Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK III

Tema : Postmilenialisme

Anggota kelompok:

1. Medin Tumanggor/20011007.

2. Oktavianus Gana / 20011002

3. Yohanis Mooy/21011001

4. Ida Ayu Putu Swastini/ 21011006

5. levi juniwati / 21011011

6. Raymond Junior Setyadi Ngodio / 21011015

I . SEJARAH POSTMILENIALISME.

A. Apa itu Postmilenialisme?


Postmilenialisme adalah pandangan eskatologis Kristen yang percaya bahwa Kristus akan datang
kembali setelah masa kedamaian dan kemakmuran yang panjang, yang akan dihasilkan oleh
pemberitaan Injil dan pekerjaan Roh Kudus. Pandangan ini berpendapat bahwa dunia secara
bertahap akan menjadi lebih Kristen dan bahwa gereja akan memainkan peran penting dalam
transformasi masyarakat. Pandangan ini percaya bahwa Kerajaan Allah akan diwujudkan melalui
perbaikan social, moral, dan politik di dunia ini sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali.

Postmilenialisme mengatakan bahwa akan ada kemenangan progresif dan pengaruh Kristen
yang meluas. Manusia saat ini hidup di "Milenium" dan bahwa selama jangka waktu yang tidak
terbatas ini, orang Kristen ditugaskan untuk memperluas Kerajaan Allah di dunia melalui
pemberitaan Injil dan karya penyelamatan Roh Kudus di hati individu. Karena banyaknya orang
yang diselamatkan maka Milenium akan menjadi zaman keemasan, peningkatan kemakmuran
spiritual dengan mengangkat kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya. Dunia pada
akhirnya akan menikmati keadaan benar dan damai, setelah selesainya periode ini maka Kristus
akan datang kembali.
B. Sejarah lahirnya Postmilenialisme.
Postmilenialsime dimulai sejak abad ke-17 dan 18 ketika para teolog Puritan di Inggris dan
Amerika Serikat percaya bahwa melalui pencerahan, Pendidikan, dan reformasi sosial,
masyarakat bisa diubah menjadi lebih baik. Beberapa tokoh gereja seperti Jonathan Edwards dan
Charles Finney mengajarkan bahwa umat Kristen dapat memperbaiki dunia ini secara bertahap
melalui pelayanan dan penginjilan. Mereka percaya bahwa kebangkitan rohani akan terjadi
diseluruh dunia dan Kristus akan kembali setelah itu.

Ajaran ini kemudian menjadi popular pada abad ke-19 ketika Amerika Serikat mengalami
kemajuan ekonomi dan teknologi yang pesat dan banyak orang yakin bahwa kemajuan ini akan
membawa perbaikan sosial dan moral. Pendukung pandangan ini termasuk John Calvin, William
Perkins, Jonathan Edwards, George Whitefield, Samuel Hopkins, EW Hengstenberg, Kenneth
Gentry, dan Douglas Wilson.

C. Sejarah perkembangan postmillennialisme .


Pandangan postmillennialisme menjadi kontroversial karena beberapa teolog memandangnya
sebagai optimism berlebihan dan tidak realistis. Beberapa kejadian seperti Perang Dunia ke II,
Perang Dingin, dan kemajuan teknologi yang membawa ancaman nuklir, membuat banyak orang
meragukan kemampuan manusia untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Pandangan ini
kemudian mulai ditinggalkan pada abad ke-20 karena kekecewaan dengan perang dunia ke II,
depresi ekonomi dan perubahan social yang terjadi. Banyak orang kehilangan keyakinan pada
kemajuan dan kemanusiaan.

Gereja Protestan umumnya tidak memiliki pandangan resmi tentang postmillenialisme dan
membiarkan setiap individu untuk memutuskan pandangan mereka sendiri tentang hal ini. Gereja
Katolik tidak secara resmi mengajarkan atau mengadopsi postmillennialisme dan pandangan ini
tidak dianggap sebagai bagian dari ajaran Katolik yang sahih. Sebaliknya, Gereja Katolik
mengajarkan bahwa kedatangan Kerajaan Allah adalah proses yang berlangsung secara bertahap
dan bahwa kita harus selalu siap untuk kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Gereja Katolik
lebih memfokuskan pada kerendahan hati, penyesalan, dan pertaubatan sebagai persiapan bagi
kedtangan Kristus yang kedua kalinya.
II. AJARANNYA.

A. Ajaran postmilenialisme secara umum.

Istilah “postmilenialisme” berarti, bahwa Kristus akan kembali setelah milenium dengan kata
lain bahwa kedatangan kembali Kristus akan terjadi setelah kerajaan seribu tahun berakhir.
Menurut postmileanilisme, dunia sekarang ini secara bertahap sedang dalam proses untuk masuk
ke dalam zaman milenium yaitu berdasarkan semakin banyaknya orang-orang dalam dunia ini
yang bertobat melalui pemberitaan Injil.”

Postmilenialisme berpandangan bahwa Kerajaan Allah sekarang sedang diluaskan di dunia


melalui pemberitaan Injil dan pekerjaan penyelamatan Roh Kudus, bahwa dunia akhirnya akan
dikristenkan dan bahwa kedatangan kembali Kristus akan terjadi pada akhir masa kebenaran dan
keadilan yang disebut milenium. Ketika Injil diberitakan kepada segala bangsa (termasuk bangsa
Yahudi), masa sekarang akan secara bertahap menuju masa milenium. Dan ketika masa
milenium menjadi kenyataan, prinsip-prinsip kepercayaan dan tingkah laku Kristen akan menjadi
standar untuk bangsa-bangsa dan pribadi-pribadi.

Seorang teolog, Boettner menjelaskan, bahwa ini tidak berarti akan ada saat di mana semua
orang di muka bumi ini menjadi Kristen atau bahwa semua dosa akan dihapuskan, tetapi ini
berarti bahwa kejahatan dalam semua bentuknya akan dikurangi sampai porsinya tidak berarti
atau dapat diabaikan, bahwa prinsip-prinsip Kristen akan jadi aturan kehidupan, dan bahwa
Kristus akan datang kembali ke dunia yang telah dikristenkan.

Menurut postmilenialisme, dunia sekarang ini secara bertahap sedang dalam proses untuk masuk
ke dalam zaman milenium, yaitu berdasarkan semakin banyaknya orang-orang dalam dunia ini
yang bertobat melalui pemberitaan Injil, Pertumbuhan jumlah orang Kristen ini akan mencakup
baik orang-orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain. Postmilenialis umurnnya memahami
Roma 11 :25-26 sebagai nubuat pertobatan besar-besaran yang akan terjadi di antara orang-orang
Yahudi, meskipun mereka tidak mengajarkan bahwa hal ini akan mencakup penegakan kerajaan
bangsa Yahudi secara lahiriah atau politis.
Kaum Postmilenialis menggunakan Matius 28:18-20 sebagai bukti alkitabiah untuk mendukung
pandangan mereka. Mereka percaya bahwa amanat agung yang diberikan Kristus kepada umat-
Nya untuk menjadikan segala bangsa murid-Nya termasuk penginjilan yang efektif akan
mengubah hidup setiap orang. Mereka juga mengambil perumpamaan mengenai ragi untuk
mendukung pandangan ini. Menurut mereka, perumpamaan ragi mengajarkan perluasan dan
kemenangan Injil yang universal, juga mengajarkan bahwa perkembangan ini terjadi bukan
secara tiba-tiba tetapi secara bertahap.

Milliard J. Erickson mengatakan, “Pandangan ini berdasarkan pada keyakinan bahwa pekabaran
Injil akan berhasil sehingga seluruh bumi akan bertobat. Pemerintahan Kristus yang bertempat di
dalam hati manusia akan lengkap dan universal. Kalimat, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti
di surga,” akan terwujud. Damai sejahtera akan menang dan kejahatan benar-benar akan
dimusnahkan. Lalu pada saat pemberitaan Injil mencapai puncak keberhasilannya Kristus akan
datang kembali.”

Postmilenialisme percaya, bahwa “kedatangan Kristus akan mengikuti milenium, yang


diharapkan terjadi selama dan akhir dispensasi Injil. Segera sesudahnya, Kristus akan datang
untuk membawa segala sesuatu kepada susunan kekal.” sedangkan
menurut Tim Lahaye dan Jerry B. Jennkins postmilenialisme adalah anggapan bahwa “gereja
akan menginjili dunia, membuat dunia semakin lama semakin membaik sampai pada akhirnya
gereja akan membawa masuk kerajaan.”

Menurut postmilenialisme, dunia sekarang ini secara bertahap sedang dalam proses untuk masuk
ke dalam zaman milenium, yaitu berdasarkan semakin banyaknya orang-orang dalam dunia ini
yang bertobat melalui pemberitaan Injil, Pertumbuhan jumlah orang Kristen ini akan mencakup
baik orang-orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain. Postmilenialis umumnya memahami
Roma 11 :25-26 sebagai nubuat pertobatan besar-besaran yang akan terjadi di antara orang-orang
Yahudi, meskipun mereka tidak mengajarkan bahwa hal ini akan mencakup penegakan kerajaan
bangsa Yahudi secara lahiriah atau politis.

Pada waktu milenium itu terwujud, maka prinsip-prinsip iman dan moral Kristen akan diterima
sebagai standar bagi semua bangsa dan individu. Dosa belum akan dihapuskan, tetapi akan
dikurangi seminimal mungkin. Kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan umat
manusia akan mengalami perbaikan secara menyeluruh. Akan terjadi pula kemakmuran di
seluruh dunia, dan padang-padang gurun yang menghijau. Negara-negara yang terus berperang
akan berdamai dan bekerja sarna secara harmonis. Zaman keemasan rohani ini akan terus
berlangsung selama jangka waktu yang panjang, barangkali lebih panjang daripada seribu tahu
secara harfiah.

Menurut Boettner: "Hal ini tidak berarti bahwa di bumi akan ada suatu masa, di mana setiap
orang adalah orang Kristen, atau bahwa seluruh dosa akan dihapuskan. Zaman ini adalah masa di
mana kuasa dosa di dalam segala bentuknya, akan ditekan sedemikian rupa hingga seolaholah
dapat diabaikan, serta prinsip-prinsip Kristen akan menguasai, tetapi bukan tanpa perkecualian.
Setelah itu Kristus akan kembali untuk sepenuhnya mengkristenkan seluruh dunia"

Baik Loraine Boettner maupun J. Marcellus Kik (seorang postmilenialis lainnya) berpendapat
bahwa masa kesusahan, sebagaimana disebutkan dalam Matius 24 dan murtad yang tertulis
dalam 2 Tesalonika 2, sudah berlalu. Namun demikian, berdasarkan Wahyu 20:7-10, yang
melukiskan tentang dilepaskannya Iblis di akhir milenium, Boettner percaya bahwa akan ada
"manifestasi kuasa kegelapan secara terbatas" sebelum Kristus kembali. Tetapi, ia melanjutkan,
dilepaskannya Iblis dan perlawanan terhadap gereja yang akan timbul sebagai akibatnya, akan
terjadi dalam sebuah masa yang singkat dan sama sekali tidak akan memberikan dampak apaapa
bagi gereja.

Bagi para postmilenialis, fakta bahwa kejahatan itu akan muncul kembali dalam waktu yang
singkat sebelum kedatangan Kristus yang kedua, sama sekali tidak meniadakan pengharapan
terhadap zaman keemasan milenium di masa yang akan datang. Satu-satunya bagian di Alkitab
yang menyebutkan tentang milenium adalah Wahyu 20:1-6. Tiga ayat pertama dari perikop ini
mengisahkan tentang diikatnya Iblis selama seribu tahun, dan tiga ayat berikutnya berbicara
tentang orang-orang tertentu yang akan hidup dan memerintah bersama dengan Kristus selama
seribu tahun.

Benjamin B. Warfield, seorang yang termasuk dalam kelompok ini, memegang pendapat bahwa
Wahyu 20:1-6 menggambarkan tentang diikatnya Iblis selama zaman gereja sekarang ini dan
pemerintahan oleh orang-orang percaya yang telah meninggal, dan bersama-sama dengan Kristus
di sorga, pada masa sekarang ini .
B. Pokok-pokok ajaran Postmilenialisme.

1. Pandangan Mengenai Alkitab.

Penganut paham postmilenialisme alkitabiah mengakui adanya wewenang alkitab dalam


kehidupan manusia. Mereka atau penganut paham ini mengharapkan suatu masa yang
indah pada masa depan. Masa di mana keemasan hadirat Allah hadir dan terbentuk
melalui usaha manusia sendiri.

2. Pandangan Mengenai Kuasa Allah.


Kuasa Allah mutlak adanya dalam setiap sisi dunia, yang diikuti dengan suatu talenta
umum kepada setiap individu atau kelompok yang ada. Janji Allah diharapkan dapat
memenuhi setiap insan, dan menjadikan setiap pengharapan hidup di dalam proses
millinialisme Allah. Berkat dalam kuasa Allah akan digenapi di Bumi. Manusia akan
diselamatkan oleh karena berkat yang daripada Allah.

3. Pandangan Mengenai Gereja.


Gereja dianggap sebagai satu-satu alat atau perantara menghadirkan kerajaan seribu tahun
di Bumi ini. Kedatangan Kristus kedua kali secara fisik ke dalam dunia akan dibantu dan
dibukakan oleh gereja, terkhusus melalui pemberitaan injil oleh gereja-gereja di seluruh
dunia.

4. Pandangan mengenai kedatangan Kristus.


Penganut postmillenialisme percaya bahwa Kristus pasti datang di akhir masa seribu
tahun. Kedatangannya akan diikuti dengan segera oleh kebangkitan dan penghakiman
secara umum.

5. Pandangan mengenai Kerajaan Seribu Tahun.


Postmilenialisme berpendapat bahwa kedatangan Kristus kedua kali akan didahului oleh
zaman Millenium atau Kerajaan Seribu Tahun. Di zaman ini, Kristus bersama-sama
dengan Roh Kudus akan mewujudkan amanat agung serta berkat yang telah dijanjikan ke
dalam dunia. Roh kudus akan mewartakan takhta sorga di dalam Kristus melalui gereja-
gereja atau manusianya sendiri. Manusia yang sudah ditebus terdahulu oleh
penderitaannya. Secara berkala, Kerajaan Allah akan dikembangkan di Bumi. Dan
pemerintahan Kerajaan itu, melalui Roh Kudus, akan bertahan dalam jangka
waktu yang lama. Postmilenium berpendapat bahwa kedamaian yang terwujud di dunia
kelak, secara langsung bukan merupakan karya Tuhan, melainkan usaha orang percaya.

Charles C. Ryrie, menjelaskan bahwa, “Pertama, lamanya. Kerajaan seribu tahun,


menurut pendapat penganut postmilenium akan berupa watu atau masa yang sedemikian
panjang, tidak harus secara tepat seribu tahun. Hal ini dapat berarti juga lebih dari seribu
tahun. Permulaannya. Beberapa berpendapat bahwa kerajaan seribu tahun akan dimulai
secara berangsur-angsur, sedangkan pandangan lainnya melihat permulaan yang tiba-tiba
pada penyebaran kebenaran di seluruh dunia. Ciri-cirinya. Kerajaan seribu tahun menurut
pandangan penganut postmilenium akan menjadi saat damai, kemakmuran, kehidupan
rohani yang baik di bumi. Akan tetapi tidak semua akan diselamatkan, juga tidak semua
dosa akan dihapuskan. Namun prinsip kekristenan akan menjadi dasar atau aturan, tidak
ada pengecualian dan dosa akan dikurani sampai hilang sama sekali. Kegiatan. Beberapa
tokoh paham postmilenium mengizinkan satu masa kemurtadan yang singkat pada akhir
millennium sebelum kedatangan Kristus.”

6. Sifat Kerajaan

Pertama. Sifat Kerajaan itu ialah rohani, karena Kitab Suci menjelaskan hal itu (Yoh.
18:36). Kerajaan Allah, Kerajaan Surga, Tubuh Kristus (gereja), memiliki makna yang
sama.
Kedua. Keberadaan Kerajaan Allah dan Allah ada pada waktu yang sama. Karena itu,
keberadaan alam semesta, kehancuran negara, kesemuanya itu merupakan sebagian
pernyataan dari Kerajaan Allah (Ibr. 1:3; Dan. 2:20-21).

Ketiga. Pertumbuhan kerajaan berdasarkan pada pemberitaan Injil, dan bergantung pada
kuasa Roh Kudus.

Keempat. Puncak dari keberhasilan Kerajaan itu adalah semua orang yang ada di bumi ini
dikristenkan, namun dosa masih nampak. Pada saatnya setelah Tuhan datang mereka
yang palsu dan asli akan dipisahkan.

“Sebuah ciri yang penting lainnya dari postmilenialisme adalah pandangannya bahwa
kerajaan Allah merupakan realitas dunia pada saat ini, dan bukan realitas surga dimasa
yang akan datang. Kerajaan Allah itu ada disini pada saat ini, dan kerajaan itu
berkembang secara bertahap. Kerajaan itu bukan sesuatu yang tidak ada pada saat ini,
melainkan akan dimulai oleh sebuah peristiwa yang besar. Kerajaan itu akan datang
secara bertahap, dan hampir tidak dapat kita lihat atau rasakan.”

7. Kedatangan Kristus Kali Kedua.

Penganut pandangan ini menjelaskan, bahwa kembalinya Kristus setelah milenium.


George Whitefield dan Jonathan Edwards adalah pendahulu dari kedatangan Kristus kali
kedua. Kedatangan Kristus dapat dilihat dan secara harafiah (Kis. 1:11; 1 Tes. 4:16; Why.
1:7). Akan tetapi, waktu kedatangan-Nya tidak diketahui.

8. Kebangkitan Orang Mati.

Postmilenialisme ini sepakat dengan golongan amilenialisme berkaitan dengan


kebangkitan. Akan ada kebangkitan secara umum baik orang yang telah percaya Tuhan
dan yang belum percaya kepada Tuhan (Dan. 12:2; Mat. 25:31-32; Yoh. 5:28-29; Kis.
24:15; Why. 20:12-13) yang akan terjadi dalam kaitannya dengan kedatangan Kristus kali
kedua (1 Kor. 15:23-24; 1 Tes. 4:16).

9. Tribulasi.
Tribulasi dialami pada masa sekarang ini.

10. Israel dan Gereja.

Tidak ada perbedaan antara Israel dan gereja. Gereja adalah Israel baru.

11. Penghakiman Terakhir.

Pandangan postmilenialisme dalam penghakiman terakhir sama dengan pandangan


amilenialisme. Pada saat kedatangan Kristus yang kedua kali akan ada kebangkitan dan
penghakiman secara umum bagi semua orang (Mat. 13:37-43; 25:32), demikian juga
malaikat (2 Ptr. 2:4).

III. TANGGAPAN KELOMPOK III.

1. Kelompok kami tidak setuju dengan pandangan postmilenialisme yang mengatakan


bahwa Kristus akan kembali setelah milenium dimana masa keemasan dunia telah
berlangsung. Menurut kelompok kami bahwa dunia ini bukan makin baik meskipun
zaman dan teknologi makin maju, sebaliknya yang terjadi bahwa moral manusia makin
rusak dan ancaman perang dunia ke tiga justru didepan mata.

2. Postmilenialisme mengatakan bahwa dunia sekarang ini secara bertahap sedang dalam
proses untuk masuk ke dalam zaman milenium yaitu berdasarkan semakin banyaknya
orang-orang dalam dunia ini yang bertobat melalui pemberitaan Injil. Kelompok kami
tidak setuju dengan pendapat ini, memang pemberitaan injil makin gencar tetapi tidak
sedikit juga orang-orang Kristen di eropah yang justru meninggalkan gereja. Tidak
sedikit gereja berubah fungsi menjadi mall dan lain sebagainya.

3. Postmilenialisme mengatakan bahwa tribulasi sudah terjadi saat ini. Kelompok kami
tidak setuju, meskipun dibelahan dunia yang ini orang-orang Kristen mengalami
penganiayaan namun yang dimaksud masa kesusahan itu lebih berat dari pada yang
dibayangkan.

4. Akan ditambahkan.

Anda mungkin juga menyukai