Anda di halaman 1dari 3

Nama :Nurul Hidayah

Nim : 203306040
Kelas: Psikologi islam B
UTS : Psikologi intervensi

INTERVENSI UNTUK PERILAKU REMAJA MEROKOK

Pendahuluan
Perilaku merokok sudah banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Rokok
dapat dibeli dengan bebas oleh semua orang dari berbagai kalangan. Perilaku merokok
memiliki beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, keluarga, dan pergaulan. Mengkonsumsi
rokok memang berbahaya bagi Kesehatan. Banyak penyakit yang ditimbulkan oleh rokok dan
juga sudah tertulis dibungkus rokok:”merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung,
impotensi dan gangguan kehamilan”. Tetapi dari masyarakat tetap membeli dan menghisap
rokok dengan santai. Risiko berbahaya dapat dialami oleh perokok maupun orang yang
menghirup asap rokok. Konsumsi rokok pada remaja sudah berada dalam kondisi
memprihatinkan. Tingginya jumlah perokok remaja tidak terlepas dari beragam faktor
determinan bagi munculnya kebiasaan merokok. Dikemukakan bahwa remaja yang
mempunyai kebiasaan merokok itu dipengaruhi oleh faktor personal dan faktor lingkungan,
yang mencakup lingkungan dekat dan lingkungan jauh.

Perilaku remaja merokok

Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa, dan dalam masa
tersebut terjadi proses pematangan fisik dan psikologis. Remaja berada diantara anak dan
orang dewasa. oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase”mencari jati diri atau
fase badai dan topan”. Merokok adalah aktifitas membakar tembakau kemudian dihisap
asapnya baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Asap rokok yang dihisap atau
yang dihirup itu melalui dua komponen. Pertama, komponen lekas menguap berbentuk gas.
Dan yang kedua, komponen yang bersama gas terkondensasi menjadi komponen partikulat.
Merokok dikalangan remaja sudah tidak bisa dihindarkan lagi, seringkali kita melihat
pandangan remaja yang merokok disekitar kita. Mereka secara sembunyi-sembunyi atau
terang-terangan merokok dan juga banyak ditemui disekolah, di warung-warung tempat
mereka jajan, tempat nongkrong Bersama teman-temanya, di pasar, bahkan dirumah. Aktifitas
remaja biasanya lebih banyak dilakukan di luar rumah Bersama dengan teman-teman sebaya
sebagai teman kelompok. Pengaruh teman sebaya lebih besar dibandingkan dengan pengaruh
dari keluarga, jika ada teman sebayanya merokok maka sudah dipastikan remaja tersebut juga
merokok, sebab kesempatan untuk diterima oleh kelompoknya lebih besar.

Jika dilihat dari segi Kesehatan rokok adalah penyumbang terbesar terhadap berbagai
penyakit yang bisa mengakibatkan kematian, penyakit tersebut antara lain yaitu, kanker mulut,
eshopagus , paru, pancreas, faring, laring, dan kandung kemih. Juga ditemukan berbagai
penyakit paru lainnyya, seperti penyakit paru obstruktif kronis, penyakit pembuluh darah, dan
jantung coroner, gangguan kehamilan, impotensi dan lain sebagainya. Bahaya rokok pada
Kesehatan tidak terbatas pada mereka yang merokok , asap yang dihirup oleh perokok pasif
jauh lebih berbahaya mengandung ammonia, karbon monoksida, nikotin dan tar yang lebih
tinggi dibanding dengan perokok aktif.
Kasus merokok pada remaja:
1. Faktor internal
a. Keinginan mencoba sesuatu yang baru: subyek sering ngumpul dan bermain
bersama teman-temannya dan banyak menemikan hal-hal baru dan salah
satunya rokok. Subyek awalnya hanya ingin mencoba-coba merokok namun
lama-kelamaan menjadi suatu habit. Menurut subyek rokok itu adalah salah
satu faktor untuk menghilangkan rasa kantuk. Subyek merasa jika ia tidak
merokok, ia akan kehilangan konsentrasi dalam belajar.
b. Keinginan untuk diterima oleh temannya, subyek lebih sering menghabiskan
waktu Bersama teman-temannya, dan merokok saat sedang berkumpul,
merokok ialah suatu habit yang dilakukan oleh teman-temannya sehingga
subyek juga ikut merokok sebagai suatu pernyataan bahwa ia merupakan
salah satu bagian dari kelompok tersebut.
2. Faktor eksternal
a. Pola asuh orang tua: Orang tua dari subyek terlalu memberikan kebebasan
terhadap subyek sehingga subyek tidak takut melakukan hal-hal lain salah
satunya ialah merokok.
b. Kurangnya pengawasan dari lingkungan sekolah: Kurangnya pengawasan
dari sekolah juga salah satu faktor yang menyebabkan subyek merokok ,
pihak sekolah membiarkan siswa-siswi berada dikantin luar sekolah yang
sulit untuk di awasi. Dan kantin yang berada di luar sekolah banyak menjual
rokok dan tidak adanya pembatas atau pagar yang membatasi ruang gerak
siswa ketika berada disekolah.
3. Pembahasan
Subyek merupakan anak kedua dari dua bersaudara yang pada saat ini tinggal
Bersama kedua orang tua dan kakak perempuannya. Subyek merupakan anak
yang tertutup, setiap pulang sekolah subyek membantu ibunya jualan diwarung,
subyek memiliki kebiasaan berkumpul dengan teman-temannya dimalam hari
kadang-kadang sampai pagi, dan sebagian dari teman-temannya juga mempunyai
kebiasaan merokok. Disekolah subyek kasus sering tidak konsentrasi saat proses
belajar mengajar dilakukan dan itu juga merupakan alas an subyek untuk
merokok dikantin ketika istirahat. Berdasarkan hasil wawancara dengan orang
tua subyek, diperoleh keterangan bahwa subyek anak kedua dari dua bersaudara,
subyek merupakan tipe anak yang pendiam, subyek kasus mulai merokok sejak
kelas 6
SD, hubungan subyek dengan keluarganya cukup harmonis, setiap malam
subyek sering keluar malam dan pulang nya hingga jam sebelas malam
terkadang sampai jam3pagi. Kedua orang tua subyek masih hidup, ayah nya
bekerja sebagai nelayan dan ibu nya adalah seorang penjual .
4. Intervensi
Intervensi yang digunakan adalah humor based message appeals untuk menegaskan
aturan sekolah dan memunculkan kesadaran siswa, guru dan staf kependidikan tentang
upaya menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dari asap rokok. Kemudian, level
individual digunakan rational based message appeals untuk menumbuhkan kesadaran
para siswa merokok tentang bahaya rokok melalui fakta-fakta dan informasi Kesehatan
pribadi. Secara teknis, desain pesan ini dilakukan dengan mata pelajaran olahraga
dengan bekerja sama dengan puskesmas ataupun dinas Kesehatan. Pada akhirnya,
penggunaan rational based message appeals ditujukan untuk menumbuhkan self-efficacy
dari para siswa perokok bahwa mereka dapat melepaskan diri dari candu rokok.
5. Biodata
a. Nama: Aldo Saputra
b. Umur: 14 tahun
c. Asal daerah: Padang pariaman

Anda mungkin juga menyukai