b. Administrasi dapat dikategorikan sebagai ilmu dan seni karena administrasi merupakan
suatu gejala yang sifatnya universal dan umum. Administrasi ada dan berkembang
bersama-sama sejak peradaban manusia dimulai dan sampai sekarang juga masih eksis
dan ada ditengah-tengah kehidupan manusia sehari-hari. Ia ada di organisasi di Negara
maju maupun Negara berkembang, di perusahaan besar atau kecil atau di lembaga-
lembaga yang lain. Karena sifatnya yang universal itulah ada sebagian pihak yang
memandang administrasi sebagai seni. Kenyataan menunjukkan bahwa administrasi juga
dikembangkan sebagai sebuah ilmu yang kebanyakan disebarluaskan dan
dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bernaung di bawah fakultas ilmu social dan
ilmu politik. Hal tersebut ditunjukkan dengan masih dipertahankannya Lembaga
Administrasi Negara (LAN) sebagai salah satu lembaga pemerintah nondepartemental
yang mengurusi aspek-aspek administrasi Negara dan juga administrasi. Oleh karena itu
lebih tepat memandang administrasi sebagai ilmu sekaligus sebagai seni. Kita pandang
administrasi sebagai ilmu apabila administrasi kita pahami sebagai satu bidang studi atau
lapangan penyelidikan ilmiah di mana hal ini dijumpai di kegiatan-kegiatan akademik
perguruan tinggi; sedangkan administrasi kita pandang sebagai seni apabila kita lebih
memperhatikan fungsi-fungsi praktisnya.
2. a. Pengelompokkan ilmu administrasi berdasarkan isi atau materi terdiri atas organisasi dan
manjemen dan dengan cara menelaah lebih jauh atas inti manajemen. Bila inti dari
administrasi adalah manajemen maka inti atau kunci dari manajemen adalah kepemimpinan.
Sedangkan pengelompokkan ilmu administrasi berdasarkan subyek pelaku dikelompokkan
menjadi dua, yaitu administrasi publik (public administration) dan administrasi privat (private
administration). Administrasi public berhubungan dengan aktivitas-aktivitas public. Kegiatan-
kegiatan administrasi privat dikelola dan berlangsung dalam suatu organisasi swasta atau
organisasi yang berbentuk perusahaan yang pengelolaannya tidak dilakukanoleh Negara,
tetapi oleh swasta.
b. Ilmu administrasi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan sosiologi. Sosiologi sendiri
merupakan ilmu yang mempelajari sistem kemasyarakatan di mana individu-individu
melakukan peranannya. Dengan demikian, sosiologi mempelajari manusia dalam
hubungannya dengan sesamanya, interaksi sosial, status sosial, stratifikasi sosial dan
perubahan sosial. Sosiologi juga mempelajari pengelompokkan-pengelompokkan manusia
dalam kelompok, seperti keluarga, kasta atau kelas dengan bermacam-macam seginya
umpamanya stastus, kekuasaan, atau prestise mempunyai peranan yang penting dalam
perkembangan ilmu administrasi.
Ilmu administrasi dengan ilmu politik mempunyai hubungan yang erat antara lain
mempelajari permainan-permainan kekuasaan untuk menentukan tujuan-tujuan Negara.
Bahkan ada yang memandang ilmu administrasi dalam bidang kenegaraan sebagai salah
satu cabang ilmu politik.
Ilmu hukum yang mempelajari norma-norma dan kaidah-kaidah hidup di dalam
masyarakat memberi sumbangan yang besar dalam perkembangan studi ilmu administrasi.
Kelangsungan hidup yang teratur serta perkembangan yang dinamis dari administrasi hanya
dapat dijamin apabila para anggota organisasi menaati peraturan-peraturan organisasi di
mana perumusan peraturan organisasi merupakan konsep-konsep yang diambil dari ilmu
hukum. Di samping itu, prosedur administrative (khususnya dalam bidang administrasi
Negara) didasarkan pada peraturan-peraturan undang-undang yang berlaku.
Antara ilmu administrasi dengan ilmu ekonomi juga memperlihatkan hubungan yang
erat, saling melengkapi, bahkan kadang-kadang sering tumpang tindih antara yang satu
dengan yang lainnnya. Dilihat dari prinsip ekonomi dan prinsip administrasi, maka keduanya
adalah sama, yakni masalah efisiensi dan efektivitas. Administrasi bisa menjadi alat ekonomi
untuk mencapai sasaran dan tujuan yang diinginkan, sebaliknya ekonomi juga dapat
digunakan untuk alat administrasi hingga tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Ilmu psikologi sosial adalah penelaahan ilmiah mengenai orang-orang sebagai anggota dari
kelompok-kelompok dengan titik berat tinjauan terhadap hubungan-hubungan sosial atau
hubungan-hubungan perseorangan dia antara mereka. Ilmu ini memusatkan perhatiannya
kepada perilaku seseorang bagaimana hal itu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku
orang-orang lain. Dengan bantuan psikologi sosial, ilmu administrasi dapat lebih mengerti
dan menjelaskan mengapa seorang dalam usaha kerja sama bertindak atau bersikap
sebagaimana yang dilakukannya itu.
Para ahli antropologi juga membahas hal-hal yang berhubungan dengan
permasalaha administrasi. Dengan demikian, terjadi pula pengaruh timbal balik antara ilmu
administrasi dengan ilmu yang antara lain mempelajari kebudayaan (antropologi budaya).
Ilmu ini mempelajari administrasi dalam badan-badan internasional tempat bekerja sama
orang-orang dari berbagai bangsa dan Negara yang mempunyai kebudayaan, pola piker dan
juga bahasa yang berlainan. Sebenarnya tak kurang penting pula peranan antropologi umtuk
mempelajari administrasi dalam badan-badan nasional mengingat pada umumnya warga
Negara dari suatu Negara terdiri atas berbagai macam suku yang memiliki adat istiadat,
watak, pola pikir yang berlainan.
3. Nilai yang mendasari paradigma hubungan kemanusiaan dalam ilmu administrasi adalah
keikutsertaan dalam pengambilan keputusan,
meminimalisasi perbedaan dalam status dan hubungan antar pribadi,
keterbukaan,
aktualisasi diri, dan
optimasi tingkat kepuasan.
Fokus dari paradigma ini adalah dimensi-dimensi kemanusiaan dan aspek sosial-psikologi
dalam tiap jenis organisasi ataupun birokrasi. Diantara para teoritisi yang cukup
berpengaruh dalam paradigma ini adalah Rennis Likert, The Human Organization: Its
Management and Value {1967), dan Daniel Katz dan Robert Khan The Social Pasycology of
Organization (1966), Pengem¬bangannya meliputi sensitivity training group dinamic, &
organization development.
.
Sumber :
BMP “PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI” PAJA3210
https://www.academia.edu/16582653/Paradigma_Administrasi