Instruksi Soal : Bacalah Soal Berikut Ini dan Buatlah Analisis Berdasarkan Informasi yang Tersedia
Etika diartikan sebagai seperangkat prinsip moral yang membedakan apa yang benar dan apa yang salah. Etika
merupakan bidang normative karena menentukan dan menyarankan apa yang seharusnya orang lakukan atau
hindarkan, dimana setiap manusia melakukan tindakan. Terkait dengan jabatan publik, dalam realitanya kita
masih sering menyaksikan masih banyak pejabat publik yang menunjukkan perilaku yang jauh dari nilai-nilai
moral dan norma etika. Pejabat publik masih ada yang berperilaku tidak mencerminkan kualitas
kepemimpinannya yang baik, misalnya membuat peryataan yang kontroversi, masih melakukan praktek-
praktek KKN dan sebagainya. Tindakan para pejabat publik di Indonesia wajib menjunjung tinggi Pancasila
dan UUD 1945 dan secara khusus memiliki etika tersendiri sesuai dengan tugas dan fungsinya pada jabatan
publik tertentu.
Disarikan dari Buku :
Kadir, Adies. 2018. Menjaga Moral Pejabat Publik: Peran Lembaga Etik dalam Lingkaran
Kekuasaan. Jakarta: Merdeka Book
Pertanyaan:
1. Berdasarkan ilustrasi, jelaskan apa perbedaan antara Etika Umum dan Etika Khusus serta beri
contohnya masing-masing (Skor:30)
2. Buat analisis terkait penerapan nilai-nilai etika dan penerapan etika politik sesuai ilustrasi di atas
(Skor: 70)
Ketentuan Jawaban:
1. Jawaban diketik dalam Template Lembar Jawaban (terlampir setelah Soal UTS)
2. Minimal Jawaban adalah minimal 5 (lima) halaman; huruf Arial 12; Spasi 1,5 dan disebutkan
Sumber Pustaka untuk analisis soal Nomor 2.
3. Selanjutnya diupload di Assignment SPADA dalam Format PDF.
Nama Lengkap Yeni Widyastuti,M.Si Dr. Arenawati, M.Si Dr. Arenawati, M.Si
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Program Studi: Ilmu Administrasi Publik Ilmu Komunikasi Ilmu Pemerintahan
Raya Jakarta KM 4 Phone (0254) 280330 Ext. 228, Fax 281254 Pakupatan Serang
Website : fisip-untirta.ac.id kontak@fisip-untirta.ac.id
Jawaban
Contohnya :
Etika Khusus :
Etika Umum :
Banyaknya PNS malas dan mempunyai kinerja kurang baik itu, menurut Ahok,
menjadi salah satu alasan mengapa dirinya melakukan perombakan besar-besaran di
lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Ahok bahkan stres menghadapi jajarannya yang
kerap malas bekerja itu. Meskipun dia tak memungkiri masih banyak PNS yang
mempunyai kinerja baik. "Gimana nggak 'gendeng' saya. Makanya saya ingin pecat-
pecati PNS yang malas saja. Ini mah ngulur waktu, saya pecat saja. Masih banyak
yang bagus kok, PNS dan honorer di DKI banyak yang pintar," cetus Ahok.Banyaknya
PNS malas tersebut, sambung dia, terbukti dari masih belum optimalnya Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP) di kelurahan dan kecamatan. Khususnya, pelayanan
administrasi kependudukan di kelurahan dinilainya kurang memuaskan."Pelayanan
terpadu itu harusnya efektif. Hanya sektoralnya kurang ajar. Kalau Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil sudah bagus pelayanannya. Sekarang yang jadi
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Program Studi: Ilmu Administrasi Publik Ilmu Komunikasi Ilmu Pemerintahan
Raya Jakarta KM 4 Phone (0254) 280330 Ext. 228, Fax 281254 Pakupatan Serang
Website : fisip-untirta.ac.id kontak@fisip-untirta.ac.id
masalahnya, sektoral tak ingin membagi tugas kerja," ujar dia. Karena itu, tutur dia,
dalam waktu dekat akan sering melakukan sidak ke kantor-kantor PTSP di tingkatan
Kelurahan hingga Kota. Dia mengaku tak segan-segan untuk mencopot PNS yang
malas-malasan dan memberi pelayanan yang buruk kepada masyarakat. "Minggu
depan akan saya cek, begitu nggak mau bagi tugas kerja, saya kasih tindakan tegas.
Seharusnya model kerja seperti bank. Semua loket bisa melayani. Nggak karena
bukan bidangnya, lalu dilempar ke orang lain," tandas Ahok. (Mut/Ndy). Dalam hal ini
ahok menunjukan tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin
Dalam hal ini pelanggaran yang dilakukan oleh pejabat public sama sekali tidak
mencerminkan etika Pancasila serta etika politik sehingga kepercayaan masyarakat
terhadap para pejabat politik semakin berkurang dan tingkat tanggung jawab pejabat
politik mulai diragukan, dan dalam sila Kedua, Nilai Kemanusiaan: Suatu perbuatan
dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Prinsip pokok dalam
nilai kemanusiaan Pancasila adalah keadilan dan keadaban. Keadilan mensyaratkan
keseimbangan, antara lahir dan batin, jasmani dan rohani, individu dan sosial,
makhluk bebas mandiri dan makhluk Tuhan yang terikat hukum-hukum Tuhan. Maka
dari itu pemahaman terhadap Pancasila kepada para pejabat politik sangatlah penting
guna menghindari pelanggaran – pelanggaran yang akan menyebabkan kerugian
bagi negara dan apabila etika tersebut berhasil ditanamkan maka pelanggaran seperti
itu bisa berkurang atau bahkan hilang.
Sumber
Amri, Sri Rahayu. 2020 : Pancasila Sebagai Sistem Etika. VOLUME 08 No. 01
Halaman 760 – 768. Palopo