya dia hanya
akan mempraktekkan satu atau dua pelajaran yang dia dapatkan disekolah. Sangat
banyak masalah dalam sistem pendidikan Indonesia saat ini terutama dalam hal
kurikulum yang dibuat hanya untuk memperparah sistem pendidikan yang ada.
Pemerintah kemudian mendesai sebuah kebijakan dalam model inkremental di
bidang pendidikan melalui kurikulum dengan metode sebagai berikut :
1. Penilaian ditujukan hanya pada satu atau dua bidang ilmu yang dikuasai oleh
siswa.
2. Kurikulum didesain untuk memancing bakat siswa yang sudah ada sejak dia
lahir.
3. Menghilangkan ujian nasional sebagai bentuk diskriminasi bagi kemampuan
siswa.
4. Mengutamakan pendidikan moral dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.n
Jika dilihat dari kajian ilmu komunikasi, pembuatan kurikulum pendidikan
tidak dapat dibuat tanpa memperhatikan efek dari kurikulum yang hendak dibuat.
Untuk itulah, pesan dalam kurikulum yang diterapkan dalam bentuk buku pengajaran
kemudian diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi pengetahuan dan
pemahaman siswa baik dari segi psikomotof, afektif, dan kognitifnya. Dalam proses
inilah ilmu komunikasi bekerja. Para ahli dituntut untuk mampu mendesain pesan
dalam kurikulum agar mudah dimengerti oleh anak didik dan dapat memberikan
perubahan yang besar bagi pengetahuan dan pemahaman siswa.
6
7