Anda di halaman 1dari 13

Nama : Ganda P Doloksaribu

Mata Kuliah : Dogmatika V : Eskatologi

PENGANGKATAN

Kedatangan kedua Tuhan Yesus Kristus menjadi sebuah pengharapan bagi orang-orang

percaya. Pengharapan akan kedatangan Yesus yang kedua ini adalah aspek yang paling

penting dari eskatologi Perjanjian Baru. Anthony Hoekema menjelaskan bahwa sedemikian

pentingnya doktrin ini sehingga iman jemaat Perjanjian Baru didominasi oleh pengharapan

ini.1 Jika Perjanjian Baru ditelaah lebih mendalam, maka berita tentang kedatangan Kristus

yang kedua diulang berkali-kali.

Kedatangan Kristus yang kedua ini sering disebut dengan istilah Parousia.2Salah satu

peristiwa yang akan mewarnai parousia adalah pengangkatan. Pengangkatan adalah peristiwa

di mana orang-orang percaya akan diangkat dalam awan-awan permai bersama dengan Yesus

Kristus. Namun, pemahaman ini masih menimbulkan banyak pertentangan. Oleh sebab itu,

melalui tulisan ini, akan dipaparkan tentang pengertian, waktu terjadi, orang-orang yang akan

mengalami, dan sudut pandang Reformed tentang peristiwa pengangkatan.

A. PENGERTIAN

a. Menurut kaum Dispensasionalisme3 Pretribulasi

Pengangkatan (rapture) adalah tahap pertama dari kedatangan Yesus yang kedua. 4

Tahapan yang kedua adalah tahap di mana Kristus akan menegakkan kerajaan seribu tahun

1
Anthony Hoekema, Alkitab dan Akhir Zaman, (Surabaya : Momentum, 2014), 147
2
Hoekema, Alkitab, 150
3
Hoekema (223) menjelaskan bahwa kaum dispensasionalisme adalah sebuah pendekatan teologi
terhadap Alkitab yang membagi rahasia sejarah dalam sejumlah periode waktu tertentu atau dispensasi di mana
dalam masing-masing periode waktu tersebut, Allah berinteraksi dengan manusia denga cara yang berbeda-
beda. Dispensasi yang terakhir, menurut pandangan ini adalah seribu tahun pemerintahan Kristus di bumi.
4
Kelompok ini terkadang berusaha menjaga kesatuannya dengan mengatakan bahwa kedua kali
kedatangan Kristus hanyalah sekedar dua aspek dari peristiwa besar itu. Namun, mereka tetap mengatakan
bahwa kedua peristiwa besar itu berbeda dan terpisah selama beberapa tahun, serta masing-masing mempunyai
tujuannya sendiri-sendiri, maka keduanya tak mungkin dianggap sebagai satu peristiwa tunggal. (Hoekema, 70)

1
yang disebut sebagai kembalinya Kristus (return).5 Pada saat tahapan pertama

(pengangkatan) ini terjadi, Kristus tidak akan turun hingga ke bumi, namun Kristus hanya

akan berada di awan-awan saja. Bersamaan dengan hal ini, maka semua orang percaya

yang sejati akan mengalami kebangkitan. Pada saat peristiwa kebangkitan ini selesai,

orang-orang percaya yang masih hidup akan dalam sekejap mata diubah dan dimuliakan,

maka setelahnya terjadilah proses pengangkatan semua umat Allah, yakni mereka yang

percaya dan telah dibangkitkan serta yang telah diubahkan akan diangkat ke awan-awan di

mana Kristus berada untuk berjumpa dengan Dia. Seluruh orang percaya yang diangkat

tersebut kemudian akan masuk ke dalam sorga bersama dengan Kristus untuk merayakan

perjamuan kawin Anak domba selama tujuh tahun.6

Tidak hanya sampai pada perjamuan kawin Anak domba. Dalam periode tujuh tahun

ini, sementara gereja masih berada di sorga, maka akan terjadi sejumlah peristiwa di bumi,

seperti :

1. Kesengasaraan sebagaimana dinubuatkan dalam Daniel 9:27, di mana

setengah dari masa ini adalah masa kesusahan besar (the great tribulation).

2. Antikristus akan memulai pemerintahannya yang sangat kejam yang pada

akhirnya menuntut manusia untuk menyembah dia sebagai allah.

3. Pengahakiman besar-besarann akan melanda seluruh penduduk bumi,

termasuk sebagian dari orang-orang yang tidak percaya yang berada dalam

gereja.

4. Sejumlah umat pilihan dari bangsa Israel akan diselamatkan, bersama-sama

dengan sejumlah besar orang-orang non-Israel

5. Raja-raja bumi, bala tentara binatang, dan nabi palsu akan bersatu menganiaya

umat Allah.
5
Hoekema, 149 ; Berkhof, 70 ;
6
Hoekema, Alkitab, 224

2
Pada akhir masa tujuh tahun ini, Kristus akan kembali dalam kemuliaan, bersama

—sama dengan gereja. Kali ini Kristus akan turun hingga ke bumi. Ia akan

menghancurkan musuh-musuh-Nya dalam peperangan hermagedon, menegakkan

tahta-Nya di Yerusalem, dan memulai pemerintahan-Nya selama seribu tahun.

Hoekema menyatakan bahwa kedatangan Kristus yang kedua dengan dua tahapan

tampaknya tidak memiliki dasar Alkitab yang pasti.7

b. Menurut Premilenarian

Kelompok ini tidak setuju tentang kedatangan kedua dari Tuhan Yesus dipandang

sebagai peristiwa ganda, melainkan tunggal. George Erdon Ladd memberikan alasan

yakni tidak adanya teori peristiwa ganda yang didukung oleh Kitab Suci. Ladd

mempertegas bahwa Kitab Suci tidak menyebutkan bahwa pada kedatangan Kristus

yang kedua Ia akan mengangkat gereja-Nya secara rahasia pada waktu khusus.8

Lalu, bagaimana kaum premilenarian memahami peristiwa pengangkatan ini?

Asumsi dasar dari golongan ini tentang pengangkatan adalah :9

1. Kesatuan dengan Allah. Pemahaman ini didasarkan pada surat kepada jemaat di

Tesalonika. Pada surat ini, Paulus tidak menyebut sama sekali karakteristik

kebangkitan tubuh, namun ia menyebutkan bahwa pada kedatangan Yesus yang

kedua nantinya, manusia mendapatkan berkat kesatuan tubuh dengan Kristus.

Tujuan dari pengangkatan ini adalah dibawanya manusia untuk berjumpa dengan

Allah, entah di surga atau di bumi.

2. Transformasi tubuh dari orang-orang percaya. Pemahaman ini didasarkan pada

Roma 8:23 yang menyatakan bahwa pengangkatan adalah simbol dari tubuh

7
Hal ini didukung pula oleh beberapa ahli dari premilenialisme, seperti George E.Ladd, The Blessed
Hope (Grand Rapids : Eerdmans, 1956) dan Robert H.Gundry, The Church and The Tribulation, (Grand Rapids
: Zondervan, 1973). Hoekema, Alkitab, 150
8
George Eldon Ladd, The Blessed Hope, (Grand Rapids, Michigan : WM.B Eerdmans Pub), 71
9
Ladd, The Blessed, 78

3
yang telah ditebus oleh Allah melalui Kristus. Ladd menjelaskan, yang

dimaksud dengan tubuh yang telah ditebus adalah pengenalan terhadap level

baru dari kehidupan yang berubah dai keberadaan tubuh sebelum kebangkitan.

Jadi, kebangkitan tubuh yang dimaksud bukan hanya sekedar restorasi dari

tubuh secara fisik, melainkan seperti yang rasul Paulus jelaskan dalam 1

Korintus 15:42-44, yakni tubuh tidak binasa, mulia, alamiah, dan tubuh

spiritual. Tubuh ini adalah tubuh yang secara utuh ditanamkan oleh kekuatan

Roh Kudus dan sebuah tubuh yang dirancang secara sempurna untuk

menikmati kehidupan kekal bersama dengan Allah.

c. Menurut Postmilenialisme10

Postmilenialisme menolak pandangan premilenialisme yang menyatakan bahwa

kedatangan Kristus adalah secara fisik untuk memerintah di bumi selama seribu

tahun dan bahwa orang kudus akan diangkat pada saat kedatangan-Nya untuk

kemudian memerintah bersama Dia dalam kerajaan milenial. Pandangan ini adalah

pandangan dari golongan postmilenial yang meyakini pengaruh Roh Kudus yang

supranatural. Namun, ada golongan lain dari postmilenial yang meyakini kedatangan

Kristus yang kedua merupakan suatu proses evolusi ilmiah. Mereka mengharapkan

bahwa suatu saat nanti akan tercipta kedamaian di bumi ini.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memandang sesuai dengan keterkaitannya

dengan pengangkatan adalah setiap orang akan mengalami pengangkatan. Hal ini

disebabkan oleh pemberitaan Injil yang berkuasa membawa pertobatan bagi seluruh

manusia. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa aka nada kemurtadan,

penderitaan, dan penganiayaan di masa akhir zaman. Doktrin dari pandangan ini

10
Postmilenialisme adalah pandangan yang mempercayai bahwa kedatangan Kristus akan mengikuti
milenium, yang diharapkan terjadi selama dan akhir dispensasi Injil.

4
pada akhirnya akan melemahkan konsep anugerah Allah. Selaras dengan yang

dinyatakan oleh Berkhof,

Evolusi ilmiah dan usaha manusia dalam pendidikan,

pembaharuan sosial, dan peundangan akan perlahan-lahan

membawa kesempurnaan pemerintah semangat kristiani

sangat bertentangan dengan semua yang dikatakan Firman

Tuhan. Pekerjaan Tuhan lah yang menghadirkan kerajaan

Allah dan tidak dibuat melalui sarana alamiah, melainkan

melalui sarana supranatural.11

d. Menurut Amilenialisme12

Wayne Gruden menyatakan,

This view is called “amillenial” because it maintains that


there is no future millennium yet to come. Since
amillennialists believe that Revelation 20 is now being
fulfilled in the church age thet hold that the “millennium”
described there is currently happening.

Pernyataan Gruden menjelaskan bahwa kedatangan Kristus sebenarnya sudah

mulai dinyatakan sejak saat ini. Namun, Gruden menambahkan bahwa pada saat

kedatangan Kristus nantinya, maka akan terjadi kebangkitan tubuh, baik orang

percaya maupun yang tidak percaya. Orang-orang yang sudah percaya akan

menyatu dengan Kristus dalam kerajaan Surga kekal. Namun, orang yang tidak

percaya akan dibangkitkan untuk menghadapi penghakiman akhir.

B. ORANG-ORANG YANG AKAN DIANGKAT

Ladd menjelaskan bahwa orang-orang yang diangkat pada saat peristiwa

pengangkatan hanyalah mereka yang mati dalam Kristus.13 Orang-orang yang mati di

11
Berkhof, Teologi Sistematika, 112
12
Wayne Gruden, Systematic Theology, (Grand Rapids, Michigan : Zondervan, 1994), 1109-1110
13
Ladd, The Blessed, 78

5
dalam Kristus atau bisa disebut sebagai orang percaya akan mengalami transformasi

tubuh. Demikian penjelasan Ladd,

This transformation will occur for the dead saints at the


first resurrection, it will occur for the living saints at the
Rapture. The rapture, the catching up to meet up the Lord
in the air, is the that the living as well as the dead have
put on the glorious resurrection body. They are no longer
earthbound, mortal cretures but have entered into the
fullness of life, which means a new level of existence
whose character we can now only faintly discern.14

Demikian pula dengan kaum premilenialisme setuju bahwa hanya mereka yang mati

dalam Kristus akan dibangkitkan dan orang kudus yang masih hidup akan diubahkan lalu

akan diangkat untuk bertemu dengan Yesus di awan-awan.15 Namun, jika dikaji ulang

mengenai hal tersebut, maka kaum premileniasrisme sebenarnya percaya bahwa

pengangkatan terjadi bukan sebelum kedatangan Yesus, melainkan pada saat kedatangan

Yesus. Hal ini selaras dengan pernyataan Berkhof, “Pendapat yang mereka masih

pertahankan adalah bahwa suatu kedaangan Yesus, mereka yang mati dalam Kristus akan

dibangkitan dan orang kudus yang masih hidup diubahkan dan bersama-sama diangkat

bertemu Tuhan”

Hal yang serupa diungkapkan oleh Berkhof bahwa peristiwa pengangkatan akan

melibatkan umat pilihan Allah. Lebih lanjut Berkhof menjelaskan alasannya yaitu

kedatangan Kristus yang kedua kali pada akhir zaman memang bertujuan unyuk membawa

umat-Nya menuju zaman kekekalan. Yesus akan melakukan ini dengan cara menetapkan

dan melengkapi dua kejadian besar, yakni kebangkitan orang mati dan penghakiman

akhir.16 Namun, berbeda dengan paham kaum premilenialis yang menyatakan bahwa

14
Ladd, The Blessed, 80
15
Berkhof, Teologi Sistematika, 70
16
Berkhof, Teologi Sistematika, 90, bnd.Mat.13:49-50 ; 16:27 ; 24:3 ; 25;14-46 ; Luk.9:26 ; 19:15,26,27 ;
Yoj.5;25-29 ; Kis.17:31 ; Rm.2:3-16 ; 1 Kor.4:5 ; 15:23 ; 2 Kor.5:10 ; Flp.3:20-21 ; 1 Tes.4:13-17) Dua kejadian
ini menurut Berkhof akan terjadi bersamaan.

6
tujuan kedatangan Yesus yang kedua adalah meneguhkan kuasa Kristus dan orang kudus-

Nya di bumi dan menyatakan hari keselamatan nyata bagi dunia.17

Mark Hitchcock dan Thomas Ice juga mengungkapkan bahwa setiap orang percaya

secara fisik akan diangkat ke awan-awan dan bertemu dengan Yesus kemudian akan pergi

menuju rumah Bapa.18 Harun Hadiwijono juga menyatakan bahwa kedatngan Tuhan

Yesus yang kedua kali pertama-tama dimaksudkan untuk keselamatan orang beriman.

Lebih lanjut Hadiwijono menyatakan, “Orang yang beriman pada hari kedatangan-Nya itu

kan dibangkitkan dan akan dimuliakan bersama-sama dengan orang beriman yang masih

hidup.”19

C. WAKTU PENGANGKATAN

Menurut Ladd, pengangkatan terjadi pada parousia, yakni pada kedatangan Kristus

yang kedua. Hal ini membuktikan bahwa Ladd berada pada posisi yang menolak bahwa

kedatangan Yesus bukan terjadi sebelum kedatangan Yesus. Sekalipun bagi Ladd sendiri

peristiwa pengangkatan masih sebuah misteri, namun Ladd meyakini bahwa peristiwa ini

terjadi saat Yesus datang. Sebagaimana yang diungkapkannya, “….it’s not the truth that

the rapture is to occur before the great tribulation”20 Ladd menjelaskan berdasarkan

pemahaman premileniarisme, bahwa Kitab Suci menyatakan hanya ada satu kali

kebangkitan yang terjadi pada permulaan milenium yang kemudian dijelaskan pula

terjadi pada akhir dari zaman milenium (Wahyu 20:4-15).21

17
Berkhof, Teologi Sistematika, 70
18
Mark Hitchcock dan Thomas Ice, Left Behind, (Oregon : Multnomah, 2004), 21
19
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2016), 493
20
Hal ini berbeda dengan yang dipahami oleh kaum pretribulasi yang menyatakan bahwa peristiwa
pengangkatan terjadi sebelum terjadinya penganiayaan besar (great tribulation). Hal ini sesuai dengan yang
telah dijelaskan oleh Hoekema tentang pembagian tahapan dalam pandangan dispensisionalis pretribulasi.
Namun, Ladd menjelaskan bahwa kaum pretribulasi membagi peristiwa kebangkitan menjadi tiga tahapan,
yakni 1) Kebangkitan orang-orang kudus ; 2)Kebangkitan para martir ; 3) Kebangkitan pada akhir masa
milenium.
21
Ladd, The Blessed, 80

7
Premileniarisme percaya pengangkatan bisa terjadi kapan saja sebab tidak akan ada

peristiwa yang mendahuluinya.22 Jika memang kaum premileniarisme meyakini hal ini,

maka gagasan mereka bertentangan dengan gagasan kaum ini yang menyatakan bahwa

kedatangan Yesus didahului oleh kesusahan besar. Berkhof kembali menyatakan terkait

dengan hal ini, yakni penjelasannya bahwa kaum premileniarisme mempercayai bahwa

kedatangan Yesus yang adalah tanda dari pengangkatan tidak terjadi secara mendadak

dengan alasan sudah didahului oleh peristiwa-peristiwa sebelumnya.

Berkhof menyatakan bahwa waktu pengangkatan tidaklah diketahui sebab peristiwa

ini terjadi pada saat kedatangan Yesus kedua kali. Berdasarkan penjelasan Berkhof,

Alkitab menyatakan para murid yang bertanya kepada Yesus tentang tanda kedatangan

Yesus dan tanda kesudahan dunia (Mat.24:3). Berkhof menjelaskan bahwa pertanyaan

para murid ini adalah pertanyaan yang mengaitkan antara tanda kedatangan Yesus dan

tanda kesudahan dunia.Tuhan Yesus memberikan sebuah asumsi bagi mereka. Berkhof

sendiri tidak menyatakan bahwa peristiwa pengangkatan adalah peristiwa yang akan

mendahului kedatangan Yesus. Peristiwa-peristiwa yang mendahului kedatangan Yesus

adalah panggilan bagi orang kafir, pertobatan dari preloma Israel, kemurtadan besar dan

kesengsaraan, datangnya anti Kristus, dan adanya tanda-tanda keajaiban.

Berbeda halnya dengan Berkhof. Hitchcock dan Ice berpendapat bahwa pengangkatan

akan terjadi dalam hitungan detik sebelum tujuh tahun masa penderitaan besar. Pada

waktu yang sama, orang-orang percaya yang terangkat akan mengalami transformasi

percaya baik yang masih hidup di dunia maupun yang sudah mati akan bangkit. Mereka

yang mengalami kebangkitan ini juga akan mendapat tubuh fisik yang baru. 23

D. PENGANGKATAN DARI PERSPEKTIF REFORMED

Ligioner Ministries dalam artikel devosinya menyatakan,

22
Berkhof, Teologi Sistematika, 70
23
Hitchcock Ice, Left Behind, 21

8
Orthodox Christian teaching has always asserted that
Jesus will one day visibly return as Judge and King of
creation. The ecumenical creeds of the early church all
affirm that Jesus will “come again to judge the living and
the dead,” and the Reformed confessions that have
followed them also endorse this understanding.
Pernyataan tersebut memberikan pemahaman bahwa Teologi Reformed menerima

peristiwa pengangkatan yang memang dinyatakan oleh Kitab Suci. Hal ini juga terbukti

melalui kredo gereja mula-mula ataupun kredo yang dirumuskan oleh gereja Reformed

sendiri.24

R.C Sproul menyatakan, “The rapture is miraculous transportation of all living

Christians to heaven at the return of Jesus.”25 Pernyataan ini didasarkan Sproul atas

pemahamannya terhadap nats 1 Tesalonika 4:13-18. Paulus dalam nats ini menjelaskan

bahwa kedatangan Yesus yang kedua bukanlah sebuah rahasia melainkan visibel.

Mengapa? Sebab kedatangannya ada kedatangan fisik (bodily return), dan kedatangan

kemenangan (triumphant return), sebab Ia datang bukan lagi dalam kerendahan dan

kelemahan sebagaimana kedatangannya yang pertama, namun dalam kegagahan dan

kemuliaan.26

Gregg R. Allison menyatakan, “….the Protestant Reformers did not oppose the

amillennial eschatology of the Catholic Church.” Allison menjelaskan bahwa Martin

Luther menolak gagasan premilenialisme. Hal yang sama juga dinyatakan oleh John

Calvin yang mengkritik para pendukung premilenialisme. Calvin tidak setuju pernyataan

premilenialisme yang menyatakan penghancuran kejahatan dan pendirian kerajaan

milenial pada saat kedatangan Kristus yang kedua kali.27

24
Ligioner Ministries, The Rapture, dapat diakses di
https://www.ligonier.org/learn/devotionals/rapture/.com (waktu akses 20 April 2019, 17:38)
25
R.C.Sproul dalam Ligioner Ministries, What is the Rapture, Juli, 2016. Dapat diakses di
https://www.ligonier.org/blog/what-is-the-rapture/.com (waktu akses 20 April 2019, 17:20)
26
Sproul, What is Rapture, paragraf 1
27
Gregg R. Allison, Historical Theology, (USA : Zondervan, 2011), 690

9
Lebih dalam, Allison menjelaskan bahwa gerakan antipremilenialisme terus berlanjut

sampai zaman pasca-Reformasi. Salah satu teolog yang disebutkan Allison ialah

Quenstedt. Ia menyatakan bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali, kebangkitan

universal, penghakiman akhir, dan akhir dari bumi ini terjadi secara langsung dalam satu

urutan waktu dan tidak terpisah-pisah satu dengan yang lain.28

Masih menanggapi pandangan premileniarisme, Harun Hadiwijono menyatakan

bahwa penafisran mereka terhadap Kitab Wahyu tentang urutan kedatangan Yesus tidak

sesuai. Lebih lanjut Harun menyatakan bahwa kitab Wahyu merupakan suatu penyataan

atau suatu pengambilan tutup yang menutupi keselamatan yang dikaruniakan di dalam

Kristus. Kitab Wahyu dituliskan dengan maksud menghibur orang percaya yang masih

menderita sengsara dan masih dianiaya pada masa Tuhan Yesus masih memerintah dunia

secara tersembunyi. Harun lebih menyetuji bahwa kerajaan seribu tahun yang ditafsirkan

oleh premileniarisme sudah terjadi dan Kristus pada zaman ini sudah turut memerintsh

bersama-sama dengan orang beriman.29

Hithcock dan Ice menambahkan penjelasan bahwa antara kedatangan Yesus dan

pengangkatan adalah dua peristiwa yang berbeda namun terjadi dalam waktu yang sama

namun dalam fase atau tahapan yang berbeda. 30 Penjelasan mereka akan disajikan dalam

tabel berikut :

Pengangkatan Kedatangan Kristus Kedua Kali

Kristus datang di langit (1 Tes.4:16-17) Kristus datang ke dalam dunia (Zakh.14:4)

Kristus datang bagi orang-orang kudus (1 Kristus datang dengan orang-orang kudus

Tes.4:16-17) (1 Tes.3:13 ; Yud.1:14)

Kristus menuntut mempelai-Nya Kristus datang dengan mempelai-Nya

28
Allison, Historical, 691
29
Hadiwijono, Iman, 491
30
Hitchcock Ice, Left Behind, 36

10
Tidak dalam PL (1 Kor.15:51) Sering diprediksikan dalam PL

Tidak ada tanda-tanda Diketahui melalui beberapa tanda

(Mat.24:4-29)

Berkat dan damai (1 Tes.4:18) Destruksi dan penghakiman (2 Tes.2:8:12)

Hanya melibatkan orang percaya Melibatkan seluruh umat manusia

(Yoh.13:1-3 ; 1 Kor.15:51-55 ; 1 Tes.4:13- (Mat.24:1-25:46)

18)

Hanya umat kepunyaan-Nya yang akan Setiap orang akan melihat-Nya

melihat-Nya (Mat.24:27 ; Wahyu 1:7)

Tidak ada kaitannya dengan Setan Berhubungan dengan kekuasan Setan

(Wahyu 20:1-3)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian penulis dari berbagai literatur, maka kesimpulan tentang

pengangkatan adalah suatu peristiwa di mana orang-orang percaya akan diangkat

bersama dengan Kristus di awan-awan. Ada banyak pandangan yang membahas tentang

peristiwa ini, namun ada empat yang terkenal dan keempatnya berkaitan dengan waktu

terjadinya peristiwa pengangkatan. Keempat pandangan itu adalah pretribulasi,

premilenialisme, postmilenialisme, dan amilenialisme. Keempat pandangan ini memiliki

pandangan masing-masing terhadap waktu terjadinya peristiwa pengangkatan, namun

peristiwa-peristiwa yang dijelaskan memiliki kesamaan, yakni orang-orang percaya akan

diangkat bersama-sama dengan Kristus di dalam kerajaan sorga yang kekal.

Berkaitan tentang waktu dan objek yang akan diangkat, kelihatannya sudah cukup

jelas. Peristiwa pengangkatan akan terjadi pada saat kedatangan Yesus yang kedua kali

dan yang akan diangkat adalah orang-orang percaya. Namun, waktu spesifik pada

11
kedatangan Yesus dan hal apa yang akan dialami oleh orang percaya masih menjadi

pertanyaan. Secara personal, penulis berada pada posisi bahwa peristiwa pengangkatan

hanyalah sebuah sebutan untuk menjelaskan peristiwa yang disebutkan Alkitab bahwa

Kristus akan datang dalam awan-awan. Peristiwa ini sejatinya bertujuan untuk

menjelaskan bahwa orang percaya dan yang tidak percaya akan mengalami perlakuan

berbeda. Orang percaya akan menyatu dengan Kristus di dalam sorga, sedangkan orang

yang tidak percaya akan mengalami siksaan berat

REFERENSI

A. Buku

Allison, Gregg R. Historical Theology. USA : Zondervan, 2011

12
Berkhof, Louis. Teologi Sistematika 6 : Doktrin Akhir Zaman, Surabaya : Lembaga

Reformed Injili Indonesia, 1994

Gruden, Wayne. Systematic Theology. Grand Rapids, Michigan : Zondervan, 1994

Gundry, Robert H. The Church and The Tribulatio. Grand Rapids : Zondervan, 1973

Hadiwijono, Harun. Iman Kriste. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2016

Hitchcock, Mark dan Thomas Ice. Left Behind. Oregon : Multnomah, 2004

Hoekema,Anthony. Alkitab dan Akhir Zaman. Surabaya : Momentum, 2014

Ladd, George Eldon . The Blessed Hope. Grand Rapids, Michigan : WM.B Eerdmans Pub

B. Internet

Ligioner Ministries, The Rapture, dapat diakses di

https://www.ligonier.org/learn/devotionals/rapture/.com (waktu akses 20 April 2019,

17:38)

13

Anda mungkin juga menyukai