Merokok merupakan suatu masalah yang masih banyak dilakukan oleh banyak
orang, walaupun sering ditulis disurat kabar, majalah dan media masa yang menyatakan
bahwa merokok sangat berbahaya. Kebiasaan merokok bagi para fansnya terkadang
mereka bersikap acuh bahkan tidak peduli untuk menghisap rokok baik di kantor-
kantor, rumah, jalan-jalan bahkan di sekolahan, tempat ibadah dan lain-lain. Di tempat-
tempat yang diberi tanda “dilarang merokok” sebagian orang masih terus merokok.
Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam juga ada yang melakukan kegiatan
merokok.
Merokok merupakan salah satu hal yang sulit dipecahkan. Apalagi sudah
menjadi masalah nasional, dan bahkan internasional. Hal ini menjadi sulit, karena
berkaitan dengna banyak factor yang saling memicu, sehingga seolah-olah sudah
berbagai penyakit. Di dalam rokok terkandung tidak kurang 4000 zat kimia, 200
diantaranya adalah zat beracun. Zat kimia terdiri dari komponen gas sebesar 85% dan
partikel. Diantaranya nikotin, gas karbon monoksida, nitrogen oksidam hidroen sianida,
amoniak dan lain sebagainya.1 Oleh karena itu perilaku merokok harus distop sedikiti
demi sedikit “sekarang atau tidak sama sekali”.2 Artinya sekarang aku harus berhenti
1
Ahmad Rifa’i Rif’an, Merokok Haram, Jakarta Selatan: Gramedia, 2010 hlm 65.
2
Lisa Ellizabeth Aula, Stop Merokok, , Jogyakarta; Garailmu, 2010, hlm 185.
1
2
bagi perokok atau tidak sama sekali bagi yang tidak perokok. Menggurita perilaku
merokok sejatinya tidak menguntungkan bagi siapapun dan bahkan merugikan baik dari
segi sosial, ekonomi dan pemerintah. Memang di dalam kehidupan sekarang perusahaan
banyak sumbangsih dari perolehan pajak pemasukan rokok yang tidak sedikit
jumlahnya, dan mampu banyak menyerap tenaga kerja. Jika harus ditutup harus
mencarikan pemasukan dana dari sumberlain dan mengalihkan para pekerja pabrik
pertanian tembakau hanya menyumbang 0,1% terhadap produk domestik bruto. Itu pun
hanya ada di Jatim, Jateng, dan Nusa Tenggara Barat. Sebaliknya 4 orang terkaya di
Indonesia berasal dari Industri rokok. Dan bahkan Rp. 1,6 Triliun menjadi jatah Philip
Morris yng menguasai 9,95% saham H.M Sampoerna mereka menjadi orang terkaya
I 6 164,156 32,644
3
Lihat Zulkifli, Kontroversi Rokok, Yogyakarta: Grahara Pustaka, 2010. Hlm 34
3
II 25 22,340 2,477
Dilihat dari tabel di atas sumbangan rokok bagi negara begitu besar. Jika
anggapan ini sudah menjadi hal yang banyak menjadi paradigma orang, tapi
mereka memberatkan mereka mebayar bea. Anggita Abimanyu, Kepala bagian Fiskal
Departmen Keuangan seperti yang ditulis Tempo, ketika membahas tentang kenaikan
bea cukai rokok menyatakan bahwa banyak pabrik rokok yang izin SKT (Sigaret Kretek
upaya pengusaha untuk memperoleh untung besar dan membayar sedikit untuk negara.
Selama ini, tarik menarik mengenai perilaku merokok labih kepada ekonomi,
sumbangan yang di berikan oleh rokok sebenarnya minim sekali hanya sebesar 52
triliyun. Seharusnya bisa terkumpul 100 triliyun. Dan perlu di ingat, bahwa 52 triliyun
itu bukan berasal dari industri rokok, tetapi justru dari konsumen rokok yang sebagian
besar memiliki taraf ekonomi yang kekurangan dan tak jarang mengabaikan pendidikan
keluarga mereka demi rokok. Hasil riset kesehatan Dasar tahun 2006 seperti yang
ditulis Vivanews.com, anggaran konsumsi rokok untuk keluarga miskin sebesar 45%
dan 6 dari sepuluh rumah tangga Indonesia memiliki pengeluaran untuk rokok. Lalu
4
apakah negara kita akan kaya dengan produksi ini? Toh buktinya masih banyak orang
penerus peradaban menjadi pihak yang terancam masa depannya. Di pihak perokok
sendiri mereka merasakan nikmatnya begitu nyata, sampai dirasa kesegaran dan
kepuasaan tersendiri sehingga setiap harinya harus menyisihkan uangnya untuk rokok.
Kelompok priang sehingga mereka yang tidak merokok malah justru diejek.
Pada masa pelajar merupakan masa dimana anak memahami arti persahabatan
dan pergaulan. Di dalam pergaulan tentu setiap individu bisa menyesuaikan dirinya
dengan teman lain. Hal inilah yang banyak menjadi pertimbangan bagi setiap pelajar itu
Kebiasaan pergaulan di kalangan pelajar inilah yang mana dapat menjadi cikal
bakalnya timbulnya perilaku merokok. Kecendrungan meniru serta rasa ingin tahu
mereka merupakan suatu factor yang sangat menunjang terjangkitnya pelajar. Jika hal
seperti ini tentu menjadi permasalahan yang harus dipecahkan. Jika tidak ditindak
merupakan suatu hal yang selalu harus digalakkan. Dorongan dari diri maupun luar,
seperti guru, guru ngaji dan orang tua juga hal yang penting untuk mengurangi perilaku
5
merokok bagi pelajar. Karena anak sebagai masa depan bangsa dan merupakan intan
pertama bagi orang tua tentu ini harus di jaga. Ir Soekarno berkata
Dengan keberadaan pelajar yang jauh dari perilaku merokok akan menimbulkan
dampak yang positif bagi kehidupan. Di dalam jiwa yang sehat terdapat hati yang sehat.
Tajdidu jismi, tajdidu fil qalbi fatajdidu fiddunya (perbaharui badan mu, perbaharui
hatimu, maka engkau akan mampu mempebaharui dunia. Jika perilaku merokok sudah
berkurang dikalangan pejalar maka akan menjadikan pelajar itu seorang yang
intelektual dengan ilmu yang matang, perilaku yang sehat dan etika yang baik.
B. Rumusan Masalah
2. Apa kendala yang terdapat pada sekolah dalam meminimalisir terhadap Perilaku
C. Rumusan Masalah
Perilaku merokok itu timbul akibat pergaula. Dimana puncak dari pergaulan
anak itu tertanam ketika anak mulai menginjak kelas IX. Mereka anak kelas IX merasa
paling tua dan paling berkuasa. Berkaitan dengan hal ini penulis membatasi penelitian
ini berfokus pada anak kelas IX A Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 28 Muaro
1. Tujuan Penelitian
b. Ingin mengetahui kendala apa yang terdapat pada siswa dan guru dalam
28 Muaro Jambi.
c. Apa upaya guru dan murid itu sendiri dalam meminimalisir perilaku
2. Kegunaan Penelitian
dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN STS Jambi.
E. Kerangka Teori
8
berasal dari kata rokok kemudian mendapat imbuhan “me” yang mempunyai arti
pekerjaan. Berdasarkan PP No/ 19 tahun 2003, diketahui bahwa Rokok ialah hasil
olahan tembakau yang dibungkus, termasuk cerutu ataupun bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman Nicotina Tabacum, Nicotina Rustica, dan spesies lainnya,
atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengna atau tanpa bahan
tambahan.
menggunanakan rokok maupun pipa. (sutopo, 2000: 20).4 Jadi perilaku merokok
adalah sifat diri yang menjadi kebiasaan seseorang dengan membakar tembakau
2. Sejarah Rokok
a) Rokok putih yaitu rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
b) Rokok kretek yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakaudan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
c) Rokok klembak yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan menyan yang diberi dan aroma tertentu.
5. Kandungan rokok
Setiap rokok atau mengandung lebih dari 4.000 jenis bahan kimia, dan 400
dari bahan-bahan dapat meracuni tubuh, sedangkan 40 dari bahan tersebut dapat
a) Nikotin
b) Karbon monoksida
c) Tar
d) Arsenic
e) Ammonia
f) Formic Acid
g) Acrolein
h) Hiyrogen cyanide
i) Nitrous oksida
j) Formaldehyde
k) Phenol
l) Acetol
m) Hydrogen sulfide
n) Pyridine
10
o) Metjyl chloride
p) Methanol
6. Faktor-Faktor merokok
Menurut sarafino, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok ada
a) Faktor sosial
lingkungan. Terkait dengna itu, kita tentu telah mengetahui bahwa karakter
b) Faktor Psikologi
dikarenakan adanya kebutuhan untuk mengatasi diri sendiri secara mudah dan
c) Faktor Genetik
11
Selain faktor lain yang menyebabkan seseorang merokok adalah pengaruh iklan.
7. Tipe-Tipe Perokok
tak enak bila sehari saja tidak merokok. Oleh karena itu, ia akan melakukan apa
namun terpaksa harus menghisap asap rokok yang dihembuskan oleh orang lain
yang kebetulan ada didekatnya. Dalam keseharian, ia tak berniat dan tak
memiliki kebiasaan merokok. Jika tak merokok, ia tak merasakan apa-apa dan
diisap setiap hari, tipe perokok dibagi menjadi tiga. Pertama, perokok sangat
12
berat, yakni perokok yang menghabiskan lebih dari 31 batang rokok setiap hari
dengan selang merokok lima menit setelah bangun tidur pada pagi hari. Kedua
perokok berat, yaitu perokok yang menghabiskan 21-30 batang rokok setiap
hari dengan selang waktu 6-30 menit setelah bangun tidur pada pagi hari. Ketiga
setiap hari dengan selang waktu merokok 60 menit setelah bangun tidur pada
pagi hari.
kuantum kecil. Keempat perokok berat, yakni merokok lebih dari satu bungkus
merugikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Walaupun
orang khususnya remaja yang usia masih muda menganggap tidak merokok tidak
dewasa. Di lain pihak merokok sudah menjadi cara pengaturan diri (self regelating).
Banyak lagi perpektif seseorang mengenai rokok. Ada yang memandang dari segi
membuat perilaku merokok tidak ada batasan entah itu pelajar, mahasiswa,
para remaja. Yang mana mereka banyak mengatakan bahwa rokok dapat
menghilangkan stress. Jika begitu, bagaimana pandangan para ahli baik tokoh
agama, kesetahan, ekonomi dan psikiater yang menganggap bahwa rokok tidak
Tentu menjadi suatu pelajaran yang berat bagi pihak terkait untuk
bergaul dengan teman lain sehingga timbullah perilaku merokok di kalangan pelajar
itu. Banyaknya anak-anak pelajar dengan bangga yang menggunakan rokok sebagai
alat untuk menunjukkan bahwa dia lelaki perkasa. Banyaknya anak pelajar
sindiran benconglah, cemenlah dan sebagainya. Yang mana kesemua perilaku yang
Kendala apa yang dihadapi sekolah dalam membina anak didiknya agar
meremehkan hal-hal yang kecil dalam keseharian belajar. Ketika jam kosong
kebiasaan guru tidak mengadakan guru piket. Kalaupun ada biasanya guru piket
yang diberi amanah banyak yang menyuruh untuk mengisi soal lembat kerha siswa.
Kemudian ketika keluar main pihak sekolah tidak memperhatikan muridnya apa
yang dilakukan muridnya ketika mereka keluar main. Dengan waktu yang relative
merokok. Anak ketika dikantin mereka merokok terkadang anak mencari tempat
untuk meminimalisir hal itu. Penulis pun menyarankan pihak sekolah membuat intel
15
dari anak yang tidak begitu menonjol di sekolahnya karena dengan begini akan
merasa terpantau terus dan bahkan mereka tidak berani untuk mengulanginya lagi.
Selain itu seminar, arahan, dan sebagainya terus digalakkan supaya kurang perilaku
F. Prosedur Penelitian
1. Ruang Lingkup
2. Tempat Penelitian
Data merupakan keterangan yang benar dan dapat dijadikan dasar penelitian.
Dalam pengumpulan data untuk Penulisan Skripsi ini menggunakan beberapa metode
5
Sugiono.Metode penelitian pendidikan bandung.alfabeta,2010,hlm 204
17
1. Observasi
wawancara selalu berkomunukasi dengan orang, Maka observasi tidak terbatas pada
Muaro Jambi.
2. Metode wawancara
Salah satu metode pengumpulan data ialah dengan jalan wawancara yaitu
6
Ibid.,hlm 203
7
Sofian effendi dkk.Metode penelitian survey pustaka LP3S,1989,hlm 192
18
pertanyaan secara lebih bebas dan leluasa, tanpa terikat oleh susunan pertanyaan
Muaro Jambi.
3. Dokumentasi
Muaro Jambi.
C. Subjek Penelitian
19
karakteristik yang berhubungan dengan siswa serta kinerja kepala sekolah dan
guru,sesuai dengan data dan tujuan penelitian, maka yang menjadi informan adalah
kepala sekolah 1 orang, guru bimbingan konseling serta murid itu sendiri.
Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
Data yang penulis kumpul terdiri dari data responden yang bersifat kualitatif akan
dianalisa yaitu:
1. Analisis Domain
8
Ibid.,hlm 263
9
Sugiono.loc.Cit,hlm 401
10
Ibid,hlm 384
20
Analisis domain ini digunakan untuk menganalisis data yang di peroleh dari
lapangan penelitian secara garis besarnya yaitu, mengenai gambaran umum Sekolah
Mestong Kabupaten Muaro Jambi dan kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama
2. Analisis Taksonomi
. Analisis Taksonomi adalah analisis yang lebih rinci dan mendalam dan
focus penelitianditetapkan terbatas pada domain tertentu yang sangat berguna dalam
penelitian.
terutama tentang dampak pemberian reward terhadap kinerja guru yang telah
3. Analisis Komponensial
cukup banyak fakta/informasi- informasi dari hasil wawancara dan observasi yang
domain dan analisis taksonomi yang merupakan jawaban domain yakni alternative
21
dibahas sesuai dengan dampak pemberian reward terhadap kinerja guru yang telah
Analisis Tema Kultural adalah mencari ciri spesifik pada setiap struktur
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang di
11
Ibid,hlm 348
22
dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan menengah dan
Muaro Jambi.
Data merupakan keterangan yang benar dan dapat disajikan dasar penelitian, atau
segala fakta dan angka yang dapat disajikan bahan untuk menyusun suatu informasi.
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang akan dikumpulkan dalam Penelitian ini adalah
dalam bentuk data kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang
12
Ibid,hlm 15
23
2. Sumber Data
a. Data primer
Orang yang disajikan sumber data adalah seperti kepala sekolah, waka
28 Muaro Jambi.
1). Data langsung keadaan guru dan siswa di Sekolah Menengah Pertama
b. Data Sekunder
Yaitu data Data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
Jambi.
24
2). Data dokumen sarana dan prasarana di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
F. Jadwal Penelitian
instrumen penelitian.
c. Tahap ketiga yaitu : pengumpulan data lapangan, analisa data awal, analisa
PROPOSAL SKRIPSI