Anda di halaman 1dari 4

Nama : Suci Azzah Qomariah

NIM :

PENGUATAN EKSISTENSI LEMBAGA LEGISLATIF MAHASISWA


Organisasi lahir dari keadaan di mana sejumlah orang yang berkumpul bersama
dengan pekerjaan yang terlalu besar untuk ditangani oleh hanya satu orang.
Pekerjaan yang besar itu dibagi habis kepada sumber daya manusia yang dimiliki.
Setiap orang mendapat tugas atomis, yaitu mengerjakan bagian kecil dari
pekerjaan yang besar tadi, sesuai tugasnya masing-masing. Pekerjaan yang
terbagi-bagi kepada banyak orang itu kemudian perlu disatukan kembali, sehingga
muncullah organisasi yang utuh kembali. Cara membagi-bagi pekerjaan yang
besar tadi, dan cara menyatukannya kembali, melahirkan ilmu organisasi. Cara
pembagian pekerjaan dan penyatuan hasil kerja orang tertentu bisa menyebabkan
organisasi menjadi lamban atau menjadi cepat, menjadi terkontrol tapi lamban
ataupun menjadi cepat tapi kurang terkendali, menjadi boros, hemat, kaku,
fleksibel, dan sebagainya.
Perkembangan organisasi selanjutnya menekankan keterkaitan terhadap aspek
sosial, yaitu hakikat interaksi kelompok-kelompok orang yang terdapat di
dalamnya. Perkembangan lainnya memfokuskan perhatiannya terhadap hubungan
organisasi dengan lingkungannya. Manusia adalah sistem yang rumit, sehingga
wajar jika perkembangan pemahaman mengenai teori organisasi ataupun ilmu-
ilmu lain yang dimaksudkan untuk mengatur manusia, juga terjadi secara
bertahap, dan semakin lama semakin lengkap. Dimulai dengan pendekatan yang
memandang manusia sebagai alat, kemudian muncul kesadaran bahwa manusia
adalah mahluk psiko-sosial yang kenyamanan jiwanya dan lingkungan sosialnya
sebagai anggota organisasi perlu mendapat perhatian, dan akhirnya pendekatan
terakhir memiliki pandangan bahwa organisasi adalah sub-sistem dari
lingkungannya sehingga pengaturan yang dilakukan di dalam sebuah organisasi
juga perlu disesuaikan dengan kondisi lingkungan luar yang melingkupinya.
Organisasi mahasiswa dapat digolongkan sebagai pendidikan yang nonformal
sekaligus juga informal, karena dalam penyelenggaraan organisasi mahasiswa ada
perencanaan kegiatan yang diadakan satu tahun sekali, yang disebut dengan rapat
kerja tahunan, dan juga bersifat pendidikan informal karena dalam menjalani
kegiatan dalam suatu organisasi mahasiswa, banyak pendidikan yang dapat
diterima berdasarkan pengalaman di lapangan.
Menurut Udai Pareek (1996: 8), suatu organisasi mempunyai titik singgung
dengan lingkungan sosialnya, yaitu keadaan politis, ekonomis, dan kebudayaan
yang terdapat pada suatu waktu tertentu dalam masyarakat itu. Proses utama
dalam dimensi ini ialah pengaruh – siapa yang lebih mempengaruhi, organisasi
mempengaruhi lingkungan, atau lingkungan yang mempengaruhi organisasi. Ini
merupakan proses penting untuk pembangunan lembaga. Proses pengaruh juga
menyangkut otonomi organisasi; sejauh mana organisasi mampu membentengi
diri terhadap pengaruh yang tak semestinya dari luar, di samping membuka
terhadap pengaruh yang sehat.
Organisasi kemahasiswaan yang aktif dan baik adalah organisasi yang sering
memberikan pelatihan para anggotanya baik dalam hal akademis maupun
kepemimpinan. Dalam hal akademis contohnya memberikan bimbingan keilmuan
dan teknis mengikuti perkuliahan kepada yuniornya, pelatihan membuat karya
tulis, membuat penelitian yang bekerja sama dengan dosen atau pihak kampus,
dan lain sebagainya. Dalam hal kepemimpinan misalnya mengadakan latihan
kepemimpinan bagi anggota dan para calon anggota, membuat kegiatan atau
sebuah acara yang otomatis membutuhkan sebuah kepanitiaan, dengan adanya
kepanitiaan tersebut maka di sana dilatih jiwa kepemimpinan anggota organisasi,
dan masih banyak lagi yang lain.
Organisasi kampus mengadakan latihan kepemimpinan sebagai salah satu
kegiatan rutin, yang dalam konsep manajemen hampir sama dengan yang dikenal
dengan latihan kepekaan, dalam mendidik kaderkadernya untuk menempa
kepribadian, keluwesan berkomunikasi, dan ketepatan para kader dalam bertindak.
fokus perhatian penyelenggaraan latihan kepekaan adalah sebagai berikut:
Pertama, menjadikan para peserta latihan semakin sadar tentang dan peka
terhadap reaksi emosional yang terdapat dalam diri masingmasing dan dalam diri
orang lain dengan siapa seseorang berinteraksi.
Kedua, meningkatkan kemampuan para peserta latihan untuk memahami dan
belajar dari akibat-akibat yang timbul dari tindakannya dengan memperhatikan
perasaan sendiri dan perasaan orang lain.
Ketiga, mendorong upaya memperjelas dan mengembangkan nilainilai dan
tujuan pribadi yang konsisten dengan pendekatan yang demokratis dan bersifat
ilmiah terhadap masalah-masalah sosial dikaitkan dengan keputusan dan tindakan
seseorang.
Keempat, mengembangkan konsep-konsep dan pandangan yang bersifat
teoretikal yang dapat digunakan sebagai alat dalam mengaitkan nilai-nilai, tujuan,
maksud dan keinginan pribadi dengan tindakan yang konsisten dengan tuntutan
organisasi dan tuntutan lingkungan di mana seseorang hidup dan berkarya.
Kelima, meningkatkan kemampuan berperilaku sedemikian rupa sehingga
dalam melakukan transaksi dengan lingkungannya, tidak menumbuhkan berbagai
situasi konflik yang justru akan mengurangi efektivitas seseorang.
Organisasi intra kampus adalah lembaga yang mengatur dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan kemahasiswaan di bidang ekstrakurikuler, yang meliputi
keilmuan, pengembangan minat dan bakat serta sosial kemasyarakatan dalam
rangka menunjang pembinaan mahasiswa yang berdasarkan Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Organisasi kemahasiswaan intra kampus adalah organisasi
mahasiswa yang memiliki kedudukan resmi di lingkungan kampus dan mendapat
pendanaan kegiatan kemahasiswaan dari kampus.
Di kampus sendiri organisasi mahasiswa ini berperan sangat penting.
Organisasi merupakan sarana untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa pada
petinggi-petinggi kampus seperti rektor, dekan, dosen dan sebagainya. Tidak
selamanya keputusan yang dibuat oleh petinggi kampus dapat diterima begitu saja
oleh mahasiswa. Jadi sebagai sarana untuk menyalurkan aspirasi tersebut melalui
organisasi inilah disampaikan. Tanpa ada organisasi intra kampus mungkin
kebijakan apapun yang dikeluarkan pihak atasan mahasiswa akan pasrah saja
menerimanya, karena mereka tidak ada sarana untuk menyampaikan pendapat
mereka. Sangat banyak contoh perubahan yang dilakukan oleh mahasiswa yang
bergabung di organisasi mahasiswa. Majelis Pemusyawaratan Mahasiswa (MPM)
sebagai media bagi mahasiswa untuk menyampaikan keluhan tentang mahalnya
biaya kuliah, minimnya fasilitas kampus yang tidak seimbang dengan kenaikan
biaya kuliah dan lain sebagainya. Dalam forum yang formal nanti perwakilan dari
MPM ini akan menyampaikan keluhan mahasiswa ini kepada pihak rektorat
contohnya. Dari sana pihak rektorat dapat mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang
membebani mahasiswa. Maka dari itu pihak rektorat akan melakukan fungsi
controlling-nya. Tidak hanya MPM, organisasi kemahasiswaan lainnya baik
organisasi internal maupun organisasi eksternal kampus, juga bisa langsung
menyampaikan aspirasinya, seperti contohnya melakukan aksi damai menuntut
kenaikan biaya kuliah. Memang tidak jarang aksi yang awalnya damai berujung
dengan kericuhan karena pihak kampus mungkin tidak merespon mereka. Namun
itu hanyalah sebagian kecil dari contoh peran penting organisasi mahasiswa di
kampus.
Majelis Permusyawaratan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa adalah Lembaga
intra Kemahasiswaan tingkat Universitas. Majelis Pemusyawaratan Mahasiswa ini
sangat independen.

Anda mungkin juga menyukai