Tingkat/Semester : Satu/II
Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu : Pdt. Harini Edgina Mariana Bangngu, S.Th., M.Si
Latar Belakang
Kemampuan bersosialisasi anak berhasil atau tidak juga bergantung pada teman yang
ada di lingkungan sekitarnya. Teman memainkan peran yang sangat mendukung dalam
pembentukan perilaku anak. Menurut Hurlock (1991), bila teman seorang anak sesuai dengan
usia dan taraf perkembangannya, maka akan membantu anak ke arah penyesuaian yang baik.
Sebaliknya, apabila anak tidak memiliki kesesuaian taraf perkembangan, tidak hanya akan
mengganggu penyesuaian sosial anak tetapi juga akan mendorong timbulnya penyesuaian
pribadi yang buruk dan menambah rasa tidak bahagia anak itu. Pergaulan yang buruk akan
berdampak negatif pada anak, salah satunya perilaku merokok.
Fenomena perilaku merokok saat ini sangan mengkhawatirkan, tidak hanyak orang
dewasa ataupun remaja, kebiasaan ini tampak sudah menjadi tren bahkan pada anak-anak.
Anak merokok merupakan fenomena yang dianggap wajar oleh sebagian besar orang tua.
Anak merokok dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Realitas ini semakin miris jika semua orang tua dan masyarakat Indonesia mengetahui
bahwa Indonesia dinobatkan sebagai satu-satunya negara di dunia dengan baby smoker atau
perokok anak.
1. Data Narasumber
Nama : Aldi Suganda
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 24 bulan
Alamat : Teluk Kemang
Rt : 07
Rw : 04
Kelurahan : Sungai Lilin, Musi Banyu Asin, Sumsel
Nama Orang Tua
Ayah : Rizal Amri
Ibu : Diana
2. Landasan Teori
Teori belajar social menjelsakan perilaku manusia dalam hal interaksi timbal balik
yang berkisenambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan. Orang belajar
melalui pengamatan perilaku orang lain, sikap, dan hasil dari perilaku tersebut. Bandura
berkata bahwa manusia sesungguhnya adalah prosesor aktif. Manusia tidak sekedar meniru,
ia memikirkan konsekuensi dari perilaku yang akan ia tiru. Siapa yang ditiru? Menurut
Bandura, ada tiga model yang ditiru dalam observational/social learning.
Tiga model itu adalah:
a. Model langsung, seorang yang nyata, berada di dekat peniru, melakukan suatu perilaku
b. Model instruksi verbal, seseorang menyebutkan perilaku dan ciri-cirinya secara detil
c. Model simbolik, karakter (nyata/fiktif) yang menampakkan perilaku melalui media. Bisa
berupa buku, video, atau film.
3. Perokok Anak
Perilaku merokok adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dengan membakar
tembakau kemudian mengeluarkan asap yang dapat mengakibatkan dampak negatif bagi
perokok itu sendiri maupun orang lain yang berada di sekitarnya. Di Indonesia, angka baby
smoker dari tahun ketahun semakin meningkat. Baby smoker adalah calon dan perokok
jangka panjang dan menempatkan mereka pada kerusakan kualitas generasi dan kematian
dini. Anak merokok merupakan fenomena yang dianggap wajar oleh sebagian besar orang
tua. Anak merokok dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Hal ini disebabkan karena banyak faktor, diantaranya faktor yang bersifat internal
maupun eksternal, baik karena watak kebiasaan, maupun pengaruh dari lingkungan
khususnya media massa. Pada beberapa kasus anak merokok memiliki dampak negative
dalam perkembangan kehidupannya diantaranya efek berupa sakit fisik maupun psikologis,
dan perilaku malasuai. Kondisi ini perlu diminimalisir agar perilaku merokok anak dapat
diminimalisir.
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) melalui laporannya membuat
kita tercengang, karena ternyata sebanyak 1,2 juta orang anak Indonesia berusia kurang dari
13 tahun sudah menjadi perokok aktif dan sekitar 293 ribu anak di bawah usia 10 tahun juga
menjadi perokok aktif. Dari laporan kementerian kesehatan RI didapatkan pada tahun 2007-
2008 usia perokok anak-anak antara 10-14 tahun. Sedangkan pada tahun 2008- 2012 terjadi
percepatan usia dalam konsumsi rokok pada anak-anak yaitu kurang dari 5 tahun.
5. Dampak Merokok
Merokok pada anak membawa dampak yang begitu komplek khususnya dalam
perkemabangan dan pertumbuhan seluruh sistem dan organ fitalnya (seperti jantung, paru,
syaraf senso dan motorik sert kecerdasan). Seperti yang diketahui dalam rokok terdapat Tar,
Nikotin, Karbon Monoksida, Timah Hitam.
Merokok selain memiliki dampak jangka pendek, perilaku merokok juga memiliki dampak
jangka panjang yang tidak hanya bagi anak, tetapi juga pada orang dewasa, baik perokok
aktif maupun perokok tidak aktif :
1) Kerusakan paru-paru.
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan
jaringan paru-paru.
2) Jantung
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit
jantung koroner (PJK).
3) Ganggu Kesehatan Jiwa
Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas hidup.
7. Kesimpulan
Maraknya baby smoker di Indonesia dan lingkungan sekitar kita memerlukan
penanganan yang serius, memerlukan partisipasi aktif masyarakat untuk tahu, dan sadar
tentang berbagai macam dampak yang ditimbulkan akibat konsumsi rokok bagi anak-anak.
Kesadaran ini tentu akan membantu upaya menurunkan angka konsumsi rokok pada anak.
Sosialisasi penting dilakukan mengingat masyarakat masih memiliki pemahaman minim
mengenai rokok dan dampaknya. Peran keluarga perlu dioptimalkan untuk memberikan
pemahaman yang meresap di hati anak dan kaitannya memberikan tauladan atau keteladanan
sadar bahaya rokok.
8. Sumber
https://www.beritasatu.com/kesehatan/48995/indonesia-dijuluki-baby-smoker (diakses
pada 4 Maret 2021 pukul 19.55)
https://www.youtube.com/watch?v=2qqefJHj_MU (diakses pada 4 Maret 2021 pukul
19.08)
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-2534249/psikolog-bau-rokok-bisa-jadi-
stimulus-anak-untuk-ikut-merokok/2/#photos (diakses pada 4 maret 2021 pukul 20.09)
http://eprints.ums.ac.id/44102/1/2.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf (diakses pada 4
Maret 2021 pukul 20.22)
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/sawwa/article/download/635/574 (diakses pada
4 Maret 2021 pukul 20.31)
http://eprints.ums.ac.id/44102/1/2.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf (diakses pada 4
Maret 2021 pukul 20:21)