NIM : 21030118130153
Dosen Pengampu : Drs. M. Muzakka, M.Hum.
Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia “Pidato Ilmiah”
BABY SMOKER
Yang Terhormat Bapak Muzakka selaku Dosen Bahasa Indonesia dan teman teman mahasiswa
yang saya banggakan
Pertama marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah Subhana Wa Taala, karena
berkat rahmat serta hidayah-Nya kita semua mampu hadir di tempat ini dalam keadaan sehat
jasmani maupun rohani. Pada kesempatan kali ini perkenankan saya menyampaikan pidato
ilmiah yang berjudul “baby smoker”.
Sebelum kita membahas baby smoker, sebaiknya tahu dulu apa itu rokok. Rokok adalah hasil
olahan tembakau yang biasanya berbentuk lintingan atau gulungan dari kertas dan daun.
Namun, ada juga yang berbentuk cerutu. Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat
menyebabkan adiksi (ketagihan) dan dependensi (ketergantungan) bagi orang yang
menghisapnya. Dengan kata lain rokok termasuk golongan NAPZA.
Pada abad ke-21 ini, di Indonesia rokok telah masuk dan menggerogoti berbagai kalangan
masyarakat. Baik tua maupun muda, pria ataupun wanita semuanya telah mengenal dan bahkan
mencoba apa itu rokok. Berdasar data Komisi Nasiaonal Perlindungan Anak, dari 2008 hingga
2012 terdapat 239 ribu anak berusia di bawah 10 tahun yang menjadi perokok aktif. Realitas
ini semakin miris jika para orang tua dan masyarakat mengetahui bahwa Indonesia dinobatkan
sebagai satu-satunya negara di dunia dengan baby smoker atau perokok anak.
Fenomena baby smoker merupakan fenomena luar biasa dan dipandang sebelah mata sehingga
kurang mendapat perhatian publik. Banyak faktor yang menyebabkan anak bisa menjadi
perokok aktif, diantara lain adalah internal dan eksternal. Faktor internal sendiri berdasar dari
masalah kepribadian individu, seperti rasa ingin tahu dan coba-coba, kebiasaan anak, aspek
kepribadian, serta perkembangan emosi anak. Sedangkan faktor eksternalnya berasal dari
lingkungan, kontrol keluarga, iklan rokok dimana mana, dan pendidikan yang kurang.
Kita semua tahu bahwa anak adalah penerus bangsa dan rokok merupakan akar dari berbagai
penyakit yang dapat menurunkan kualitas dan produktifitas suatu bangsa. Ulasan tentang
rokokpun pasti akan menuai pro dan kontra dari masyarakat. Berbagai petanyaan dari pecinta
rokok yang sebenarnya cederung pembelaan diri adalah bagaimana dengan memperjuangkan
nasib petani tembakau? Disusul dengan pertanyaan nasib buruh pabrik rokok. Belum lagi
pengurangan pemasukan pajak dan bea cukai bila pabrik rokok ditutup. Semua ini nampaknya
menjadi dilema bagi masyarakat Indonesia.
Hidup Mahasiswa