Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PEMODELAN MATEMATIKA

“PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP KECANDUAN


MEROKOK ”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemodelan Matematika

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Prof. Dr. Syafruddin Side, M.Si.


Muh. Isbar Pratama, S.Si , M.Si.

Oleh:

KELOMPOK 8

RARA NUR FADYA ( 17110420012)

IHSAN HIDAYAT IBRAHIM (1811040014)

AUDRI VITA RAHAYU (1811041020)

JASTRIANI (1811042028)

PENDIDIKAN MATEMATIKA A2
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
ridho-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pemodelan Matematika
kami. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah kepada Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya mudah-mudahan kita
mendapat naungan safaat di Yaumil Mahsyar kelak.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan yang


berjudul“PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP KECANDUAN MEROKOK ”
ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dansaran yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan laporan
ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam proses penyusunan laporan ini. Semoga laporan
ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah wawasan mengenai
materi yang kami paparkan.

Enrekang, 06 November 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
1.2 rumusan masalah

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Model

a. Asumsi
b. Model

2.2 Analisis Model

1. Titik Kesetimbangan Bebas Ketergantungan Pada Model Seir Pada


Kecanduan Merokok.
2. Titik Kesetimbangan Endemik Ketergantungan Pada Model Seir Pada
Pecandu Rokok.
3. Analisis Kestabilan Pada Titik Kesetimbangan Model Seir Pada Pecandu
Rokok.

2.3 Simulasi Numerik

2.4 Grafik Model

BAB 3 PENUTUP
3.1 kesimpulan
3.2 kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Bukti-bukti


dari penelitian 10 tahun terakhir menunjukan bahwa lebih dari 50% perokok
meninggal karena kecanduan. Menjelang tahun 2030 terdapat 8 juta orang di dunia
akan meninggal setiap tahun kerena rokok. Bahkan, selama abad 21 ini, diperkirakan
1 milyar jiwa orang akan melayang kerena rokok . Rokok juga dapat menstimulasi
kanker dan berbagai penyakit yang lain seperti penyempitan pembuluh darah, tekanan
darah tinggi, jantung, paru-paru, dan bronchitis kronis. Bagi ibu hamil, rokok dapat
menyebabkan kelahiran prematur, berat badan bayi rendah, mortalitas prenatal,
kemungkinan lahir dalam keadaan cacat, dan mengalami gangguan dalam
perkembangan. Hal ini dikarenakan rokok mengandung kurang lebih 4000 senyawa
kimia, dan setidaknya 200 diantaranya beracun dan dinyatakan berbahaya bagi
kesehatan, sementara 43 bahan kimia lainnya dapat memicu kanker.

Anak-anak di Indonesia sudah ada yang mulai merokok pada usia 9 tahun. Usia
pertama kali merokok pada umumya berkisar antara 11-13 tahun dan mereka pada
umumnya merokok sebelum usia 18 tahu. Data WHO juga semakin mempertegas
bahwa seluruh jumlah perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah kaum remaja.

Ada banyak alasan atau faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku merokok, l.


Secara biologis, nikotin yang terkandung dalam rokok tersebut akan menekan
kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu
membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mencapai tingkat kepuasan
dan ketergantungan seseorang pada rokok secara biologis. Secara umum menurut
Kurt Lewin, perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu.
Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri, juga
disebabkan faktor lingkungan sosial.

Rokok memiliki berbagai racun dari bahan kimia yang dikandungnya. Bahaya
merokok bagi kesehatan yang paling utama datang dari racun karsinogen (penyebab
kanker) dan karbon monoksida pada asap rokok. Kedua zat tersebut akan terhirup

4
saluran pernapasan, yang pada akhirnya dapat memicu kerusakan organ dan
menurunnya fungsi dari organ sistem jantung, pembuluh darah, dan pernapasan.
Akibatnya, tubuh akan lebih sulit melawan bibit penyakit yang berada lingkungan
sekitar karena harus mengatasi kerusakan organ dan melawan racun dari paparan asap
rokok.

Mengutip data survei Perilaku Merokok di Kalangan Remaja yang dikeluarkan


Kementerian Kesehatan pada 2019 tercatat total anak yang terpapar asap rokok baik
sebagai perokok aktif dan pasif anak mencapai 57,8 persen. Secara lebih rinci, Data
Survei Perilaku Merokok di kalangan remaja oleh Kementerian Kesehatan tahun lalu
bahwa 19,2 persen pelajar merokok ada 35,6 persen yang laki-laki dan 3,5 persen
pelajar perempuan. Selain itu, kini ada 1 persen pelajar mulai mengonsumsi vape,
produk tembakau yang baru diperkenalkan. Alhasil jika ditambah jumlah perokok
pasif maka ada 57,8 persen pelajar terpapar asap rokok di rumah.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Model
a. Asumsi
a) Populasi yang diambil adalah remaja perokok. Batasan usia remaja yang
umum digunakan antara 12 - 20 tahun.
b) Remaja yang belum pernah (berpotensi) mencoba rokok .
c) Perokok yang dilakukan secara coba – coba adalah remaja yang hanya
karena ingin mencoba.
d) Perokok ketergantungan adalah remaja yang bukan hanya karena ingin
mencoba, namun merokok karena merasakan bahwa rokok merupakan
kebutuhan pokok yang harus ada, beberapa macam motif ketergantungan
misalnya merokok lebih dari 1 bungkus perhari , membeli rokok dalam
jumlah yang banyak, mempengaruhi opini publik agar merokok.
e) Pengguna berhenti merokok adalah remaja yang tidak meroko karena
tidak memiliki uang untuk membeli rokok.
f) Remaja menjadi perokok apabila melihat atau mendengar rekomendasi
dari temannya.
g) Remaja yang perokok kembali karena telah memiliki uang untuk membeli
rokok.
h) Remaja yang meninggal dan remaja tidak lagi (tidak merokok lagi).
1. Bagan

S E I R

µ µ µ µ

6
b. Model

Model matematika yang dibentuk merupakan suatu sistem persamaan diferensial


diberikan di bawah ini :
a. Laju perubahan individu pada kelompok yang rentan merokok dapat
diekspresikan sebagai berikut:
t t ..... (1)

b. Laju perubahan individu pada kelompok yang perokok kadang-kadang


dapat diekspresikan sebagai berikut:

t ..... (2)

c. Laju perubahan individu pada kelompok yang perokok berat dapat


diekspresikan sebagai berikut:

t ..... (3)

d. Laju perubahan individu pada kelompok yang berhenti merokok


diekspresikan sebagai berikut:
t ..... (4)

Keterangan:

: Jumlah total individu dalam populasi


: Laju kelahiran/kematian dari populasi manusia

Proporsi sukses vaksinasi pada kelahiran (proportion of those successively


vaccinated at birth)

: Laju jumlah perubahan populasi yang rentan merokok menjadi yang


perokok kadang-kadang
: Laju jumlah perubahan populasi yang perokok kadang-kadang menjadi
perokok berat
: Laju jumlah perubahan populasi perokok berat menjadi yang berhenti
merokok

7
: Laju kematian dari populasi yang berhenti merokok menjadi rentan
merokok

2. Penyederhanaan Model Persamaan


Untuk mempermudah melakukan simulasi dengan menggunakan software
Maple 18, maka model persamaan diferensial pada persamaan (1), (2), (3), dan
(4) dapat disederhanakan.

Sehingga diperoleh :

t t t ′ ..... (1)

′ t ..... (2)

t t ..... (3)

t t t ..... (4)

2.2 Analisis Model


1. Titik Kesetimbangan Bebas Ketergantungan pada Model SEIR pada
Kecanduan Merokok
′ t t
Titik kesetimbangan diperoleh jika h Untuk

mengetahui titik kesetimbangan bebas ketergantugan maka diasumsikan


, yang berarti tidak ada remaja yang ketergantungan pada rokok.
Untuk memperoleh titik kesetimbangan bebas, akan digunakan
persamaan yang sudah disederhanakan sebelumnya :

8

t t t ′ ..... (1)

′ t ..... (2)

t
t t ..... (3)

t
t t t ..... (4)

Karena x = 0, maka diperoleh :

Subtitusi ke persamaan ke (3)


t
t t

t t

` t t

t t

Dan juga, untuk t , maka diperoleh :

Subtitusi t ke persamaan ke (4)


t
t t t

t t

t t

t
t

Karena t , maka diperoleh:

9
t

Selanjutnya perhatikan pada persamaan (1)


t t t ′

t t ′

′ t

′ t

Karena ′ t
, maka diperoleh:


t

Dengan demikian, titik kesetimbangan bebas ketergantungan model


yaitu :

′ t t

t
2. Titik Kesetimbangan Endemik Ketergantungan pada model SEIR pada
Pecandu rokok
′ t t
Titik kesetimbangan diperoleh jika h

Titik kesetimbangan endemik diperoleh jika t , yang berarti tidak


terdapat remaja yang ketergantungan pada marokok..
Untuk memperoleh titik kesetimbangan bebas, akan digunakan
persamaan yang sudah disederhanakan sebelumnya :


t t t ′ ..... (1)

′ t ..... (2)

t
t t ..... (3)

t
t t t ..... (4)

10

Untuk = 0, persamaan (1) menjadi:

t t ′ ′

Untuk = 0, persamaan (2) menjadi:


t
Untuk = 0, persamaan (3) menjadi:

t t
t
Untuk = 0, persamaan (4) menjadi:

t t t

Dengan menggunakan software Maple 18, diperoleh t t sebagai berikut:

Diperoleh:


t tt t
t t t t t t t t t t t t t t

t t
t t t t t t t t t t t t t t

t
t
t t t t t t t t t t t t t t

t
t t t t t t t t t t t t t t

Dengan demikian, titik kesetimbangan endomik model yaitu:

′ t t

t tt t
t t t t t t t t t t t t t t
t t
t t t t t t t t t t t t t t
t
t t t t t t t t t t t t t t

t t t t t t t t t t t t t t

11
3. Analisis Kestabilan pada Titik Kesetimbangan Model SEIR pada Pecandu
Rokok
Setelah diperoleh titik kesetimbangan, selanjutnya menentukan matriks
Jacobian dengan linearisasi di sekitar titik kesetimbangan bebas
ketergantungan yang ada pada model SEIR. Persamaan yang akan dilinearisasi
adalah persamaan yang telah disederhanakan sebagai berikut:


t t t ′ ..... (1)

′ t ..... (2)

t
t t ..... (3)

t
t t t ..... (4)

Ketiga persamaan nonliniear di atas dapat dilinierkan sebagai berikut:


Persamaan (1)
t t t ′
′ ′

t t t ′

t t t ′
t t

t t t ′
t t

Persamaan (2)
′ t
′ ′
′ t
t

′ t
t t

12
′ t
t t
Persamaan (3)
t t
′ ′
t t

t t
t
t t
t t
t t
Persamaan (4)
t t t
′ ′

t t t

t t t
t t

t t t
t
t t

Linearisasi yang telah dilakukan di atas merupakan matriks Jacobian A,


dapat dituliskan sebagai berikut :

′ t t

′ t t

′ t t

′ t t

µ
t
t
t

13
Mencari nilai eigen (

I A

µ
t
t
t

µ
t
t
t

t tµ
t t
t t
t t

 t αβθ  t αβθμ t αβ  t  μ t αβ t  t αε μ t αε  t
 μ t αε t  t  t t  t  t  2 t α t
 t βεθμ t βε  t  t βε t  t  t βθ t β t 2  t
β  t β 2  t  2 t ε
2
t 2 t  t εθ t ε t t  t
 t  t 2
t t  t  t  2
t t

 t t t t t t t t t t t t t t

t t t t t t t t t t t
t t t t t t t t t t t
t t t t t t t t t

Jadi, persamaan karakteristiknya adalah :

t t‴ tt t㌳

dengan :

t t t t

‴ t t t t t t t t t t

t t t t t t t t t t
t t t t

14
㌳ t t t t t t t t t
t t t t t

Berdasarkan persamaan karakteritik di atas, nilai R0 = D, yaitu :

t t t t t t t t
t t t t t t

Ini menunjukkan bahwa titik kesetimbangan bebas ketergantungan ( dan titik


kesetimbangan endemik bersifat stabil.

2.3 SIMULASI NUMERIK

Syarat awal yang digunakan dalam simulasi model adalah; Nilai S(0), E(0),
I(0), dan R(0) ditentukan seperti pada tabel berikut dengan total populasi (N)
sebanyak 7756 orang.

Variabel Nilai

S(0) 456

E(0) 200

I(0) 7000

R(0) 100

Kemudian, dengan menggunakan persaman yang disederhanakan dimana ′


t t maka tabelnya menjadi :

Variabel Nilai

w(0)
h

x(0)
h

15
y(0)
h

z(0)
h

Berdasarkan nilai eigen yang telah diperoleh maka dapat ditentukan yaitu,

t t t t t t t t t
t t t t t

1. Untuk 1
Nilai-nilai parameter untuk
Parameter Nilai Sumber
Parameter
0,1 Asumsi
0,21 Asumsi
0,15 Asumsi
0,2 Asumsi
0,4 Asumsi

Maka diperoleh, R0 = 0,100020 <1


Titik kesetimbangan bebas ketergantungan :

E0 = (0,8000000000,0 ,0 ,0 )

Sehingga diperoleh:

S = 6204.8 , yaitu jumlah individu pada yang rentan merokok


E = 0, yaitu jumlah individu pada yang perokok kadang-kadang
I = 0 , yaitu jumlah individu pada yang perokok berat
R = 0 , yaitu jumlah individu pada yang berhenti merokok
Titik kesetimbangan endemik ketergantungan :

16
t t t
t t t t t t t t t t t t t t
t t
t t t t t t t t t t t t t t
t
t t t t t t t t t t t t t t

t t t t t t t t t t t t t t

E0 = ( 0,8050389922; 0,1319736053; 0,05038992292; 0,01259748050)

Sehingga diperoleh:

S = 6243.88242 , yaitu jumlah individu pada yang rentan merokok


E = 1083.79283 , yaitu jumlah individu pada yang perokok kadang-kadang
I = 390.824242, yaitu jumlah individu pada yang perokok berat
R = 97.7060588 , yaitu jumlah individu pada yang berhenti merokok

2. Untuk
Nilai-nilai parameter untuk
Parameter Nilai Sumber
Parameter
0,61 Asumsi
0,85 Asumsi
0,75 Asumsi
0,46 Asumsi
0,55 Asumsi

Maka diperoleh, R0 = 1,95342950 >1


Titik kesetimbangan bebas ketergantungan :

E0 = ( 0,4741379310, 0, 0, 0 )

Sehingga diperoleh:
17
S = 3677.41379 , yaitu jumlah individu pada yang rentan merokok
E = 0, yaitu jumlah individu pada yang perokok kadang-kadang
I = 0 , yaitu jumlah individu pada yang perokok berat
R = 0 , yaitu jumlah individu pada yang berhenti merokok
Titik kesetimbangan endemik ketergantungan :

t t t
t t t t t t t t t t t t t t
t t
t t t t t t t t t t t t t t
t
t t t t t t t t t t t t t t

t t t t t t t t t t t t t t

E0 = (0,5175564309; 0,2255067306; 0,1474467085; 0,109490301)

Sehingga diperoleh:

S = 4014.16768, yaitu jumlah individu pada yang rentan merokok


E = 1749.0302, yaitu jumlah individu pada yang perokok kadang-kadang
I = 1143.59667 , yaitu jumlah individu pada yang perokok berat
R = 849.206775 , yaitu jumlah individu pada yang berhenti merokok
2.4 GRAFIK MODEL

Dengan menggunakan bantuan software Maple 18 untuk model SEIR pada


penyakit skabies dihasilkan gambar berikut:

1. Untuk
a. Suspected

18
b. Exposed

19
c. Infected

20
d. Recovered

21
e. Suspected, Exposed, Infected, dan Recovered

22
Keterangan:
Suspected
Exposed
Infected
Recovered

2. Untuk
a. Suspected

23
b. Exposed

24
c. Infected

25
d. Recovered

26
e. Suspected, Exposed, Infected, dan Recovered

27
Keterangan:
Suspected
Exposed
Infected
Recovered

28
BAB 3 PENUTEUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh model matematika pada


“PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP KECANDUAN MEROKOK ” yaitu
sebagai berikut:

t t ..... (1)

t ..... (2)

t ..... (3)

t ..... (4)

yang kemudian disederhanakan menjadi :

t t ..... (1)

t ..... (2)

t ..... (3)

t ..... (4)

Setelah dilakukan analisis matematika tentang tentang model SEIR pada


PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP KECANDUAN MEROKOK diperoleh
persamaan dan dua titik equilibrium (kesetimbangan), yaitu:

1. Persamaan

29
t t t t t t t t
t t t t t t

2. Titik equilibrium tidak terdapat remaja merokok

t
3. Titik equilibrium endemik

t t t
t t t t t t t t t t t t t t
t t
t t t t t t t t t t t t t t
t
t t t t t t t t t t t t t t

t t t t t t t t t t t t t t

Setelah dilakukan simulasi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi laju dari
populasi exposed atau pengguna yang menggunakan secara coba - coba
terhadap ketergantungan (Infected) merokok oleh remaja juga menyebabkan
populasi pada kelas recovered mengalami peningkatan yang akan
mengakibatkan populasi pada kelas susceptible mengalami penurunan.
3.2 LAMPIRAN

Proses untuk memperoleh simulasi dari model dengan menggunakan bantuan


software Maple 18 adalah sebagai berikut.

>
>

>

>

30
>

>

>

>

31
>

>

>

>

>

>

>

32
>

>

>

>

33
>

>

>

34
>

>

35
>

36
>

>

>

>

>

37
>

>

>

>

38
>

>

>

39
>

>

40
>

41
42
DAFTAR PUSTAKA
Burhan,S,Maryam. Matematika Biologi. Gorontalo: Siti Maryam Burhan.

Ghavan,Ratiningsih.R, end Puspita,J,W.2016.Pembangunan model penyebarab


perilaku merokok berdasarkan faktor biologis dan faktor lingkungan sosial. Palu:
Ghavan.

Lawi,G,Fransisca Khatarina2020. Astaga Jumlah Perokok Anak Dan Remaja


Meningkat. Jakarta: Gloria Fransisca Khatarina Lawi.

Swari,R,Candra.2020. Bahaya Merokok Pada Daya Tahan Tubuh Manusia : Dr. Tania
Savitri.

43

Anda mungkin juga menyukai