Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
NIM : 041120887
Fakultas : FHISIP
UPBJJ-UT : PALEMBANG
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
TOMMY SEFTIAN
1. A. Prinsip Pendekatan Tradisional Manajemen Ilmiah dari F.W Taylor
- Perkembangan manajemen ilmiah yang sebenarnya, sehingga dapat
menentukan metode yang terbaik untuk melakukan setiap pekerjaan
- Pemilihan yang ilmiah terhadap pekerja, sehingga setiap pekerja dapat diberi
tanggungjawab atas tugas yang paling cocok baginya.
- Pendidikan dan pengembangan ilmiah untuk para pekerja.
- Kerjasama yang erat dan bersahabat di antara manajemen dan pekerja.
B. kelebihan dan kekurangan dari pendekatan manajemen ilmiah F.W Taylor
Kelebihan Manajemen Ilmiah :
- Teknik teknik efisiensi manajemen ilmiah , seperti study gerak dan waktu, telah
menyebabkan kegiatan dapat di laksanakan lebih efisien.
- Gagasan seleksi dan pengembangan ilmiah para karyawan menimbulkan
kesadaran akan pentingnya kemampuan dan latihan untuk meningkatkan
efektivitas karyawan.
- Manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan rasional untuk
pemecahan masalah – masalah organisasi tetapi juga meletakkan dasar
profesionalis.
4. A. Model analisis kebijakan publik adalah cara pandang terhadap kebijakan publik
berdasarkan berbagai aspek.
Perbedaan model analisis kebijakan kelompok, kebijakan rasional, inkremental dan
institusional :
Model analisis kebijakan kelompok :
Model ini diangkat dari pandangan bahwa interaksi antara kelompok – kelompok
merupakan inti atau titik pusat kenyataan politik. Kelompok dipandnag sebagai
jembatan antara individu dan pemerintah, politik adalah perjuangan keompok
untuk memenangkan kebijakan publik
Model rasional
Model ini menyatakan bahwa kebijakan publik merupakan suatu pencapaian
sasaran yang efisien. Model ini menetapkan prosedur pemuatan keputusan
sebagai dasar untuk memilih sarana yang paling efektif dalam mencapai sasaran
kebijakan
Model inkremental
Model ini memanang kebijakan publik sebagai kelanjutan aktivitas pemerintah
yang lalu, dengan modifikasi yang sepotong demi sepotong. Model ini
menggambarkan penetapan kebijakan publik sebagai suatu proses politik yang
dicari dengan tawar menawar dan kompromi para pemangku kepentingan.
Model institusional
Model ini tidak begitu banyak memperhatikan hubungan antara struktur lembaga
– lembaga pemerintah dan isi kebijkan publik, karena yang ditonjolkan adalah
lembaga – lembaga pemerintah yang spesifik seperti struktur organisasi, tugas dan
fungsi.
B. Menurut saya model yang tepat untuk gunakan di negara kita adalah model rasional
karena model ini memperhitungan semua pengorbanan sosial, politik, ekonomi yang
terjadi selama proses kebijakan poltik. Keuntungan finansial diperhitungkan bersama –
sama dengan keuntungan sosial. Dan dalam model ini efetivitas dan efisiensi menjadi
pertimbangan utama dalam mengambil kebijakan publik.