Disusun oleh:
Kelompok 3/7A4
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah metode numerik
dengan harapan dapat bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah metode
numerik. Dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan
yang penyusun miliki, penyusun berusaha mencari sumber data dari berbagai
sumber informasi, terutama dari media internet dan media cetak. Penyusun juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah ikut serta
membantu dalam pembuatan makalah ini dan beberapa sumber yang kami pakai
sebagai data dan acuan.
Dalam penulisan makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
keterbatasan kemampuan yang penyusun miliki. Tidak semua bahasan dapat
dideskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.Akhirnya kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran Bahasa InggrismaupunMatematika, merupakan 2
matapelajaran yang menjadimomokbagikebanyakansiswa.
UntukmenguasaiMatematikadiperlukankemampuanlogika yang mumpuni,
sedangkan Bahasa Inggrismenuntutpembiasaanpola yang
diterapkandalampercakapansehari-hari,
dimanasiswakitacenderungmenggunakanbahasadaerahmaupunbahasa
Indonesia untukkeperluanberkomunikasisehari-hari(Rahmawan & Dwipa,
2019).
Metodenumerikadalahteknik yang
digunakanuntukmemformulasikanmasalahmatematissehinggadapatdipecahka
ndenganoperasiperhitungan/ aritmatika biasa (tambah, kurang, kali dan
bagi).Metode adalah cara sedangkan numerik adalah angka sehingga, secara
harafiah metode numerik berarti cara berhitung dengan menggunakan angka-
angka. Perhitungan ini melibatkan sejumlah besar operasi-operasi hitungan
yang berulang-ulang. Selainitu,
Metodenumerikdidefinisakansebagaiteknikpenyelesaianpermasalahan yang
diformulasikansecaramatematisdengancaraoperasihitungan.
Dalammetodenumerikinidilakukanoperasihitungandalamjumlah yang banyak
dan prosesnyaberulang.
Sehinggadalamprakteknyaperlubantuankomputeruntukmenyelesaikanhitunga
ntersebut(Subakti, 2006).
Dalam pengertian matematika dasar, interpolasi adalah perkiraan suatu
nilai tengah dari satu set nilai yang diketahui. Dalam kehidupan sehari-hari,
interpolasi dapat digunakan untuk memperkirakan suatu fungsi di mana
fungsi tersebut tidak terdaftar dengan suatu formula, tetapi didefinisikan
hanya dengan data-data atau tabel yang tersedia.
1
Ada berbagai macam interpolasi berdasarkan fungsinya, di antaranya
adalah interpolasi linier, interpolasi kuadrat, dan interpolasi polinomial.
Dengan berbagai macam metode antara lain metode Newton dan metode
Lagrange, namun disini kita akan membahas dengan metode
Newton.Berdasarkan dua macam tabel selisih tersebut, maka ada dua macam
Polinom Newton-Gregory, yaitu polinom Newton-Gregory Maju dan
Polinom Newton-Gregory Mundur atau dapat disebut Polinom Newton Maju
dan Polinom Newton Mundur
B. Rumusan Masalah
1. BagaimanaPolinomInterpolasi Beda Maju ?
2. BagaimanaPolinomInterpolasi Beda Pusat ?
3. BagaimanaPolinomInterpolasi Beda Mundur ?
2
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. DapatmengetahuiPolinomInterpolasi Beda Maju
2. DapatmengetahuiPolinom Beda Pusat
3. DapatmengetahuiPolinom Beda Mundur
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Numerik
Metode numerik adalah teknik untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang diformulasikan secara matematis dengan menggunakan
operasi hitungan (arithmatic) yaitu operasi tambah, kurang, kali, dan bagi.
Terdapat banyak jenis metode numerik, namun pada dasarnya, masing -
masing metode tersebut memiliki karakteristik umum, yaitu selalu mencakup
sejumlah kalkulasi aritmetika.Solusi dari metode numerik selalu berbentuk
angka dan menghasilkan solusi hampiran. Hampiran, pendekatan, atau
aproksimasi (approximation) didefinisikan sebagai nilai yang mendekati
solusi sebenarnya atau sejati (exact solution). Sedangkan galat atau kesalahan
(error) didefinisikan sebagai selisih nilai sejati dengan nilai hampiran.
Metodenumerikdapatmenyelesaikanpermasalahanmatematis yang
seringnonlinier yang
sulitdiselesaikandenganmetodeanalitik.Metodeanalitikdisebut juga
metodesejatikarenamemberisolusisejati(exact solution) atausolusi yang
sesungguhnya, yaitusolusi yang memilikigalat(error) samadengan
nol.Jikaterdapatpenyelesaiansecaraanalitik, mungkin proses
penyelesaiannyasangatrumit, sehinggatidakeffisien. Contohnya:
menentukanakar-akar polynomial. Jadi,
jikasuatupersoalansudahsangatsulitatautidakmungkindigunakandenganmetode
analitikmakakitadapatmenggunakanmetodenumeriksebagaialternatifpenyelesa
ianpersoalantersebut.
Metode numerik ini disajikan dalam bentuk algoritma-algoritma yang
dapat dihitung secara cepat dan mudah. Pendekatan yang digunakan dalam
metode numerik merupakan pendekatan analisis matematis, dengan tambahan
grafis dan teknik perhitungan yang mudah. Algoritma pada metode numerik
adalah algoritma pendekatan maka dalam algoritma tersebut akan muncul
istilah iterasi yaitu pengulangan proses perhitungan. Dengan metode
4
pendekatan, tentunya setiap nilai hasil perhitungan akan mempunyai
nilaierror (nilai kesalahan). Ada
beberapaalasanmengapamempelajarimetodenumerik(Sutarno & Rachmatin,
2014), yaitu:
1. Metodenumerikmerupakanalatuntukmemecahkanmasalahmatematika
yang sangathandal. Banyak permasalahanteknik yang
mustahildapatdiselesaikansecaraanalitik, karenakitaseringdihadapkan
pada sistem-sistempersamaan yang besar, tidak linear dan cakupan yang
kompleks, dapatdiselesaikandenganmetodenumerik.
2. Program paketnumerik, misalnya MATLAB MAPLE, dan sebagainya
yang digunakanuntukmenyelesaikanmasalahmatematikadenganmetode
numeric dibuat oleh orang yang mempunyaidasar-
dasarteorimetodenumerik.
3. Banyak masalahmatematika yang tidakdapatdiselesaikandenganmemakai
program paketatautidaktercakupdalam program paket. Oleh
karenaitukitaperlubelajarmetodenumerikuntukdapatmembuat program
paket (software) untukmasalahsendiri.
4. Metodenumerikmerupakansuatusarana yang
efisienuntukmempelajaripenggunaankomputer.
Belajarpemrogramansecaraefektifadalahmenulis program computer.
Metode numeric mengandungbagian yang dirancanguntukditerapkan
pada computer, misalnyamembuatalgoritma.
5. Metode numeric
merupakansuatusaranauntuklebihmemahamimatematika. Karena
fungsimetode numeric adalahmenyederhanakanmatematika yang
lebihtinggidenganoperasi-operasihitungandasar
Penggunaan metode numerik biasanya digunakan untuk
solusimasalahteknis(“Numerical Methods and Algorithms,” 2005) dan
menyelesaikan persoalan matematis yang penyelesaiannya sulit didapatkan
dengan menggunakan metode analitik, yaitu:
1. Menyelesaikan persamaan non linear
5
2. Menyelesaikan persamaan simultan
3. Menyelesaikan differensial dan integral
4. Menyelesaikan persamaan differensial
5. Interpolasi dan Regresi
6. Masalah multivariabel untuk menentukan nilai optimal yang tak bersyarat
Keuntungan penggunaan Metode Numerik:
1. Solusi persoalan selalu dapat diperoleh
2. Dengan bantuan komputer, perhitungan menjadi cepat dan hasilnya dapat
dibuat sedekat mungkin dengan nilai sesungguhnya
Kekurangan penggunaan Metode Numerik:
1. Nilai yang diperoleh adalah hampiran(pendekatan)
2. Tanpa bantuan alat hitung (komputer), perhitungan umumnya lama dan
berulang-ulang.
B. AngkaSignifikan/Bena
1. PengertianAngkaBena
Angkabena (significant figure)
atauangkaberarartitelahdikembangkansecara formal
untukmenandakankeandalansuatunilainumerik.Angkabenamerupakanjuml
ahangka yang digunakansebagaibatas minimal
tingkatkeyakinan.Angkabenaterdiridariangkapasti dan
angkataksiran.Letakangkataksiranberada di akhirangkabena.
Contoh:
Bilangan 45.389; angka 9 adalahangkataksiran
Bilangan 4, 785; angka 5 adalahangkataksiran
2. Aturan-aturantentangAngkaBena
a. Angkabenaadalahsetiapangka yang bukannol pada suatubilangan
Contoh:
Bilangan 4678; terdiridari 4 angkabena
Bilangan 987, 654; terdiridari 6 angkabena
Bilangan 4550679; terdiridari 7 angkabena
6
b. Angkabenaadalahsetiapangkanol yang terletak di antaraangka-
angkabukan nol.
Contoh:
Bilangan 2001; terdiridari 4 angkabena
Bilangan 201003 terdiridari 6 angkabena
Bilangan 2001, 400009 terdiridari 10 angkabena
c. Angkabenaadalahangkanol yang terletak di belakangangkabukannol
yang terakhir dan dibelakangtandadesimal.
Contoh:
Bilangan 23, 3000; terdiridari 6 angkabena
Bilangan 3, 10000000 terdiridari 9 angkabena
Bilangan 345, 60000000 terdiridari 11 angkabena
d. Dari aturan b dan c
dapatdiberikancontohangkabenaadalahsebagaiberikut:
Bilangan 34, 060000; terdiridari 8 angkabena
Bilangan 0, 00000000000000566; terdiridari 3 angkabena
Bilangan 0, 600; terdiridari 3 angkabena
Bilangan 0, 060000; terdiridari 5 angkabena
Bilangan 0, 000000000000005660; terdiridari 4 angkabena
e. Angkanol yang terletak di belakangangkabukannolterakhir dan
tanpatandadesimalbukanmerupakanangkabena.
Contoh:
Bilangan 34000; terdiridari 2 angkabena
Bilangan 1230000; terdiridari 3 angkabena
f. Angkanol yang terletak di depanangkabukannol yang
pertamabukanmerupakanangkabena.
Contoh:
Bilangan 0, 0000023; terdiridari 2 angkabena
Bilangan 0, 000000000002424; terdiridari 4 angkabena
Bilangan 0, 12456; terdiridari 5 angkabena
7
g. Semuaangkanol yang terletak di belakangangkabukannol yang
terakhir, dan terletak di depantandadeimalmerupakanangkabena.
Contoh:
Bilangan 340, 67; terdiridari 5 angkabena
Bilangan 123000, 6; terdiridari 7 angkabena
h. Untukmenunjukkanjumlahangkabena, kitadapatmemberitanda pada
angka yang merupakanbatasangkabenadengangarisbawah, garisatas,
ataucetaktebal
Contoh:
56778adalahbilangan yang memiliki 5 angkasignifikan
Penulisanangkabenadalamnotasiilmiahmengikutiaturanbentukumu
mnotasiilmiahyaitu a 10 n dengan a adalahbilanganriil yang memenuhi
1 a 10 dan n adalahbilanganbulat.
Contoh:
8
Jikabilangan 567864 akandibulatkanmenjadi 4 angkabena,
makaditulismenjadi 5679
Jikabilangan 145,89 akandibulatkanmenjadi 4 angkabena,
makaditulismenjadi 145,9
Jikabilangan 123,76 akandibulatkanmenjadi 3 angkabena,
makaditulismenjadi 124
b. Jika digit pertamadaribukanangkabenalebihkecildari 5,
makabuangbukanangkabena
Contoh:
Jikabilangan 123,74 akandibulatkanmenjadi 4 angkabena,
makaditulismenjadi 123,7
Jikabilangan 13416 akandibulatkanmenjadi 3 angkabena,
makaditulismenjadi 134
c. Jika digit pertamadaribilanganbukanangkabenasamadengan 5, maka:
1) Jika digit terakhir dari angka signifikan ganjil, maka digit terakhir
angka signifikan ditambah 1. Selanjutnya buang angka tidak
signifikan
Contoh:
Jikabilangan 13,356 akandibulatkanmenjadi 3 angkabena,
makaditulismenjadi 13,4
2) Jika digit terakhir dari angka signifikan genap, maka buang angka
tidak signifikan
Contoh:
Jikabilangan 13,456 akandibulatkanmenjadi 3 angkabena,
makaditulismenjadi 13,4
4. Aturan-aturan pada OperasiAritmetikaAngkaBena
a. Hasil penjumlahan atau pengurangan hanya boleh mempunyai angka
dibelakangkoma sebanyak angka di belakang koma yang paling sedikit
pada bilanganbilanganyang dilakukan operasi penjumlahan atau
pengurangan.
Contoh
9
0,4567 + 4,677 = 5,1337 (dibulatkan menjadi 5, 134)
345,31 + 3,5= 348,81 (dibulatkan menjadi 348, 8)
b. Hasil
perkalianataupembagianhanyabolehmempunyaiangkabenasebanyakbil
angandenganangkabena paling sedikit.
Contoh:
6, 78 x 8, 9123 = 60, 425394 ditulismenjadi 60, 4
420 : 2, 1 = 200 ditulismenjadi 2, 0 x 102
46, 5 x 1,4 = 65, 1 ditulismenjadi 6, 5 x 101
5. ContohSoal
a. [(4,84 : 0, 40) x 2, 32] – [9, 12 x (4, 05 x 0, 212)]
b. [(3, 12 x 4, 87) + (0, 49 : 0, 7)]
c. 0, 00000121 : 1, 1
d. Hasil pengukuranpanjangtali yang diperoleh oleh siswa A adalah 0,
50300 m. Makabanyakangkapentinghasilpengukurantersebutadalah …
Penyelesaian
a. [(4,84 : 0, 40) x 2, 32] – [9, 12 x (4, 05 x 0, 212)]
= [12, 1 x 2, 32] – [9, 12 x 0, 8586]
Pembulatansesuaiaturanangkabena pada perkalian dan pembagian
= [12 x 2, 32] – [9, 12 x 0, 859]
= 27, 84 – 7, 83408
Pembulatansesuaiaturanangkabena pada perkalian
= 28 – 7, 83
= 20, 17
Pembulatansesuaiaturanangkabena pada pengurangan
= 20
b. [(3, 12 x 4, 87) + (0, 49 : 0, 7)]
= [15, 1944 + 0, 7]
Pembulatansesuaiaturanangkabena pada perkalian dan pembagian
= [15, 2 + 0, 7]
= 15, 9
10
c. 0, 00000121 : 1, 1
= 1, 1 x 10-6
d. Banyak angkapentingdaribilangan 0, 50300 adalah 5 angkapenting
C. Deret Taylor
1. PengertianDeret Taylor
Deret Taylor
merupakandasaruntukmenyelesaikanmasalahdalammetodenumerik,
terutamapenyelesaianpersamaandiferensial.
Teorema Taylor: Hanyaadasatuderetpangkatdalamx-cmemenuhiuntuk
f(x) sehingga:
f ( x) a0 a1 ( x c) a2 ( x c) 2 a3 ( x c) 3 ..... an ( x c) n ...
= a n ( x c)
n
n 0
11
f (c) a 0 ; f ' (c) 1! a1 ; f ' ' (c) 2 ! a 2 ; f ' ' ' (c) 3! a3 ;....
f ' (c ) f ' ' (c ) f ' ' ' (c ) f n (c )
f n (c) n ! a n ;....atau : a 0 f (c); a1 ; a2 ; a3 ;....; a n ;....
1! 2! 3! n!
Jikaharga-harga a0 , a1 , a2 , a3 ,...an ,... dimasukkanke (1) makadiperoleh:
2. ContohSoalDeret Taylor
a. Tentukanderettaylordari f ( z ) 1 di sekitar z = i!
1 z
Penyelesaian:
1 1
f ( z) , f (i )
1 z 1 i
1 1
f ' ( z) , f ' (i )
(1 z ) 2
(1 i ) 2
2 2
f ' ' ( z) , f ' ' (i )
(1 z ) 3
(1 i ) 3
6 6
f ' ' ' ( z) , f ' ' ' (i )
(1 z ) 4
(1 i ) 4
(1) n .n ! n (1) n .n !
f n ( z) , f (i )
(1 z ) n1 (1 i ) n1
1
Jadiderettaylordari f ( z ) di sekitar z = iadalah
1 z
1
f ( z)
1 z
(n)
f (i )
f (i ) ( z i) n
n 1 n!
1
(1) n
( z i) n
1 i n 1 (1 i ) n 1
(1) n
n 1
( z i) n
n 0 (1 i )
12
b. Tentukanderettaylordari f ( x) ln x di sekitar x = h!
Penyelesaian:
f ( x) ln x, f (h) ln h
1 1
f ' ( x ) , f ( h)
x h
1 1
f ' ' ( x) 2
, f ' ' ( h)
( x) ( h) 2
2 2
f ' ' ' ( x) 3
, f ' ' ' ( h)
( x) ( h) 3
(n 1)! (1) n 1 . (n 1)! (1) n 1 .
f n ( x) , f n
( h )
( x) n ( h) n
Catatan:
Seringdikatakanderettaylordaalambentuk x – c darisuatu f (x) adalahuraian
Taylor tentang f di sekitartitik c, sedangkanderet Mac. Laurin uraian
Maclaurin tentang f di sekitartitikasal (c = 0).
13
a. Deretkan f (c) e x di sekitar c = 0
Penyelesaian:
f (0) e0 1
f ( x) e x f ' (0) 1
f ' ' (0) 1
dan seterusnya berulang
1 2 1 3
Jadi e x 1 x x x ....
2! 3!
1
b. Deretkan f ( x) di sekitar 0!
1 x
Penyelesaian:
f (0) 1
1
f ' ( x) f ' (0) 1 1!
(1 x) 2
2
f ' ' ( x) f ' ' (0) 2 2 !
(1 x) 3
2. 3
f ' ' ' ( x) f ' ' ' (0) 6 3!
(1 x) 4
1
Jadi 1 x x 2 x 3 ....
1 x
14
E. Error/Galat
1. Pengertian Error/Galat
Error/Galat/kesalahanberasosiasidenganseberapadekatsolusihampir
anterhadapsolusisejatinya.
Semakinkecilgalatnyamakasemakintelitisolusinumerik yang didapatkan.
Galat= |Nilai sejati ( nilaisebenarnya ) –Nilai hampiran (aproksimasi)|
Ukuran galat kurang bermakna karena tidak menceritakan seberapa besar
galat itu dibandingkan dengan nilai sejatinya. Untuk mengatasi interpretasi
nilai galat tersebut , maka galat harus dinormalkan terhadap nilai sejatinya.
Gagasan ini melahirkan apa yang dinamakan galat relatif.
r R
a
dengan
r = error relatifsebenarnya
a = nilaisebenarnya
Contoh:
Misalkannilaisejati = 20/ 6 dan nilaihampiran = 3, 3333. Hitunglahgalat,
galatmutlak, galatrelatif, dan galatrelatifhampiran
Penyelesaian
20 20 3333 20.000 19.998 2
Galat = 3,333 0,000333...
6 6 1000 6000 6000
Galatmutlak = |0, 000333 …| = 0, 000333…
2
Galatrelatif = 6000 1 0,0001
20 10000
6
2
6000 1
Galatrelatifhampiran =
3,333 9999
2. Nilai Galat
Besarnyakesalahanatassuatunilaitaksirandapatdinyatakansecarakua
ntitatif dan kualitatif. Besarnyakesalahan yang
15
dinyatakansecarakuantitatifdisebutkesalahanabsolut. Besarnyakesalahan
yang dinyatakansecarakualitatifdisebutdengankesalahanrelatif.
Nilai
eksakdapatdiformulasikansebagaihubunganantaranilaiperkiraan dan
nilaikesalahansebagaiberikut:
v v'
Dimana:
v = nilaieksak
v’ = nilaiperkiraan
= nilaikesalahan/galat
Berikutadalahpenjelasandarikesalahanabsolut dan kesalahanrelatif.
a. Kesalahan Absolut
Kesalahanabsolutmenunjukkanbesarnyaperbedaanantaranilaiek
sakdengannilaiperkiraan: | v v ' |
Kesalahanabsoluttidakmenunjukkanbesarnyatingkatkesalahan,
tetapihanyasekedarmenunjukkanselisihperbedaanantaranilaieksakdeng
annilaiperkiraan.
b. KesalahanRelatif
Kesalahanrelatifmenunjukkanbesarnyatingkatkesalahanantaran
ilaiperkiraandengannilaieksaknya yang
dihitungdenganmembandingkankesalahanabsolutterhadapnilaieksakny
a (biasanyadinyatakandalam %)
a
r 100%
v
dengan:
v = nilaieksak
r = kesalahanrelatif
a = kesalahanabsolut
Semakinkecilkesalahanrelatifnya, makanilaiperkiraan yang
diperolehakansemakinbaik.
16
Contoh:
Pengukurankabellistrik40 meterdarisebuahtokoalat-alatelektronika.
Setelah diukurulang oleh pembeli A, kabeltersebutmemilikipanjang 39, 96
meter. Berapakesalahanabsolut dan kesalahanrelatifhasilpengukuran yang
dilakukan oleh sipembeli?
Penyelesaian
Diketahui: v = 40 meter
v’= 39, 96 meter
Ditanya: Berapabesarkesalahanabsolut dan kesalahanrelatif?
Jawab:
17
Pengertian galat pemotongan biasanya merujuk pada galat yang
disebabkan oleh penggantian ekspresi matematika yang rumit dengan
rumus yang lebih sederhana. Istilah ini berawal dari kebiasaan
mengganti suatu fungsi rumit dengan deret Taylor terpotong (hanya
diambil berhingga suku).
Contoh :
Deret Taylor tak berhingga :
Sin x
Dapat dipakai menghitung sinus sebarang sudut x dalam radian. Jelas
kita tidak dapat memakai semua suku dalam deret untuk perhitungan,
karena deretnya tak berhingga; kita berhenti sesudah sampai pada
sejumlah suku yang berhingga, misalnya x7 atau x9.
Suku-suku yang dihilangkan (jumlahnya tak berhingga) menghasilkan
suatu galat dalam hasil perhitungan. Galat ini disebut galat pemotongan
atau pemenggalan, yaitu yang disebabkan oleh pemotongan suatu
proses matematika yang tak berhingga.Kebanyakan prosedur yang
dipakai dalam perhitungan numerik adalah tak berhingga, sehingga
galat jenis ini pentinguntukdipelajari.
c. GalatPembulatan
Akibat pembulatan angka Terjadi pada komputer yg disediakan
beberapa angka tertentu misal; 5 angka:
Penjumlahan 9,26536 + 7,1625 = 16,42786
Ini terdiri 7 angka sehingga tidak dapat disimpan dalam komputer kita
dan akan dibulatkan menjadi 16,428
F. Metode Biseksi
1. PengertianMetodeBiseksi
Metode bagi dua (Bisection) disebut juga pemotongan biner
(binarychopping), metode pembagian dua (interval halving). Prinsip
metode bagi duaadalah mengurung akar fungsi pada interval [a,b].
Selanjutnya interval tersebut terus menerus dibagi dua hingga sekecil
18
mungkin, sehingga nilai hampiran yang dicari dapat ditentukan dengan
tingkat akurasi tertentu. Menentukan selang [a,b] sehingga f (a) . f (b) < 0.
Pada setiap kali lelaran, selang [a,b] kita bagi dua di x = c, sehingga
terdapat dua buah upaselang yang berukuran sama, yaitu [a,c] dan [c,b].
selang yang diambil untuk lelaran berikutnya adalah upaselang yang
memuat akat, tergantung pada apakah f (a) . f (c) < 0 atau f (c) . f (b) < 0.
Selang yang baru dibagi dua lagi dengan cara yang sama. Begitu
seterusnya sampai ukuran selang yang baru sudah sangat kecil. Kondisi
berhenti lelaran dapat dipilih salah satu dari tiga kriteria berikut:
1. Lebar selang baru b c , yang dalam hal ini
adalah nilaitoleransi lebar selang yang menurung akar
2. Nilai fungsi hampiran akar f(c)=0 beberapa bahasan
pemrograman membolehkan pembandingan dua buah
bilangan real, sehingga perbandinganf(c)=0
Cbaru Clama
3. Galat relative hampiran akar yang di dalam adalah
Cbaru
galat relatif hamparan yang diinginkan. Untuk menentukan
jumlah iterasi dalam mencari akar-akar yaitu
ln b a ln
r yang dalam hal ini r adalah jumlah lelaran (jumlah
ln(2)
pembagi selang) yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa c adalah
hampiran akar yang memiliki galat kurang dari .
2. Algoritma Metode Biseksi
Algoritma bisection adalah sebagai berikut:
1. Fungsi f(x) yang akan dicari akarnya
2. Taksir batas bawah (a) dan batas atas (b) dengan syarat f (a) . f (b) < 0
3. Tentukan toleransi
r ln b a ln
4. Iterasi maksimum r
ln(2)
5. Hitung f(a) dan f(b)
19
6. Jika f(a).f(b)>0 maka proses dihentikan karena tidak ada akar, bila
tidak dilanjutkan
ab
7. Hitung nilai hampiran akar dengan rumus, c
2
8. Hitung f(c)
9. Jika f (a). f (c) < 0, maka b= c. Lanjutkan ke langkah 4 Jika f (a). f (c)
> 0, maka a= c. Lanjutkan ke langkah 4 Jika f (a). f (c) = 0, maka akar
= c. Stop.
10. Lebar selang b–c. Jika b c maka proses dihentikan dan
didapatkan akarx =c dan bila tidak ulangi langkah 7.
20
Jika titik potong tersebut adalah tersebut adalah c, maka akar terletak
antara (a,c) atau (c, b).
Perhatikan kesebangunan antara Pcb dan PQR pada Gambar 1 ,
sehingga didapatkan persamaan berikut dapat digunakan:
Pb PR
bc RQ
Diketahui :
Tabel 1. Koordinat titik-titik pada Gambar 1
Koordinat Titik koordinat
A (a, 0)
B (b, 0)
C (c, 0)
P (b, f(b))
Q (a, f(a))
R (c, f(c))
Dari persamaan di atas diperoleh:
f (b) 0 f (b) f (a )
bc ba
Sehingga
f (b) b a
c b
f (b) f (a)
Persamaan di atas disebut sebagai persamaan rekursif dari metode
Regula Falsi.Nilai c merupakan nilai akar x yang dicari. Sehingga jika
dituliskan dalam bentuk yang lain, nilai akar x adalah sebagai berikut:
f (b) b a
x b
f (b) f (a)
Dengan kata lain titik pendekatan x adalah nilai rata- rata range
berdasarkan F(x).
Pada kondisi yang paling ekstrim |b – ar| tidak pernah lebih kecil dari
, sebab salah satu titik ujung selang, dalam hal ini b, selalu tetap untuk
21
iterasi r = 1,2,3,..... Titik ujung selang yang tidak berubah itu dinamakan
titik mandek (stagnan point). Pada titik mandek,
|br – ar| = |b – ar| , dimana r = 1,2,3,...
Yang dapat mengakibatkan program mengalami looping. Untyk
mengatasi hal ini, kondisi berhenti pada algoritma Regula-Falsi harus
ditambah dengan memeriksa apakah nilai f(x) sudah sangat kecil hingga
mendekati nol.
2. Algoritma Metode Regula Falsi
Algoritma Metode Regula Falsi secara singkat dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Definisikan fungsi f(x)
b. Tentukan batas bawah (a) dan batas atas (b)
c. Tentukan toleransi error ( ) dan iterasi maksimum (n)
d. Tentukan nilai fungsi f(a) dan f(b)
e. Untuk iterasi I = 1 s/d n
f (b) b a
x b
f (b) f (a)
Hitung nilai f(x)
Hitung error = | f(x)|
Jika f (a). f ( x) 0 maka a = c jika tidak b = c
22
singgung dengan sumbu x yaitu Xi+1, akan menjadi nilai x yang baru,
dengan cara dilakukan berulang-ulang (iterasi).
kesalahan
I. Metode Secant
1. Pengertian Metode Secant
Metode secant merupakan salah satu metode terbuka untuk
menentukan solusi akar dari persamaan non linear. Metode secant
melakukan pendekatan terhadap kurva f(x) dengan garis secant yang
23
ditentukan oleh dua titik. Kemudian nilai akar selanjutnya adalah titik
potong antara garis secant dengan sumbu x. Metode Secant merupakan
modifikasi darimetode Newton-Raphson, yaitu denganmengganti fungsi
turunan yang digunakan padametode Newton-Raphson menjadi bentuk
lainyang ekuivalen. Metode ini dimulai denganhampiran awal 𝑥𝑖−1 dan
𝑥𝑖 untuk solusi 𝑥 .
2. Algoritma Metode Secant
Algortima pada metode Secant yaitu:
a. Definisikan fungsi f(x)
b. Definisikan toleransi eror (εs)
c. Taksir batas atas xidan batas bawah xi-1.
d. Tentukan f(xi) dan f(xi-1). Jika f(xi) = f(xi-1) maka iterasi tidak
dilanjutkan, tetapi jika f(xi) = f(xi-1) maka iterasi dilanjutkan.
e. Lakukan iterasi dengan menghitung nilai taksiran akar selanjutnya
dengan:
f ( xi )( xi xi 1 )
xi 1 xi
f ( x i ) f ( xi 1 )
f. Iterasi berhenti jika εrh ≤ εs, dengan:
xi1 xi
rh
xi1
a.
24
BAB III
PEMBAHASAN
A. TeoriInterpolasi
Jikakitamempinyaisatu set data: (𝑥0 , 𝑦0 ), (𝑥1 , 𝑦1 ), …
,(𝑥𝑛 , 𝑦𝑛 )makadalambabiniakandijelaskanbagaimanaharusmencari polynomial
yang melalui data di atas(Luknanto, 2001).
Jika polynomial iniditulissebagai:
𝑃(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑘 + ⋯ + 𝑎0 𝑥 𝑛
Makajika data diatasdisubstitusikanakandidapat(𝑛 + 1) persamaan dengan
(𝑛 + 1) variable tidakdiketahuinyayaitu:
𝑎0 + 𝑎1 𝑥0 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥𝑜 𝑛 = 𝑦0
⋮ ⋮
𝑎0 + 𝑎1 𝑥𝑛 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥𝑛 𝑛 = 𝑦𝑛
Persamaandiatasjikadiselesaikanakanmenghasilkan𝑎0 , ⋯ , 𝑎𝑛 sehingga
polynomial 𝑝(𝑥)dapatdicari.
B. Polinom Interpolasi Beda Maju
1. Beda Maju/Beda Muka/SelisihMuka (Forward Difference)
Apabila diketahui sekelompok data misalnya yaitu(𝑥0 , 𝑦0 ), (𝑥1 , 𝑦1 ),
(𝑥2 , 𝑦2 ), … ,(𝑥𝑛 , 𝑦𝑛 ), maka bedadari y adalah(𝑦1 − 𝑦0 ), (𝑦2 − 𝑦1 ),
(𝑦2 − 𝑦2 ), … , (𝑦𝑛 − 𝑦𝑛−1 ). Namun apabila selisih tersebut akan
dinyatakan dengan ∆𝑦0 , ∆𝑦1, … ,∆𝑦𝑛−1, maka dapat di rumuskan
dengan:
∆𝑦0 = 𝑦1 − 𝑦0 , ∆𝑦1= 𝑦2 − 𝑦1, … , ∆𝑦𝑛−1= 𝑦𝑛 − 𝑦𝑛−1
Dimana∆ disebut dengan operator beda maju dan ∆𝑦0 , ∆𝑦1 , …
,∆𝑦𝑛−1 disebut dengan selisih muka pertama. Sedangkan beda maju
kedua adalah selisih dari beda maju pertama. Selisih dari beda maju
kedua dapat ditulis dengan ∆2 𝑦0 , ∆2 𝑦1, … ,∆2 𝑦𝑛−1 . Untuk beda maju
ketiga, keempat, dan seterusnya didapatkan dengan langkah yang sama.
Menurut Dewi Rachmawati dan Heri Sutarno (2008:12) secara
umum beda maju dapat dinotasikan dengan:
25
∆𝑓0 = 𝑓1 − 𝑓0 ; ∆𝑓1 = 𝑓2 − 𝑓1 hingga seterusnya. Beda maju tersebut
dapat disebut beda maju pertama. Secara umum rumus beda maju dapat
ditulis:
∆𝑓𝑚 = 𝑓𝑚+1 − 𝑓𝑚
∆f0 = f1 – f0
∆f1 = f2 – f1
…
∆f3 = f4 – f3
Notasi: ∆fp = fp+1 – fp
26
∆2f1 = ∆f2 – ∆f
∆2f2 = ∆f3 – ∆f2
Notasi: ∆2fp = ∆fp+1 – ∆fp
Bentuk umum:
∆n+1fp = ∆nfp+1 – ∆nfp n = 0, 1, 2, …
Sedangkan menurut Djoko Luknanto (2001:18) beda maju dapat
dinotasikan dengan:
∆𝑓(𝑥𝑖) = 𝑓(𝑥𝑖+1) − 𝑓(𝑥𝑖) dengan xi= x0 + ih, i= 0,1,2,3,…
Untuk r≥0,
Secara umum rumus dari beda maju dapat dituliskan dengan
:∆𝑟+1 𝑓(𝑧) = ∆𝑟 𝑓(𝑧+ℎ) − ∆𝑟 𝑓(𝑧)
Dengan ∆𝑟 𝑓(𝑧) disebut dengan “beda maju orde r” dan ∆ disebut
dengan “operator beda maju”.
Contoh:
∆0 𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑥)
∆𝑓(𝑥) = ∆0 𝑓(𝑧+ℎ) − ∆0 𝑓(𝑧)
= 𝑓(𝑥+ℎ) − 𝑓(𝑥)
∆2 𝑓(𝑥) = ∆𝑓(𝑥+ℎ) − ∆𝑓(𝑥)
𝑠(𝑠−1) 𝑠(𝑠−1)…(𝑠−𝑛+1)
=𝑓0 + 𝑠. ∆𝑓0 + 2!
∆2 𝑓0 + ⋯ + 𝑛!
∆𝑛 𝑓0
27
𝑥−𝑥𝑜
dengan x = x0 + rh ,s = , 0≤s≤n.
ℎ
Rumustersebutdidapatkandaripembuktianberikut:
f x1 f x0
f x1 , x 2
x1 x0
f x 0
h
f
0
1!h
f x 2 , x1 f x1 , x0
f x1 , x 2 , x0
x 2 x0
f x 2 f x1 f x1 f x0
x 2 x1 x1
x 2 x0
f1 f 0
h
2h
f
2
2 0
f0
2 f 0
2!h 2
Bentuk Umum:
n f x0 n f 0
f xn ,..., x1 , x0
n!h n n!h n
Dengandemikianpolinom Newton untuk data
berjaraksamadapatditulissebagai:
p n x f x0 x x0 f x1 , x 2 x x0 x x1 f x 2 , x1 , x0 ...
x x0 x x1 ...x xn1 f xn , xn1 ,..., x1 , x0
f 0 2 f 0
f 0 x x0 x x0 x x1 ... x x0 x x1
1!h 2!h 2
n f 0
...x x n 1
n!h n
28
Persamaaninidinamakanpolinom Newton-Gregory maju. Persamaan di
atasdapat juga ditulissebagairelasirekursif:
n f 0
p n ( x) p n 1 ( x) x x0 x x1 ...x xn 1
n!h n
Jikatitik-titikberjaraksamadinyatakansebagai:
xi x0 ih , i 0,1, 2, ...., n
dan nilaix yang diinterpolasikanadalah
x x0 sh ,sR
Makapersamaanpolinom Newton-Gregory majudapat juga
ditulisdalam parameter sebagai
sh ss 1h 2 2 ss 1s 2...s n 1h n n
p n ( x) f 0 f 0 f 0 ... f0
1!h 2!h 2 n!h n
yang menghasilkan
s ss 1 2 ss 1s 2...s n 1 n
p n ( x) f 0 f 0 f 0 ... f0
1! 2! n!
Ataudalambentukrelasirekursif,
ss 1s 2...s n 1 n
i) Rekurens: p n ( x) p n 1 ( x) f0
n!
ii) Basis: p0 ( x) f ( x0 )
Seringkalipersamaandalam parameter sdinyatakandalambentuk
binomial:
𝑛
𝑠 𝑟
𝑃𝑛 (𝑥) = ∑ ( ) ∆ 𝑓(𝑥)
𝑟
𝑟=0
yang dalamhalini,
𝑠 𝑠 𝑠(𝑠−1)…(𝑠−𝑛+1)
( ) = 1, ( )=
𝑟 𝑟
Untuk s > 0, s 𝜖 bilangan bulat.
𝑛!
29
p0 ( x ) f 0
s s
p1 ( x) p0 ( x) f 0 f 0 f 0
1! 1!
ss 1 2
p2 ( x) p1 ( x) f0
2!
s ss 1 2
f 0 f 0 f0
1! 2!
ss 1s 2 3
p3 ( x) p 2 ( x) f0
2!
s ss 1 2 ss 1s 2 3
f 0 f 0 f0 f0
1! 2! 2!
𝑓 (𝑛+1) (𝑥𝑡)
𝜀(𝑥)= (𝑥 − 𝑥0 )(𝑥 − 𝑥1 ) … (𝑥 − 𝑥𝑛 ) (𝑛+1)!
30
s ss 1 2 ss 1s 2 3
7. Cari p n ( x) f 0 f 0 f0 f 0 ...
1! 2! 2!
ss 1s 2...s n 1 n
f0
n!
1.386294−0
𝑓 [𝑥1 , 𝑥0 ] = = 0.462
4−1
1.609438−1.791759
𝑓 [𝑥3 , 𝑥2 ] = = 0.182
5−6
0.203−0.462
𝑓 [𝑥2 , 𝑥1 , 𝑥0 ] = = -0.052
6−1
0.182−0.203
𝑓 [𝑥3 , 𝑥2 , 𝑥1 ] = = -0.020
5−4
−0.020−(−0.052)
𝑓 [𝑥3 , 𝑥2 , 𝑥1 , 𝑥0 ] = = 0.008
5−1
𝑝3 (𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 (𝑥 − 𝑥0 ) + 𝑎2 (𝑥 − 𝑥0 )(𝑥 − 𝑥1 )
+ 𝑎3 (𝑥 − 𝑥0 )(𝑥 − 𝑥1 )(𝑥 − 𝑥2 )
𝑝3 (𝑥) = 0 + 0.0465(𝑥 − 1) − 0.053(𝑥 − 1)(𝑥 − 4)
+ 0.008(𝑥 − 1)(𝑥 − 4)(𝑥 − 6)
𝑝3 (2)= 0.629
31
2. Diketahui: f ( x) sin( x) di dalam selang [0.1, 1.7] dan h 0.4 Hitung
f(0.8) dengan polinom Newton-Gregory maju derajat 2.
Penyelesaian:
a. f ( x) sin( x)
b. Selang f(x) = [0.1, 1.7]
c. h = 0.4
d. n = 2
e. Membuat tabel selisih maju
32
Tabel selisih maju:
x f ( x) f 2 f 3 f
0.1 0.09983 0.37960 -0.07570 -0.04797
0.5 0.47943 0.30390 -0.12367 -0.02846
0.9 0.78333 0.18023 -0.152134
1.3 0.96356 0.02810
1.7 0.99166
x x0 0.8 0.1
f. s 1.75
h 0.4
sf 0 s ( s 1) 2 f 0
p2 (0.8) f 0
g. 1! 2!
(1.75)(0.75)
0.09983 (1.75)0.37960 (0.07570) 0.71445
2
33
Sama dengan beda maju dan beda mundur, harga beda pusat (selisih
tengah) akan memiliki harga yang sama.sebagai contoh untuk menentukan
harga ẟ𝑦1 , harganya sama dengan ∆𝑦0 𝑑𝑎𝑛∇𝑦0 . Begitu juga untuk selisih
2
yang lainnya.
Contoh soal:
Jawab :
0 1 -0,154 0,006
0,1 0,521 -0,148 0,006
0,2 -0,112 -0,781 -0,142 0,006
0,3 -0,893 -0,923 -0,136
0,4 -1,816 -1,059
0,5 -2,875
Berdasarkan tabel berikut maka diperoleh bahwa
Perhatikan bahwa
′ (𝑥)
ℎ2 ′′
𝑓(𝑥 + ℎ) = 𝑓(𝑥) + ℎ𝑓 + 𝑓 (𝑥) + 𝜕(ℎ3 ),
2!
′ (𝑥)
ℎ2 ′′
𝑓(𝑥 − ℎ) = 𝑓(𝑥) − ℎ𝑓 + 𝑓 (𝑥) + 𝜕(ℎ3 )
2!
34
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥 − ℎ)
𝑓 ′ (𝑥) = + 𝜕(ℎ2 )
2ℎ
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥 − ℎ)
𝑓′(𝑥) ≈
2ℎ
Dengan galat 𝜕(ℎ2 ). Dalam notasi partisi, ekspresi di atas dapat ditulis
𝑓𝑖+1 − 𝑓𝑖−1
𝑓𝑖′ ≈
2ℎ
𝑥−2 𝑓−2
𝑥−1 𝑓−1 ∇𝑓−1
𝑥0 𝑓0 ∇𝑓0 ∇2 𝑓0
𝑥1 𝑓1 ∇𝑓1 ∇2 𝑓1 ∇3 𝑓1
𝑥2 𝑓2 ∇𝑓2 ∇2 𝑓2 ∇3 𝑓2
35
𝛿 𝑛 𝑓𝑚 = ∆𝑛 𝑓𝑚−𝑛 = ∆𝑛 𝑓𝑚+𝑛
2 2
𝑟(𝑟−1)(𝑟−2)…(𝑟−𝑠+1)
(𝑟𝑠) = Adalah koefisien-koefisien binomial dari 𝑝𝑛 (𝑋)
𝑠!
Contoh Soal:
1
Nilai dan beda dari f(x) = 𝑥, x = 1 (0.2) 2, 4D
36
1.8 0.5556 -694 199 -98 82
2.0 0.5000 -556 138 -61 37
= ∇𝑓0
Contoh :
Memakai nilai-nilai dari tabel berikut :
𝑥𝑖 𝑓(𝑥𝑖) 𝛿 2 𝑓𝑖
1.2 3.3201 333
1.3 3.6693 367
= 3.4598-0.0021-0.0021
= 3.4598
37
BAB IV
STUDI KASUS
38
Prediksi Polinom Gregory Maju diselesaikan menggunakan persamaan
berikut:
s s( s 1) 2 s ( s 1)( s 2) 3
P4 ( x) f 0 f 0 f0 f 0 , dimana f 0 , 2 f 0 , 3 f 0
1! 2! 3!
ditentukan melalui tabel beda terbagi Newton Gregory Maju dengan
menggunakan dara sensus penduduk Sulawesi Tengah dengan jarak sensus 10
tahun. Pada penelitian ini digunakan Pesamaan Galat Relatif untuk mengetahui
seberapa besar error yang dihasilkan dengan mensubtitusikan hasil prediksi dari
metode yaitu nilai sejati serta nilai hampiran. Berikut data prediksi dari metode
Polinom Newton Gregory Maju:
Tahun Prediksi Galat Relatif Tahun Prediksi Galat Relatif
Banyaknya Polinom Banyaknya Polinom Newton
Penduduk Newton Penduduk Gregory Maju
(Jiwa) Gregory (Jiwa)
Maju
1981 1328485 0,01014455 1996 2269804 0,004465699
1982 1368202 0,016672416 1997 2316503 0,005972059
1983 1498737 0,023405893 1998 2363000 0,007694581
1984 1450043 0,030331015 1999 2409246 0,009731615
1985 1492070 0,037249968 2001 1756662 0,001568844
1986 1534770 0,043637836 2002 1802378 0,002730135
1987 1578095 0,050198616 2003 1848427 0,003483706
1988 1621995 0,056979651 2004 1894760 0,003830102
1989 1666422 0,064018198 2005 1941327 0,003770944
1991 1988082 0,000249274 2006 2455192 0,003558163
1992 2034974 0,001174214 2007 2500791 0,003027382
1993 2081956 0,001174214 2008 2545992 0,00209709
1994 2128978 0,00212766 2009 2590747 0,000770642
1995 2222951 0,003169705 Total
R 0,392737492
39
BAB V
KESIMPULAN
Metodenumerikadalahteknik yang
digunakanuntukmemformulasikanmasalahmatematissehinggadapatdipecahkanden
ganoperasiperhitungan/ aritmatika biasa (tambah, kurang, kali dan bagi). Metode
adalah cara sedangkan numerik adalah angka sehingga, secara harafiah metode
numerik berarti cara berhitung dengan menggunakan angka-angka. Perhitungan
ini melibatkan sejumlah besar operasi-operasi hitungan yang berulang-ulang.
Untuk mencari nilai diantara beberapa titik data yang telah diketahui gunakan
interpolasi. Interpolasi adalah metode untuk mencari nilai diantara data-data yang
telah diketahui .Dalam kehidupan sehari-hari, interpolasi dapat digunakan untuk
memperkirakan suatu fungsi di mana fungsi tersebut tidak terdaftar dengan suatu
formula, tetapi didefinisikan hanya dengan data-data atau tabel yang tersedia.
Salah satunya menggunakan Interpolasi Newton Maju.
40
DAFTAR PUSTAKA
41