Anda di halaman 1dari 29

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MEROKOK DAN NARKOBA


Pengampu : Ningrum

Disusun oleh :
Reffy Septy Ariyani (201110105133)
4 B4

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kenakalan Remaja (Merokok dan Narkoba)


Sub Pokok Bahasan : Bahaya Merokok dan Narkoba bagi tubuh
Sasaran : Remaja
Hari / Tanggal : , 20 Mei 2013
Waktu/ Pukul : 09.00-09.30 WIB ( 30 menit )
Tempat : SMP

I. Identifikasi Masalah
Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada dasarnya remaja
memiliki perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat peningkatannya. Seiring
dengan peningkatan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan, mereka juga memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi dan ingin mencoba hal yang baru. Semakin mereka dilarang mereka
akan merasa penasaran sehingga para remaja dapat melakukan segala cara untuk
menjawab semua keingintahuan mereka.

Rasa ingin tahu yang tinggi membuat pergaulan remaja mulai dikhawatirkan oleh semua
orang tua karena pergaulan remaja sebagian besar mempunyai kecenderungan bersifat
negatif. Seperti halnya remaja laki-laki mencoba untuk merokok karena pengaruh teman-
teman sekitar mereka yang merokok. Sehingga ia terpengaruh dan mencoba sampai ia
merasa ketagihan kemudian hal tersebut dilakukan berulang kali. Tak hanya merokok,
namun rasa penasaran terhadap narkoba juga ada di dalam benak mereka. Berawal dari
lingkungan sekitar dan pergaulan bebasnya mereka mulai terjerumus ke dalam hal negetif,
sehingga menjadi pemakai narkoba. Akibat pergaulan bebas yang remaja lakukan, mereka
yang mengkonsumsi rokok serta narkoba memiliki ketergantungan yang cukup tinggi.

Sehingga untuk menghindari hal tersebut dilakukan penyuluhan terhadap remaja agar
dapat memberikan informasi yang memadai serta remaja tidak terjerumus ke dalam hal
negatif seperti merokok dan menggunakan narkoba.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, siswa-siswi SMP mampu memahami bahaya
merokok dan narkoba bagi tubuh.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan diharapkan siswa-siswi SMP
a. Memahami tentang pengertian rokok dan narkoba
b. Macam-macam narkoba
c. Memahami tentang bahaya merokok dan narkoba
d. Menyebutkan kembali akibat penyalahgunaan narkoba.
e. Memahami tentang bagaimana cara pencegahan merokok dan narkoba.

III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

IV. Media
1. Leaflet
2. Laptop
3. Powerpoint

V. Materi
Materi selengkapnya terlampir

VI. Kegiatan Pembelajaran


No Kegiatan Respon peserta Waktu
1. Pendahuluan 5 menit
a. Menyampaikan salam Membalas salam
b. Menjelaskan tujuan Mendengarkan
c. Deskripsi singkat pokok Mendengarkan
bahasan penyuluhan
2. Penyampaian materi 25 menit
a. Menjelaskan materi yng akan Mendengarkan dan
disampaikan memperhatikan
b. Memberi kesempatan audiens Bertanya
untuk bertanya
c. Tanya/ jawab Menderngarkan dan
memperhatikan
3. Penutup 10 menit
a. Menyimpulkan hasil Menyimpulkan hasil
penyuluhan penyuluhan bersama-sama
b. Mengucapkan salam Menjawab salam

VII. Evaluasi
Tes Tertulis
1. Apa yang dimaksud dengan rokok dan narkoba?
2. Apa saja kandungan dalam rokok yang berbahaya bagi kesehatan?
3. Sebutkan faktor yang menyebabkan seseorang merokok!
4. Bagaimana upaya pencegahan merokok?
5. Apa saja bahaya yang ditimbulkan dari merokok?
6. Jenis narkoba apa sajakah yang sering disalahgunakan oleh remaja?
7. Perubahan apa yang biasanya dialami oleh pengguna Napza dan berikan contohnya!
8. Dampak apa saja akibat penggunaan narkoba dan bagaimana upaya pencegahannya?

Jawaban :
1. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun
tembakau yang telah dicacah.
Narkoba adalah bahan/ zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/ psikologi
seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan
fisik dan psikologi

2. Zat yang terkandung dalam rokok yang membahayakan kesehatan : Nikotin,


TAR, gas karbon monoksida
 Nikotin bersifat adiktif sehingga bisa menyebabkan seseorang menghisap rokok
secara terus-menerus dan bersifat toksis terhadap jaringan syaraf juga menyebabkan
tekanan darah sistolik dan diastolik. Denyut jantung bertambah, kontraksi otot
jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh
darah koroner bertambah dan vasokontriksi pembuluh darah perifer.
 Tar mempunyai bahan kimia yang beracun yang bisa menyebabkan kerusakan pada
sel paru-paru dan menyebabkan kanker.
 Gas karbon monoksida (CO) yang bisa membuat berkurangnya kemampuan darah
untuk membawa oksigen.

3. Faktor-faktor penyebab merokok :


- pengaruh orang tua, yaitu salah satu orang tua merupakan perokok berat, terjadi
permasalahan di rumah (broken home)
- Pengaruh teman, yaitu teman-teman yang ada di lingkungan sekitar merokok.
- Pengaruh diri sendiri, yaitu ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit
fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan.
- Pengaruh iklan

4. Upaya pencegahan merokok


a. Sekolah harus terbebas dari asap rokok. Setiap guru, orang tua, maupun orang lain
yang berkunjung ke sekolah harus dilarang merokok seperti halnya di sebuah
rumah sakit.
b. Setiap ada event atau kegiatan yang melibatkan anak-anak pelajar dilarang
menggunakan sponsor dari perusahaan rokok.
c. Ketika anak berada di rumah, orang tua dilarang memperlihatkan dirinya
merokok. Ini khusus bagi orang tua yang belum berhenti merokok. Namun
alangkah lebih baiknya lagi jika orang tuanya juga berhenti merokok, karena
biasanya apa yang dicontohkan orang tua akan diikuti si anak.
d. Setiap orang tua diharapkan mengikusertakan anak-anaknya ke dalam kegiatan-
kegiatan positif sepulangnya dari sekolah, seperti: kursus, olahraga, dan lain
sebagainya.
5. Bahaya merokok
Penyakit kardiovaskuler, paru-paru, merupakan salah satu penyebab dari penyakit
hipertensi, gangguan penglihatan, penyakit jantung koroner, penyakit ginjal dan
penebalan dinding pembuluh darah yang nantinya dapat terjadi stroke, kanker,
serangan jantung, impotensi dan ganguan kehamilan.
Bagi perokok pasif (orang sekitar perokok) : gangguan pernafasan, memperburuk
asma dan memperberat penyakit angina pectoris. Khususnya bagi anak dapat
meningkatkan risiko untuk mendapat serangan infeksi saluran pernafasan akut dan
gangguan pada paru-paru.

6. Narkoba yang sering disalahgunakan oleh remaja : Heroin, morfin, kokain, ganja,
shabu-shabu.
7. Perubahan Fisik :
a. Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis
(acuh tak acuh), mengantuk, agresif.
b. Bila terjadi kelebihan dosis (Overdosis) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi
lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
c. Saat sedang ketagihan (Sakau) : mata merah, hidung berair, menguap terus, diare,
rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
d. Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, dll.

Perubahan sikap dan perilaku :


a. Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos,
pemalas, kurang bertanggung jawab.
b. Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas
atau tempat kerja.
c. Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.
d. Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi, menghidari bertemu
dengan anggota keluarga yang lain.
e. Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota
keluarga yang lain.
f. Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau
keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.
a. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan
pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia

8. Dampak dari narkoba dan upaya pencegahannya :


1. Kondisi fisik
a. Dampak yang ditimbulkan terhadap kondisi fisik misalnya gangguan impotensi,
gangguaan fungsi ginjal, kanker usus, aritmia jantung, dan pendarahan otak.
b. Akibat bahan campuran atau pelarut menimbulkan infeksi.
c. Akibat alat yang digunakan tidak steril, menimbulkan berbagai infeksi,
terjangkitnya hepatitis, dan HIV serta AIDS.
2. Kondisi mental.
a. Timbulnya perilaku yang tidak wajar.
b. timbulnya perasaan defresi dan ingin bunuh diri.
c. Gangguan perspsi dan daya pikir.
3. Kondisi kehidupan sosial.
a. Gangguan terhadap prestasi sekolah, kuliah, dan bekerja.
b. Gangguan terhadap hubungan dengan keluarga, dan teman
c. Gangguan terhadap perilaku normal, munculnya keinginan untuk mencuri dan
melukai orang lain

Upaya pencegahan ada tiga hal :


a. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan
melakukan intervensi
Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang mempunyai resiko
tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi terhadap
mereka agar tidak menggunakan NAPZA. Upaya pencegahan ini dilakukan sejak
anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghabat proses tumbuh kembang anak
dapat diatasi dengan baik.
b. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan
NAPZA.
c. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA
MATERI SATUAN ACUAN PEMBELAJARAN KENAKALAN REMAJA
(MEROKOK DAN NARKOBA)

I.Merokok
A. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun
tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya

Rokok adalah suatu bahan yang banyak dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat
yang merupakan salah satu produk industri dari komoditi internasional yang
mengandung bahan kimia. Unsur-unsur yang penting antara lain tar, nikotin,
benzopyrin, metil kloride, asetan, amoniak, karbon dioksida dan karbon monoksida.

Bahan kimia yang terkandung dalam rokok


Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam rokok :
 Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.
 Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di
antaranya bersifat karsinogenik.
 Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
 Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah terbakar
dan tidak berwarna.
 Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
 Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai
metil alkohol.
 Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon
alkuna yang paling sederhana.
 Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi
dengan unsur-unsur tertentu.
 Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan
mayat.
 Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut.
Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
 Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
 Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan
mobil.

Beberapa bahan kimia yang terdapat di dalam rokok dan mampu memberikan efek
yang mengganggu kesehatan antara lain nikotin, tar, gas karbon monoksida dan
berbagai logam berat seseorang akan terganggu kesehatan bila merokok secara terus
menerus. Hal ini disebabkan adanya nikotin di dalam asap rokok yang diisap. Nikotin
bersifat adiktif sehingga bisa menyebabkan seseorang menghisap rokok secara terus-
menerus. sebagai contoh, seseorang yang menghisap rokok sebanyak sepuluh kali
isapan dan menghabiskan 20 batang rokok sehari, berarti jumlah isapan rokok per tahun
mencapai 70.000 kali. Nikotin bersifat toksis terhadap jaringan syaraf juga
menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Denyut jantung bertambah,
kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada
pembuluh darah koroner bertambah dan vasokontriksi pembuluh darah perifer. Nikotin
meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak bebas, kolestrol LDL dan
meningkatkan agresi sel pembekuan darah.
Tar mempunyai bahan kimia yang beracun yang bisa menyebabkan kerusakan pada sel
paru-paru dan menyebabkan kanker. Rokok juga mengandung gas karbon monoksida
(CO) yang bisa membuat berkurangnya kemampuan darah untuk membawa oksigen.
Gas ini bersifat toksis yang bertentangan dengan gas oksigen dalam transport
hemoglobin.

B. Faktor Penyebab Merokok


1. Pengaruh Orang Tua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang
berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, di mana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih
mudah untuk merubah remaja menjadi perokok (Baer dan Corado dalam Atkinson,
1999).
Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial
dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit terlibat dengan
rokok dibanding dengan keluarga permisif dengan penekanan pada falsafah
“kerjakan urusanmu sendiri-sendiri”, dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila
orang tua sendiri menjadi figure sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan
mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku perokok lebih banyak didapati pada
mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single parent). Remaja akan lebih cepat
berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka merokok dari para ayah yang merokok,
hal ini lebih terlihat pada remaja putri (Al Bachri, 1991).

2. Pengaruh Teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka
semakin banyak kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan sebaliknya.
Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi
terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut
dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok.
Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau
lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja yang non perokok (Al Bachri,
1991).

3. Faktor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri
dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat
kepribadian yang prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah
konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas
sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki
skor yang rendah (Atkinson, 1999).

4. Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa
perokok adalah lambang kejantanan atau glamour. Hal ini membuat seringkali
remaja terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut (Mari
Juniarti, Buletin RSKO tahun IX, 1991)

C. Bahaya Merokok
Kerugian yang ditimbulkan dalam tingkah laku mereka yang terlalu banyak
mengkonsumsi rokok sangat banyak, dan terutama itu bagi kesehatan. Tapi sayangnya
masih saja banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya. Jika kita tahu,
sebenarnya bahwa di dalam asap rokok itu terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk
kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat
karsinogenik. Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat
memicu terjadinya kanker. Selain itu konsumsi rokok juga dapat menyebabkan
terjadinya penyakit kardiovaskuler, paru-paru dan merupakan salah satu penyebab dari
penyakit hipertensi. Jika kita lihat seandainya hipertensi mengalami tingkatan yang
berat, maka juga dapat menimbulkan risiko terjadinya gangguan penglihatan, penyakit
jantung koroner, penyakit ginjal dan penebalan dinding pembuluh darah yang nantinya
dapat terjadi stroke.

Ternyata selain berpengaruh buruk terhadap perokok sendiri, seseorang yang


menghirup asap rokok di lingkungan justru mempunyai risiko yang lebih besar untuk
menderita sakit, seperti gangguan pernafasan, memperburuk asma dan memperberat
penyakit angina pectoris. Khususnya bagi anak dapat meningkatkan risiko untuk
mendapat serangan infeksi saluran pernafasan akut dan gangguan pada paru-paru di
masa datang. Pada awalnya rokok mengandung 8-20 mg nikotin dan setelah di baker
nikotin yang masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25 persen. Walau demikian jumlah
kecil tersebut memiliki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak manusia.

Merokok merupakan salah satu kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan suatu
ketergantungan seseorang pada rokok seperti ketergantungan pada obat tertentu.
Apabila kebiasaan tersebut telah berlangsung lama, maka akan teramat sulit untuk
berhenti atau mengurangi jumlah konsumsi rokok yang dihisap setiap hari. Dalam hal
ini yang mempengaruhi terjadinya ketergantungan adalah salah satu zat kimia dari
rokok itu sendiri yaitu nikotin. Nikotin ini akan mengaktifkan system adrenergic pada
bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin. Meningkatnya serotonin
menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mecari rokok lagi. Hal inilah
yang menyebabkan perokok sangat sulit untuk meninggalkan rokok, karena sudah
ketergantungan pada nikotin. Ketika ia berhenti merokok rasa nikmat yang diperoleh
akan berkurang, dan rasa ingin marahpun akan muncul.

Efek dari rokok atau tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya
tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor. Jika
dibandingkan zat-zat adiktif lainnya rokok sangatlah rendah pengaruhnya, maka
ketergantungan pada rokok tidak begitu dinggap gawat.

D. Upaya Pencegahan
1. Sekolah harus terbebas dari asap rokok. Setiap guru, orang tua, maupun orang lain
yang berkunjung ke sekolah harus dilarang merokok seperti halnya di sebuah rumah
sakit.
2. Setiap ada event atau kegiatan yang melibatkan anak-anak pelajar dilarang
menggunakan sponsor dari perusahaan rokok.
3. Ketika anak berada di rumah, orang tua dilarang memperlihatkan dirinya merokok.
Ini khusus bagi orang tua yang belum berhenti merokok. Namun alangkah lebih
baiknya lagi jika orang tuanya juga berhenti merokok karena biasanya apa yang
dicontohkan orang tua akan diikuti si anak.
4. Setiap orang tua diharapkan mengikusertakan anak-anaknya ke dalam kegiatan-
kegiatan positif sepulangnya dari sekolah, seperti: kursus, olahraga, dan lain
sebagainya

II. Narkoba
A. Pengertian Narkoba
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan /
psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikologi.

NAPZA merupakan singkatan dari Narkotik, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif.
1. Narkotika :
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika terdiri dari 3 golongan :
a. Golongan I : narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : heroin, kokain, ganja.
b. Golongan II : narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : morfin, petidin.
c. Golongan III : narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : codein.

2. Psikotropika
Menurut UU RI No. 5 / 1997, psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas
mental dan perilaku.
Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
a. Golongan I : psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : ekstasi.
b. Golongan II : psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : amphetamine.
c. Golongan III : psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : phenobarbital.
d. Golongan IV : psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : diazepam,
nitrazepam ( BK, DUM ).

3. Zat adiktif lainnya


Yang termasuk zat adiktif lainnya adalah bahan/ zat yang berpengaruh psikoaktif
diluar narkotika dan psikotropika, meliputi :
a. Minuman Alkohol
Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat,
dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari - hari dalam
kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan narkotika atau
psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia.
Ada 3 golongan minuman beralkohol :
1) Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % (Bir).
2) Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % (Berbagai minuman anggur)
3) Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % (Whisky, Vodca, Manson House, Johny
Walker).
b. Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagai pelumas mesin.
Yang sering disalahgunakan antara lain : lem, tiner, penghapus cat kuku, dan
bensin.
c. Tembakau
Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat.
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan
alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan,
karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA
lain yang berbahaya.
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA dapat
digolongkan menjadi 3 golongan :
1) Golongan Depresan (Downer) adalah jenis NAPZA yang berfungsi
mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya menjadi
tenang dan bahkan membuat tertidur bahkan tak sadarkan diri. Contohnya:
opioda (morfin, heroin, codein ), sedative ( penenang ), hipnotik (obat tidur)
dan tranquilizer (anti cemas ).
2) Golongan Stimulan (Upper) adalah jenis NAPZA yang merangsang fungsi
tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya
menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh: amphetamine (shabu, ekstasi),
dan kokain.
3) Golongan Halusinogen adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek
halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan
daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.
Contoh: kanabis ( ganja ).
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarng yang sering
disalahgunakan oleh remaja. Macam-macam narkoba :
1. Morfin : hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin merupakan alkaloida utama
dari opium ( C17H19NO3 ). Cara pemakaian morfin dengan cara dihisap dan
disuntikkan ke bagian tubuh biasanya di bagian tangan.
2. Heroin : mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan merupakan
jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang.
3. Kokain : zat yang adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat yang
sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar
Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan.
4. Ganja
5. Shabu-shabu

B. Penyalahgunaan Dan Ketergantungan


Penyalahgunaan adalah : penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara
berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan
fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial. Contoh narkoba yang disalahgunakan :
1. Opiada
terdapat 3 golonagan besar:
a. Opioda alamiah (Opiat) : morfin, opium, codein.
b. Opioda semisintetik : heroin/ putauw, hidromorfin.
c. Opioda sintetik : metadon.
Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.
Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna
putih keabuan.
Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan proses tertentu
dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi morfin. Sedangkan opioda
sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Morfin, codein,
methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai penghilang sakit yang
sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita kanker. Reaksi dari pemakaian ini
sangat cepat yang kemudian menimbulkan perasaan ingin menyendiri untuk
menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai akan kehilangan
percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan
membentuk dunianya sendiri, mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi
musuh.

2. Kokain
Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut
Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju.
Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris
lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup
dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama
dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka
pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu makan,
menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.

3. Kanabis
Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang.
Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.
Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan
menggunakan pipa rokok.
Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih santai, rasa
gembira berlebihan ( euphoria ), sering berfantasi / menghayal, aktif berkomunikasi,
selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan tenggorokan.

4. Amphetamine
Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.
Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet.
Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum
dengan air. Ada 2 jenis Amphetamine :
a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine )
Nama jalanan : Inex, xtc.
Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
b. Metamphetamine ice
Nama jalanan : SHABU, SS, ice.
Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya
dihisap atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus (
boong ).

5. LSD ( Lysergic Acid )


Termasuk dalam golongan halusinogen.
Nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas.
Bentuk : biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar
seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk
pil dan kapsul.
Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30 -
60 menit kemudian, menghilang setelah 8 – 12 jam.
Efek rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi yang
sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama – lama menjadikan penggunaanya
paranoid.

6. Sedatif – Hipnotik (Benzodiazepin)


Termasuk golongan zat sedative (obat penenang) dan hipnotika (obat tidur).
Nama jalanan : Benzodiazepin, BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.
Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami
kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.

7. Solvent/ Inhalasi
Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : aerosol, lem, Isi
korek api gas, tiner, cairan untuk dry cleaning, uap bensin. Biasanya digunakan
dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada golongan yang kurang
mampu.
Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual, muntah
gangguan fungsi paru, jantung dan hati.

8. Alkohol
Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia. Diperoleh dari proses
fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian yang mengahasilkan kadar
alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses penyulingan sehingga
dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.
Nama jalanan : booze, drink.
Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran

Ketergatungan adalah : keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis,
sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah (toleransi), apabila
pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus obat (withdrawal
symptom).

1. Penyebab Penyalahgunaan Napza


Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
a. Faktor individual :
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami
perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri - ciri remaja yang
mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
1) Cenderung memberontak
2) Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
3) Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
4) Kurang percaya diri
5) Mudah kecewa, agresif dan destruktif
6) Murung, pemalu, pendiam
7) Merasa bosan dan jenuh
8) Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
9) Keinginan untuk mencoba yang sedang trend
10) Identitas diri kabur
11) Kemampuan komunikasi yang rendah
12) Putus sekolah
13) Kurang menghayati iman dan kepercayaan.

b. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar
rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
Lingkungan Keluarga :
1) Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
2) Hubungan kurang harmonis
3) Orang tua yang bercerai, kawin lagi
4) Orang tua terlampau sibuk, acuh
5) Orang tua otoriter
6) Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
7) Kurangnya kehidupan beragama.

Lingkungan Sekolah :
1) Sekolah yang kurang disiplin
2) Sekolah terletak dekat tempat hiburan
3) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan
diri secara kreatif dan positif
4) Adanya murid pengguna NAPZA.

Lingkungan Teman Sebaya :


1) Berteman dengan penyalahgunaan
2) Tekanan atau ancaman dari teman.

Lingkungan Masyarakat / Sosial :


1) Lemahnya penegak hukum
2) Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
Faktor – faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak
menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor – faktor diatas,
semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA.

2. Gejala Klinis Penyalahgunaan Napza :


a. Perubahan Fisik :
1) Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel),
apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif.
2) Bila terjadi kelebihan dosis (Overdosis) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi
lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
3) Saat sedang ketagihan (Sakau) : mata merah, hidung berair, menguap terus,
diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
4) Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.

b. Perubahan sikap dan perilaku :


1) Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering
membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.
2) Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas
atau tempat kerja.
3) Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.
4) Sering mengurung diri, berlama – lama di kamar mandi, menghidari bertemu
dengan anggota keluarga yang lain.
5) Sering mendapat telepon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota
keluarga yang lain.
6) Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau
keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.
7) Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan
pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.

3. Pengaruh Penyalahgunaan Napza


NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :
a. Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup
lama. Pengaruhnya pada :
1) Otak dan susunan saraf pusat :
 gangguan daya ingat
 gangguan perhatian / konsentrasi
 gangguan bertindak rasional
 gangguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi
 gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja
 gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik / buruk.
2) Pada saluran napas :dapat terjadi radang paru (bronchopnemonia),
pembengkakan paru (oedema paru)
3) Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung
4) Hati : terjadi hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik, hubungan
seksual.
5) Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/ AIDS.
Para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka
mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang untuk
membeli zat. Penyakit menular seksual yang terjadi adalah : kencing nanah
(GO), raja singa (Siphilis), serta penggunaan NAPZA yang menggunakan
jarum suntik secara bersama-sama membuat angka penularan HIV/ AIDS
semakin meningkat. Penyakit HIV/ AIDS menular melalui jarum suntik dan
hubungan seksual, selain melalui tranfusi darah dan penularan dari ibu ke
janin.
6) Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.
7) Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum
suntik, sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
8) Komplikasi pada kehamilan :
 Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.
 Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati.
 Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.

b. Dampak Sosial :
1. Di Lingkungan Keluarga :
a) Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi
pertengkaran, mudah tersinggung.
b) Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
c) Perilaku menyimpang/ asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib,
hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.
d) Putus sekolah atau menganggur karena dikeluarkan dari sekolah atau
pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.
e) Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk
biaya pengobatan dan rehabilitasi.
2. Di Lingkungan Sekolah :
a) Merusak disiplin dan motivasi belajar.
b) Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.
c) Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman
sebaya.
3. Di Lingkungan Masyarakat :
a) Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari pengguna /
mangsanya.
b) Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah
menjadi ketergantungan.
c) Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian,
pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.
d) Meningkatnya kecelakaan.

Akibat seseorang terlibat menyalah gunakan obat-obatan terlarang, pada awalnya


mendapat tawaran oleh temannya. Bisa juga mereka hanya sebatas ingin mengetahui
dan merasakan, terutama bila mereka memiliki teman pemakai obat-obatan terlarang
tersebut atau karena adanya tekanan dari temannya, akhirnya dengan terpaksa ikut
mencobanya.
Namun secara singkat faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkoba, adalah sebagai
berikut:
1. Keingintahuan yang besar tanpa sadar akibatnya.
2. Keinginan untuk mencoba-coba karena penasaran.
3. Keinginan untuk bersenang-senang.
4. Keinginan untuk mengikuti tren atau gaya.
5. Keinginan untuk diterima oleh lingkungannya.
6. Menghindari dari rasa kebosanan.
7. Adanya salah pengertian, bahwa penggunaan sekali tidak menimbulkan ketagihan.

D. Peran orang tua menjauhkan anaknya dari narkoba:


1. Bantu mereka untuk selalu berfikir positif tentang dirinya seperti memberikan
dorongan dengan pujian yang positif setiap anak berhasil melakukan tugasnya
misalnya bekarja membersihakan rumah, juara kelas, dan menolong teman dalam
kesulitan.
2. Sediakan waktu untuk anak. Ajak mereka bicara apa saja yang sifatnya positif,
termasuk kehidupan dunia remaja, sekolah.
3. Ajari mereka tentang fakta narkoba seperti memanfaatkan informasi yang
berkembang di masyarakat untuk lebih mengetahui tentang penyalahgunaan narkoba
dan minuman keras.
4. Memanfaatkan waktu yang tepat untuk berbicara tentang narkoba dengan anak
bersamaan ketiaka acara televisi membahas narkoba dan minuman keras.
5. Gunakan kalimat yang mudah diingat dan dipahami oleh anak, contohnya:Narkoba
dan minuman keras akan membuat kamu sakit.

E. Ciri-ciri pengguna narkoba dan minuman keras:


1. Adanya perubahan tingkah laku yang tiba-tiba terhadap kegiatan sekolah, keluarga,
dan teman-teman.
2. Suka marah yang tidak terkendali.
3. Mencuri uang di rumah, sekolah, atau toko untuk membeli narkoba dan minuman
keras.
4. Sering menipu karena kehabisan uang jajan.
5. Berat badan turun drastis karena nafsu makan yang tidak menentu.

F. Dampak narkoba:
1. Kondisi fisik
d. Dampak yang ditimbulkan terhadap kondisi fisik misalnya gangguan impotensi,
gangguaan fungsi ginjal, kanker usus, aritmia jantung, dan pendarahan otak.
e. Akibat bahan campuran atau pelarut menimbulkan infeksi.
f. Akibat alat yang digunakan tidak steril, menimbulkan berbagai infeksi,
terjangkitnya hepatitis, dan HIV serta AIDS.
2. Kondisi mental.
d. Timbulnya perilaku yang tidak wajar.
e. timbulnya perasaan defresi dan ingin bunuh diri.
f. Gangguan persepsi dan daya pikir.
3. Kondisi kehidupan sosial.
d. Gangguan terhadap prestasi sekolah, kuliah, dan bekerja.
e. Gangguan terhadap hubungan dengan keluarga, dan teman
f. Gangguan terhadap perilaku normal, munculnya keinginan untuk mencuri dan
melukai orang lain.

G. Upaya Pencegahan Narkoba


Upaya pencegahan meliputi tiga hal :
1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan
melakukan intervensi.
Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang mempunyai resiko
tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi terhadap
mereka agar tidak menggunakan NAPZA. Upaya pencegahan ini dilakukan sejak
anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghabat proses tumbuh kembang anak
dapat diatasi dengan baik.
2. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan
NAPZA.
3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.

Yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga untuk mencegah penyalahgunaan


NAPZA :
a. Mengasuh anak dengan baik.
 penuh kasih sayang
 penanaman disiplin yang baik
 ajarkan membedakan yang baik dan buruk
 mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab
 mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau mencapai
prestasi tertentu.
b. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat
Hal ini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.
c. Meluangkan waktu untuk kebersamaan.
d. Orang tua menjadi contoh yang baik.
Orang tua yang merokok akan menjadi contoh yang tidak baik bagi anak.
e. Kembangkan komunikasi yang baik
Komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan jujur, mendengarkan dan menghormati
pendapat anak.
f. Memperkuat kehidupan beragama.
Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral
yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari.
g. Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi
dengan anak.
Yang dilakukan di lingkungan sekolah untuk pencegahan penyalahgunaan NAPZA :
a) Upaya terhadap siswa :
 Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat
penyalahgunaan NAPZA.
 Melibatkan siswa dalam perencanaan pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan NAPZA di sekolah.
 Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan ketrampilan yang
positif untuk tetap menghidari dari pemakaian NAPZA dan merokok.
 Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa (ekstrakurikuler).
 Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling. Membantu siswa yang telah
menyalahgunakan NAPZA untuk bisa menghentikannya.
 Penerapan kehidupan beragama dalam kegiatan sehari – hari.
b) Upaya untuk mencegah peredaran NAPZA di sekolah :
 Melarang orang yang tidak berkepentingan untuk masuk lingkungan sekolah
 Melarang siswa ke luar sekolah pada jam pelajaran tanpa izin guru
 Membina kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.
 Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan pulang
sekolah.
c) Upaya untuk membina lingkungan sekolah :
 Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan membina
hubungan yang harmonis antara pendidik dan anak didik.
 Mengupayakan kehadiran guru secara teratur di sekolah
 Sikap keteladanan guru amat penting
 Meningkatkan pengawasan anak sejak masuk sampai pulang sekolah.
Yang dilakukan di lingkungan masyarakat untuk mencegah penyalahgunaan
NAPZA:
1) Menumbuhkan perasaan kebersamaan di daerah tempat tinggal, sehingga
masalah yang terjadi di lingkungan dapat diselesaikan secara bersama- sama.
2) Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyalahgunaan NAPZA
sehingga masyarakat dapat menyadarinya.
3) Memberikan penyuluhan tentang hukum yang berkaitan dengan NAPZA.
4) Melibatkan semua unsur dalam masyarakat dalam melaksanakan pencegahan
dan penanggulangan penyalahgunaan NAPZA.

Langkah-langkah yang paling tepat untuk mencegah peredaran dan penyalahgunaan


narkoba lebih meluas adalah melihat kepedulian para oarng tua, pendidik, dan segenap
anggota masyarakat secara terpadu. Hal ini tidak lain agar keterlibatan semua elemen
masyarakat akan membantu pihak pemerintah dalam membasmi penggunaan narkoba
sebagai paenyakit masyarakat yang setiap tahun jumlah penggunanya terus meningkat.
1. Peran orang tua
Keberadaan orang tua merupakan pendidik utama bagi putra putrinya sekaligus
menjadi figur untuk menjadi panutan, teladan, dan yang dihormati. Dengan figur
tersebut, peran orang tua sangat besar, sehingga diharapkan mampu melakukan
beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:
a. Terciptanya suasana harmonis, hangat, gairah, penuh kasih sayang, perhatian, dan
penuh dengan rasa kekeluargaan
b. Selalu mendengarkan dan menghargai pendapat anak, sekaligus untuk
memberikan bimbingan agar mereka mampu membuat suatu keputusan yang
bijaksana.
c. Selalu memberikan pujian jika anak berbuat baik, atau memperoleh prestasi,
misalnya juara kelas, hatam mengaji bagi yang beragama islam.
d. Selalu meluangkan waktu untuk berkumpul dan berdiskusi dengan anak dirumah.
e. Menanmkan nilai-nilai budi pekerti, disiplin, dan selalu melaksanakan perintah
dan menjauhi larangan agama.

2. Peran pendidik.
Sebagaimana diketahui bahwa para pendidik merupakan pengganti orang tua di
sekolah. Dengan predikat seperti itulah keberadaan pendidik harus mendidik
siswanya penuh dengan rasa kasih sayang dan penuh dedikasi, oleh karena pendidik
di sekolah sangat dianjurkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Kenalilah setiap anak didik dengan baik.
b. Selalu bersikap sensitif terhadap keberadaan dan permasalahan setiap anak
didiknya.
c. Membina dan mengembangkan kepribadian anak didiknya seoptimal mungkin.
d. Menanmkan nilai-nilai budi pekarti, moral, dan spiritual sesuai dengan agamanya
masing-masing dan pancasila.
e. Selalu menciptakan saling percaya, keterbukaan, dan bersikap jujur.

3. Peran anggota masyarakat.


Tiap anggota masyrakat memilki tanggung jawab sekaligus mempunyai kesempatan
yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam membantu upaya pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran narkoba di lingkungan masyarakat.
Peran serta anggoata masyarakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Gunakan obat secara wajar, sesuai dengan resep dokter.
b. Kembangkan potensi yang dimiliki serta melibatkan diri sebagai anggoata
masyarakat dalam berbagai kegiatan positif.
c. Belajar cara mengatasi berbagai permasalahan dan tekanan hidup, tanpa
mengalihkan kepada penyalahgunaan narkoba dan minuman keras.
d. Mengembangkan berbagai kegiatan yang ada di masyarakat yang bersifat positif,
misalnya kegiatan olah raga, kebersihan lingkungan, pengajian.

Upaya pencegahan ada lima hal, yaitu :


1. Promotif
Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya adalah para anggota
masyarakat yang belum memakai atau bahkan belum mengenal narkoba sama sekali.
Prinsip yang dijalani oleh program ini adalah dengan meningkatkan peranan dan
kegiatan masyarakat agar kelompok ini menjadi lebih sejahtera secara nyata
sehingga mereka sama sekali tidak akan pernah berpikir untuk memperoleh
kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba.

2. Preventif
Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana program ini
ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah mengenal
narkoba agar mereka mengetahui tentang seluk beluk narkoba sehingga mereka
menjadi tidak tertarik untuk menyalahgunakannya.
3. Kuratif
Tujuan dari program ini adalah mebantu mengobati ketergantungan dan
menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus
menghentikan peakaian narkoba.

4. Rehabilitatif
Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang
ditujukan kepada penderita narkoba yang telah lama menjalani program kuratif.
Tujuannya agar ia tidak memakai dan bisa bebas dari penyakit yang ikut
menggerogotinya karena bekas pemakaian narkoba. Kerusakan fisik, kerusakan
mental dan penyakit bawaan macam HIV/AIDS biasanya ikut menghampiri para
pemakai narkoba.

5. Represif
Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para produsen, bandar,
pengedar dan pemakai narkoba secara hukum. Program ini merupakan instansi
peerintah yang berkewajiban mengawasi dan mengendalikan produksi maupun
distribusi narkoba. Selain itu juga berupa penindakan terhadap pemakai yang
melanggar undang-undang tentang narkoba.
DAFTAR PUSTAKA

Amin Muhama, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga
University Press
http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../Chapter%20III-VI.pdf
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai