Anda di halaman 1dari 8

PROYEK RISET PENDIDIKAN PANCASILA

“MOTIVASI MEROKOK DI KALANGAN PELAJAR”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pengganti Ujian Tengah Semester (UTS) pada Mata
Kuliah Pendidikan Pancasila

Disusun Oleh:
Kelompok 2 : PAPEROK
IF - 47 - 12

1. Muhammad Haris Azmi (103012300044)


2. Daffa Rahadya Atmawiguna (103012300059)
3. Albert (103012300075)
4. Fajril Ikhsan Ramadhan (103012300204)
5. Salsabilla Najwa Khasanah (103012300329)
6. Fransisca Anggraeni Hartakaadi (103012300366)
7. Gilbert Halomoan Lumbantoruan (103012300475)
8. Atalah Fairuz Javier Subkhan (103012300489)
9. Syahdan Rizqi Ruhendy (103012330308)
10. Afreyzio Henry Vioranno (103012330456)

Mata Kuliah: Pancasila


Dosen Pengampu: Agung Tesa Gumilar, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI S1 INFORMATIKA


FAKULTAS INFORMATIKA
2023
ABSTRAK

Masalah merokok di kalangan pelajar yang masih di bawah umur bukan hal yang tidak asing
lagi. Dari data yang diberikan diketahui bahwa sudah banyak anak pelajar yang masih
merokok dari permasalahan ini kami mengangkat topik ini. penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui motivasi-motivasi dibalik mengapa pelajar merokok. Penelitian ini merupakan
studi kasus dan menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini
mencakup remaja dibawah umur yang merokok. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
motivasi pelajar merokok di bawah umur bisa meliputi dari faktor pertemanan, faktor
keluarga, dan faktor stres.

Kata kunci: Remaja, Merokok

LATAR BELAKANG

Perilaku merokok sudah menjadi kebiasaan di masa kini dan umur perokok pun bervariatif
bukan hanya di kalangan orang dewasa saja, bahkan ada perokok di kalangan pelajar yang
masih di bawah umur. Berdasarkan data Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak
menunjukkan selama tahun 2008 hingga 2012 jumlah perokok anak dibawah umur 10 tahun
di Indonesia mencapai 239.000 orang. Sedangkan jumlah perokok anak antara usia 10 hingga
14 tahun mencapai 1,2 juta orang. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Komnas
Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait pada keteranganya usai Workshop Advokasi
Penerapan Perda kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Denpasar Bali pada Sabtu siang.

Menurut website hellosehat.com salah satu penyakit paling banyak ditimbulkan akibat
kebiasaan merokok adalah kanker paru. Namun, tidak hanya saja, hampir semua bagian tubuh
seperti jantung, ginjal, pembuluh darah, kesehatan reproduksi, tulang dan otot, paru-paru,
serta otak bisa rusak akibat merokok. Pemerintah juga telah membuat Peraturan Pemerintah
Nomor 109 Tahun 2012 mengenai pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa
produk tembakau bagi kesehatan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian kami mengangkat topik mengenai “motivasi
merokok di kalangan pelajar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi para
pelajar yang tetap merokok sedangkan sudah terlihat jelas bahaya rokok bagi kesehatan.

METODE PENGAMBILAN DATA

Dalam pelaksanaan proyek riset ini, kami melakukan observasi awal dengan literatur jurnal
penelitian di internet yang memiliki keterkaitan dengan tema permasalahan yang kami
gunakan. Selain literatur pada jurnal, kami melakukan observasi dengan metode wawancara.
Kami melakukan wawancara langsung dengan turun ke lapangan tepatnya di SMK Telkom
Bandung. Sasaran wawancara ini adalah siswa yang terindikasi merokok. Wawancara
dilakukan dengan menyampaikan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan tema kami, untuk
mengetahui tanggapan dan motivasi mengenai permasalahan yang kami ambil dari sudut
pandang para pelajar. Setelah melakukan wawancara terhadap beberapa sampel perokok di
bawah umur, kami menganalisis dan mulai mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi

1
yaitu motivasi pelajar di bawah umur merokok. Sehingga kami bisa mengidentifikasi solusi
yang bisa kami berikan terhadap generasi muda agar perlahan mulai mengurangi dan bisa
berhenti merokok.

DOKUMENTASI

2
HASIL WAWANCARA

● Narasumber 1
1. Merokok dari awal masuk sma
2. Mendapatkan uang untuk membeli rokok dari joki main game atau uang yang
disisihkan dari uang jajan
3. Orang tua mengetahui bahwa narasumber merokok, tetapi tidak ada tindakan yang
tegas dari orang tua.
4. Awal merokok karena penasaran lalu diajak teman
5. Awal mencoba merokok tidak enak, tetapi karena sudah lama mencoba jadi terbiasa

● Narasumber 2
1. Awal merokok sejak SMP di umur 15 tahun
2. Alasan merokok karena terbawa pengaruh teman
3. Mendapatkan uang untuk membeli rokok dari jajan orang tua
4. Orang tua mengetahui bahwa narasumber merokok tau, tetapi ayah nya hanya
membiarkan sedangkan ibu nya memperbolehkan tetapi harus dikurangi

● Narasumber 3
1. Merokok sejak SMP
2. Mengenal rokok dari kakak kelas nya
3. Orang tua mengetahui bahwa narasumber merokok, tetapi diperbolehkan
4. Alasan merokok adalah untuk menghilangkan stres
5. Biasanya merokok bersama teman

● Narasumber ke 4
1. Merokok sejak kelas 9 smp
2. Alasan merokok karena ingin menghilangan stress
3. Tau merokok dari orang tua
4. Orang tua mengetahui bahwa narasumber merokok, tetapi dilarang
5. Rencananya ingin berhenti merokok

● Narasumber ke 5
1. Merokok sejak awal kelas 10 semester ke 2
2. Merokok karena diajak teman sebaya
3. Orang tua mengetahui bahwa narasumber merokok
4. Merokok karena ingin menghilangkan stress
5. Biasanya merokok bersama teman
5 Biasanya menghabiskan 1 bungkus rokok sehari
6. Mendapatkan uang untuk beli rokok dari uang jajan

PEMBAHASAN

Jika pada tahap awal, remaja mengkonsumsi rokok didorong oleh keinginan untuk mengikuti
teman sebaya, maka pada tahap konsumtif rokok dikalangan pelajar akan berdampak luas
terhadap berbagai macam perilaku sosial ataupun aktivitas sosial anak sehari-hari. Remaja

3
tidak lagi menganggap hal itu sebagai perbuatan iseng atau mencoba-coba, akan tetapi sudah
adanya anggapan bahwa rokok akan mempengaruhi aktivitas anak. Hal ini dibuktikan dari
narasumber yang rela menabung dari uang jajan yang diberikan orang tua demi membeli
rokok.

Dari sampel 5 narasumber yang telah diwawancarai, sebagian besar mengaku mulai merokok
dikarenakan faktor dari luar. Faktor dari luar seperti faktor lingkungan di masyarakat,
lingkungan di sekolah dan lingkungan keluarga. Terutama dari lingkungan pertemanan. Pada
awalnya siswa belum mengenal rokok dan belum merasakan bagaimanakah merokok itu,
akan tetapi karena pengaruh pergaulan di sekolah yang mempengaruhi mereka untuk
merokok. Berawal dari melihat teman-teman di sekolah merokok dan dari situlah muncul
dorongan untuk mencoba .

Lalu ada juga dari faktor yang lain yaitu lingkungan keluarga dari narasumber yang telah
kami wawancarai. Beberapa orang tua dari para narasumber itu mengetahui bahwa
anak-anaknya merokok, tetapi kurangnya edukasi dan tidak ada tindakan tegas yang membuat
efek jera untuk anak-anak. Sehingga para narasumber tetap berani merokok bahkan di depan
orang tua nya.

Ada juga narasumber yang mengaku menggunakan rokok sebagai tempat pelampiasan stres
nya. Narasumber tersebut percaya bahwa rokok bisa menghilangkan stres dan menenangkan
pikiran. Hal ini disebabkan dari salah satu kandungan yang ada di rokok yaitu nikotin.

Walaupun para narasumber yang kami wawancarai tau bahwa merokok itu berbahaya tetapi
mereka sulit berhenti karena nikotin pada rokok membuat efek kecanduan karena dapat
berikatan dengan reseptor asetilkolin nikotinik yang terdapat pada saraf di otak. Aktivasi
terhadap saraf ini akan mengakibatkan pengeluaran dopamin. Dopamin dalam otak
meningkat sehingga memperkuat stimulasi otak dan mengaktifkan rewards pathway, yaitu
pengaturan perasaan dan perilaku yang disebabkan karena adanya mekanisme tertentu di
otak. Hal inilah yang menimbulkan keinginan untuk menggunakan nikotin kembali dan
memicu ketergantungan fisik terhadap nikotin terjadi cepat dan hebat 15. Selain itu, merokok
kronis meningkatkan jumlah reseptor nikotin di otak, yang menjelaskan mengapa perokok
yang kecanduan memiliki "miliaran lebih banyak reseptor ini daripada yang bukan perokok.

Dampak merokok sangat tidak baik bagi pengguna maupun orang lain, namun kebiasaan
merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat
menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya.
Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif pada
tubuh penghisapnya, beberapa motivasi yang melatarbelakangi merokok serta akibat merokok
di kalangan remaja adalah untuk mendapat pengakuan dan untuk menghilangkan kekecewaan
atau stress dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma. Hal ini sejalan
dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan di depan
orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada
kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.

4
KESIMPULAN

Motivasi Pelajar merokok di bawah umur dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
● Faktor pertemanan
Para pelajar terpengaruh oleh teman sebaya nya yang rata-rata mengkonsumsi rokok dan
akhirnya ingin mencoba karena penasaran. Ada juga yang mencoba rokok karena ingin
terlihat 'keren' di antara teman sebaya nya.

● Faktor keluarga
Kurangnya edukasi dan tindakan tegas dari orang tua membuat anak-anak berani
mengkonsumsi rokok karena menganggap hal ini adalah hal yang wajar dilakukan oleh anak
remaja seusia nya.

● Faktor stres
Hal ini merupakan salah satu motivasi merokok di kalangan anak muda jaman sekarang.
Dimana di umur-umur ini, para remaja sedang mengalami fase stres baik di dunia pendidikan
maupun di luar pendidikan. Sehingga banyak dari mereka melampiaskan stres mereka dengan
merokok karena menganggap rokok dapat menghilangkan stres dan menenangkan pikiran
mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Etika M, Mita, Nimas.(2022).Di Bawah 18 Tahun Merokok? ini Dampaknya.


https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-pada-anak/bahaya-merokok-sejak-
kecil-anak-remaja

Muliarta,Muliarta.(2012).Perokok Anak di Bawah 10 tahun di Indonesia Capai 239.000


orang.https://www.voaindonesia.com/a/perokok--anak-di-bawah-10-tahun-di-indonesia-capai
-239000-orang/727311.html.

Ugmsehat.(2020).“Bagaimana Rokok Menyebabkan Kecanduan?”


https://hpu.ugm.ac.id/2020/05/31/bagaimana-rokok-menyebabkan-kecanduan/

Setiyanto,Dwi.(2013).“ Perilaku Merokok di Kalangan Pelajar “


https://media.neliti.com/media/publications/13627-ID-perilaku-merokok-di-kalangan-pelajar-studi-ka
sus-tentang-faktor-dan-dampak-dari.pdf

5
6
7

Anda mungkin juga menyukai