Pendahuluan
Anak usia remaja yang merokok biaasanya akan mengalami gangguan kesehatan mental
maupun fisik antara lain gejala kurang fokus belajar, sulit memahami pelajaran karena
mengalami penurunan daya tangkap, seperti yang terjadi pada kebanyakan siswa di SMAN 2
Gianyar. Kandungan dalam rokok yang berupa nikotin tar dan zat adiktif dapat memberikan
dampak negatif bagi kesehatan seperti kanker paru-paru kanker mulut kanker tenggorokan
dan lain-lain.
Banyaknya perokok yang merokok sejak usia remaja sudah seharusnya menjadi masalah
serius yang harus diperhatikan dan melakukan upaya pencegahan perilaku merokok.
Dukungan keluarga berperan penting dalam menentukan dan mengarahkan perilaku individu
dukungan, keluarga bisa didapatkan dari berbagai sumber adapun dukungan yang diberikan
dapat berupa pemberian semangat, motivasi, kepercayaan, kesempatan untuk bercerita,
meminta pertimbangan bantuan maupun nasehat guna mengatasi permasalahan yang dialami.
Diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan
intensitas merokok semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi pula intensi
untuk berhenti merokok.
2.2 Rumusan Masalah
1. Siapa yang membuat siswa SMAN 2 Gianyar terpengaruh untuk merokok?
2. Bagaimana dampak merokok terhadap Kesehatan siswa SMAN 2 Gianyar?
3. Bagaimana cara mengatasi masalah merokok pasa siswa SMAN 2 Gianyar?
Berdasarkan tabel yang telah dilampirkan dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor
faktor penyebab perilaku merokok pada siswa SMAN 2 Gianyar disebabkan oleh berbagai
sebab baik dari faktor internal (pribadi) maupun faktor eksternal (luar). Jadi penyebab
perilaku merokok pada remaja tidak hanya disebabkan oleh pengaruh luar tetapi dapat juga
dari dalam diri orang tersebut. Faktor internal penyebab perilaku merokok adalah yaitu
mencoba-coba karena rasa ingin tahu siswa, kurang percaya diri jika tidak merokok karena
Sebagian besar teman merokok, menganggap merokok dapat meredakan stress dan masalah
karena dengan merokok akan membuat pikiran mereka terasa rilek dan enjoy, dan adanya
kepuasan tersendiri setelah merokok, Sedangkan faktor eksternal perilaku merokok adalah
karena pengaruh dengan teman karena biasanya mereka ditawari oleh teman-teman mereka,
orang tua perokok, faktor lingkungan, kebiasaan dalam kelompok saat berkumpul, pengaruh
iklan di media televisi dan kurangnya edukasi mengenai dampak negatif merokok. Maka
disarankan bagi siswa untuk menghindari kebiasaan merokok dengan mengkonsumsi
makanan yang lain seperti permen. Bagi orang tua, kontrol terhadap anak sangatlah penting.
Mengembalikan fungsi fungsi keluarga adalah solusi terbaik yaitu fungsi Pendidikan,
rekreasi, keagamaan, dan perlindungan.
4.2. Pembhasan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang
mempengaruhi siswa SMAN 2 Gianyar untuk merokok serta masalah yang
disebabkan oleh perilaku merokok tersebut. Melalui hasil wawancara yang telah
dilampirkan. Peneliti menemukan beberapa faktor terkait pendorong dari siswa
SMAN 2 Gianyar yang merokok seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Hal yang mendasari perilaku merokok pada siswa terbagi menjadi dua yaitu
faktor internal dan eksternal, faktor tersebut mempengaruhi perilaku merokok dalam
kehidupan sehari-sehari siswa yang mengakibatkan siswa terpengaruh untuk merokok.
Faktor pertama, faktor internal yaitu (1). rasa keingin tahuan yang tinggi
menjadi sumber utama pada remaja untuk mencoba melakukan tindakan merokok (2).
Menurut Handayani &Prasetia (2020:9), dalam usia remaja dipenuhi oleh rasa keingin
tahuan yang tinggi dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke
tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku,
dan juga penuh dengan masalah-masalah.Mengacu pada penjelasan sebelumnya,
karena rasa keingin tahuan tersebut mengakibatkan kecenderungan dalam perilaku
merokok yang terjadi dikalangan remaja.
Faktor kedua, beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku
merokok pada usia remaja diantaranya; 1) teman sebaya, 2) anggota keluarga yang
merokok, 3) Iklan pada media televisi, 4). Kurangnya edukasi mengenai bahaya
merokok.Hal ini didukung oleh Mirnawati at al. (2018:402), salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi perilaku merokok adalah teman sebaya, hal ini terjadi karena
pergaulan sesama remaja pada umumnya memiliki karakteristik persahabatan yang
dipengaruhi olehkesesuaian antar usia, jenis kelamin, dan ras. Fakta ini sejalan dengan
hasil penelitian Munir (2019:116), untuk menyesuaikan diri agar dapat diterima di
lingkungan yang baru merokokdilakukan oleh teman sebayanya dan diterima oleh
sesama perokok.
Selanjutnya, faktor lain yang melatarbelakangi perilaku merokok pada usia
remaja adalah anggota keluarga seperti orang tua ataupun saudara yang merokok di
ruang lingkup keluarga. Seperti faktanya yang dijelaskan Mu’tadin (2002) Dikutip
dari Prasasti (2017:33), orang tua sendiri dapat menjadi figur perokok berat, acapkali
anak akan berpeluang besar untuk mencontohnya, remaja yang berasal dari keluarga
edukatif akan lebih sulit terlibat dalam perilaku merokok maupun kenakalan remaja
lainnya.
Kemudian faktor iklan rokok di media televisi, Pengaruh iklan pada perilaku
ini sangat variatif, mulai dari mendorong konsumen untuk mencari produk yang
dimaksud sampai dengan mendorong orang yang sebelumnya tidak loyal menjadi
loyal. Jika dilihat dari sisi umur responden, anak muda atau remaja gampang
terpengaruh iklan.remaja gampang terpengaruh iklan.
5. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terkait gambaran perilaku merokok pada siswa SMAN 2
Gianyar, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa ditemukan 2 jenis faktor yang
mempengaruhi siswa SMAN 2 Gianyar untuk merokok, yang pertama yaitu faktor internal
mencakup rasa keingin tahuan siswa yang tinggi terhadap rokok faktor pisikologis,
kurangnya pengetahuan mengenai bahaya merokok, menganggap merokok dapat meredakan
stress dan kurangnya rasa percaya diri jika tidak merokok karena sebagian besar teman
perokok. Kedua faktor eksternal dimana teman sebaya, keluarga, lingkungan tempat tinggal
dan ilkan media televisi sangat berpengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja. Akibat
dari perilaku merokok tersebut maka timbulah permasalahan permasalahan seperti gangguan
kesehatan pisikis antara lain gejala kurang fokus belajar, sulit memahami pelajaran karena
mengalami penurunan daya tangkap dan gangguan Kesehatan fisik seperti kanker paru-paru
kanker mulut kanker tenggorokan, kanker kandung kemih permasalahan pernafasan dan lain-
lain. Untuk menanggulangi hal tersebut maka peran keluarga sangat diperlukan dalam
pemberian semangat, motivasi, kepercayaan, kesempatan untuk bercerita, meminta
pertimbangan bantuan maupun nasehat guna mengatasi permasalahan yang dialami.
Diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan
intensitas merokok semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi pula intensi
untuk berhenti merokok.
6. Daftar Pustaka
Um Surabaya (2022). Ini Bahaya Merokok Bagi Anak Usia Sekolah. Diambil dari
https://www.um-surabaya.ac.id/homepage/news_article?slug=dosen-um-surabaya-ini-bahaya-
merokok-bagi-anak-usia-sekolah
Aeni Desi Fitria Malik1, Siti Fatimah2, Tuti Alawiyah3 (2022). Gambaran Perilaku
Merokok Siswa MTS di Purwakarta. Fokus, 5(3), 246-253.