Anda di halaman 1dari 12

Daftar Isi

BAB I PENDHULUAN..................................................................................................................2
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
2.1. Pandangan Tentang Milenium..............................................................................................3
2.2. Pengertian Amilenialisme.....................................................................................................3
2.3. Sejarah Amillenialisme.........................................................................................................3
2.4. Pandangan Amilenialisme.....................................................................................................4
2.5. Ciri-ciri Amilenialisme.........................................................................................................4
2.6. Aspek-aspek Amilenialisme.................................................................................................5
2.7. Metode Penafsiran Amilenialisme........................................................................................5
2.8. Ajaran-ajaran Amilenialisme................................................................................................6
2.9. Tokoh-tokoh bapa gereja Penganut Amilenialisme..............................................................8
2.10. Gereja Penganut Faham Amilenialisme..............................................................................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................11
Bibliography..................................................................................................................................12

1
BAB I

PENDHULUAN
1.1. Latar Belakang
Eskatologi adalah bagian doktrin yang membicarakan pernyataan Alkitab tentang hal-hal
yang terjadi sesudah orang meninggal dan hal-hal yang akan terjadi pada zaman yang
terakhir. Siapakah yang dapat menceritakan hal-hal ini? Tak pernah ada seorangpun yang
kembali dari alam maut. Bukan manusia yang dapat menceritakan hal-hal itu dengan benar,
hanya Allahlah yang dapat memberikan pernyataan tentang hal-hal ini. Alkitab memberikan
penjelasan yang lengkap tentang peristiwa itu. Karena itu hal yang terpenting dalam
mempelajari akhir zaman, hati dan pikiran kita harus diarahkan dan dipusatkan kepada Allah
dan firman-Nya yaitu Alkitab sebagai pedoman dan praktik kehidupan iman kita.
Setiap sistem teologi memiliki eskatologinya sendiri. Bila ada permulaan pasti pula
ada akhirnya, bukan dalam arti bahwa alam semesta tidak akan ada lagi seperti sebelum
diciptakan, namun dalam arti adanya pergantian dari yang bersifat sementara kepada yang
bersifat kekal. Sebagaimana ditunjukkan oleh kata itu sendiri, Eskatologi artinya ilmu yang
mempelajari hal-hal terakhir. Eskatologi Kristen merupakan doktrin yang penting di dalam
Teologia Alkitabiah. Pada umunya doktrin ini dimengerti sebagai ajaran yang merujuk pada
suatu peristiwa yang akan datang, baik dalam kaitannya dengan apa yang akan dialami oleh
individu atau dunia secara keseluruhan. Eskatologi merupakan kebenaran dasar dalam
Alkitab, suatu kebenaran yang harus dimiliki oleh iman Kristen yang sungguh-sungguh
percaya akan Firman Tuhan. Pengajaran yang penting dalam Eskatologi yakni tentang
kedatangan Kristus yang kedua kalinya dan keadaan berakhirnya dunia materi ini.1

1
DR. PETER WONSO, HERMENEUTIKA ESKATOLOGI, (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1989) Vol. 1 Hal. 1

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pandangan Tentang Milenium


Kedatangan Kristus kedua kalinya sangat penting karena penolakan pada
kedatangan-Nya yang pertama. Masalah tentang kedatangan Kristus kedua kalinya adalah
dengan hubungannya dengan Kerajaan Milenium (1000 tahun). Istilah ini berasal dari
Wahyu 20:2, 7 yang menyatakan bahwa Kristus akan memerintah untuk seribu tahun
dengan “mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus” (ayat 4).
Selama masa itu Iblis diikat (ayat 2). Sesudah masa itu berlalu, Iblis dilepaskan sebagai
pendahuluan konflik terakhir dan dia serta sekutu-sekutunya ditumbangkan (20:7-10).
Kepercayaan akan pemerintahan yang benar-benar berlangsung selama seribu tahun dikenal
sebagai “mileniumisme”.

2.2. Pengertian Amilenialisme


Istilah amileanisme diawali dengan preposisi a sehingga mengesankan pendukung
pandangan ini sama sekali tidak tertarik dengan masa seribu tahun. Namun hal ini tidak ada
indikasi bahwa tidak meyakini milenium, hanya saja tidak dalam pengertian harfiah tetapi
simbolis. Istilah ini adalah suatu masa yang jangka waktunya tidak bisa ditentukan.

2.3. Sejarah Amillenialisme


Munculnya konsep Amilenialisme ini, dipahami dari beberapa pengaruh para ahli
dengan memandang, menganalisis tentang keadaan akhir zaman secara berpengetahuan.
Golongan A-Milenium bukan berarti golongan menentang doktrin melinium, melainkan
golongan yang mempunyai pandangan yang berbeda dengan Pra-Milenium dan Pasca-
Milenium.2 A-Milenialisme adalah pendapat yang leih sederhana dibandingkan dngan Pra-
Milenialisme dan Pascaa-Milenialisme. Para pendukungnya beranggapan bahwa A-
Milenialisme dilandaskan pada sejumlah nas eskatologis yang cukup jelas, sedangkan Pra-
Milenialisme dilandaskan pada stu nas tunggal yang bahkan juga membingungkan.

2
Ibid Hal.56

3
2.4. Pandangan Amilenialisme
Pandangan ini memahami bahwa masa seribu tahun bukan suatu durasi harafiah,
melainkan menunjuk kepada suatu masa yang sudah terjadi, sedang berlangsung dan yang
terus berlangsung hingga kegenapannya. Masa ini merupakan masa antara kedatangan
Kristus yang pertama dengan kedatangan-Nya yang kedua. Pada saat ini juga orang-orang
percaya sedang terus menantikan penyempurnaan kerajaan Allah di masa yang akan datang
di dalam bumi yang baru.
Mereka menyadari meskipun Kristus telah menang atas dosa dan iblis, namun kuasa
iblis tetap ada bersama-sama dengan kerajaan Allah hingga akhir zaman. Para penganut
Amillenialisme percaya kerajaan Kristus sudah ada sejak zaman kedatanganNya yang
pertama dan sampai kedatangan yang kedua kali. Dan Amillenialisme berpendapat bahwa
Kerajaan Seribu Tahun itu tidak ada sebelum dunia berakhir.
Amilenialis memahami kedatangan Kristus yang kedua sebagai satu peristiwa
tunggal, dan bukan satu peristiwa dengan dua tahap di dalamnya. Pada saat Kristus datang
kembali, akan terjadi kebangkitan umum, bagi orang-orang percaya maupun tidak. Setelah
kebangkitan, orang-orang percaya yang masih hidup pada saat Kristus kembali, akan
diubahkan dan dimuliakan. Kedua macam orang percaya ini, yaitu orang percaya yang
dibangkitkan dan orang percaya yang diubahkan, akan diangkat dan bertemu dengan Tuhan
di awan-awan. Setelah "pengangkatan" orang-orang percaya ini, maka Kristus akan
menyudahi kedatangan-Nya kembali dengan melaksanakan penghakiman akhir. Sesudah itu,
orang-orang yang tidak percaya akan dicampakkan ke dalam penghukuman kekal, sedangkan
orang-orang percaya akan menikmati segala berkat di dalam langit dan bumi yang baru
selama-lamanya

2.5. Ciri-ciri Amilenialisme


Ciri-ciri umum dari Amilenialisme adalah “kedatangan Kristus yang kedua akan
melalui akhir zaman dan keadaan fital (baik orang beriman maupun orang tidak beriman),
masa seribu tahun dalam wahyu 20 lebih bersifat “simbolis” daripada harafiah. Persamaan
Amilenialisme dengan Premilianisme adalah, pandangan yang pesimis.

4
Ciri-ciri Amilenialisme antara lain:
1) Kerajaan Seribu Tahun itu tidak ada di bumi, yang ada dalam nas-nas milenium ialah
tentang Gereja. Ada juga yang berpendapat bahwa penggenapannya pada orang-orang
suci di Surga.
2) Perjanjian-perjanjian Tuhan tentang Kerajaan Seribu Tahun telah digenapi pada Gereja,
sedangkan yang belum digenapi tidak dapat digenapi karena persyaratannya tidak
terpenuhi oleh umat Tuhan.
3) Gereja adalah penggenapan janji-janji Allah, harus bersifat surgawi dan rohani.

2.6. Aspek-aspek Amilenialisme


Dalam memandan eskatologi Amilenialisme mumpunyai dua aspek antara lain:
1) Aspek Positif
Amilenialisme mengakui Alkitab dan eskatologi menggunakan banyak simbol dan
mengenainya dengan sesuai, berusaha melakukan penafsiran yang serius mengenai
bacaan Alkitab yang relevan (Wahyu 20), memiliki filsafat sejarah yang realistis.
2) Aspek Negatif
Amilenialisme. “Mengenai penafsiran Wahyu 20”, menafsirkan bahwa kebangkitan
ada dua, yaitu kebangkitan rohani dan kebangkitan jasmani, martir hidup dan akan
memerintah bersama Kristus selama seribu tahun. Amilenialisme tidak menyangkali
kembalinya Kristus secara harfiah, tetapi mereka menolak pemerintahan Kristus
selama seribu tahun di dunia ini secara harfiah.

2.7. Metode Penafsiran Amilenialisme


Golongan Amilenialisme memakai tiga macam metode dalam penafsiran antara lain3 :
1) Penafsiran secara arti rohani, khususnya untuk nubuat yang tercatat dalam Kitab
Wahyu. Di dalam Kitab Wahyu terdapat banyak penglihatan, angka, tanda dan nama
yang terdapat dalam Kitab Wahyu, dan ini perlu dijelaskan dengan hikmat rohani
(Why.13:18; 17:9).

3
Ibid Hal.201

5
2) Penafsiran berdasarkan struktur ayat yang bersifat progresif parallel. Sebagai
contohnya: bagian (pasal 1-3), menyatakan berdiamnya Kristus dalam gereja yang
diwakilkan oleh simbolisme 7 kaki dian emas dan Anak Manusia di tengah-
tengahnya. Gereja menyatakan terang kepada dunia yang tinggal di dalam kegelapan.
3) Penafsiran Simbol. Di dalam Kitab Wahyu terdapat banyak sekali kalimat yang
merupakan simbol. Sebagai contoh, 7 (tujuh) meterai, 7 (tujuh) sangkakala, 7 (tujuh)
cawan, naga ular tua, Babel, Mesir, Sodom, 666, 144.000 dan 1000 tahun, merupakan
simbol, dan tidak bisa diterjemahkan secara harafiah.

2.8. Ajaran-ajaran Amilenialisme


Amilenialisme tidak menyangkali kembalinya Kristus secara harafiah, tetapi
mereka menolak pemerintahan Kristus selama seribu tahun di dunia ini secara harafiah.
1) Kedatangan Kristus Kedua Kali
Pandangan ini menjelaskan bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali sebagai
satu peristiwa yang terjadi satu kali dn pandangan ini percaya, bahwa kemenangan
Kristus yang meyakinkan atas dosa, kematian, dan setan telah terjadi selama
kedatangan pertama-Nya, maka pemerintahan milenial Kristus adalah sekarang. Pada
saat Kristus datang kembali, akan terjadi kebangkitan umum, bagi orang-orang
percaya maupun tidak. Setelah kebangkitan, orang-orang percaya yang masih hidup
pada saat Kristus kembali, akan diubahkan dan dimuliakan, orang percaya yang akan
dibangkitkan dan orang percaya yang diubahkan, akan diangkat dan bertemu dengan
Tuhan di awan-awan.
2) Kebangkitan Orang Mati
Penganut pandangan ini mengajarkan kebangkitan tubuh terjadi pada akhir
zaman meliputi kebangkitan orang percaya dan orang tidak percaya Tuhan.
Kebangkitan orang percaya dan kebangkitan orang yang tidak percaya terjadi pada
saat yang sama Pemahaman amilenialisme adalah Alkitab mengajarkan suatu
kebangkitan tubuh pada akhir zaman kebangkitan tubuh dari orang percaya “dalam
arti fundamental akan identik dengan tubuh yang sekarang”. Kebangkitan orang
percaya dan orang tidak percaya ini terjadi pada kedatangan Kristus kedua dan itu

6
juga menujukan pada “hari terakhir”. itu adalah pada saat akhir zaman dan pada ssat
kedatangan darui status kekal.
3) Penghakiman Terakhir
Penghakiman terakhir menurut amilenialis adalah pada akhir zaman dan
diasosiasikan dengan kedatangan Kristus yang kedua, kebangkitan semua orang, dan
inagurasi dari keadaan kekal.
4) Tribulasi
Pandangan Amilenialisme tribulasi terjadi pada masa sekarang ini.
5) Milenium
Secara harafiah kepentingan adanya milenium di bumi, menurut Peter H. Davids
didasarkan pada tiga alasan : 
i. Milenium merupakan ganjaran bagi para martir (Wahyu 13:15). Sekarang
mereka mendapatkan ganjaran, yakni kehidupan yang kekal dan memerintah
bersama Kristus.
ii. Milenium menunjukkan kemenangan Kristus. Kekuasaan-Nya selama seribu
tahun akan mempertahankan pemerintahan yang telah dianugerahkan Allah
kepada-Nya dan yang sekarang tersembunyi di surga.
iii. Milenium mempertahankan pemerintahan Allah yang benar, sejarah penebusan.

Status kekal Amilenialis mengajarkan orang percaya dan orang yang tidak
percaya akan terus ada secara sadar dalam kekekalan. Orang tidak percaya akan terus
ada secara sadar dalam neraka. Para amilenialisme juga mengingatkan kita bahwa
Kitab Wahyu seluruhnya penuh dengan bahasa simbolis.
6) Sifat Kerajaan
i. Hanya orang yang bertobat yang dapat memasuki kerajaan Allah (Mat. 3:2;
Mrk. 1:15).
ii. Sifat Kerajaan itu adalah rendah hati, lemah lembut (Mat.5:3-12).
iii. Kerajaan Allah tidak berasal dari dunia ini dan itu berarti bukan milik dunia
(Yoh. 18:36).
iv. Kerajaan yang dijanjikan Tuhan telah digenapi dalam gereja (Rm. 2:28-29; Gal.
3:28-29; Flp. 3:3).

7
v. Barangsiapa percaya kepada Tuhan berbagian dalam Kerajaan Allah. Dengan
demikian, tidak ada perbedaan bangsa (Mat. 4:15-17; Luk. 2:30-32).
vi. Kerajaan itu memiliki hidup dan dapat bertumbuh (Mat. 13:24-30, 36-43, 47-
50).

Orang-orang Amilenialis adalah sejumlah besar orang yang tidak percaya dan
beranggapan bahwa Alkitab mengatakan adanya pengharapan millennium seperti
itu, dan sudah umum jika mereka ini seperti amilenial yang negatif.

2.9. Tokoh-tokoh bapa gereja Penganut Amilenialisme


1) Origenes (185-254 M). Orgenes sebagai pencetus awal daripada paham amilenialisme. Ia
yang memopulerkan akan metode alegoris ketika menafsirkan Alkitab. Di samping itu, ia
pun meletakkan dasar hermeneutikanya pada Kerajaan Kristus yang telah dijanjikan,
namun yang bersifat spiritual bukan di dunia.
2) Eusebius (270-340 M). Ia merupakan sahabat daripada Kaisar Romawi pada saat itu,
Konstantine, melihat bahwa pemerintahan Romawi saat itu sebagai bukti dari Kerajaan
Seribu Tahun. Ia pun menolak akan pandangan premilenialisme.
3) Tyconius, seorang donatur dari Afrika pada abad keempat, secara gamblang menolak
akan eskatologi dan pandangan futuris pada Wahyu 20 yang harus digenapi secara
harafiah. Ia mengemukakan bahwa saat ini merupakan masa Seribu Tahun dalam Alkitab
dan mengemukakan bahwa 1000 tahun tidak boleh dimengerti secara harafiah. Ia pun
juga memandang kebangkitan pertama dalam Wahyu 20:4 sebagai kebangkitan rohani.
4) Augustinus merupakan orang yang menganut akan pandangan amilenialisme. Ia
kemudian memopulerkan pandangan ini secara luas dan akhirnya diterima pada konsili di
Efesus pada tahun 431 Masehi. Ia mengemukakan pula bahwa premilenialisme
merupakan pandangan yang percaya pada tahayul belaka. Ia mengajarkan bahwa
pemerintahan milenial yang tertulis di Alkitab (Yes. 11; Yes. 65; Zak. 14 dan Why. 20)
sudah terwujud dalam gereja. Ia percaya bahwa ketika gereja telah memenuhi janji secara
kerajaan, maka tidak ada penggenapan secara literal untuk Israel.

8
2.10. Gereja Penganut Faham Amilenialisme
Paham Amilenialisme telah banyak dikenal sehingga dapat kita ketahui, gereja-gereja
sudah menganut antara lain :
1) Gereja Katholik
Gereja Katolik sendiri tidak menyebutnya sebagai amillennialism, tetapi
"ecclesiological interpretation of the Millennium." Beberapa Bapa Gereja sebelum
konsili Nicea condong menginterpretasilan secara literal seperti ini tetapi kemudian,
interpretasi ini digantikan dengan interpretasi allegorikal yang mengartikan 1000
tahun ini sebagai simbol, sebagai 'jangka waktu yang cukup lama', sebagaimana teks
angka '1000' yang lain dalam Alkitab merupakan simbol dari jumlah yang banyak/
ribuan. Interpretasi ini diajarkan oleh St. Agustinus: ia mengartikan bahwa 1000
tahun kejayaan ini dimana Iblis diikat dan para kudus memimpin bersama Kristus ini
sebagai Gereja Katolik yang masuk ke dalam sejarah manusia untuk menebarkan
nilai-nilai Injil. Jadi keseribu tahun kejayaan ini mengacu pada era Christendom.4
2) Gereja Kristen Protestan Angkola5
GKPA percaya bahwa kemenangan Kristus yang meyakinkan atas dosa,
kematian, dan setan telah terjadi selama kedatangan pertama-Nya, maka
pemerintahan milenial Kristus adalah sekarang.  Kerajaan Allah sudah hadir sekarang
di dunia ketika Kristus yang menang sedang memerintah umat-Nya dengan Firman
dan Roh-Nya.  Bagi GKPA, janji-janji Perjanjian Lama sudah dipenuhi dalam
kedatangan pertama Kristus dan akan disempurnakan pada kedatangan-Nya yang
kedua.
Sebelum kedatangan Yesus yang kedua kali, akan ada hari-hari terakhir di mana
kejadian-kejadian di bawah ini akan terjadi :
I. Pemberitaan Injil sebagai suatu kesaksian kepada bangsa-bangsa (Matius 24:14,
28:18-20, Roma 10:9-17) berlanjut di sepanjang milenium melalui gereja-Nya.

4
http://sangpelapis.blogspot.com/2016/11/1024x768-normal-0-false-false-false-in.html diakses pada 28
November 2021 pukul 14:34
5
ibid

9
II. Pertobatan Israel sebagai orang-orang pilihan pun terjadi melalui pemberitaan
Injil dalam milenium ini juga, karena Israel termasuk di antara “bangsa-bangsa”
(tidak ada pengecualian).
III. Konflik yang terus berlangsung antara kerajaan Allah dan kerajaan setan
memunculkan penganiayaan, kemurtadan, dan munculnya seorang pribadi
Antikristus sesaat sebelum kedatangan yang kedua. Perang, gempa bumi, dan
kelaparan sebagai petunjuk-petunjuk penghakiman Allah akan sering terjadi
selama milenium masa gereja dan akan makin sering pada “hari-hari terakhir”.

10
BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas bahwa kerajaan 1000 tahun atau millennium merupakan salah satu
hasil dari doktrin eskatologis yang terdapat Kitab Wahyu. Dari pemahaman tentang
millennium tersebut maka, lahirlah beberapa pandangan akannya, salah satunya ialah paham
Amileanisme.

11
Bibliography
Erickson, M. J. (2004). Teologi Kristen. Malang: Gandum Mas.
Juanda, P. S. (2020, September 2). Penafsiran Amilenialisme & Teologi Kovenan Dalam
Memahami Alkitab. Jurnal Teologi & Pelayanan ( Kerusso ), 5. Dipetik November 20,
2021, dari
https://www.researchgate.net/publication/341070154_Penafsiran_Amilenialisme_Teologi
_Kovenan_Dalam_Memahami_Alkitab
Pelapis, S. (2016, November 02). Doktrin A-Millenialisme. Kerajaan 1000 Tahun
(Millenialisme) Doktrin A-Milleanilisme dan Gereja/Aliran Penganutnya. Dipetik
November 28, 2021
Thiessen, H. C. (2015). Teologi Sistematika. Malang: Gandum Mas.
Wongso, P. (1989). Hermeneutika Eskatologi. (J. Wongka, Penerj.) Malang: Seminari Alkitab
Asia Tenggara Malang.

12

Anda mungkin juga menyukai