Anda di halaman 1dari 15

CRTITICAL BOOK REPORT

ETIKA PROFESI

Disusun oleh :

Rebecca Friskila Lumban Gaol (5173230012)


Jekin Eglianta (5173530015)
Mhd Alfisyahrin Lubis (5173530017)

PRODI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas CRITICAL BOOK REPORT
mata kuliah ini. Penulis berterima kasih kepada bapak dosen yang bersangkutan yang sudah
memberikan bimbingannya.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan , 4 april, 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................

1.2 Tujuan...................................................................................................................................
1.3 Manfaat.................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Identitas Buku.......................................................................................................................
2.2 Ringkasan buku....................................................................................................................

BAB III PENUTUP


4.1 Kesimpulan...........................................................................................................................
4.2 Saran ....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama ini banyak sekali berbagai macam penyimpangan atau pelanggaran yang

dilakukan oleh Tenaga Profesional Kelistrikan sehingga merugikan orang lain. Seperti

pemasangan instalasi listrik yang tidak memenuhi standar dan pekerjaan - pekerjaan

lainnya dalam bidang kelistrikan. Dari penyimpangan atau pelanggaran tersebut sebagian

besar masayarakat merasa tidak puas dengan hasil kerja Tenaga profesional Kelistrikan

tersebut.

Hal ini mendorong beberapa organisasi/ikatan profesi dalam bidang kelistrikan untuk

melakukan survey. Sehingga dari hasil survey tersebut dibuat beberapa peraturan / kode

etik untuk mengurangi dampak terjadinya kesalahan dan kecelakaan yang dapat merugikan

tenaga profesional itu sendiri maupun orang banyak.

1.2 Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang yang sebelumnya telah di bahas, maka rumusan masalah
pada makalah ini ialah, Apakah yang dimaksud dengan etika profesi dan seperti apakah
kode etik profesi seorang Tenaga Profesional Kelistrikan.

1.3.Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini antara lain :

- Menjelaskan pengertian kode etik dalam bekerja.


- Menjelaskan seperti apa kode etik profesi Teknik Listrik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku

Judul : ETIKA PROFESI INSINYUR

Pengarang : I Putu Jati Arsana, S.T., M.T.

ISBN : 978-602-475-114-2

Penerbit : Deepublish

Kota terbit : Yogyakarta

Tahun terbit : 2018

2.2 Ringkasan Buku

 PENGERTIAN ETIKA

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’


yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu :
tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan,
sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.Menurut Brooks (2007), etika
adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif tentang apakah perilaku ini
benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan
untuk menghindari permasalahan – permasalahan di dunia nyata.

Kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :

1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban

2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;


3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

 PENGERTIAN PROFESI

Profesi sendiri berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu
janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi
kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu
keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan
berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma
sosial dengan baik.

Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang
memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari
manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian
tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang
lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya
serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang
menyandang profesi tersebut.

 PENGERTIAN ETIKA PROFESI

Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalankan kehidupan sebagai pengembang profesi.Etika profesi adalah cabang filsafat
yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada
bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.

Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi
atau lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science,
medis/dokter, dan sebagainya.Etika profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah
dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat
atau terhadap konsumen (klien atau objek).

Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka
kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang
membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama, (Anang Usman, SH., MSi.)

Prinsip dasar di dalam etika profesi :

1. Tanggung jawab
 Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
 Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya.
2. Keadilan.
3. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
4. Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan
ketekunan
5. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
6. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi

TEORI- TEORI ETIKA

A. EtikaTeleologi
Teleologi berasal dari akar kata Yunani telos, yang berarti akhir, tujuan, maksud,
dan logos, perkataan. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan segala
kejadian menuju pada tujuan tertentu. Istilah teleologi dikemukakan oleh Christian
Wolff, seorang filsuf Jerman abad ke-18. Teleologi merupakan sebuah studi tentang gejala-
gejala yang memperlihatkan keteraturan, rancangan, tujuan, akhir, maksud, kecenderungan,
sasaran, arah, dan bagaimana hal-hal ini dicapai dalam suatu proses perkembangan. Dalam
arti umum, teleologi merupakan sebuah studi filosofis mengenai bukti perencanaan, fungsi,
atau tujuan di alam maupun dalam sejarah. Dalam bidang lain, teleologi merupakan ajaran
filosofis-religius tentang eksistensi tujuan dan “kebijaksanaan” objektif di luar manusia.

Dalam dunia etika, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik
buruknya  suatu tindakan dilakukan , Teleologi mengerti benar mana yang benar, dan mana
yang salah, tetapi itu bukan ukuran yang terakhir.Yang lebih penting adalah tujuan dan
akibat.Betapapun salahnya sebuah tindakan menurut hukum, tetapi jika itu bertujuan dan
berakibat baik, maka tindakan itu dinilai baik.Ajaran teleologis dapat menimbulkan bahaya
menghalalkan segala cara.

B. Deontology

Istilah deontology berasal dari kata yunani yaitu deon yang berarti kewajiban.Yang
menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. ‘Mengapa perbuatan ini baik dan
perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk.

deontologi menjawab : karena perbuatan pertama menjadi kewajiban  kita dan karena
perbuatan kedua dilarang’. Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah
kewajiban. Ada tiga prinsip yang harus di penuhi :

1. Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus di jalankan berdasarkan
kewajiban.
2. Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung tercapainya tujuan dari tindakan itu
tergantung pada kemauan baik yang mendorong sesorang untuk melakukan tindakan
itu, berarti kalaupun tujuan tujuan tidak tercapai tindakan itu sudah dinilai baik.
3. Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip tersebut, kewajiban adalah hal yang niscaya
dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.

C. Teori Hak

Teori Hak merupakan suatu aspek  dari teori deontologi, karena berkaitan dengan
kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Dalam pemikiran
moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai
untuk mengevaluasi  baik buruknya  suatu perbuatan atau perilaku.

Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang
paling banyak dipakai untuk mengevaluasi  baik buruknya  suatu perbuatan atau
perilaku. Teori Hak merupakan suatu aspek  dari teori deontologi, karena berkaitan dengan
kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas
martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan
suasana pemikiran demokratis.
D. Teori Keutamaan (Virtue)

Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan
sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan  sebagai berikut : disposisi watak  yang telah
diperoleh  seseorang dan memungkinkan  dia untuk bertingkah laku baik secara moral.

 SISTEM TENTANG KETENAGALISTRIKAN (UU RI NO. 30 /2009 )

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut penedia dan pemanfaatan


tenaga listrik serta usaha penunjang tenaga listrik.
2. Tenaga listrik adalah suatu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan, ditransmisikan,
dan didistribusikan untuk segala macam keperluan, tetapi tidak meliputi listrik yang
dipakai untuk komunikasi, elektronika, atau isyarat.
3. Usaha penyedia tenaga listrik adalah pengadaan tenaga listrik meliputi pembangkit,
transmisi, distribusi dan penjualan tenaga listrik kepada konsumen.
4. Pembangkit tenaga listrik adalah kegiatan memproduksi tenaga listrik.
5. Transmisi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari pembangkit ke sistem
didtribus atau ke konsumen, atau penyalur tenaga listrik antarsistem.
6. Distribusi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari sistem transmisi atau dari
pembangkit ke konsumen.
7. Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeli tenaga listrik dari pemegang
izin usaha penyediantenaga listrik.
8. Usaha penunjang tenaga listrik adalah kegiatan usaha penunjang tenaga
9. Rencana umum ketenagalistrikan adalah rencana pengembangan sistem penyedia
tenaga listrik yang meliputi bidang pembangkitan, transmisi, dan didtribusi tenaga
listrik yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik.
10. Izin usaha penyedia tenaga listrik adalah izin untuk melakukan usaha penyedia
tenaga listrik untuk kepentingan umum.
 Usaha Penunjang Tenaga Listrik

1. Usaha jasa penunjang tenaga listrik meliputi:


a. Konsultasi dalam bidang instalasi penyediaan tenaga listrik
b. Pembagunan dan pemasangan instalasi penyediaan tenaga listrik
c. Pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik
d. Pengoperasian instalasi tenaga listrik
e. Pemeliharaan instalasi tenaga listrik
f. Penelitian dan pengembagan
g. Pendidikan dan pelatihan
h. Laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaatan tenaga lisrik
i. Sertifikat peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik
j. Setifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan;atau
k. Usaha jasa lain yang secara langsung berjaitan dengan penyediaan tenaga
listrik.

2. Usaha jasa penunjang tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
oleh badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, dan
koperasi yeng memiliki setrifikasi , klasifikasi,
3. Badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, dan koperasi
dalam melakukan usaha jasa penunjang tenanga listrik wajib mengutamakan produk
dan potensi dalam negeri.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi, klasifikasi, dan kualifikasi usaha jasa
penunjang tenaga listrik diatur dengan peraturan pemerintahan.

 Hak dan kewajiban pemenang izin usaha penyediaan tenaga listrik

1. Untuk kepentingan umum, pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik dalam
melaksanakan usaha penyedia tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam pesal 10
ayat (1) berhak untuk:
a. Melintasi sungai atau danau baik di atas maupun di bawah permukaan
b. Melintasi laut baik diatas maupun dibawah permukaan
c. Melintasi jalan umum dan jalan kereta api.

d. Masuk ke tempat umum atau perorangan dan menggunakannya untuk sementara


waktu.
e. Menggunakan tanah dan melintasi diatas atau di bawah tanah.
f. Melintas diatas atau di bawah bangunan yang di bangun di atas atau di bawah
tanah; dan
g. Memotong dan/atau menebang tanaman yang menghalanginya

2. Dalam pelaksanaan kegiatan sebagimana dimaksud pada ayat (1), pemegang izin
usaha penyediaan tenaga listrik harus melaksanakannya

Pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik wajib:

a. Menyediakan tenaga listrik yang memnuhi standar mutu dan keandalan yang
berlaku
b. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada konsumen dan masyarakat
c. Memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan dan
d. Mengutamakan produk dan potensi dalam negeri

Hak dan kewaiban konsumen

1. Konsumen berhak untuk:


a. Mendapat pelayanan yang baik
b. Mendapat tenaga listrik secara terus menerus dengan mutu dan keandalan yang
baik
c. Memperoleh tenaga listrik yang menjadi haknya engan harga yang wajar
d. Mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan tenaga listrik dan
e. Mendapat ganti rugi apabila terjadi pemadaman yang diakibatkan kesalahan
dan/atau kelalaian pengoperasian oleh pemegang izin usaha penyediaan tenaga
listrik sesuai syarat yang diatur dalam perjanjian jual beli tenaga listrik.
2. Konsumen bertanggung jawab apabila karena kalalaian mengakibatkan kerugian
pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab konsumen sebagaimana pada ayat (3)

diatur dengan peraturan menteri.


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, sebab dihasilkan berkat

penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi setelah kode etik

ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis, tapi

sebaliknya selalu didampingi refleksi etis.

Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah

bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop

begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain; karena tidak akan

dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri. Instansi

dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barang kali dapat juga membantu dalam

merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh profesi yang

bersangkutan. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus menjadi hasil

SELF REGULATION (pengaturan diri) dari profesi.

Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih niatnya

untuk mewujudkan nilai nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa

dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan

3.2 SARAN

Dengan penulisan makalah ini semoga dapat menjadi acuan bagi pembaca untuk lebih
memahami tentang Etika Profesi . Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sehingga selanjutnya kami bisa berkarya lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

 I Putu Jati Arsana 2018. Etika Profesi Insinyur. Yogyakarta: Deepublish


 http://handyleonardoetikabisnis.blogspot.co.id/2012/09/teori-etika-dan-contohnya.html
 https://yanhasiholan.wordpress.com/2013/10/16/pengertian-etika-profesi-dan-etika-
profesi/

Anda mungkin juga menyukai