Organisasi lahir dari keadaan di mana sejumlah orang yang berkumpul bersama dengan pekerjaan yang terlalu besar untuk ditangani oleh hanya satu orang. Pekerjaan yang besar itu dibagi habis kepada sumber daya manusia yang dimiliki. Setiap orang mendapat tugas atomis, yaitu mengerjakan bagian kecil dari pekerjaan yang besar tadi, sesuai tugasnya masing-masing. Pekerjaan yang terbagi-bagi kepada banyak orang itu kemudian perlu disatukan kembali, sehingga muncullah organisasi yang utuh kembali. Cara membagi-bagi pekerjaan yang besar tadi, dan cara menyatukannya kembali, melahirkan ilmu organisasi. Cara pembagian pekerjaan dan penyatuan hasil kerja orang tertentu bisa menyebabkan organisasi menjadi lamban atau menjadi cepat, menjadi terkontrol tapi lamban ataupun menjadi cepat tapi kurang terkendali, menjadi boros, hemat, kaku, fleksibel, dan sebagainya. Perkembangan organisasi selanjutnya menekankan keterkaitan terhadap aspek sosial, yaitu hakikat interaksi kelompok-kelompok orang yang terdapat di dalamnya. Perkembangan lainnya memfokuskan perhatiannya terhadap hubungan organisasi dengan lingkungannya. Manusia adalah sistem yang rumit, sehingga wajar jika perkembangan pemahaman mengenai teori organisasi ataupun ilmu- ilmu lain yang dimaksudkan untuk mengatur manusia, juga terjadi secara bertahap, dan semakin lama semakin lengkap. Dimulai dengan pendekatan yang memandang manusia sebagai alat, kemudian muncul kesadaran bahwa manusia adalah mahluk psiko-sosial yang kenyamanan jiwanya dan lingkungan sosialnya sebagai anggota organisasi perlu mendapat perhatian, dan akhirnya pendekatan terakhir memiliki pandangan bahwa organisasi adalah sub-sistem dari lingkungannya sehingga pengaturan yang dilakukan di dalam sebuah organisasi juga perlu disesuaikan dengan kondisi lingkungan luar yang melingkupinya. Organisasi mahasiswa dapat digolongkan sebagai pendidikan yang nonformal sekaligus juga informal, karena dalam penyelenggaraan organisasi mahasiswa ada perencanaan kegiatan yang diadakan satu tahun sekali, yang disebut dengan rapat kerja tahunan, dan juga bersifat pendidikan informal karena dalam menjalani kegiatan dalam suatu organisasi mahasiswa, banyak pendidikan yang dapat diterima berdasarkan pengalaman di lapangan. Menurut Udai Pareek (1996: 8), suatu organisasi mempunyai titik singgung dengan lingkungan sosialnya, yaitu keadaan politis, ekonomis, dan kebudayaan yang terdapat pada suatu waktu tertentu dalam masyarakat itu. Proses utama dalam dimensi ini ialah pengaruh – siapa yang lebih mempengaruhi, organisasi mempengaruhi lingkungan, atau lingkungan yang mempengaruhi organisasi. Ini merupakan proses penting untuk pembangunan lembaga. Proses pengaruh juga menyangkut otonomi organisasi; sejauh mana organisasi mampu membentengi diri terhadap pengaruh yang tak semestinya dari luar, di samping membuka terhadap pengaruh yang sehat. Organisasi kemahasiswaan yang aktif dan baik adalah organisasi yang sering memberikan pelatihan para anggotanya baik dalam hal akademis maupun kepemimpinan. Dalam hal akademis contohnya memberikan bimbingan keilmuan dan teknis mengikuti perkuliahan kepada yuniornya, pelatihan membuat karya tulis, membuat penelitian yang bekerja sama dengan dosen atau pihak kampus, dan lain sebagainya. Dalam hal kepemimpinan misalnya mengadakan latihan kepemimpinan bagi anggota dan para calon anggota, membuat kegiatan atau sebuah acara yang otomatis membutuhkan sebuah kepanitiaan, dengan adanya kepanitiaan tersebut maka di sana dilatih jiwa kepemimpinan anggota organisasi, dan masih banyak lagi yang lain. Organisasi kampus mengadakan latihan kepemimpinan sebagai salah satu kegiatan rutin, yang dalam konsep manajemen hampir sama dengan yang dikenal dengan latihan kepekaan, dalam mendidik kaderkadernya untuk menempa kepribadian, keluwesan berkomunikasi, dan ketepatan para kader dalam bertindak. fokus perhatian penyelenggaraan latihan kepekaan adalah sebagai berikut: Pertama, menjadikan para peserta latihan semakin sadar tentang dan peka terhadap reaksi emosional yang terdapat dalam diri masingmasing dan dalam diri orang lain dengan siapa seseorang berinteraksi. Kedua, meningkatkan kemampuan para peserta latihan untuk memahami dan belajar dari akibat-akibat yang timbul dari tindakannya dengan memperhatikan perasaan sendiri dan perasaan orang lain. Ketiga, mendorong upaya memperjelas dan mengembangkan nilainilai dan tujuan pribadi yang konsisten dengan pendekatan yang demokratis dan bersifat ilmiah terhadap masalah-masalah sosial dikaitkan dengan keputusan dan tindakan seseorang. Keempat, mengembangkan konsep-konsep dan pandangan yang bersifat teoretikal yang dapat digunakan sebagai alat dalam mengaitkan nilai-nilai, tujuan, maksud dan keinginan pribadi dengan tindakan yang konsisten dengan tuntutan organisasi dan tuntutan lingkungan di mana seseorang hidup dan berkarya. Kelima, meningkatkan kemampuan berperilaku sedemikian rupa sehingga dalam melakukan transaksi dengan lingkungannya, tidak menumbuhkan berbagai situasi konflik yang justru akan mengurangi efektivitas seseorang. Organisasi intra kampus adalah lembaga yang mengatur dan melaksanakan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan di bidang ekstrakurikuler, yang meliputi keilmuan, pengembangan minat dan bakat serta sosial kemasyarakatan dalam rangka menunjang pembinaan mahasiswa yang berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Organisasi kemahasiswaan intra kampus adalah organisasi mahasiswa yang memiliki kedudukan resmi di lingkungan kampus dan mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan dari kampus. Di kampus sendiri organisasi mahasiswa ini berperan sangat penting. Organisasi merupakan sarana untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa pada petinggi-petinggi kampus seperti rektor, dekan, dosen dan sebagainya. Tidak selamanya keputusan yang dibuat oleh petinggi kampus dapat diterima begitu saja oleh mahasiswa. Jadi sebagai sarana untuk menyalurkan aspirasi tersebut melalui organisasi inilah disampaikan. Tanpa ada organisasi intra kampus mungkin kebijakan apapun yang dikeluarkan pihak atasan mahasiswa akan pasrah saja menerimanya, karena mereka tidak ada sarana untuk menyampaikan pendapat mereka. Sangat banyak contoh perubahan yang dilakukan oleh mahasiswa yang bergabung di organisasi mahasiswa. Majelis Pemusyawaratan Mahasiswa (MPM) sebagai media bagi mahasiswa untuk menyampaikan keluhan tentang mahalnya biaya kuliah, minimnya fasilitas kampus yang tidak seimbang dengan kenaikan biaya kuliah dan lain sebagainya. Dalam forum yang formal nanti perwakilan dari MPM ini akan menyampaikan keluhan mahasiswa ini kepada pihak rektorat contohnya. Dari sana pihak rektorat dapat mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang membebani mahasiswa. Maka dari itu pihak rektorat akan melakukan fungsi controlling-nya. Tidak hanya MPM, organisasi kemahasiswaan lainnya baik organisasi internal maupun organisasi eksternal kampus, juga bisa langsung menyampaikan aspirasinya, seperti contohnya melakukan aksi damai menuntut kenaikan biaya kuliah. Memang tidak jarang aksi yang awalnya damai berujung dengan kericuhan karena pihak kampus mungkin tidak merespon mereka. Namun itu hanyalah sebagian kecil dari contoh peran penting organisasi mahasiswa di kampus. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa adalah Lembaga intra Kemahasiswaan tingkat Universitas. Majelis Pemusyawaratan Mahasiswa ini sangat independen.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu