Anda di halaman 1dari 4

INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI

(INSTITUT STIAMI)
UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah : Birokrasi dan Governansi Publik Nama : Sindi Oktaviani


Nama Dosen : Ivan Budi Susetyo, S.AP, M.Si NPM : CA181120574
Hari : Senin Semester : VII (Tujuh)
Tanggal : 08 November 2021 TA : 2021-2022
Nilai UTS : Program Studi : Konsentrasi : Tipe Soal : Tanda Tangan
Mahasiswa :
Administrasi Perpajakan
Publik
(diisi oleh dosen) (boleh dikosongkan)
Silahkan isi kolom yang kosong (untuk tipe soal jika soalnya hanya satu maka tidak perlu diisi)

1. Birokrasi adalah sistem yang dijalankan oleh sebuah organisasi pemerintahan dimana sistem di
dalamnya dijalankan sesuai dengan hierarki jabatan yang memiliki tujuan tertentu dengan proses
yang lambat dan bertele-tele.
Contohnya pembuatan E-KTP masyarakat. Yang saya ketahui saat ini adalah dalam hal pembuatan
E-KTP, masyarakat diminta melakukan proses pembuatan E-KTP online via aplikasi Dukcapil.
Sebenarnya ini merupakan hal yang bagus karena dalam masa pandemi seperti ini, pembuatan E-
KTP via online dapat meminimalisir kerumunan yang terjadi di Kantor Kelurahan. Namun yang
membingungkan adalah masyarakat masih diminta untuk meng-upload scan Surat Pengantar RT,
RW dan Kartu Keluarga. Maka dapat dikatakan bahwa proses pembuatan E-KTP online masih belum
berjalan dengan semestinya karena sistem yang diterapkan oleh Pemerintah masih bertele-tele.
Akan lebih baik jika dalam aplikasi tersebut sudah tercantum data-data masyarakat jadi masyarakat
tidak perlu upload ulang dokumen fisik.
2. Peranan birokrat dalam pembuatan keputusan yaitu pertama birokrat adalah anggota dari suatu
birokrasi yang menjalankan tugas-tugas administrasi dari sebuah organisasi yang seringkali
merupakan cerminan atas kebijakan organisasinya dalam bentuk ukuran besar maupun ukuran
kecil. Peranan birokrat dalam pembuatan atau pengambilan keputusan yaitu dimana para birokrat
telah diperintahkan. Didalam negara - negara yang berkembang semuanya telah diatur dan
memberikan suatu prioritas kegiatan atau penyelenggaraan untuk pembangunan nasional, hal ini
adalah proses pembuatan suatu keputusan yang sangat actual dengan yang formal. Jadi, pada
kenyataannya birokrat memang merupakan bagian dari para pembuat keputusan yang tentu saja
berperan penting. Dalam kebanyakan negara, peranan birokrat dalam pembuatan keputusan
ditunjukkan sebagai agen dari para pembuat keputusan. Birokrasi bukanlah salah satu pembuat
keputusan, tetapi ia lebih merupakan instrumen. Ia tidak otonom, melainkan ia adalah pelaksana
yang netral dari rencana-rencana yang dibuat oleh pihak lain. Kenyataannya pada semua negara
birokrasi adalah salah satu pelaku penting dalam pembuatan keputusan-keputusan pemerintah.

KAMPUS PUSAT
Jl. Pangkalan Asem Raya No. 55 Jakarta Pusat Telp. (021) 4213380 Faks. (021) 4228870 www.stiami.ac.id
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
(INSTITUT STIAMI)
UJIAN TENGAH SEMESTER

Contoh yang paling kelihatan adalah apa yang terjadi di negara-negara sedang berkembang. Sistem
birokrasi pada sektor publik ada dua pandangan dalam merumuskan birokrasi. Pertama,
memandang birokrasi sebagai alat atau mekanisme. Kedua, memandang birokrasi sebagai
instrumen kekuasaan.
3. Birokrasi ialah alat kekuasaan bagi yang menguasainya, dimana para pejabatnya secara bersama-
sama berkepentingan dalam kontinuitasnya. Weber memandang birokrasi sebagai arti umum, luas,
serta merupakan tipe birokrasi yang rasional. Weber berpendapat bahwa tidak mungkin kita
memahami setiap gejala kehidupan yang ada secara keseluruhan, sebab yang mampu kita lakukan
hanyalah memahami sebagian dari gejala tersebut. Satu hal yang penting ialah memahami
mengapa birokrasi itu bisa diterapkan dalam kondisi organisasi negara tertentu. Dengan demikian
tipe ideal memberikan penjelasan kepada kita bahwa kita mengabstraksikan aspek-aspek yang
amat penting yang membedakan antara kondisi organisasi tertentu dengan lainnya.
Menurut weber, proses semacam ini bukan menunjukkan objektivitas dari esensi birokrasi, dan
bukan pula mampu menghasilkan suatu deskripsi yang benar dari konsep birokrasi secara
keseluruhan, tetapi hanya sebagai suatu konstruksi yang bisa menjawab suatu masalah tertentu
pada kondisi waktu dan tempat tertentu.
4. Berikut alternatif pemecahan masalah patologi di tubuh birokrasi di Indonesia dalam membangun
pelayanan publik yang efisien, responsive, akuntabel dan transparan perlu ditetapkan kebijkan
yang menjadi pedoman perilaku aparat birokrasi pemerintah sebagai berikut :
a. Dalam hubungan dengan berpola patron- klien tidak memiliki standar pelayanan yang
jelas/pasti, tidak kreatif. Perlu membuat peraturan Undang – Undang pelayanan publik yang
memihak pada rakyat.
b. Dalam hubungan dengan struktur yang gemuk, kinerja berbelit – belit, perlu dilakukan
restrukturisasi brokrasi pelayanan public.
c. Untuk mengatasi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme selain hal di atas diharapkan pemerintah
menetapkan perundangan dibidang infomatika (IT) sebagai bagian pengembangan dan
pemanfaatan e-Government agar penyelenggaraan pelayanan publik terdapat transparasi dan
saling kontrol.
d. Setiap daerah provinsi dan kabupaten dituntut membuat Perda yang jelas mengatur secara
seimbang hak dan kewajiban dari penyelenggara dan pengguna pelayanan public.
e. Setiap daerah diperlukan lembaga Ombusman. Lembaga ini berfungsi ingin mendudukan warga
pada pelayanan yang prima. Ombusman harus diberikan kewenangan yang memadai untuk

KAMPUS PUSAT
Jl. Pangkalan Asem Raya No. 55 Jakarta Pusat Telp. (021) 4213380 Faks. (021) 4228870 www.stiami.ac.id
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
(INSTITUT STIAMI)
UJIAN TENGAH SEMESTER

melakukan investigasi dan mencari penyelesaian yang adil terhadap perselisihan antara
pengguna jasa dan penyelenggara dalam proses pelayanan publik.
f. Peran kualitas sumber daya aparatur sangat mempengaruhi kualitas pelayanan, untuk itu
kemampuan kognitif yang bersumber dari intelegensi dan pengalaman,skill atau ketrampilan,
yang didukung oleh sikap (attitude) merupakan faktor yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah patologi atau penyakit birokrasi yang berhubungan dengan pelayanan
publik di Indonesia. Untuk itu pelatihan diharapkan mampu menjadi program yang
berkelanjutan agar sumber daya aparatur memeliki kecerdasan intelektual, emosional dan
spiritual sebagai landasan dalam pelayanan publik.
5. Secara umum, pengertian birokrasi adalah rantai komando berbentuk piramida dalam suatu
organisasi dimana posisi di tingkat bawah lebih banyak daripada tingkat atas. Ada juga yang
menjelaskan arti birokrasi adalah suatu struktur organisasi yang memiliki tata prosedur, pembagian
kerja, adanya hirarki, dan adanya hubungan yang bersifat impersonal.
Sedangkan politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang
antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini
merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik
yang dikenal dalam ilmu politik. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara
konstitusional maupun nonkonstitusional.
Birokrasi dan politik sebagai dua institusi yang berbeda namun sulit untuk dipisahkan. Keduanya
saling memberikan kontribusi bagi pelaksanaan pemerintahan daerah yang baik. Institusi politik
dan birokrasi melakukan proses check and balance agar senantiasa berada dalam koridor esensi
otonomi daerah.

KAMPUS PUSAT
Jl. Pangkalan Asem Raya No. 55 Jakarta Pusat Telp. (021) 4213380 Faks. (021) 4228870 www.stiami.ac.id
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
(INSTITUT STIAMI)
UJIAN TENGAH SEMESTER

KAMPUS PUSAT
Jl. Pangkalan Asem Raya No. 55 Jakarta Pusat Telp. (021) 4213380 Faks. (021) 4228870 www.stiami.ac.id

Anda mungkin juga menyukai